Evaluasi Reksa Dana Saham 2009
Monday, 11 January 2010
Tahun 2009 telah berlalu. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pun menutup akhir tahun dengan kinerja yang cukup memuaskan.
Bayangkan, return IHSG selama 2009 tercatat sebesar 86,98%! Fantastis bukan? Membaiknya kinerja dari sebagian emiten-emiten saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu penyebab meroketnya IHSG. Sebelum berbicara banyak tentang return,mungkin kita ingat dengan istilah reksa dana.
Reksa dana umumnya diartikan sekumpulan dana masyarakat pemodal yang dikelola oleh profesional, yang dalam hal ini adalah manajer investasi (MI). Logikanya, jika dikelola oleh profesional, kinerja reksa dana tersebut seharusnya memberikan returnyang lebih baik dari IHSG, apalagi reksa dana saham.
Dari total 71 reksa dana saham, terdapat 51 reksa dana yang mampu mengalahkan IHSG dengan kisaran return 80% hingga 170%.Sisanya 20 reksa dana hanya mampu memberikan return di bawah IHSG dengan kisaran - 10–84%. Namun, apakah reksa dana dengan return tinggi sudah bisa dianggap baik? Belum tentu karena belum lengkap rasanya jika menilai reksa dana tanpa melihat sisi risikonya.
Untuk mengetahui reksa dana yang baik dari sisi return dan risikonya, suatu ukuran yang bisa diperbandingkan diperlukan. Ukuran tersebut adalah sharpe ratio. Sharpe ratio merupakan metode umum yang biasa dipakai para akademisi untuk melihat seberapa baik sebuah reksa dana jika dilihat dari dua sisi yaitu returndan risiko. Sharpe ratio diperoleh dengan membagi returnekstra dari sebuah reksa dana terhadap risiko yang dimilikinya.
Return ekstra berarti selisih antara return dari investasi pada reksa dana terhadap return pada aset investasi bebas risiko, yang pada umumnya adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau obligasi pemerintah dengan periode jatuh tempo 10 tahun. Dengan demikian, reksa dana saham tidak hanya dituntut untung,tetapi juga harus melebihi return aset bebas risiko.
Risiko dalam reksa dana saham dinyatakan dalam standar deviasi. Standar deviasi menggambarkan fluktuasi nilai reksa dana yang dipengaruhi aset-aset yang membentuk reksa dana tersebut. Semakin tinggi risiko dari kumpulan aset yang membentuk reksa dana, semakin tinggi pula risiko fluktuasi nilai aktiva reksa dana tersebut. Gambarannya seperti berikut. Reksa dana A memiliki sharpe ratio sebesar 2.
Untuk setiap 1% risiko yang dimiliki, reksa dana A memberikan return ekstra sebesar 2%. Kesimpulannya, semakin tinggi nilai sharpe ratio, semakin baik reksa dana tersebut. Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan reksa dana saham yang mampu mengalahkan IHSG selama 2009? Apakah semuanya baik? Untuk menjawabnya, penulis memilih 10 reksa dana saham dengan return tertinggi selama 2009 dan menghitung nilai sharpe ratio-nya.
Return aset bebas risiko yang digunakan penulis yaitu rata-rata SBI 1 bulan selama 2009. Berdasarkan tabel, 10 reksa dana saham yang terpilih mampu mengalahkan return IHSG selama 2009.Artinya,semua reksa dana di atas berkinerja baik jika dilihat dari sisi return-nya saja. Nah, bagaimana jika diperhitungkan sisi risikonya?
Apakah yang terbaik menurut return juga pasti terbaik menurut risiko? Sebagai contoh, reksa dana Panin Dana Prima. Secara return selama 2009, reksa dana tersebut memang tidak menjadi yang terbaik. Namun, menurut risikonya, Panin Dana Maksima relatif kecil sehingga reward(sharpe ratio) yang diberikan return ekstra atas risikonya menjadi besar. Begitu juga dengan reksa dana Saham Panin Dana Maksima.
Kesimpulannya, meski sebuah reksa dana mampu menghasilkan return paling tinggi, belum tentu reksa dana itu menjadi yang terbaik menurut risikonya. Bisa saja return reksa dana yang tinggi dihasilkan lewat kumpulan aset yang berisiko tinggi,sehingga pergerakan nilai reksa dananya pun menjadi cukup fluktuatif. Dengan demikian, investasi reksa dana hanya dengan berpatok pada return belumlah cukup efektif.Semakin tinggi risiko suatu reksa dana, reksa dana tersebut semakin agresif. Seperti pepatah lama,high risk high return.Selamat berinvestasi! (*)
Praska Putrantyo
Analis Infovesta Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar