Kamis, 24 Desember 2009 | 03:55
PROSPEK REKSADANA 2010
Investor Reksadana Memanen Laba
JAKARTA. Tak terlalu berlebihan jika kita menyebut tahun 2009 sebagai tahun emas industri reksadana. Sebab, dana kelolaan atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tumbuh rata-rata 3,98% tiap bulan di sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data statistik Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) per 31 November 2009, total NAB telah mencapai Rp 109,83 triliun. Jumlah ini meningkat 47,72% ketimbang posisi akhir tahun 2008 yang sebesar Rp 74,35 triliun.
Reksadana saham memberikan kontribusi terbesar dengan porsi Rp 36,55 triliun, atau 33,28% dari total NAB. Selanjutnya, diikuti reksadana terproteksi sebesar Rp 33,75 triliun, atau 30,73%. Sementara, reksadana pendapatan tetap menyumbang 15,17%.
Analis perusahaan riset reksadana Infovesta Utama Edbert Anlingson Suryajaya bilang, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi pendongkrak utama kinerja reksadana. Selain itu, bunga deposito yang rendah membuat investor melirik reksadana yang menyuguhkan laba (return) lebih tinggi.
Melihat celah ini, para Manajer Investasi (MI) gencar menerbitkan produk reksadana pendapatan tetap dan terproteksi, yang memiliki karakteristik investasi layaknya deposito. Kebetulan, di saat yang sama, perusahaan swasta dan pemerintah gencar menerbitkan surat utang. "Sehingga MI tak pusing mencari aset dasar," kata Edbert.
IHSG semakin fluktuatif
Pada tahun ini, reksadana saham masih memberi laba tertinggi. Kinerja reksadana Pratama Saham keluaran PT Pratama Capital paling moncer. Reksadana ini memberi return 159,99% dalam setahun terakhir hingga tanggal 22 Desember 2009. Adapun reksadana campuran mereka, Pratama Berimbang, memberikan return 121,86%.
Bagaimana prospek reksadana di 2010? Edbert memprediksi, reksadana saham masih akan menarik. Namun, fluktuasi IHSG bakal semakin tinggi. "Meski, bursa saham akan kembali menguat pada akhir 2010," katanya.
Presiden Direktur Pratama Capita Djoni Gunawan menyarankan, investor melihat strategi yang MI sebelum masuk ke sebuah produk reksadana. Sekadar bocoran, Pratama akan mengurangi aset di saham yang tergolong sensitif terhadap pergerakan suku bunga, seperti properti dan perbankan. "Kami akan menempatkan pada saham-saham defensif," katanya.
Ade Jun Firdaus kontan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar