Selasa, 12 Mei 2009 | 07:04
KINERJA REKSADANA
Awal Tahun, Kinerja Reksadana Saham Mulai Cemerlang
JAKARTA. Meski sempat longsor tahun lalu, kinerja reksadana saham mulai cemerlang sejak awal tahun ini. Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) per Maret 2009 menunjukkan, dana kelolaan reksadana saham bertambah 5,13% menjadi Rp 20,91 triliun. Jumlah ini menyumbang 27,02% dari total dana kelolaan reksadana yang berjumlah Rp 77,39 triliun.
Bahkan, total dana kelolaan reksadana saham naik 19,08% jika dibandingkan dengan posisinya pada Oktober 2008. Sedikit kilas balik, sepanjang tahun 2008 itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 50%. Penurunan ini menyebabkan dana kelolaan reksadana saham anjlok hingga tinggal Rp 17,56 triliun, Oktober 2008. Sementara, pada awal 2008, dana kelolaan reksadana saham masih sebesar Rp 37,53 triliun.
Fajar R Hidayat, Asset Management Division Head Trimegah Securities memprediksi, kondisi pasar saham di semester kedua 2009 akan lebih stabil. "Stabilnya pergerakan IHSG memberikan kepastian dan peluang bagi meningkatnya dana kelolaan reksadana saham," tutur Fajar.
Hingga kini, Trimegah Securities memiliki dana kelolaan reksadana saham Rp 1,5 triliun. Trimegah mematok target, sampai akhir 2009 Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana saham mereka tumbuh 25% .
Sedangkan Direktur Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Andreas Gunawidjaja berkata, dana kelolaan reksadana saham MMI naik 38,5% dari Desember 2008. Saat ini, total dana kelolaan dua reksadana saham MMI mencapai Rp 1,2 triliun. Akhir tahun lalu, jumlahnya masih Rp 866 miliar.
Sandy Baskoro, Wahyu Tri Rahmawati KONTAN
Selasa, 12 Mei 2009 | 08:12
REKSADANA SAHAM
Hasil Reksadana Saham Mulai Menggiurkan
JAKARTA. Mimpi buruk para investor reksadana saham mulai sirna. Jika tahun lalu reksadana saham jeblok karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 50,36%, kini hasil reksadana saham kembali menggoda. Nilai aktiva bersih (NAB) beberapa reksadana saham bahkan sudah naik di atas 30% dalam sebulan terakhir.
Misalnya, Si Dana Saham terbitan Batavia Prosperindo yang NAB-nya naik hingga 49,2%. Siapa yang tak tergiur dan berpikir: inikah saat yang tepat untuk kembali membeli reksadana saham?
Para analis ternyata menyarankan investor sebaiknya tetap berhati-hati memanfaatkan momentum ini. "Saat ini, kenaikan IHSG cukup mengejutkan. Tapi, kita belum tahu apakah kondisi ini benar-benar berlanjut atau tidak," ujar Andreas Gunawidjaja, Direktur Mandiri Manajemen Investasi, kemarin (11/5).
Menurut Andreas, prospek reksadana saham ke depan sangat tergantung pada kelangsungan pasar saham domestik dan regional. Maklum saja, pasar saham domestik kerap bergerak mengikuti sentimen pasar regional dan global. Sayangnya, hingga kini belum ada pengamat pasar modal yang berani memastikan pasar saham global telah kembali ke tren bullish.
Terlepas dari kondisi itu, sejatinya investor reksadana saham yang berorientasi jangka panjang bisa masuk kapan pun. Sekarang pun boleh dibilang saat yang tepat untuk berbelanja reksadana saham.
Apalagi, IHSG mungkin akan terus naik hingga menjelang pemilihan umum presiden nanti. "Koreksi pasti ada tapi trennya naik terus," prediksi Wawan Hendrayana, Analis Infovesta Utama, lembaga riset reksadana.
Bagi mereka yang tidak berorientasi jangka panjang sebaiknya menetapkan target tertentu. "Misalnya, setelah naik 20%, tarik dulu keuntungannya dan sisakan pokoknya saja," saran Wawan. Kemudian, saat IHSG turun, mereka bisa berbelanja lagi.
Investor sebaiknya juga mencermati isi portofolio saham reksadana incarannya. Reksadana yang lebih dominan menempatkan dana pada saham-saham komoditas, kemungkinan akan mempunyai kinerja yang lebih baik. "Karena kenaikannya cukup agresif," ungkap Andreas.
Wahyu Tri Rahmawati, Sandy Baskoro KONTAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar