Jum'at, 22 Mei 2009 | 10:40
REKSADANA TERPROTEKSI DOLAR
Manulife dan Fortis Luncurkan Reksadana Terproteksi Dolar
JAKARTA. Reksadana terproteksi masih menjadi wahana investasi favorit di masa sekarang. Para manajer investasi (MI) pun masih gencar menawarkan produk ini. Kini dua MI, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dan PT Fortis Investment, berniat meluncurkan reksadana terproteksi dalam dolar Amerika Serikat (AS).
Presiden Direktur MAMI Denny Thaher mengklaim telah mengantongi pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bagi produk reksadana dolarnya. "Mungkin kami mulai memasarkan awal bulan depan," imbuhnya, Rabu (20/5).
Reksadana yang bernama Manulife Dana Tetap Harapan US$ itu bertenor lima tahun dan akan menempatkan 100% dana kelolaannya di obligasi pemerintah berdenominasi dolar AS. "Imbal hasilnya baru akan ditentukan saat peluncuran, tapi indikasinya akan di bawah 7%," jelas Denny.
Jika ingin memiliki produk tersebut, investor harus menyiapkan minimal US$ 1.000. MAMI menargetkan, reksadana baru ini bisa menjaring dana masyarakat antara US$ 10 juta-US$ 15 juta.
MAMI optimistis bisa memenuhi target ini tanpa harus menggandeng bank sebagai agen penjual. "Kami sudah menjajaki sekitar sepuluh investor," imbuh Denny.
Di samping reksadana terproteksi dolar AS, MAMI menargetkan hingga akhir tahun ini akan meluncurkan dua lagi reksadana baru, yakni reksadana campuran dan terproteksi. "Tapi, masih terlalu dini membahasnya," kilah Denny.
Yang jelas, dengan penerbitan reksadana-reksadana baru tersebut, MAMI berharap bisa mencapai target dana kelolaan tahun ini sebesar Rp 20 triliun. Hingga pekan kedua Mei, dana kelolaan MAMI sudah mencapai Rp 19 triliun, naik dari Rp 16,5 triliun pada akhir tahun lalu.
Nyaris bersamaan, Fortis Investment pun sudah siap meluncurkan reksadana terproteksi dolar AS. "Kami sudah mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk Terproteksi Fortis Kapital USD 1, awal bulan ini," ungkap Eko Pratomo, Direktur Utama Fortis Investment.
Mirip dengan produk MAMI, reksadana terproteksi dari Fortis ini juga akan menempatkan mayoritas dana kelolaannya di obligasi pemerintah.
Bedanya, Fortis tidak mematok minimal investasi reksadana ini. "Tergantung agen penjual," imbuh Eko.
Kini, Fortis tengah menunggu kesiapan agen penjual untuk memasarkan produk itu. "Masih harus izin Bank Indonesia (BI)," tandas Eko.
Abdul Wahid Fauzie KONTAN
... well liat aja dah, apa mampu menarik minat investor lokal yang MAYORITAS KESENGSEM VALAS karena faktor risk averses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar