Rabu, 29 Juli 2009 | 07:19
INDUSTRI REKSADANA
Reksadana Terproteksi Berebut Dana
JAKARTA. Meski pamor reksadana saham belakangan lebih mencuat, tak berarti penerbitan reksadana terproteksi terhenti. Dalam waktu yang hampir bersamaan, beberapa produk reksadana terproteksi muncul di pasar.
Ambil contoh, Danareksa Investment Management baru saja menerbitkan reksadana terproteksi dalam denominasi dolar dengan nama Danareksa Proteksi Melati Dollar Amerika Serikat. Sekarang masa penawaran sedang berlangsung. "Kalau tidak ada perubahan penawaran masih akan berlangsung hingga 11 Agustus nanti," kata Head of Marketing Danareksa Investment Management Dyah Sofiyanti, kemarin (28/7).
Reksadana berdenominasi dolar ini akan memberi imbal hasil bersih antara 5% hingga 6% per tahun. "Ini sudah dikurangi biaya MI dan bank kustodian," ujar Dyah. Penempatan dana reksadana ini di instrumen surat utang negara dan obligasi korporasi.
Produk terproteksi lain muncul dari Mandiri Manajemen Investasi (MMI) lewat produk reksadana Mandiri Proteksi Dana Pendapatan Berkala 3. Dalam produk yang akan ditawarkan akhir bulan ini, MMI akan memberikan imbal hasil 9% per tahun.
Reksadana ini akan mengalokasikan seluruh dana nasabah pada obligasi korporasi. Investasi minimal Rp 10 juta. MMI menargetkan bisa mendapat total dana kelolaan produk ini hingga Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar.
Reksadana terproteksi lain juga meluncur dari kantor Lautandhana Investment Management. Manajer investasi ini meluncurkan produk Lautandhana Proteksi Dinamis.
Reksadana terbaru dari Lautandhana ini akan menempatkan dana nasabah pada saham dan Surat Utang Negara (SUN) dengan porsi 25% dan 75%. Sebab, saham sedang naik daun. Lautandhana berani memberi iming-iming imbal hasil hingga 15% per tahun.
Lautandhana menawarkan reksadana terproteksi ini sejak 23 Juli hingga awal Agustus nanti. Lautandhana mematok investasi awal minimal Rp 100 juta untuk produk ini.
Dyah mengakui sekarang ini memang investor sudah mulai banyak masuk lagi ke reksadana saham maupun reksadana campuran. "Tapi kalau dilihat, permintaan untuk reksadana terproteksi ini masih bagus," kata Dyah.
Analis Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan reksadana terproteksi ini cocok untuk investor yang bertujuan mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito. Apalagi reksadana masih bebas pajak bunga obligasi sampai tahun depan.
Namun, investor harus tahu betul isi reksadana terproteksi itu. Imbal hasil reksadana terproteksi ini akan lebih tinggi kalau isinya bukan surat utang negara.
Menurutnya, beberapa reksadana terproteksi yang muncul beberapa bulan lalu memiliki imbal hasil yang lebih menarik. Apalagi waktu itu banyak korporasi meluncurkan obligasi baru dengan kupon terbilang tinggi.
Penerbitan reksadana terproteksi ini pastinya akan menambah total dana kelolaan yang per 17 Juli 2009 lalu mencapai Rp 30,55 triliun dari total dana kelolaan reksadana semua jenis yang mencapai Rp 97,52 triliun.
Wahyu Tri Rahmawati KONTAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar