Sepuluh manajer investasi (MI) papan atas berhasil membukukan dana kelolaan (asset under management/AUM) reksa dana, sebesar Rp 142,32 triliun per akhir Juli 2012. Mereka menguasai 82 persen pasar reksa dana.
Sementara itu, para pelaku dan pengamat optimistis prospek reksa dana pada semester II-2012 cukup bagus, seiring proyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG), yang pada akhir tahun dapat tembus 4.400-4.500.
Pada paruh kedua tahun ini NAB reksa dana diyakini dapat tumbuh 20 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Berdasarkan data Infovesta Utama yang diperoleh Investor Daily, jumlah AUM Top 10 MI tersebut meningkat 3,53 persen, dari akhir Desember 2011 sebesar Rp 137,3 triliun.
PT Schroder Investment Management Indonesia menempati posisi puncak, dengan dana kelolaan sebesar Rp 43,05 triliun (24,7 persen).
Namun, AUM Schroder tersebut turun dibanding akhir Desember 2011 senilai Rp 44,91 triliun.
Peringkat kedua diraih PT BNP Paribas Investment Partners dengan dana kelolaan Rp 24,22 triliun, disusul PT Mandiri Manajemen Investasi Rp 18,38 triliun, PT Bahana TCW Investment Management Rp 12,3 triliun, dan
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Rp 11,19 triliun.Selanjutnya PT Panin Asset Management dengan AUM Rp 8,94 triliun, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Rp 8,04 triliun, PT Danareksa Investment Management Rp 6,9 triliun, PT Sinarmas Asset Management Rp 5,3 triliun, dan posisi ke-10 adalah PT First State Investments Indonesia senilai Rp 4 triliun. Total dana kelolaan tersebut tidak termasuk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dan kontrak pengelolaan dana (discretionary fund) yang ditangani masing-masing MI. Data profil top 10 MI memperlihatkan terjadinya pergeseran dibanding Desember 2011.
Peringkat MI dari 1-6 masih sama, hanya jumlah AUM-nya berubah. Namun untuk posisi 7-10, jumlah AUM dan peringkat MI berubah.
Jumlah dana kelolaan Schroder Investment dan Mandiri Manajemen Investasi sedikit menurun.
Selain itu, PT Trimegah Asset Management terlempar dari posisi top 10, digantikan
oleh PT First State Investments.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoadi mengatakan, pihaknya telah menjadi MI terbesar sejak 2005.
Bukanlah hal yang mengejutkan jika saat ini Schroder masih tercatat sebagai MI dengan AUM terbesar.
Michael mengatakan, rahasia sukses untuk mempertahankan dana kelolaan tetap besar adalah menjaga hubungan baik dengan investor, sehingga kepercayaan investor tetap tinggi.
“Kami tidak hanya berupaya menghasilkan return yang tinggi tapi juga kombinasi dari banyak hal, terutama menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan investor,” kata Michael ketika dihubungi Investor Daily di Jakarta.
Tahun ini perseroan berupaya meningkatkan dana kelolaan dan Michael yakin pada semester II pertumbuhan AUM akan lebih baik dibanding semester I.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Edward P Lubis.
Edward mengatakan, pertumbuhan dana kelolaan reksa dana selama semester II diharapkan lebih baik. Apalagi pertumbuhan PDB kuartal II melebihi ekspektasi, sebesar 6,4 persen.
“Pertumbuhan ekonomi yang melebihi ekspektasi di tengah perlambatan ekonomi dunia diharapkan mampu meningkatkan IHSG, sehingga reksa dana juga tumbuh lebih bagus,” kata dia.
Sampai akhir Juli 2012, lanjut Edward, Bahana mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp 18,2 triliun, di luar RDPT sekitar Rp 500 miliar.
“Hingga akhir tahun kami berupaya mencapai target AUM Rp 21 triliun,” kata dia.
Penulis: ID/Elizabeth Gloria/Hari Gunarto/ Entin Supriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar