gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Kamis, 30 Juli 2009

3 gede, mi+si+fi ... notasi: 3_7_4... :P

Kamis, 30 Juli 2009 | 13:59

DANA KELOLAAN SCHRODER

Dana kelolaan Schroder Sentuh Rp 30 Triliun

JAKARTA. Schroder Investment Management Indonesia agaknya bakal kembali memantapkan diri sebagai manajer investasi (MI) paling mumpuni di dalam negeri. Porsi dana kelolaannya kini mulai melesat kembali seiring membaiknya pasar saham dan obligasi.

Menurut Direktur Schroder Michael Tjoajadi, jumlah dana kelolaannya telah mencapai Rp 28 triliun per Juni 2009. Ini jelas prestasi mengingat di akhir Desember 2008 lalu, porsi dana kelolaannya hanya Rp 13,72 triliun, turun drastis dari posisi Januari 2008 yang sebesar Rp 25,47 triliun. "Per akhir Juli 2009 ini jumlahnya mungkin sudah mencapai Rp 30 triliun," terang Michael di Jakarta, Rabu (29/7).

Selama ini, Schroder yang selalu masuk dalam jajaran tiga besar MI, selalu bersaing ketat dengan dua MI lain, yaitu Fortis Investments dan Manulife Aset Manajemen Indonesia. Akhir tahun lalu, Schroder yang selalu menduduki peringkat MI nomor satu, disalip oleh Manulife.

Jumlah dana kelolaan industri reksadana kini ditaksir telah mencapai angka Rp 100 triliun. Bila porsi dana kelolaan Schroder mencapai Rp 30 triliun, berarti kini mereka telah menguasai sepertiga industri.




Martha Dian Novita

... ini 3 besar yang menguasai produk yang gw inves ...

Rabu, 29 Juli 2009

rebutan produk atawa rayuan maut penjual

Rabu, 29 Juli 2009 | 07:19

INDUSTRI REKSADANA

Reksadana Terproteksi Berebut Dana


JAKARTA. Meski pamor reksadana saham belakangan lebih mencuat, tak berarti penerbitan reksadana terproteksi terhenti. Dalam waktu yang hampir bersamaan, beberapa produk reksadana terproteksi muncul di pasar.

Ambil contoh, Danareksa Investment Management baru saja menerbitkan reksadana terproteksi dalam denominasi dolar dengan nama Danareksa Proteksi Melati Dollar Amerika Serikat. Sekarang masa penawaran sedang berlangsung. "Kalau tidak ada perubahan penawaran masih akan berlangsung hingga 11 Agustus nanti," kata Head of Marketing Danareksa Investment Management Dyah Sofiyanti, kemarin (28/7).

Reksadana berdenominasi dolar ini akan memberi imbal hasil bersih antara 5% hingga 6% per tahun. "Ini sudah dikurangi biaya MI dan bank kustodian," ujar Dyah. Penempatan dana reksadana ini di instrumen surat utang negara dan obligasi korporasi.

Produk terproteksi lain muncul dari Mandiri Manajemen Investasi (MMI) lewat produk reksadana Mandiri Proteksi Dana Pendapatan Berkala 3. Dalam produk yang akan ditawarkan akhir bulan ini, MMI akan memberikan imbal hasil 9% per tahun.

Reksadana ini akan mengalokasikan seluruh dana nasabah pada obligasi korporasi. Investasi minimal Rp 10 juta. MMI menargetkan bisa mendapat total dana kelolaan produk ini hingga Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar.

Reksadana terproteksi lain juga meluncur dari kantor Lautandhana Investment Management. Manajer investasi ini meluncurkan produk Lautandhana Proteksi Dinamis.

Reksadana terbaru dari Lautandhana ini akan menempatkan dana nasabah pada saham dan Surat Utang Negara (SUN) dengan porsi 25% dan 75%. Sebab, saham sedang naik daun. Lautandhana berani memberi iming-iming imbal hasil hingga 15% per tahun.

Lautandhana menawarkan reksadana terproteksi ini sejak 23 Juli hingga awal Agustus nanti. Lautandhana mematok investasi awal minimal Rp 100 juta untuk produk ini.

Dyah mengakui sekarang ini memang investor sudah mulai banyak masuk lagi ke reksadana saham maupun reksadana campuran. "Tapi kalau dilihat, permintaan untuk reksadana terproteksi ini masih bagus," kata Dyah.

Analis Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan reksadana terproteksi ini cocok untuk investor yang bertujuan mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito. Apalagi reksadana masih bebas pajak bunga obligasi sampai tahun depan.

Namun, investor harus tahu betul isi reksadana terproteksi itu. Imbal hasil reksadana terproteksi ini akan lebih tinggi kalau isinya bukan surat utang negara.

Menurutnya, beberapa reksadana terproteksi yang muncul beberapa bulan lalu memiliki imbal hasil yang lebih menarik. Apalagi waktu itu banyak korporasi meluncurkan obligasi baru dengan kupon terbilang tinggi.

Penerbitan reksadana terproteksi ini pastinya akan menambah total dana kelolaan yang per 17 Juli 2009 lalu mencapai Rp 30,55 triliun dari total dana kelolaan reksadana semua jenis yang mencapai Rp 97,52 triliun.



Wahyu Tri Rahmawati KONTAN

Senin, 27 Juli 2009

NAB naek, saat investor REDEEM boo...

Senin, 27 Juli 2009 | 06:51

INDUSTRI REKSADANA

Dana Kelolaan Reksadana Capai Rp 98 Triliun


JAKARTA. Pertumbuhan industri reksadana terus melesat. Setidaknya, itu tampak dari pertumbuhan dana kelolaan reksadana.

Tahun ini, Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) menargetkan dana kelolaan reksadana atau Nilai Aktiva bersih (NAB) mencapai Rp 100 triliun. Tampaknya target tersebut akan terlampaui dalam waktu dekat.

Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), hingga 22 Juli 2009, total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana telah mencapai Rp 98,1 triliun atau 98% dari target APRDI.

Jadi, kurang Rp 1,9 triliun agar target itu tercapai. "Saya yakin NAB reksadana akan terus naik lebih dari Rp 100 triliun," kata Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, akhir pekan lalu.

Sampai saat ini, pertumbuhan NAB reksadana saham masih menopang kenaikan total dana kelolaan reksadana. Akhir 2008, dana kelolaan reksadana saham masih Rp 19,89 triliun. Hingga 22 Juli, kelolaan reksadana saham sudah mencapai Rp 32,7 triliun atau tumbuh 64%.

Total NAB reksadana terproteksi menduduki tempat kedua. Sesuai data terbaru tadi, dana kelolaan reksadana mencapai Rp 30,6 triliun, naik 4,4% ketimbang akhir 2008.

Urutan ketiga dan keempat masing-masing ditempati NAB reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran. Dalam tujuh bulan terakhir, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap naik 27,5% menjadi Rp 13,9 triliun. Sementara kelolaan reksadana campuran menjadi Rp 12,9 triliun atau naik 29% ketimbang akhir 2008.

Michael Tjoajadi, Direktur PT Schroder Investment Management mengungkapkan, ada dua penyebab kenaikan dana kelolaan reksadana ini. Pertama, kenaikan nilai aset dasar (underlying asset) reksadana, terutama reksadana saham. Kedua, kenaikan jumlah unit penyertaan.

Pertumbuhan nilai aset dasar reksadana lebih dominan menopang kenaikan NAB reksadana daripada kenaikan jumlah unit penyertaan. Lihat saja kenaikan harga saham yang menjadi aset dasar reksadana saham dan campuran.

Sejak akhir 2008 hingga 22 Juli 2009, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) telah naik 56,82% menjadi 2.125,61. Adapun unit penyertaan reksadana hanya tumbuh 7,8%, dari 60,9 miliar jadi 65,7 miliar unit.

Michael optimistis, target dana kelolaan industri akan tercapai. "Sebab masih banyak MI yang berniat menerbitkan reksadana baru lagi hingga akhir tahun nanti," ungkap Kepala Kompartemen Peraturan APRDI itu.

Harris Halimunthu, Fund Manager BNI Securities memperkirakan hingga akhir tahun dana kelolaan industri reksadana mencapai Rp 120 triliun. "Asalkan, IHSG terus memberikan sinyal positif alias naik terus," paparnya.



Abdul Wahid Fauzie KONTAN

... gw mo tanya ke investor reksa dana: APA TUJUAN UTAMA BERINVESTASI REKSA DANA? mencari laba untuk bisa memenuhi kebutuhan... well, bener ... itu artinya, kapan LABA itu datang? yaitu saat NAB NAEK ... jadi saat ini ketika nab naek, adalah saat investor untuk mencairkan sebagian bwat kebutuhan yang mendesak ... tapi bwat gw, juga berarti, untuk mengantisipasi kemungkinan NAB TURUN lage ... begitu dong

Jumat, 24 Juli 2009

saat di puncak, ati2 bo

Investasi Jamsostek Kembali Positif
Kamis, 23 Juli 2009 | 20:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Jamsostek mencatat unrealize gain atau keuntungan secara nilai dari portofolio saham dan reksadana termasuk obligasi Rp 2 triliun per 30 Juni 2009. Padahal, pada akhir 2008 sempat membukukan unrealize loss atau kerugian nilai dengan nominal hampir sama.

Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga mengatakan kenaikan nilai investasi itu didorong perkembangan harga yang terjadi di bursa saham. "Setelah sempat mengalami penyusutan yang besar, portofolio saham yang dimiliki perseroan mengalami peningkatan dengan waktu hanya enam bulan," kata Hotbonar di Jakarta, Rabu (22/7) malam.

Dia menjelaskan, meskipun pada tahun lalu portofolio Jamsostek negatif, namun perseroan tidak menjual karena solvabilitas masih kuat. Menurut dia, portofolio saham dan reksadana merupakan 20 persen dari total investasi Jamsostek yang mencapai Rp 73 triliun. Komposisinya sebesar 12 persen di saham dan 8 persen di reksadana. Sedangkan, sebesar 30 persen atau Rp 21 triliun merupakan deposito dan sisanya di obligasi, dimana 80 persen diantaranya merupakan obligasi negara seperti SUN.

Hotbonar optimistis target hasil investasi tahun ini yang dipatok sebesar Rp 6,2 triliun bisa tercapai. Pasalnya, hingga akhir semester pertama 2009 sudah tercapai 68 persen dari target atau sekitar Rp 4,21 triliun. Dia juga yakin target keuntungan bersih sebesar Rp 1,12 triliun tahun ini akan terlampaui.

EKO NOPIANSYAH

Rabu, 22 Juli 2009

saat di puncak, ati2

Rabu, 22 Juli 2009 | 07:15

DANA KELOLAAN REKSADANA

Target Terlampaui, MI Bikin Target Baru


JAKARTA. Reksadana masih menjadi pilihan favorit masyarakat dalam berinvestasi. Para manajer investasi (MI) yakin benar akan hal ini. Makanya para MI optimistis bisa menggaet banyak dana kelolaan baru selama tahun ini.

PT Schroder Investment Management Indonesia, misalnya, sudah dua kali merevisi target dana kelolaan tahun ini. Semula, MI yang memiliki dana kelolaan terbesar di Indonesia ini memasang target dana kelolaan Rp 24 triliun.

Nyatanya, target tersebut sudah terlewati semenjak April 2009. "Dana kelolaan kami pada April mencapai Rp 24,5 triliun," kata Michael Tjoajadi, Direktur Schroder Investment Management Indonesia.

Schroder kemudian menaikkan target dana kelolaannya menjadi Rp 28 triliun. Pada 17 Juli 2009, dana kelolaan Schroder sudah menembus Rp 28,3 triliun. "Sekarang kami merevisi lagi menjadi Rp 28,5 triliun," ujar Michael.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) juga bersiap merevisi target dana kelolaannya. Menurut Presiden Direktur MAMI Denny Thaher, total dana kelolaan MAMI saat ini mencapai Rp 21 triliun. Ini melebihi target awal sebesar Rp 20 triliun.

Namun, Denny belum mau mengungkap target dana kelolaan terbaru mereka. "Masih kami bahas," imbuhnya.
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen juga bersiap menaikkan target dana kelolaan tahun ini menjadi sekitar Rp 7 triliun. Semula, Batavia menargetkan dana kelolaan reksadana Rp 6 triliun.

Sampai awal Juli 2009, "Dana kelolaan kami sudah mencapai Rp 5,8 triliun," kata Angky Hendra, Manajer Investasi Batavia Prosperindo.

Ada dua sumber kenaikan dana kelolaan para MI. Pertama, kenaikan jumlah penyertaan. Kedua, lonjakan dana kelolaan reksadana juga terjadi karena naiknya nilai aset dasar atau underlying asset reksadana. Menurut Angky, lonjakan dana kelolaan reksadana lebih banyak didorong kenaikan nilai aset dasar reksadana ketimbang kenaikan jumlah nasabah.

Data Bapepam-LK menunjukkan, dari akhir 2008 sampai 1 Juli 2009, jumlah unit penyertaan reksadana bertambah 8% dari 60,97 miliar unit menjadi 65,7 miliar unit. Pada periode sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai aset reksadana saham dan campuran, naik 51,9%.



Abdul Wahid Fauzie KONTAN

Selasa, 21 Juli 2009

ledakan itu ujian dan PELUANG bo

21/07/2009 - 13:02
Bapepam; Tak Ada 'Redemption' di Reksadana
Susan Silaban


(inilah.com /Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Bapepam-LK mengisyaratkan tidak ada penarikan besar-besaran atau redemption pasca terjadinya tragedi bom Mega Kuningan pad 17 Juli 2009 lalu.

Hal ini dijelaskan Kabiro Pengolahan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto di Bapepam-LK, Selasa (21/7). "Nggak ada redemption di reksadana. Investor sudah belajar dari pemboman kemarin," jelas Djoko.

Peristiwa bom di Mega Kuningan ini tidak mencerminkan adanya redemption di industri reksadana. Dari data per 2 Juli 2009, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana mencapai Rp95,896 triliun. Dari jumlah ini, reksadana pendapatan tetap naik 5,68% menjadi Rp14,488 triliun dibandingkan 30 Juni 2009 sebesar Rp13,688 triliun dan reksadana saham meningkat 3,31% menjadi Rp31,725 triliun. [san/cms]

Rabu, 15 Juli 2009

mandiri memberi proteksi tukh... double protection

Rabu, 15 Juli 2009 | 06:28

PENERBITAN REKSADANA BARU

Mandiri Rilis Reksadana Terproteksi

JAKARTA. PT Mandiri Manajement Investasi (MMI) kembali meluncurkan reksadana terproteksi. Reksadana teranyar itu bernama Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 2 dan 3. Kedua reksadana terproteksi ini telah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 15 Juni 2009 lalu.

Rencananya, MMI akan menggunakan agen penjual dalam proses pemasarannya. PT Bank Mandiri Tbk akan menjadi agen penjual Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 2. Adapun, Dana Pendapatan Berkala 3 akan dipasarkan oleh satu bank asing di Indonesia. "Namun, kami belum bisa menyebutkan identitasnya," kata Ronggo Asmoro, Direktur MMI, Jumat (10/7).

Ronggo berharap bisa memulai masa penawaran dua reksadana terproteksi tersebut bulan ini. Target pasarnya tidak cuma investor ritel, tapi juga institusi.

Kedua reksadana terproteksi tadi punya karakteristik serupa, yakni menempatkan 70% dana investor ke instrumen obligasi korporasi dan pemerintah. Selebihnya diputar di instrumen pasar uang. "Obligasi korporasinya sudah pasti yang tergolong investment grade," tutur Ronggo.

Yang membedakan kedua reksadana tersebut adalah masa investasinya. Pendapatan Berkala 2 memiliki tenor tiga tahun, sedangkan Pendapatan Berkala 3 hanya dua tahun. "Investor saat ini lebih menyukai instrumen investasi jangka pendek. Sebab, suku bunga tahun depan diperkirakan naik," jelas Ronggo.

MMI masih belum bisa memberikan ancar-ancar imbal hasil dari kedua reksadana terproteksi tersebut. Yang jelas, MMI berharap bisa meraup dana Rp 400 miliar dari penerbitan kedua reksadana ini. "Kami menargetkan dana kelolaannya Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar untuk satu reksadana," ungkap Andreas M. Gunawidjaja, Direktur MMI, kemarin (14/7).

Tahun ini, MMI telah menerbitkan lima reksadana terproteksi. Kelima reksadana ini menyumbang Rp 1,5 triliun total dana kelolaan MMI.

Sebanyak Rp 524 miliar berasal dari Mandiri Syariah Terproteksi Pendapatan Prima 1, Rp 140,5 miliar dari Pendapatan Prima 2, dan Rp 263,5 miliar dari Pendapatan Prima 3. Kemudian, dari Mandiri Terproteksi Obligasi Pemerintah Dollar senilai Rp 75 miliar dan Mandiri Dana Protected Berkala 7 senilai Rp 500 miliar. Per Juni, total dana kelolaan MMI mencapai Rp 11 triliun.



Abdul Wahid Fauzi KONTAN

Selasa, 14 Juli 2009

NAB naek, dana biasa2 aja tukh

Senin, 13 Juli 2009 | 08:26

DANA KELOLAAN REKSADANA

Dana Kelolaan Melonjak Akibat Portofolio Reksadana Melesat


JAKARTA. Lonjakan dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) ternyata lebih banyak berasal dari kenaikan harga aset dasar reksadana. Kenaikan dana investor baru masih minim.

Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memperlihatkan, per 1 Juli 2009, NAB reksadana naik 31% dari posisi akhir Desember 2009 menjadi Rp 96,8 triliun.

Tapi, jumlah unit penyertaan pada periode tersebut hanya meningkat 8%, dari 60,97 miliar unit penyertaan menjadi 65,7 miliar unit penyertaan. "Berarti kenaikan NAB karena aset portofolio reksadananya yang melesat tajam," kata Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, akhir pekan lalu (10/7).

Reksadana terproteksi masih memiliki jumlah unit penyertaan tertinggi, yakni mencapai 28,6 miliar unit. Namun dari sisi kenaikan dana kelolaan, NAB reksadana ini naik 3% jadi Rp 30,2 triliun.

Menyusul di belakangnya, reksadana saham memiliki 11,5 miliar unit penyertaan. Nilai NAB reksadana saham meningkat 59% menjadi Rp 31,7 triliun. Kemudian, reksadana pendapatan tetap mempunyai 11,12 miliar unit penyertaan, reksadana campuran 7,8 miliar unit penyertaan, dan reksadana syariah 2,8 miliar unit penyertaan.

Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Ronggo Asmoro berpendapat, unit penyertaan reksadana terproteksi naik paling tinggi karena reksadana jenis ini memberikan rasa nyaman bagi investornya. "Dana awalnya tetap terlindung saat kondisi pasar tidak stabil," imbuhnya.



Abdul Wahid Fauzi KONTAN

Rabu, 08 Juli 2009

produk yang relatif aman...

08/07/2009 - 17:30
Peringkat Reksadana Pasar Uang Batavia ‘idAA+f’
Susan Silaban


(Foto/ Bayu Suta)
INILAH.COM, Jakarta – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat kualitas kredit untuk reksadana pasar uang Si DanaKas Maxima (rekdasana) yang dikelolah oleh Batavia Properindo Asset Management pada ‘idAA+f’.

Demikianlah hasil riset analis Pefindo Vonny Widjaja dalam rilis ke INILAH.COM, Jakarta, kemarin.

Peringkat tersebut ditetapkan berdasaran portofolio Reksadana per 29 Mei 2009. peringkat tersebut mencerminkan underlying asset dari Reksadana tersebut memberikan proteksi yang kuat terhadap kerugian yang terjadi dari kemungkinan gagal bayar aset-aset tersebut. Porsi penempatan kas pada bank dengan peringkat di bawah kategori A berdasarkan penilaian Pefindo tetap relatif di sekitar 12% dari total portofolio, sedikit meningkat menjadi 29,9% pada bulan Mei 2009 dari 25,2% di bulan April 2009.

Termasuk di dalam porsi kategori AAA adalah obligasi pemerintah Indonesia sebesar 24,4% dari total portofolio. Walaupun Pefindo tidak memberikan peringkat terhadap obligasi pemerintah, Pefindo yakin bahwa obligasi pemerintah memiliki kualitas paling kuat duantara instrumen yang diterbitkan di Indonesia. Oleh karena itu, Pefindo menilai obligasi pemerintah Indonesia memiliki peringkat AAA. [san/cms]

Jumat, 03 Juli 2009

ya iyalah, kalo GA NAEK, dilikuidasi aja ...he3

Jumat, 03 Juli 2009 | 08:00

NAB REKSADANA

Enam Bulan Pertama, NAB Reksadana Naik 29,3%


JAKARTA. Lonjakan harga aset dasar reksadana dan penambahan nasabah baru menyebabkan total dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) reksadana meningkat pesat. "Hingga 25 Juni, dana kelolaan reksadana sudah mencapai Rp 95,79 triliun," kata Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), kemarin (2/7).

Itu berarti, selama enam bulan pertama, NAB reksadana sudah naik Rp 21,7 triliun atau 29,3% dari posisi NAB akhir tahun lalu yang senilai Rp 74,1 triliun.

Masih belum jelas NAB reksadana yang naik paling tinggi. Merujuk data per Mei 2009, reksadana saham dan reksadana terproteksi paling banyak menyumbang kenaikan total NAB reksadana waktu itu. Kontribusi reksadana saham Rp 29,5 triliun dan terproteksi Rp 29,9 triliun.

Jumlah nasabah pun meningkat dari 350.000 nasabah per Januari menjadi 356.700 nasabah per Mei. "Tahun ini, dana kelolaan reksadana bisa Rp 100 triliun," kata Abiprayadi Riyanto, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI).

Dari jumlah produk, sebenarnya penerbitan reksadana baru tidak sebanyak tahun lalu. Bapepam-LK mencatat, semester pertama 2009, manajer investasi (MI) menerbitkan 52 produk baru, antara lain 37 reksadana terproteksi, enam reksadana campuran, tiga reksadana saham, dan tiga reksadana pendapatan tetap.

Sedangkan selama semester pertama tahun lalu, MI merilis 95 reksadana baru. Rinciannya, 44 reksadana terproteksi, 14 reksadana saham, 23 reksadana pendapatan tetap, 11 reksadana campuran, dan 3 reksadana pasar uang.

Beberapa MI mengaku kurang gencar menerbitkan reksadana baru karena kondisi pasar belum mendukung. Para MI juga mengeluhkan pengenaan pajak reksadana berbasis obligasi.

Belum lagi, sekarang ada keharusan bagi bank agar mengantongi izin dari Bank Indonesia jika ingin menjadi agen penjual reksadana. "Jadi, MI lebih banyak menggenjot reksadana yang ada," kata Ahmad Subagja Presiden Direktur Lautandhana Investment.



Abdul Wahid Fauzie KONTAN