KEEP BUYING, jangka panjang LEBE BAGU$, pindah ke http://investasireksadanaindonesiagw.blogspot.com/ aka INVESTASI REKSA DANA INDONESIA gw
gW suka BANGET ketidakPASTIan
Sabtu, 18 Februari 2012
doyan RD, nee yee ... 180212
PILIHAN INVESTASI: Nasabah HSBC di Jatim doyan reksa dana
Oleh Bunga Citra Arum Nursyifani
Rabu, 15 Februari 2012 | 18:56 WIB
bisnis indonesia
SURABAYA: HSBC memprediksi tren investasi nasabah advance dan premier di Jawa Timur tahun ini masih di reksa dana dan obligasi.
Steven Suryana, Head of Wealth Management HSBC Indonesia, mengatakan selama ini instrumen investasi yang menjadi favorit nasabah di segmen tersebut adalah reksa dana saham. Namun permintaan untuk obligasi, terutama obligasi ritel Indonesia (ORI) tahun lalu cukup besar, bahkan sempat oversubscribed.
“Untuk obligasi, nasabah tertarik dengan tawaran return yang cukup tinggi, walaupun tenornya cukup panjang. Tahun ini, kedua instrumen itu masih akan jadi favorit,” katanya dalam konferensi pers, hari ini 15 Februari 2012.
Nasabah advance HSBC merupakan nasabah dengan saldo mengendap lebih dari Rp20 juta, baik berupa tabungan maupun investasi. Sedangkan nasabah premier memiliki saldo minimal Rp500 juta. Steven menambahkan, tahun ini bank juga akan memacu penyaluran obligasi korporasi, mengingat dengan return yang sama tinggi, tenornya tidak terlalu panjang.
Hartini Saputra, Head of Retail Banking, Branch Sales, and Distribution Outregion HSBC Indonesia, mengatakan saat ini, baru 50% dari nasabah di segmen tersebut di Jatim yang menginvestasikan dananya. Per Agustus 2011, nasabah yang masuk dalam segmen advance HSBC di wilayah Surabaya mencapai 13.000 rekening.
“Selain mengharapkan pertumbuhan nasabah yang double digit, kami juga berharap nilai dana yang mereka investasikan juga meningkat,” ungkap Hartini.
Dalam studi yang dilakukan HSBC tercatat bahwa profil investasi segmen tersebut di Indonesia masih bergerak di instrumen konvensional seperti deposito dan tabungan. Mereka juga belum memanfaatkan instrumen lain, seperti pasar uang dan saham.
"Di Indonesia 84% masyarakat dalam dengan simpanan Rp500 juta ke atas mayoritas masih mengalokasikan dananya di deposito dan tabungan,” tutur Steven. (faa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar