Selasa, 25 Agustus 2009 | 06:00
REKSADANA
Reksadana Saham Masih Menawan
JAKARTA. Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mendaki 75,29% ke posisi 2.375, kemarin (24/8). Bukan mustahil, IHSG akan kembali menyentuh rekor tertinggi 2.830 pada Februari 2008. Seiring gairah di bursa saham ini, peluang berinvestasi di reksadana saham pun kembali menarik.
Kendati harga-harga unit penyertaan reksadana sudah naik cukup tinggi, para manajer investasi masih optimistis bisa memberikan pertumbuhan imbal hasil yang menarik bagi investor. "Pemulihan pasar global akan memberikan sentimen positif terhadap bursa kita," kata Alvin Pottisahusiwa, Direktur PT Fortis Investments, kemarin (24/8).
Direktur PT Pratama Capital Asset Management Djoni Gunawan mengklaim, reksadana saham yang dikelolanya sudah memberikan keuntungan sebesar 170% tahun ini. "Hingga akhir tahun ini masih berpeluang naik hingga 30%," ramal Djoni.
PT Fortis Investments juga tak kalah optimistis. Alvin mengungkapkan, per Juli 2009, reksadana saham yang dikelola Fortis telah menghasilkan keuntungan 84%-94%. Alvin memproyeksikan, hingga akhir tahun ini keuntungannya masih bisa meningkat 15%-20%.
Tergantung aset dasar
Dibandingkan berinvestasi langsung ke saham, investasi di reksadana saham memiliki beberapa keunggulan. Investor tidak perlu memiliki modal sebanyak jika berinvestasi langsung di saham.
Selain itu, investor tidak perlu pusing memilih dan mengatur portofolio sahamnya. Sebab, sudah menjadi tugas manajer investasi untuk mengelola dana investor.
Sayangnya, saat ini manajer investasi tak banyak mengeluarkan produk reksadana saham baru. Soalnya, menurut para manajer investasi, krisis global telah membuat banyak investor institusi memangkas portofolio mereka di reksadana saham. "Reksadana saham sekarang sulit untuk mencari sponsor," ungkap Djoni.
Karena itu, investor harus membeli reksadana saham yang sudah ada walaupun harga unit penyertaannya sudah relatif mahal.
Bisa dipastikan, imbal hasil reksadana saham sangat tergantung pada saham-saham pilihan manajer investasi. Manajer investasi yang jago mengelola portofolio seringkali bisa memberikan imbal hasil melebihi kinerja IHSG.
Karena itu, dalam memilih reksadana saham, Djoni menyarankan agar investor mengetahui persis aset dasar dari produk reksadana tersebut. "Investor harus berdiskusi dengan manajer investasi, aset dasar sahamnya apa saja, dan apa alasan pemilihan saham-saham itu," jelasnya.
Djoni juga menyarankan investor memilih reksadana saham yang memiliki saham dari sektor yang bervariasi. Lantaran sektor pilihannya bervariasi, risikonya pun akan tersebar. Maksudnya, ketika harga satu sektor jatuh, kerugiannya masih bisa ditutup oleh kenaikan harga saham sektor lainnya.
Selain mengetahui kebijakan investasi dari sebuah produk reksadana, Alvin menasihati investor agar tidak segan membanding-bandingkan sejumlah produk. "Lihat juga rekam jejak produknya, bandingkan dengan produk lain," tandasnya.
Herlina KD KONTAN
Senin, 24 Agustus 2009 | 16:40
INVESTASI REKSADANA
Indeks Bursa Menggeliat, Reksadana Saham Makin Memikat
JAKARTA. Membaiknya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir ini, rupanya memberikan angin segar bagi investasi di produk reksadana saham. Dengan kenaikan indeks, peluang investasi di reksadana saham semakin memikat.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Pratama Capital Investment Aset, Djoni Gunawan. Dia bilang, dengan berkilaunya pergerakan IHSG, peluang investasi di reksadana saham masih terbuka. Asal, kebijakan investasi yang dipilih lebih fleksibel. "Kalau kebijakan investasi dari manajer investasinya flesksibel, bisa menggganti portofolio saham bila peluang kenaikan sahamnya sudah terbatas, maka investasi di reksadana saham masih menjanjikan," ungkapnya.
Ia menambahkan, kebijakan fleksibel ini perlu diambil karena prospek saham tiap sektor memiliki masanya tergantung siklus ekonomi. "Jadi, jangan terpaku pada saham di satu sektor saja," katanya. Djoni menambahkan, di sepanjang tahun ini, produk reksadana saham milik Pratama Capital Investment Aset memiliki return 170%. "Hingga akhir tahun masih berpeluang naik hingga 30%," tambahnya.
Herlina KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar