gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Rabu, 27 Maret 2013

Setelah 2 1/2 TAHUN, tren RD pendapatan tetap v. RD saham : 270213-27032013

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

akhirnya tren RD Saham mulai memotong ke atas terhadap tren RD Pendapatan Tetap:

Manulife Dana Campuran 2, pelan TAPI PA$T1 :) 071112- 27Mar2013

dalam pekan hari raya Paska, MANULIFE dana CAMPURAN II mencetak rekor :
bandingkan dengan Schroder Dana Prestasi, seh...


saat HARI KASIH SAYANG, manulife dana campuran II moncer ... :
... sebagai pembanding :

INDUSTRI REKSADANA

Schroder: Reksadana campuran berjaya tahun depan

kontan

JAKARTA. Presiden Direktur Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi memprediksikan produk investasi di 2013 mendatang akan tumbuh positif. Salah satu produk investasi yang berpeluang tumbuh adalah reksadana campuran.
"Masih oke iklimnya, reksadana campuran akan lebih stabil," katanya, Rabu (21/11).

Sementara untuk investasi di sektor saham dan obligasi masih akan terjadi fluktuasi. Penyebabnya adalah BI rate yang diperkirakan masih akan ditahan di posisi 5,75% dan disinyalir tidak akan turun tahun depan.

Di sisi lain, untuk tahun ini sendiri, eks balance reksadana masih akan berkisar antara 7% hingga 10%. Michael bilang untuk dana kelolaan di tahun ini dapat tumbuh hingga Rp 57 triliun. "Porsinya masih yang paling besar itu di saham,” akunya. Namun ia memprediksi, tahun depan komposisi itu akan bergeser dan mengarah ke reksadana campuran.

Menelisik reksadana campuran anyar


kontan
JAKARTA. Menjelang tahun baru, ada baiknya investor menata kembali portofolio, demi memaksimalkan return. Produk-produk reksadana anyar bisa menjadi pilihan. Sejumlah reksadana campuran baru memberikan return lebih tinggi daripada imbal hasil produk reksadana campuran lama.
Bahkan, ada sejumlah produk reksadana campuran baru yang mampu mengalahkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebut saja Jisawi Kombinasi kelolaan PT Jisawi Finas.
Menilik data PT Infovesta Utama, reksadana itu memberikan return 1,7% selama satu bulan terakhir yang berakhir pada 7 November. Sementara, kenaikan IHSG selama periode yang sama, cuma 1,4%.
Direktur Utama Jisawi Finas, Sunggul Situmorang, mengatakan, produk itu memiliki strategi investasi yang fleksibel sesuai dengan kondisi pasar terkini. Maksimal 75% penempatan dana pada saham, atau sebaliknya, maksimal 75% di obligasi.
"Saat ini kami maksimalkan penempatan dana di saham karena masih melihat peluang saham lebih menjanjikan," ujar Sunggul, Kamis (8/11).
Cermati aset dasar
Produk ini merupakan pengganti reksadana campuran yang kini telah ditutup. Produk yang baru diluncurkan Maret 2012 itu, memilih obligasi korporasi yang menyandang peringkat minimal A, sebagai aset dasar.
Untuk saham, Jisawi Kombinasi sementara menghindar dari saham-saham di sektor berbasis komoditas. "Saat ini kami overweight di infrastruktur," tutur Sunggul.
Jisawi Kombinasi sudah mengumpulkan dana kelolaan senilai Rp 26 miliar. Adapun total dana kelolaan Jisawi Finas saat ini Rp 146 miliar.
CIMB-Principal Balanced Strategic Plus juga memberikan return yang menarik. Dalam sebulan terakhir, produk itu mencetak imbal hasil sebesar 1,3%.
Vice President and Head of Investment CIMB Principal Asset Management, Fadlul Imamsyah, mengatakan, dalam tiga bulan terakhir reksadana racikannya, telah memberikan return 5,8%.
Reksadana itu memarkirkan 80% dananya di saham. Saham-saham emiten Grup Astra dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan pilihan reksadana anak usaha CIMB Securities itu.
BNI Asset Management dengan produk anyar bernama BNI Dana Terencana, memberi return 0,65% dalam satu bulan terakhir. Isbono, Direktur BNI Asset Management, mengatakan, produk itu menempatkan dana maksimum 79% di saham, maksimum 79% di obligasi dan maksimum 79% di pasar uang.
Direktur PT Infovesta Utama, Parto Kawito, menyarankan investor meneliti penempatan aset dasar reksadana anyar itu sebelum membeli. "Perlu dilihat juga pengalaman MI dalam mengelola produk sejenis," kata dia.

Selasa, 26 Maret 2013

manajer investasi UDA BILANG: euphoria is over ... for now: 260313

Reksa Dana Saham Diminati Masyarakat Oleh: Seno Tri Sulistiyono ekonomi - Selasa, 26 Maret 2013 | 12:17 WIB INILAH.COM, Jakarta - Head of Retail Investment & Consumer Treasury Citibank Indonesia, Harsya Prasetyo mengungkapkan, reksa dana saham sangat diminati masyarakat karena memberikan keuntungan balik yang menjanjikan. "Pada 2013, masih banyak yang memilih reksa dana saham, karena masih memberikan return yang baik untuk nasabah," kata Harsya dalam acara "Berbagi dengan berinvestasi: FSI Peka Fund Donasikan Rp900 juta untuk Yayasan Kelola dan Yayasan BOS," di Jakarta, Selasa (26/3/2013). Menurut Harsya, reksa dana saham merupakan produk investasi yang berisi aset finansial berupa saham. Pembeli reksa dana saham mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan berupa kenaikan harga reksa dana yang dibelinya. Masyarakat yang tertarik dengan reksa dana saham, kata Harsya, nasabah memperhatikan produk tersebut terlebih dahulu dengan membagi dua bagian, seperti core dan taktis investasi. "Core adalah inti investasi, kalau di lauk pada makanan kita ibaratkan nasinya, yang kita hold untuk jangka panjang, ini untuk kapitalisasi besar," katanya. Sedangkan taktis merupakan, strategi investasi dalam jangka pendek, dengan situasi dan waktu yang tepat untuk berinvestasi. Lalu, bagi nasabah dengan tingkat risk profile tinggi lebih baik berinvestasi jangka panjang. "Risk profile yang tinggi 70 core atau inti, taktisnya 30 persen, tapi tetap corenya yang tinggi," ucap Harsya. [mel]

peka HEWAN, neh RD ... 260313

2012, Dana Kelolaan FSI Peka Fund Naik ke Rp979 M Rezkiana Nisaputra - Okezone Selasa, 26 Maret 2013 12:28 wib JAKARTA - Reksadana First State Indoequity Peka Fund (FSI Peka Fund) telah mendonasikan sebesar Rp900 juta kepada Yayasan Kelola dan The Borneo Orang utan Survival Foundation (BOSF). Hal ini untuk mendukung kepedulian kepada masyarakat dan lingkungan. "Donasi berasal dari 0,5 persen dari nilai investasi yang dikelola di dalam FSI Peka Fund," ujar Presiden Direktur FSI Indonesia, Hario Soeprobro Hario saat konfrensi pers Beyond Wealth: Sharing Is Investment di hotel four season, Jakarta, Selasa (26/3/2013). Hario menuturkan, FSI Peka Fund adalah reksa dana pertama yang mengusung konsep tanggung jawab sosial di Indonesia. "Kami telah menetapkan biaya pengelolaan reksa dana FSI Peka Fund yang lebih rendah. Ini tampa mempengaruhi kinerja reksa dana yang bersangkutan," tukasnya. Pada tahun lalu, lanjut Hario, dana dari FSI Peka Fund turut mendukung dan mempromosikan seniman-seniman Indonesia melalui Yayasan Kelola. Sedangkan pada 2013, FSI Peka Fund meningkatkan jumlah donasi kepada Yayasan Kelola dari Rp400 juta di tahun lalu menjadi Rp500 juta serta memperluas distribusi donasi sejumlah Rp400 juta kepada Yayasan BOS. "Akhir 2012 itu, dana kelola FSI Peka Fund melebihi Rp979 miliar, ini melonjak hampir enam kali lipat dibandingkan dengan akhir 2011 yang sebesar Rp166 miliar," tutup Hario. (mrt)

Selasa, 05 Maret 2013

jadi MAHA$1$W4 reksa dana @bnp paribas ... 050313

BNP IP Investment Academy Edukasi soal Reksa Dana
Senin, 4 Maret 2013 | 13:37
JAKARTA- PT BNP Paribas Investment Partners, Senin meluncurkan program BNP IP Investment Academy di Indonesia, sebuah program edukasi yang bertujuan untuk membangun kesadaran akan reksa dana dan investasi di antara pemangku kepentingan industri.

"BNPP IP Investment Academy adalah inisiatif kami yang terbaru dalam membawa edukasi dan inovasi kepada para investor di Indonesia," kata Presiden Direktur PT BNPP IP Vivian Secakusuma saat peluncuran program tersebut di Gedung Mayapada Tower, Jakarta, Senin.

Menurut Vivian, program Investment Academy itu murni bersifat edukasi dan ditargetkan kepada media, pensiunan, dan para investor.

"Hari ini adalah kelas edukasi pertama dari Investment Academy, yang diadakan untuk para jurnalis, karena kami melihat jurnalis sebagai duta yang memiliki peran penting dalam menyebarkan kesadaran akan investasi kepada masyarakat umum," ujar Vivian.

Program Investment Academy untuk media rencananya akan diadakan setiap enam minggu dan akan membawakan topik-topik yang berbeda seputar investasi dan reksa dana.

Setelah genap berkiprah selama 20 tahun di Indonesia pada tahun lalu, PT BNPP IP menutup 2012 dengan total dana kelolaan dan advis sebesar Rp36,24 triliun, setara dengan pertambahan aset sebesar Rp7,7 triliun atau meningkat 27% selama 12 bulan terakhir.

PT BNPP IP menawarkan 14 reksa dana yang tersebar dalam hampir semua kelas aset, masing-masing dengan strategi investasi yang berbeda.(gor/ant)
Masyarakat Menengah Perlu Edukasi Investasi
Senin, 4 Maret 2013 | 14:39



JAKARTA- Perusahaan manajer investasi PT BNP Paribas Investment Partners menilai perlu adanya edukasi investasi bagi masyarakat berpenghasilan kelas menengah yang jumlahnya cukup besar di Indonesia.

"Potensinya (kelas menengah) memang besar, tapi kuncinya adalah bagaimana cara untuk mengakses mereka,"kata Presiden Direktur PT BNPP IP Vivian Secakusuma saat peluncuran program Investment Academy di Gedung Mayapada Tower, Jakarta, Senin.

Menurut Vivian, saat ini pihak industri dan regulator sedang berusaha untuk menguatkan faktor edukasi terkait investasi bagi masyarakat dengan pendapatan kelas menengah yang jumlahnya saat ini 74 juta orang di Indonesia.

Vivian mengatakan, perekonomian Indonesia yang kuat saat ini memang dikarenakan masyarakat kelas menengahnya berkembang. Namun, lanjut dia, masyarakat tersebut harus diberi edukasi tentang pentingya investasi sebagai persiapan ketika mereka tidak berada dalam usia yang produktif lagi.

"Pada saat nanti usia produktif ini menjadi usia sudah tidak produtif lagi, nah di situ kuncinya. Sekarang bagaimana pemerintah atau masyarakat meng-handle-nya (menanganinya). Apakah nanti juga jaminan sosialnya sudah bagus, itu yang harus dipikirkan persiapannya," kata Vivian.

Indonesia saat ini menjadi negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, dengan iklim politik yang stabil, dan permintaan lokal yang tinggi, menjadikan perekonomian Indonesia saat ini tumbuh 6,4% per tahun.

Jumlah kelas menengah ke atas di Indonesia diproyeksikan meningkat dua kali lipat antara 2012 dan 2020, dari 74 juta orang menjadi 141 juta orang. (ant/gor)

NAB Reksa Dana Tembus Rp 1.000 T
Oleh Agustinus Tetiro | Jumat, 1 Maret 2013 | 10:27


JAKARTA – Dalam tiga tahun mendatang, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana di Indonesia akan menembus Rp 1.000 triliun dengan jumlah pemodal 5 juta. Dengan jumlah kelas menengah yang sudah mencapai 50 juta dan edukasi pasar modal yang akan lebih digencarkan, target ini tidak sulit untuk direalisasikan.

Demikian pandangan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida dan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R Thaher pada acara penghargaan reksa dana terbaik 2013 versi majalah Investor di Jakarta, Kamis (28/2). Hadir pada acara ini para chief executive officer (CEO) perusahaan reksa dana di Indonesia.

Pada akhir Januari 2013, NAB industri reksa dana di Tanah Air baru mencapai Rp 185,59 triliun di luar reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dengan jumlah investor 149 ribu. “Melihat jumlah kelas menengah Indonesia yang sudah di atas 50 juta dan jumlahnya akan meningkat tajam pada masa mendatang, target yang dicanangkan APRDI bukan sesuatu yang terlalu muluk,” kata Nurhaida.

Denny Thaher menjelaskan, asosiasi yang dipimpinnya menargetkan pertumbuhan NAB sebesar 35% per tahun. Dengan demikian, pada 2016 NAB industri reksa dana bakal menembus Rp 1.000 triliun dengan jumlah pemodal sedikitnya 5 juta.

Denny optimistis target itu bisa tercapai bila segenap pemangku kepentingan (stakeholders) bisa bekerja sama. Pemangku kepentingan seperti manager investasi (MI), Bursa Efek Indonesia (BEI) beserta self regulatory organization (SRO) lainnya, dan OJK diharapkan mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di http://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php

Minggu, 03 Maret 2013

PERBANDINGAN strategi DOLLAR COST AVERAGING ... 110213


... jika disimak pada perbandingan kedua tabel, maka KESAN PERTAMA PASTI SOAL POTENTIAL GAIN %, yaitu antara +19.71% dan +12.05%, sementara jika diinves sekaligus pada awal NAB, maka potential gain % yaitu +17.22% pada akhir pengamatan NAB

TERNYATA DOLLAR COST AVERAGING strategy pun maseh bisa DIPERMAENKAN lage, yaitu dengan TEORI dan PRAKTEK ala gw, yaitu BELI LEBE BANYAK SAAT ANJLOK, dan BELI LEBE SEDIKIT SAAT MELESAT NAEK ... simak juga bahwa pada setiap KONDISI PERUBAHAN NAB TERJADI PERUBAHAN STRATEGI belinya ... jadi imbal hasil bisa BERUBAH jika investor reksa dana saham ini MAU MEMPERLAKUKAN INVESTASI SEDIKIT LEBE SERIUS ... :)

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii  

Berinvestasi tak boleh serakah



JAKARTA. Disiplin. Itulah pegangan Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), Prodjo Sunarjanto dalam berinvestasi. Menurutnya, seorang investor harus tahu kapan harus masuk dan kapan harus melepas investasi. Keputusan masuk dan melepas investasi tidak boleh melanggar komitmen awal.
Prodjo mengatakan, bila sudah mengambil keputusan jual, tidak perlu disesali jika harganya naik lagi. "Kita tidak boleh serakah. Ambil keputusan jual dan beli sesuai target," jelas Prodjo.
Bapak dua anak ini mengawali pengalaman berinvestasi dengan emas pada tahun 1970. Dia mendapatkan warisan emas dari sang ayah. Sejak saat itu, kesadaran berinvestasi di aset ini mulai terbangun. Ia menilai emas sebagai investasi paling aman.
Seiring berjalannya waktu, Prodjo berinvestasi di sektor properti. Tahun 1986, ia membeli rumah pertamanya di Villa Duta, Bogor. Baginya, investor harus berani berutang demi mendapatkan tempat tinggal. Jika tidak, memiliki rumah pribadi hanya sebatas impian karena harga yang terus meningkat.
Tahun 1994, Prodjo menjual rumahnya tersebut dan pindah ke Pasar Rebo. Dia selalu memilih rumah yang dekat dengan akses tol.
Sekarang, pria lulusan Universitas Indonesia ini menempati rumah di kawasan Pondok Indah seluas 440 meter persegi. Rumah tersebut dihuninya sejak tahun 2005. Selain rumah, Prodjo juga memiliki satu unit apartemen di Jakarta Barat. Ia membeli apartemen itu tahun 2000.
Dia juga menjadi pemegang saham minoritas di salah satu perusahaan pengembang properti. Saat ini, perusahaannya sedang menggarap properti di Permata Cimanggis, Depok. Dari sederet pengalaman berinvestasi di sektor properti, Prodjo mengaku selalu untung.
Sebagai nahkoda perusahaan, Prodjo masih bisa membagi waktu untuk bermain saham. Ia memiliki portofolio 30 saham perusahaan tertutup dan perusahaan publik.
Jumlah tersebut merupakan batas maksimal kepemilikan. "Main saham itu tidak untuk dipantau setiap saat. Nanti bisa stres. Hal terpenting adalah jangan main saham dari hasil utang," pesannya.
Ia tertarik berinvestasi di saham sejak 1992. Ia memilih saham-saham bluechips yang memiliki fundamental baik.
Prodjo memiliki kebiasaan khusus dalam mengelola investasi saham. Saham-saham koleksinya dipegang selama satu tahun. Pada akhir tahun, ia mencairkan 20% keuntungannya untuk dibelikan emas atau properti. Tujuannya adalah untuk memetik hasil investasi.
Namun, perjalanannya berinvestasi di saham tidak semulus investasi di properti. Krisis 1998 sempat membuat dia khawatir terhadap nasib saham-saham yang dipegang. Akhirnya, ia memutuskan menahan semua saham miliknya selama dua tahun.
Masih berhubungan dengan saham, penikmat film box office ini juga memiliki keranjang investasi berupa reksadana saham. Ia menggeluti investasi ini dalam lima tahun terakhir. Prodjo memiliki dua reksadana dengan dana kelolaan antara Rp 1 miliar-Rp 2 miliar. Reksadana milik dia mampu memberikan imbal hasil antara 30%-40% per tahun.
Porsi investasi lain ditempatkan pada deposito valas. Prodjo memakai investasi di instrumen terakhir ini untuk biaya pendidikan kedua anaknya.
Prodjo tidak menyarankan investor memarkir dana di deposito. Menurutnya, deposito justru memiskinkan investor. Bunga deposito saat ini lebih rendah dari tingkat inflasi tahunan.
Kondisi ini tidak bisa melindungi nilai karena uang yang disimpan akan tergerus. Prodjo merekomendasikan investor pemula untuk mengambil risiko kecil. Misalnya dengan masuk ke saham-saham bluechips. Imbal hasilnya tidak terlalu tinggi, namun cenderung aman," sarannya.