gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Minggu, 27 November 2011

panin kelola sasaran Rp16T@2012 ... 271111

Panin Aset Managemen Harap AUM Rp16T pada 2012 Oleh: Agustina Melani Pasar Modal - Minggu, 27 November 2011 | 13:09 WIB INILAH.COM, Jakarta - PT Panin Asset Management akan merilis minimal tiga produk reksa dana baru dengan target dana kelolaan/asset under management (AUM) bisa mencapai Rp16 triliun pada 2012. "Dana kelolaan dapat naik 60% pada 2012. Kita akan mengeluarkan minimal tiga produk reksa dana konvensional pada tahun depan," ujar Presiden Direktur PT Panin Asset Management Winston Sual, akhir pekan ini. Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya mengeluarkan produk reksa dana konvensional untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berbeda-beda. Selain itu, reksa dana konvensional lebih berorientasi kepada hasil. Pihaknya akan mengeluarkan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. PT Panin Asset Management menargetkan dana kelolaan sebesar Rp10 triliun pada 2011. Hingga kini, dana kelolaan perseroan telah mencapai Rp9 triliun. Winston menuturkan, kenaikan dana kelolaan mencapai Rp9 triliun didukung dari kenaikan nasabah reksa dana dan unit baru. Per Oktober 2011, PT Panin Asset Management mencatatkan 23 reksa dana dengan 14 ribu rekening nasabah institusi dan ritel.

Jumat, 25 November 2011

Schroder MEMBEBANI investor

Schroder ubah klausul kontrak reksa dana Oleh Irvin Avriano A. Rabu, 23 November 2011 | 18:48 WIB bisnis indonesia JAKARTA: PT Schroder Investment Management Indonesia mengganti klausul kontrak investasi kolektif (KIK) pada dua reksa dananya. Hal itu terungkap di dalam keterbukaan informasi reksa dana saham Schroder 90 Plus Equity Fund dan Reksa Dana Terproteksi Schroder IDR Regular Dividend Plan I yang dimuat di surat kabar hari ini. Berdasarkan data itu, salah satu klausul yang sama-sama ingin diubah dalam KIK adalah adanya penambahan biaya yang dibebankan kepada reksa dana. "Penambahan biaya yang dibebankan kepada reksa dana sehubungan dengan penambahan kewajiban penerbitan dan penyampaian laporan bulanan kepada pemegang unit penyertaan," ujar manajemen Schroder dalam keterbukaan itu. Schroder Indonesia merupakan manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia, dengan total dana kelolaan sekitar Rp55 triliun---Rp56 triliun pada akhir September. Dana kelolaan itu terdiri dari reksa dana dan kelolaan jenis lain. Kelolaan produk reksa dana perseroan pada periode yang sama mencapai Rp42 triliun. Perusahaan itu merupakan anak usaha dan afiliasi dari pengelola aset global Schroders Plc yang sahamnya dicatatkan di Bursa London, Inggris, dengan kode SDR. (faa) ... apakah ini pertanda KRISFINALO 2011 sudah SEMAKIN MEMBEBANI para MANAJER INVESTASI dan INVESTOR ... kayanya iya ... WA$PADA LAH :)

Selasa, 22 November 2011

likuidasi reksa dana mega dana saham syariah

Lho... reksa dana saham syariah Mega Capital bubar Oleh Irvin Avriano A. Rabu, 16 November 2011 | 16:05 WIB bisnis indonesia JAKARTA: PT Mega Capital Investama, manajer investasi Grup Para milik Chairul Tanjung, berniat membubarkan produk Reksa Dana Mega Dana Saham Syariah. Hal itu diumumkan perusahaan sebagai pengelola reksa dana tersebut, bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai kustodian produk, dalam keterbukaan informasinya di surat kabar hari ini. "Mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian hasil likuidasi Reksa Dana Saham Syariah," ujar kedua perusahaan hari ini. Namun, data itu tidak merinci alasan rencana pembubaran produk berbasis efek syariah tersebut. Data paling awal di situs Bapepam-LK menunjukkan nilai aktiva bersih reksa dana tersebut sudah tercatat sejak akhir September 2008. Posisi tertinggi nilai aktiva bersih Mega Dana Saham Syariah adalah sebesar Rp44,56 miliar pada September tahun lalu. Hingga akhir bulan lalu, reksa dana tersebut masih menyisakan nilai aktiva bersih sebesar Rp9,68 miliar yang terdiri dari 4,7 juta unit penyertaan. (Bsi)

RDC @panin ... 221111

PT Panin Asset Management akan mengerluarkan satu produk reksa dana baru. Dengan jenis campuran, reksa dana ini akan ditargetkan mengelola dana Rp 500 miliar. Demikian disampaikan Direktur Utama PT Panin Asset Management Winston Sual di Graha Niaga, Jakarta, Selasa (22/11/2011). Perseroan akan menempatkan dana 80% di saham, sisanya 20% pada obligasi pemerintah dan asar uang. Porsi dapat disesuaikan menjadi 50:50 tergantung situasi pasar terkini. Reksa dana ini akan terbit di Desember 2011. Skema penempatan dana dipercaya membuat rasa aman kepada investor di tengah kondisi pasar saham yang fluktuatif. Perseroan menetapkan minimum investasi Rp 1 juta, dengan imbal hasil (yield) rata-rata 20-25% per tahun. Selama ini Panin tidak agresif pada penerbitan produk investasi baru, pasalnya manajeman mengutamakan hasil dan kinerja yang baik. Dengan satu produk ini, total dana kelolaan Panin Asset Management diharapkan naik hingga Rp 10 triliun di akhir tahun, dari posisi September Rp 9 triliun. Demi memaksimalkan penjualan produk, perseroan akan memperkuat tenaga pemasar dan distribusi. "Kita tambah tenaga pemasar menjadi 100 dan akan meningkatkan kualitas," ucapnya. Sumber: detikcom

Sabtu, 19 November 2011

saran dari orang laen soal INVESTASI @KRISIS

Memilih Investasi di Saat Krisis Oleh Herry Gunawan | Newsroom Blog – Kam, 17 Nov 2011 yahoo indonesia
Krisis di depan mata. Perkiraan Bank Indonesia, imbas tahun depan krisis global akan makin terasa. Apalagi sekarang, sudah US$ 4,7 miliar dana asing ditarik keluar. ... well, info mutakhir: capital outflow = USD 10 Milyar lebe : per 31 Oktober 2011
Setelah lewat saluran pasar keuangan, krisis biasanya akan masuk lewat saluran sektor riil. Lemahnya daya beli di negara mitra dagang Indonesia membuat ekspor kita mengalami hambatan. Berarti, Indonesia sedang menanti datangnya efek negatif lebih dalam dari krisis yang sedang terjadi di kawasan global.
Bagaimana menyikapinya? Ada nasihat klasik yang tak ada ruginya jika dijalankan. Yakni, sikapi situasi dengan tenang. Mulailah menghitung langkah apa yang harus dilakukan dengan tepat. Yang terpenting, amankan nilai aset atau uang dalam genggaman sekarang.
Persiapan diawali dengan mulai menghitung nilai uang sekarang (present value) dan nilai uang akan datang (future value), yang sudah menjadi rumus umum. Simulasinya seperti ini:
Asumsikan saat ini ada uang lebih di tabungan sebesar Rp 5.000.000. Katakanlah inflasi tahun depan sama dengan tahun ini yaitu 6 persen (0,06). Jika tidak diinvestasikan, tahun depan nilai dana tersebut setara dengan nominal uang sekarang dikurangi nilai inflasi. Hasilnya adalah Rp 4.700.000.
Seandainya diinvestasikan, pertama-tama yang harus dihitung adalah nilai uang sekarang yang dipengaruhi oleh suku bunga, atau bahasa lainnya biaya memegang uang. Katakanlah suku bunga yang ditawarkan atau berlaku 10 persen.
Nilai uang sekarang atau yang biasa disebut present value adalah nominal uang sekarang atau Rp 5.000.000 dikalikan dengan 1,1 (1 ditambah suku bunga: 0,1). Hasilnya: Rp 4.454.455. Sedangkan untuk mencari nilai mendatang atau future value, maka present value dikalikan dengan 1,1. Hasilnya, Rp 5.000.000, walaupun secara nominal besarnya lebih dari itu.
Suku bunga hasil simulasi ini (silakan coba-coba) bisa digunakan sebagai patokan dalam memilih instrument investasi. Intinya, suku bunga yang ditawarkan harus lebih dari suku bunga patokan tersebut. Mari lihat sejumlah instrumennya:
Saham
Instrumen yang satu ini biasanya langsung terimbas negatif jika ada krisis. Pada akhir perdagangan periode 2008 ketika krisis keuangan mencapai puncaknya, indeks harga saham gabungan terkoreksi mencapai 51 persen. Seandainya punya nyali bermain di instrumen ini, sebaiknya diperhatikan sektor-sektor yang memiliki daya tahan lumayan kuat.
... well, 2 saham ini, antm dan mapi, gw INVES saat ini dan sejak beberapa waktu yang lalu (liat posting awal gw soal inves saham2 ini di link ini: mapi BISNIS bwat INDON yang MAKIN KAYA dan gw beli antm SAAT investor profesional RAGU-RAGU
Saat ini, industri dengan orientasi domestik cukup kokoh dibandingkan industri lainnya. Sebagai contoh, peternakan, bank, asuransi, rumah tangga, dan pertanian. Sehingga, imbas krisisnya kemungkinan kecil dan yang penting cepat pulih. Namun, industri yang berbasis ekspor seperti pertambangan, sangat rentan mengingat rasio ekspornya sangat tinggi. ... well, bandingkan dengan tren beberapa saham gw: simak saham bbri, kija, mapi, dan cpin
Surat utang
Instrumen ini juga layak diperhatikan. Biasanya, pemerintah menerbitkan surat utang untuk menutup kebutuhan kas jangka pendek, membiayai defisit anggaran, atau untuk mengelola portofolio utang negara. Agar menarik, suku bunga yang ditawarkan di atas suku bunga yang berlaku. Investasi ini bebas risiko gagal bayar lantaran penerbitnya adalah negara. Pada tahun 2008, di tengah krisis itu, imbal hasil yang ditawarkan rata-rata di atas 10 persen. Lumayan. ... well, simak juga posting gw ini : harga SUN naek dan RDPT emang ngejoss
Reksadana
Sebegai instrument moneter, senjata ampuh yang digunakan Bank Indonesia untuk menghadapi tekanan adalah suku bunga. Indikator ini perlu diintip karena potensial memberikan keuntungan melalui reksadana yang ditempatkan di pasar uang.
... contoh RD Pendapatan Tetap yang masih cenderung naek: 


3 grafik terakhir adalah tren reksa dana saham: bnp paribas ekuitas (mantan fortis ekuitas), panin dana maksima, dan mandiri investa ekuitas dinamis ... well, maseh menjanjikan sih :)
Emas
Secara agregat tahunan, betul emas memberikan nilai lebih. Walau relatif tahan terhadap gejolak, tingkat keuntungannya tak selalu sesuai harapan. Belajar dari tahun 2008 yang agak mirip dengan sekarang, harga emas di pasar internasional yang dilansir Kitco, pada tahun itu naik 42 persen (patokan harga awal Januari) dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kalau beli Desember 2007 dan jual Desember 2008, nilai lebihnya hanya 5 persen, dari USD 829,00 per troy ounce (sekitar 31 gram) jadi USD 869,75.
Dan pada Januari 2009, turun 0,4 persen dibanding periode sama sebelumnya, atau dari USD 923,25 menjadi USD 919,50. Sementara Desember ke Desember naik 25 persen. Karena itu, agar tetap dapat untung maksimal, perhatikan waktu antara membeli dan rencana menjual.
Hal penting lainnya, jangan tempatkan dana pada satu instrumen investasi seperti menyimpan telur dalam satu keranjang. Sekali jatuh, pecah semua. Sebaiknya tempatkan dana pada beberapa instrumen agar aman atau tidak pada satu emiten di bursa saham.
Perlu juga digunakan patokan besaran dana yang diinvestasikan pada satu instrumen. Dengan nilai “X” rupiah yang dipatok untuk belanja investasi, misalnya pada saham, berarti membeli sedikit di saat naik dan membeli banyak di saat turun. Jangan mudah tergiur.
Namun pada akhirnya, putuskan yang nyaman dan aman bagi Anda. Herry Gunawan jadi wartawan pada 1993 hingga awal 2008. Sempat jadi konsultan untuk kajian risiko berbisnis di Indonesia, kini kegiatannya riset, sekolah, serta menulis. ... well, gw baru aja posting komentar gw soal ORANG KAYA RAYA BISA BANGKRUT dan gimana gw BERINVESTASI SAHAM dan TIDAK BANGKRUT lah :) YOUR INVESTMENT is DANGEROUS

Senin, 14 November 2011

yield SUN turun = harga SUN NAEK, rdpt JUGA naeK

Turunnya suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,5% pada September 2011 mendorong penurunan imbal hasil surat berharga negara (SBN). Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia edisi November 2011 mengungkapkan, secara keseluruhan rata-rata imbal hasil SBN pada Oktober 2011 turun 56 bps menjadi 6,13% dibandingkan imbal hasil September sebesar 6,69%. Bank Indonesia (BI) mendata imbal hasil SBN selama Oktober untuk tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing turun sebesar 60 bps, 60 bps dan 41 bps. Kendati menurun, namun kondisi pasar keuangan dalam negeri yang membaik dan meredanya sentimen global mendorong investor asing menambah eksporsurnya di pasar SBN. Selama Oktober 2011 investor asing mencatatkan pembelian neto (net buy) sebesar Rp73,9 triliun. Angka ini melonjak 209,2% alias empat kali lipat dibandingkan net buy yang tercatat pada September 2011 sebesar Rp 23,9 triliun. Bank sentral menyebutkan aksi beli asing terutama terjadi pada instrumen SBN jangka pendek dan menengah. Selain didukung oleh faktor makro dan risiko fiskal yang terkendali, minat beli asing juga terkait dengan imbal hasil yang menarik, ekspektasi pencapaian investment grade, serta meredanya sentimen negatif global. http://investasi.kontan.co.id/v2/read/1321253259/82631/Sebulan-rata-rata-imbal-hasil-SUN-turun-56-bps- Sumber : KONTAN.CO.ID

Jumat, 04 November 2011

NAB Reksa Dana NAEK @Oktober 2011: 041111

Setelah periode September nilai aktiva bersih (NAB) produk reksa dana turun menjadi Rp 149,91 triliun, maka di Oktober tren kenaikan kembali terjadi. NAB industri reksa dana pada bulan Oktober lalu mencapai Rp 157,46 triliun. Menurut data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), total dana kelolaan Oktober ini mencerminkan jumlah unit 91,647 miliar. Pencapaian ini kembali membaik dibandingkan bulan September. Pada September NAB reksa dana berada di level Rp 149,91 triliun dengan jumlah unit 86,49 miliar. Tren kenaikan bulanan NAB terlihat sejak awal tahun. Januari NAB reksa dana mencapai Rp 136,07 triliun. Akumulasi dana kelolaan ini terus naik hingga periode Agustus 2011, Rp 153,806 triliun. Satu bulan berselang, NAB reksa dana turun menjadi Rp 149,91 triliun akibat penarikan oleh investor yang khawatir akan krisis Eropa bakal merambat ke dalam negeri. Tidak butuh waktu lama, sesaat kemudian investor dapat lebih tenang bahkan melakukan penambahan investasi (subscription). Namun dana kelolaan industri reksa dana hingga Oktober belum dapat mengalahkan pencapaian di akhir 2010, yang mencapai Rp 170,92 triliun. Pelaku industri reksa dana banyak yang mengatakan, 2010 merupakan tahun keemasan reksa dana. Hingga sulit hal ini terulang lagi di 2011, meski masih terjadi pertumbuhan. Sumber: detikcom

CIMB NIAGA terple$et (101111)

... bwat investor / calon investor, DIVERSIFIKASI itu PENTING, jadi simak juga VARIASI BANK KUSTODIAN (yaitu bank tempat penyimpanan dana nasabah) ...
Title : BNGA: CIMB Niaga Tuding Falcon Biang Kerok Penggelapan Reksa Dana PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) tak mau disalahkan dalam kasus penggelapan dana nasabah reksa dana PT Falcon Asia Resources Management. Menurut CIMB, pemalsuan ini murni kesalahan oknum manajemen Falcon karena adanya modus tanda tangan palsu. Menurut Sn. VP Head of Securities Services CIMB Niaga Agus Susantor, pemalsuan tanda tangan bahkan sudah diakui oleh manajemen Falcon dalam pertemuan di Hotel Sari Pan Pacific, pada 6 Mei lalu. (detik/uth)
CIMB Niaga tepis kasus reksa dana Falcon Oleh Bunga Dewi Kusuma & M. Tahir Saleh Kamis, 10 November 2011 | 18:00 WIB bisnis indonesia JAKARTA: PT Bank CIMB Niaga Tbk menyatakan telah melakukan segala prosedur pencairan dana nasabah produk reksa dana Falcon Optima Plus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Senior Vice President CIMB Niaga Agus Susanto mengatakan selama menjadi bank kustodian bagi produk PT Falcon Asia Resources Management tersebut, pihaknya selalu menjalankan proses transaksi sesuai dengan kontrak investasi kolektif (KIK) yang telah disepakati kedua pihak. “Dalam KIK itu, yang berhubungan langsung dengan nasabah adalah MI [manajer investasi]. Tugas kami adalah mengawasi dan mencatat transaksi nasabah melalui MI. Adapun, konfirmasi mengenai transaksi kami kirimkan kepada MI,” ujarnya di Jakarta hari ini. Sekretaris Perusahaan sekaligus Wakil Direktur CIMB Niaga Harsya Denny Suryo menambahkan ketentuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengenai kewajiban penyampaian konfirmasi transaksi kepada nasabah baru berlaku pada April 2011 melalui surat edaran No. S 4065/ BL/ 2011. Sementara itu, tuturnya produk Falcon Optima Plus sudah mulai diperdagangkan pada 3 September 2008, tiga tahun sebelum peraturan tersebut ditetapkan, sehingga apa yang dilakukan manajemen tidak menyalahi peraturan. “Jadi kami sebenarnya tidak punya kewajiban saat itu untuk berhubungan dengan investor. Kapasitas kami adalah mengawasi transaksi dari Falcon,” tuturnya. Sebelumnya, Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK Robinson Simbolon mengungkapkan CIMB Niaga telah melanggar UU No. 8/ 1995 tentang Pasar Modal karena tidak melakukan konfirmasi transaksi kepada nasabah. Berdasarkan UU No. 8/ 1995 tentang Pasar Modal pasal 56 ayat 5 disebutkan bahwa lembaga penyimpanan dan penyelesaian, bank kustodian, atau perusahaan efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening efek. Menanggapi hal tersebut, Kuasa Hukum CIMB Niaga Robertus Billitea menjelaskan pemegang rekening yang dimaksud dalam pasal tersebut adalah manajer investasi selaku pengelola dana nasabah reksa dana. Terkait dengan jumlah dana kelolaan produk Falcon Optima Plus yang tidak memenuhi batas ketentuan sebesar Rp25 miliar, Agus menuturkan pihaknya telah memberikan surat peringatan maupun permohonan untuk bertemu sebanyak sembilan kali kepada manajemen Falcon. “Selama Januari hingga Desember 2010 kami sudah mengingatkan Falcon mengenai dana kelolaan yang kurang dari Rp25 miliar, tetapi mereka tidak pernah merespon, bahkan cenderung menghindar, karena itu kami berinisiatif untuk laporkan ke Bapepam,” paparnya. Agus juga menerangkan bahwa tidak ada produk kontrak pengelolaan dana (KPD) yang didaftarkan Falcon kepada pihaknya. Menurut dia, hanya produk reksadana yang terdaftar. Ditemui terpisah, Robinson mengatakan pihaknya belum bisa mengkonfirmasi perihal kelanjutan sanksi bagi CIMB Niaga. Dia menuturkan bank yang dimiliki oleh CIMB asal Malaysia itu tengah diproses oleh Komite Penetapan Sanksi dan Keberatan (KPSK). “Belum bisa kami katakan keputusannya, masih ditelaah. Kalau ada sanksi, jika sudah masuk ke KPSK, tentu ada,” ujarnya di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. (faa) Bapepam-LK nilai Falcon dan CIMB Niaga langgar aturan Oleh Raydion, M. Tahir Saleh Jum'at, 04 November 2011 | 18:15 WIB bisnis indonesia JAKARTA: PT Falcon Asia Resources Management dan PT Bank CIMB Niaga Tbk diketahui tidak menjalankan prosedur investasi standar terhadap nasabah produk reksa dana Falcon sehingga merugikan investor. Berdasarkan data yang dirlis Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Falcon diketahui memberikan instruksi tertulis kepada CIMB Niaga sebagai bank kustodian produk Reksa Dana Falcon Asia Optima Plus. Isinya agar surat konfirmasi penjualan kembali (pelunasan) produk tersebut dikirimkan kepada Falcon terlebih dahulu untuk kemudian disampaikan kepada nasabah dan hal itu berdampak pada kerugian nasabah. Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK Robinson Simbolon mengatakan instruksi tersebut merupakan pelanggaran Pasal 27 UU No.8/1995 tentang Pasar Modal. Selain itu, kata Robinson, dugaan pelanggaran lain adalah dana kelolaan Reksa dana Falcon Asia tidak mencapai Rp25 miliar tetapi tidak melakukan pembubaran atas produk tersebut, padahal itu melanggar ketentuan Peraturan Bapepam-LK No.IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. “Mereka juga diduga tidak melaporkan seluruh nasabah kontrak pengelolaan dana (KPD) pada laporan bulanan perusahaan periode Oktober 2009—Januari 2010, ini juga pelanggaran,” katanya kepada pers di Jakarta, siang ini. Pada CIMB Niaga, dugaan pelanggaran yakni tidak melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan tugasnya sebagai bank kustodian. (faa) JAKARTA. Larangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) kepada Bank CIMB Niaga menjalankan fungsi kustodian untuk produk reksadana baru, bisa mendorong Manajer Investasi (MI) memutus kerjasama dengan bank ini. Apalagi, jika regulator tak kunjung mencabut sanksi yang dijatuhkan.

Mengutip data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), saat ini ada 35 MI yang menggandeng CIMB Niaga sebagai bank kustodian. Mereka antara lain Trimegah Asset Management, Lautandhana Investment Management, BNI Securities, Samuel Asset Manajemen, Ciptadana Asset Management, serta Sinarmas Sekuritas.

Recapital Asset Management, Prospera Asset Management, Syailendra Capital, juga menunjuk CIMB Niaga sebagai bank kustodian. "Jika ada keputusan mereka tidak bisa menerima produk baru lagi, kami akan mencari jasa kustodian di bank lain," kata Hermawan Hoesen, Direktur Sinarmas Sekuritas, Kamis (3/11).

Saat ini, dari total 13 produk reksadana Sinarmas, 12 di antaranya memakai jasa CIMB Niaga sebagai kustodian. Nilai dana kelolaan yang dihimpun Sinarmas mencapai Rp 5 triliun.

Sinarmas sudah meminta penjelasan CIMB Niaga terkait kasus mutakhir. "Mereka mengaku sudah melakukan prosedur dengan benar," kata dia.

Sinarmas masih akan mempercayakan produk reksadananya di CIMB Niaga mengingat selama bekerjasama belum pernah terjadi masalah. "Ke depan, kami akan lebih ketat menyeleksi bank kustodian," tandasnya.

Danareksa Investment Management (DIM) juga memanfaatkan CIMB Niaga sebagai bank kustodian. Saat ini ada 10 produk DIM yang memakai CIMB Niaga sebagai kustodian. "Sejauh ini tidak pernah ada masalah, kami juga masih percaya mereka," ujar Prihatmo Hari, Direktur DIM.

Menunggu KPSK

MI baru bertindak jika larangan fungsi kustodi juga berlaku untuk produk lama. "Kami belum ada produk baru jadi tidak masalah," kata Direktur Mega Capital Investama Rini Subarningsih. Saat ini ada 18 produk reksadana Mega Capital di CIMB Niaga.

Edward P Lubis, Direktur Utama Bahana TCW Investment Management, menyatakan, sejauh ini kepercayaan investor reksadana Bahana belum terlalu terpengaruh oleh kasus CIMB Niaga. Sampai saat ini, ada dua produk reksadana Bahana yang menggandeng CIMB Niaga sebagai kustodian.

Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, menuturkan, larangan bagi CIMB Niaga berperan sebagai bank kustodian reksadana baru berlaku efektif setelah Komite Penetapan Sanksi dan keberatan (KPSK) Bapepam-LK menerbitkan keputusan. Kini, KPSK masih mengkaji kasus penggelapan dana nasabah Falcon Asia Resources Management yang menyeret bank yang berbasis di Malaysia itu. "Status CIMB Niaga kini tetap beroperasi dengan catatan," kata dia.

CIMB Niaga kini berperan sebagai bank kustodian untuk 106 produk reksadana, yang diterbitkan oleh 35 MI. Namun, nilai kustodinya masih belum terungkap. Adapun pendapatan yang dikantongi CIMB Niaga dari bisnis kustodian ini berkisar Rp 68 miliar per September 2011. n



http://investasi.kontan.co.id/v2/read/1320367836/81814/MI-bisa-putus-kontrak-CIMB-Niaga-

Sumber : KONTAN.CO.ID

BNP PARIBAS INDONESIA amaNnnnnnnNnnnn (041111)

BNP Paribas Third-Quarter Net Slides 72% on Greek Writedown By Fabio Benedetti-Valentini - Nov 3, 2011 ... bank bnp paribas memang NYANGKUT di OBLIGASI MACET YUNANI sih ... tapi TETAP BERLABA ... sementara BNP PARIBAS INDONESIA MASEH ENJOY AJA, kayanya :)
BNP Paribas SA, France’s largest bank, said third-quarter profit fell 72 percent because of a 2.26 billion-euro ($3.1 billion) writedown on Greek sovereign debt and losses from selling European government bonds. Net income declined to 541 million euros from 1.91 billion euros a year earlier, the Paris-based company said in a statement today. That missed the 1.24 billion-euro average estimate of 13 analysts surveyed by Bloomberg. The shares rose after the bank accelerated the reduction of its balance sheet by selling Italian and Spanish government debt.
“We very much reduced our exposure to sovereign debt,” Chief Executive Officer Baudouin Prot said in a Bloomberg Television interview. “We incurred losses for that.” BNP Paribas said today it expects about 1.2 billion euros in losses from disposals and one-time costs as it speeds up asset cuts to comply with new capital rules. The bank, along with smaller French rival Societe Generale SA, is racing to shrink its balance sheet after the firm’s stock plunged and U.S. money-market funds became reluctant to lend to it in dollars, making it harder to refinance international businesses.
BNP Paribas (BNP) rose 1.68 euros, or 5.6 percent, to 31.36 euros at 11:46 a.m. in Paris trading, taking its decline this year to 34 percent. Societe Generale, France’s second-largest bank, has fallen 55 percent. ‘Holding the Line’
“BNP Paribas’s results are holding the line,” said Pierre Flabbee, a Paris-based analyst at Kepler Capital Markets who has a “buy” rating on the stock. The bank’s reduction in sovereign debt risks is “something investors like, as investors today are risk adverse,” he said. The two lenders announced in September steps leading to trim a combined 300 billion euros of holdings by 2013. BNP Paribas has pledged to reduce its balance sheet by 10 percent, including cutting $82 billion in corporate- and investment- banking assets. To help comply with new capital rules, BNP Paribas is accelerating the reduction of its trading book. In the third quarter, the lender trimmed $20 billion of corporate- and investment-banking U.S. dollar needs, mostly through cuts in capital-markets businesses, it said. The company said that in the fourth quarter it will reduce an additional $20 billion from the capital-markets and financing operations. Capital Needs
French banks need to reinforce their capital by 8.8 billion euros, according to European Banking Authority tests released last week. BNP Paribas will have to bolster finances by 2.1 billion euros, while Societe Generale (GLE) needs 3.3 billion euros, according to the EBA figures. Both companies have said they won’t tap shareholders for new capital.
French Prime Minister Francois Fillon said yesterday he ordered the country’s banks to present detailed plans of how they intend to meet new capital targets by Dec. 15. He said the companies won’t need state support. European Union leaders plan to solve the debt turmoil hit a bump this week when Greece’s government called a referendum on its latest bailout package, spurring concern that the country may default. EU leaders agreed Oct. 27 to bolster the region’s rescue fund, recapitalize banks and convince investors to cut Greece’s debt load to prevent contagion effects to Italy and Spain. Policy makers and bankers converged on a 50 percent writedown for Greece’s lenders. European leaders yesterday cut off aid payments to Greece and said a referendum in five weeks will determine whether the debt-strapped nation becomes the first to exit the 17-country euro area. Asset Cuts
BNP Paribas is booking losses as it reduces its European sovereign-debt holdings, including Spanish and Italian sovereign debt, to help make its capital level less dependent from fluctuations in government debt prices.
BNP Paribas posted 362 million euros of losses in the third quarter and about 450 million euros in October stemming from government bond sales, the bank said. The company identified asset cuts that will represent a reduction a 750 million-euro reduction in gross operating income, or profit before provisions, it said.
BNP Paribas would be able to absorb more losses from its holdings of Greek sovereign debt, Prot said.
“We can certainly withstand another hit,” he said in a Bloomberg Television interview in Paris. “I hope this country will enact the agreement,” he said, referring to a new support package agreed on last week by European Union leaders. ‘Hostage’
“BNP Paribas remains hostage to the euro periphery,” Keefe, Bruyette & Woods Ltd. analyst Jean-Pierre Lambert said in a note to investors dated Nov. 1. “Other key issues for investors remain access to funding and the earnings impact of deleveraging.”
BNP Paribas, the largest foreign holder of Italian sovereign debt, reduced by 8.3 billion its banking-book holdings of debt from the euro area’s third-largest economy between the end of June and the end of October, the bank said today. The French firm cut its total banking-book sovereign debt portfolio by 23 percent to 81.5 billion euros in the same period. BNP Paribas wrote down its Greek sovereign debt holdings by 60 percent at the end of September. The bank also booked a 786 million-euro pretax gain on its own debt in the period and a 299 million-euro writedown on its stake in insurer Axa SA. BNP Paribas’s pretax profit at the corporate- and investment-banking division fell 50 percent to 641 million euros, less than the analysts’ average estimate of 833 million euros. Sales at the unit fell 40 percent to 1.75 billion euros as fixed-income revenue slid 63 percent, hurt by disposals of sovereign debt holdings, while equity-and-advisory sales plunged 44 percent. Bonuses Reduced Prot said bonuses at the business will have a “significant reduction” because of the earnings decline at the division. “The bonus trend, like expected, should be in line with the trend of revenue and profit,” the CEO said in an interview with Bloomberg Television. The bank also plans to announce “hundreds” of job cuts at the unit this month, Prot said on BFM Radio. Investment-Banking Woes The biggest Wall Street firms posted their worst quarter in trading and investment banking since the depths of the credit crunch. Deutsche Bank AG, Europe’s biggest investment bank, on Oct. 25 posted a decline in trading revenue for the third quarter. JPMorgan Chase & Co. (JPM), Bank of America Corp., Citigroup Inc., Goldman Sachs Group Inc. and Morgan Stanley posted $13.5 billion in trading revenue minus accounting gains for the third quarter, down 35 percent from a year earlier. Investment-banking revenue plunged 41 percent from the second quarter to $4.47 billion. BNP Paribas gets most of its revenue from France, Belgium, Luxembourg and Italy and the company also owns BancWest, a network of branches in the U.S. Through its purchase of Fortis in 2009, the lender also added clients in faster-growing economies such as Turkey and Poland.
Pretax profit at the consumer-banking business rose 23 percent to 1.51 billion euros, helped by higher deposits in France and in Belgium. Pretax profit at the French retail- banking network gained 13 percent to 466 million euros, while pretax earnings at BancWest increased to 188 million euros from 168 million euros a year earlier, the company said.
Total provisions for doubtful loans in the third quarter increased to 3.01 billion euros from 1.22 billion euros a year earlier, hurt by the writedown on Greek sovereign debt. BNP Paribas’s Italian retail network, Banca Nazionale del Lavoro SpA, had 135 million euros in pretax profit, up 18 percent from a year earlier, the company said. The Europe- Mediterranean division, which includes consumer-banking networks in countries such as Turkey, Ukraine and Egypt, had a 48 million-euro pretax profit, compared with 8 million euros a year earlier, BNP Paribas said. Pretax earnings at the investment-solutions unit, which includes asset management, private banking and insurance, fell 46 percent to 266 million euros.

jangan $ILAU, jangan BOLOT (041111)

... well, diversifikasi investasi portofolio itu penting ... aset beragam itu penting ... silau pada valas dolar amrik aja TELAH MEMBUAT beberapa teman gw MENGELUH BERKEPANJANGAN mempertanyakan KAPAN DOLAR AMRIK BALEK KE 15000 LAGE ... :P :P :P ... buka lah mata selebar mungkin, pasang telinga sekuat mungkin, kobarkan semua neuron otak dalam mengamati fenomena investasi pribadi dalam era pasca perang dingin dan globalisasi ekonomi ... dolar amrik CUMA JADI SAFE HAVEN, bukan lage alat UTAMA INVESTASI ... alat investasi global saat ini SUDAH TERDIVERSIFIKASI, meluas sekale ... bahkan koleksi koin uang kuno, lukisan, boneka, kartu maenan anak, dll ... tetapi alat investasi keuangan JUSTRU MENJADI IDOLA, walau pun juga PENUH MISTERI MITOS ... karena alat investasi keuangan itu MUDAH BERFLUKTUASI, MUDAH DIAMBIL (asal sesuai syarat dan ketentuan :P), dan MUDAH BERLABA ... era rekayasa keuangan ini SEBAEKNYA DIMANFAATKAN dengan JITU, seperti konsep di judul blog gw ini ... soal reksa dana, juga gw punya pola diversifikasi ... seperti yang gw selalu kedepankan, sebaeknya inves di beberapa jenis reksa dana yang punya reputasi bagus (JANGAN yang KPD, karena ini porsi institusi aja, ritel jangan ikutan, ntar kena masalah seperti harvestindo dkk) ... saat ini lage naek daun adalah REKSA DANA PENDAPATAN TETAP (baca posting gw: saat RD Saham jeblok, RD Pendapatan Tetap BERJAYA ... ternyata memang OBLIGASI NEGARA lage kinclong sih :
Abaikan Eropa, harga SUN tampil meyakinkan Oleh Achmad Aris Kamis, 03 November 2011 | 18:16 WIB bisnis indonesia JAKARTA: Sentimen negatif dari penyelesaian krisis utang Yunani dan dipangkasnya prediksi pertumbuha ekonomi AS oleh The Fed, ternyata tidak begitu memengaruhi pergerakan harga surat utang negara pada perdagangan hari ini.
Harga surat utang negera (SUN) menurut Inter Dealer Market Association (IDMA) ditutup menguat 27 basis poin atau 0,25% pada level 107,57 setelah terkoreksi dalam 2 hari berturut-turut.
Indeks harga SUN versi PT Penilai Harga Efek Indonesia/Indonesia Bond Pricing Agency juga menunjukkan kenaikan 0,21% pada level 129,18 dari posisi sebelumnya 128,96. Seiring dengan itu indeks total return juga naik 0,29% pada level 158,42 dari sehari sebelumnya 158,13. Kenaikan indeks harga dan total return tersebut mendorong indeks effective yield turun 0,03% pada level 6,39% dari sebelumnya 6,4%.
Analis Obligasi PT Nusantara Capital Securities I Made Adi Saputra mengatakan kenaikan harga SUN tersebut menunjukkan bahwa kondisi pergerakan pasar SUN dalam negeri tidak terpengaruh oleh sentimen negatif penyelesaian krisis utang Yunani dan dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi AS oleh The Fed.
"Investor asing sudah tidak banyak melepas posisinya bahkan cenderung menambah portofolionya di SUN," katanya saat dihubungi Bisnis, hari ini.
Menurut dia, investor baik asing maupun lokal lebih melihat kondisi BI Rate yang diperkirakan akan diturunkan lagi seiring terjadinya deflasi pada Oktober. "Target inflasi BI hingga akhir tahun kemungkinan bisa dipenuhi bahkan kemungkinan di bawah target BI. Jadi ada ruang untuk menurunkan BI Rate," jelasnya.
Data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu per 2 November menunjukkan adanya peningkatan jumlah kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN). Jumlah kepemilikan asing tercatat Rp222,63 triliun atau naik 1,3% dibandingkan dengan posisi akhir Oktober Rp219,78 triliun. Tingkat persepsi risiko berinvestasi di Indonesia per 2 November juga menurun di tengah sentimen negatif dari dikeluarkannya pernyataan Jerman dan Perancis yang mengancam akan mengeluarkan Yunani dari zona Euro apabila rakyat Yunani menolak paket bailout dalam referendum yang akan digelar.
Penurunan persepsi risiko investasi tersebut tercermin dari penurunan indeks credit default swap (CDS). CDS tenor 1 tahun turun 0,28% pada level 118,08 dari sehari sebelumnya 118,41, CDS tenor 3 tahun turun 0,26% menjadi 162,72 dari posisi sebelumnya 163,14, CDS tenor 5 tahun turun 0,24% pada level 208,27 dari level sebelumnya 208,77, dan CDS tenor 10 tahun turun 0,19% menjadi 254,67 dari posisi sebelumnya 255,17. (faa)
coba simak grafik pergerakan NAB Schroder DANA MANTAP PLUS II ini (bloomberg) :

lalu bnp paribas prima 2:
lalu yang ini, Manulife Obligasi Negara Indonesia 2:

Kamis, 03 November 2011

Evaluasi Imbal Hasil Reksa Dana Saham sejak 2002

berikut gw berhasil menemukan catatan elektronik gw dalam PDA viewsonic (jadul; sekira 2002), yang gw convert dari file .pxl (pocket excel) ke .xls PAKE Open Offices, dengan buka file pake sistem .pxl lalu disimpan dalam bentuk file excel 97-2000 :)
NAB citireksadana ekuitas (sekarang bertajuk: bnp paribas ekuitas):
tgl 13 Juli 2005: 3135.67
tgl 02 November 2011: 13.608,54
Potential Gain = +333.99%
sekira lebih dari 6 taon dapat imbal hasil seperti itu (333%), maka rerata setaon = +55,5% (sedikit di bawah 60%, yaitu sasaran investasi per taon untuk mengejar inflasi)
sedangkan gw pernah memberikan investasi pada anak gw sekira 8 taon yang lalu, yaitu Manulife Dana Saham:
tgl 24 Oktober 2003: 1232.66
tgl 02 November 2011: 9,010.09
potential gain : +630.95%
berarti telah terjadi imbal hasil sekira 630% dalam 8 taon, sekira +78% per taon, di atas ekspektasi anti-inflasi 60% gain well, bole dibilang SETELAH MELALUI BEGITU BANYAK KRISIS, ekh, TERNYATA, alhammudulilah, ya, sesuatu: REKSA DANA SAHAM TUA GW MASEH BISA MENGALAHKAN INFLASI dan MENCAPAI DI ATAS rerata imbal hasil 60% per taon :)