KEEP BUYING, jangka panjang LEBE BAGU$, pindah ke http://investasireksadanaindonesiagw.blogspot.com/ aka INVESTASI REKSA DANA INDONESIA gw
gW suka BANGET ketidakPASTIan
Selasa, 24 April 2012
time2buy as always, when bloods in the street
Saatnya Beli Reksa Dana Saham
Oleh: Bastaman
pasarmodal - Selasa, 24 April 2012 | 17:24 WIB
INILAH.COM, Jakarta Koreksi pada sejumlah saham membuat para manajer investasi (MI) ketar-ketir. Maklum, harga saham yang ajrut-ajrutan, banyak investor yang mencari dananya (redemption) dari reksa dana berbasis saham. Sejak awal tahun hingga pertengahan April lalu, dana yang ditarik mencapai Rp 3,9 triliun atau 6,8% dari dana kelolaan reksa dana saham.
Aksi penarikan dana itu tentu cukup mengejutkan. Soalnya, selama periode yang sama, reksa dana saham masih mampu memberikan imbal hasil (return) sebesar 8,5%, lebih tinggi ketimbang kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mencapai 7,84%. Imbasnya, tak hanya dana kelolaan MI yang melorot, penyertaan reksa dana saham pun turun dari Rp24,17 miliar unit di awal menjadi sekitar Rp22,92 miliar unit.
Menurut Rudiyanto, pengamat pasar modal, menyusutnya dana kelolaan reksa dana saham dipicu oleh aksi ambil untung. “Sepanjang 2012 pasar saham cukup bagus, dan kesempatan ini dimanfaatkan oleh investor untuk mendapatkan keuntungan,” kata Rudiyanto. Selain itu, krisis Eropa yang kembali muncul membuat para investor semakin hati-hati.
Situasi seperti ini sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para investor jangka panjang. Sebab, pemodal bisa masuk ketika harga per unit relatif rendah. Sementara peluang IHSG untuk menguat masih cukup besar. Itu sebanya, para MI masih tetap optimistis, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana saham akan kembali mengeliat. Alasannya, ya itu tadi, harga saham yang kini mengalami koreksi diyakini akan kembali perkasa (rebound).
Bagi investor jangka panjang, munurut seorang analis, sekarang saat yang tepat untuk masuk ke reksa dana saham. Tapi ada baiknya pola investasinya dilakukan secara bertahap. Soalnya, bursa di kawasan Asia masih mengalami koresi. “Dampaknya akan terasa ke pasar modal kita,” katanya. [tjs]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar