JAKARTA- PT BNP Paribas Investment
Partners, Senin meluncurkan program BNP IP Investment Academy di
Indonesia, sebuah program edukasi yang bertujuan untuk membangun
kesadaran akan reksa dana dan investasi di antara pemangku kepentingan
industri.
"BNPP IP Investment Academy adalah inisiatif kami yang terbaru dalam membawa edukasi dan inovasi kepada para investor di Indonesia," kata Presiden Direktur PT BNPP IP Vivian Secakusuma saat peluncuran program tersebut di Gedung Mayapada Tower, Jakarta, Senin.
Menurut Vivian, program Investment Academy itu murni bersifat edukasi dan ditargetkan kepada media, pensiunan, dan para investor.
"Hari ini adalah kelas edukasi pertama dari Investment Academy, yang diadakan untuk para jurnalis, karena kami melihat jurnalis sebagai duta yang memiliki peran penting dalam menyebarkan kesadaran akan investasi kepada masyarakat umum," ujar Vivian.
Program Investment Academy untuk media rencananya akan diadakan setiap enam minggu dan akan membawakan topik-topik yang berbeda seputar investasi dan reksa dana.
Setelah genap berkiprah selama 20 tahun di Indonesia pada tahun lalu, PT BNPP IP menutup 2012 dengan total dana kelolaan dan advis sebesar Rp36,24 triliun, setara dengan pertambahan aset sebesar Rp7,7 triliun atau meningkat 27% selama 12 bulan terakhir.
PT BNPP IP menawarkan 14 reksa dana yang tersebar dalam hampir semua kelas aset, masing-masing dengan strategi investasi yang berbeda.(gor/ant)
Masyarakat Menengah Perlu Edukasi Investasi
NAB Reksa Dana Tembus Rp 1.000 T
"BNPP IP Investment Academy adalah inisiatif kami yang terbaru dalam membawa edukasi dan inovasi kepada para investor di Indonesia," kata Presiden Direktur PT BNPP IP Vivian Secakusuma saat peluncuran program tersebut di Gedung Mayapada Tower, Jakarta, Senin.
Menurut Vivian, program Investment Academy itu murni bersifat edukasi dan ditargetkan kepada media, pensiunan, dan para investor.
"Hari ini adalah kelas edukasi pertama dari Investment Academy, yang diadakan untuk para jurnalis, karena kami melihat jurnalis sebagai duta yang memiliki peran penting dalam menyebarkan kesadaran akan investasi kepada masyarakat umum," ujar Vivian.
Program Investment Academy untuk media rencananya akan diadakan setiap enam minggu dan akan membawakan topik-topik yang berbeda seputar investasi dan reksa dana.
Setelah genap berkiprah selama 20 tahun di Indonesia pada tahun lalu, PT BNPP IP menutup 2012 dengan total dana kelolaan dan advis sebesar Rp36,24 triliun, setara dengan pertambahan aset sebesar Rp7,7 triliun atau meningkat 27% selama 12 bulan terakhir.
PT BNPP IP menawarkan 14 reksa dana yang tersebar dalam hampir semua kelas aset, masing-masing dengan strategi investasi yang berbeda.(gor/ant)
Masyarakat Menengah Perlu Edukasi Investasi
JAKARTA- Perusahaan manajer
investasi PT BNP Paribas Investment Partners menilai perlu adanya
edukasi investasi bagi masyarakat berpenghasilan kelas menengah yang
jumlahnya cukup besar di Indonesia.
"Potensinya (kelas menengah) memang besar, tapi kuncinya adalah bagaimana cara untuk mengakses mereka,"kata Presiden Direktur PT BNPP IP Vivian Secakusuma saat peluncuran program Investment Academy di Gedung Mayapada Tower, Jakarta, Senin.
Menurut Vivian, saat ini pihak industri dan regulator sedang berusaha untuk menguatkan faktor edukasi terkait investasi bagi masyarakat dengan pendapatan kelas menengah yang jumlahnya saat ini 74 juta orang di Indonesia.
Vivian mengatakan, perekonomian Indonesia yang kuat saat ini memang dikarenakan masyarakat kelas menengahnya berkembang. Namun, lanjut dia, masyarakat tersebut harus diberi edukasi tentang pentingya investasi sebagai persiapan ketika mereka tidak berada dalam usia yang produktif lagi.
"Pada saat nanti usia produktif ini menjadi usia sudah tidak produtif lagi, nah di situ kuncinya. Sekarang bagaimana pemerintah atau masyarakat meng-handle-nya (menanganinya). Apakah nanti juga jaminan sosialnya sudah bagus, itu yang harus dipikirkan persiapannya," kata Vivian.
Indonesia saat ini menjadi negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, dengan iklim politik yang stabil, dan permintaan lokal yang tinggi, menjadikan perekonomian Indonesia saat ini tumbuh 6,4% per tahun.
Jumlah kelas menengah ke atas di Indonesia diproyeksikan meningkat dua kali lipat antara 2012 dan 2020, dari 74 juta orang menjadi 141 juta orang. (ant/gor)
"Potensinya (kelas menengah) memang besar, tapi kuncinya adalah bagaimana cara untuk mengakses mereka,"kata Presiden Direktur PT BNPP IP Vivian Secakusuma saat peluncuran program Investment Academy di Gedung Mayapada Tower, Jakarta, Senin.
Menurut Vivian, saat ini pihak industri dan regulator sedang berusaha untuk menguatkan faktor edukasi terkait investasi bagi masyarakat dengan pendapatan kelas menengah yang jumlahnya saat ini 74 juta orang di Indonesia.
Vivian mengatakan, perekonomian Indonesia yang kuat saat ini memang dikarenakan masyarakat kelas menengahnya berkembang. Namun, lanjut dia, masyarakat tersebut harus diberi edukasi tentang pentingya investasi sebagai persiapan ketika mereka tidak berada dalam usia yang produktif lagi.
"Pada saat nanti usia produktif ini menjadi usia sudah tidak produtif lagi, nah di situ kuncinya. Sekarang bagaimana pemerintah atau masyarakat meng-handle-nya (menanganinya). Apakah nanti juga jaminan sosialnya sudah bagus, itu yang harus dipikirkan persiapannya," kata Vivian.
Indonesia saat ini menjadi negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, dengan iklim politik yang stabil, dan permintaan lokal yang tinggi, menjadikan perekonomian Indonesia saat ini tumbuh 6,4% per tahun.
Jumlah kelas menengah ke atas di Indonesia diproyeksikan meningkat dua kali lipat antara 2012 dan 2020, dari 74 juta orang menjadi 141 juta orang. (ant/gor)
NAB Reksa Dana Tembus Rp 1.000 T
JAKARTA – Dalam tiga tahun
mendatang, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana di Indonesia akan
menembus Rp 1.000 triliun dengan jumlah pemodal 5 juta. Dengan jumlah
kelas menengah yang sudah mencapai 50 juta dan edukasi pasar modal yang
akan lebih digencarkan, target ini tidak sulit untuk direalisasikan.
Demikian pandangan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida dan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R Thaher pada acara penghargaan reksa dana terbaik 2013 versi majalah Investor di Jakarta, Kamis (28/2). Hadir pada acara ini para chief executive officer (CEO) perusahaan reksa dana di Indonesia.
Pada akhir Januari 2013, NAB industri reksa dana di Tanah Air baru mencapai Rp 185,59 triliun di luar reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dengan jumlah investor 149 ribu. “Melihat jumlah kelas menengah Indonesia yang sudah di atas 50 juta dan jumlahnya akan meningkat tajam pada masa mendatang, target yang dicanangkan APRDI bukan sesuatu yang terlalu muluk,” kata Nurhaida.
Denny Thaher menjelaskan, asosiasi yang dipimpinnya menargetkan pertumbuhan NAB sebesar 35% per tahun. Dengan demikian, pada 2016 NAB industri reksa dana bakal menembus Rp 1.000 triliun dengan jumlah pemodal sedikitnya 5 juta.
Denny optimistis target itu bisa tercapai bila segenap pemangku kepentingan (stakeholders) bisa bekerja sama. Pemangku kepentingan seperti manager investasi (MI), Bursa Efek Indonesia (BEI) beserta self regulatory organization (SRO) lainnya, dan OJK diharapkan mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di http://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php
Demikian pandangan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida dan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R Thaher pada acara penghargaan reksa dana terbaik 2013 versi majalah Investor di Jakarta, Kamis (28/2). Hadir pada acara ini para chief executive officer (CEO) perusahaan reksa dana di Indonesia.
Pada akhir Januari 2013, NAB industri reksa dana di Tanah Air baru mencapai Rp 185,59 triliun di luar reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dengan jumlah investor 149 ribu. “Melihat jumlah kelas menengah Indonesia yang sudah di atas 50 juta dan jumlahnya akan meningkat tajam pada masa mendatang, target yang dicanangkan APRDI bukan sesuatu yang terlalu muluk,” kata Nurhaida.
Denny Thaher menjelaskan, asosiasi yang dipimpinnya menargetkan pertumbuhan NAB sebesar 35% per tahun. Dengan demikian, pada 2016 NAB industri reksa dana bakal menembus Rp 1.000 triliun dengan jumlah pemodal sedikitnya 5 juta.
Denny optimistis target itu bisa tercapai bila segenap pemangku kepentingan (stakeholders) bisa bekerja sama. Pemangku kepentingan seperti manager investasi (MI), Bursa Efek Indonesia (BEI) beserta self regulatory organization (SRO) lainnya, dan OJK diharapkan mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di http://www.investor.co.id/pages/investordailyku/paidsubscription.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar