Fortis Promosi ke Jepang dan Hong Kong
Promosi di luar Indonesia akan meningkatkan sekitar 20 hingga 30 persen dana kelolaan.
RABU, 9 SEPTEMBER 2009, 09:21 WIB
Arinto Tri Wibowo, Anda Nurlaila
ilustrasi investasi (Adri Prastowo)
BERITA TERKAIT
Fortis Akan Luncurkan Reksa Dana Proteksi
Fortis Bidik Dana Kelolaan Rp 15,6 Triliun
2008, Return Reksa Dana Fortis Equitra 87,2%
Web Tools
VIVAnews - PT Fortis Investment berencana untuk memasarkan produk perusahaan ke luar negeri. Beberapa negara potensial untuk promosi di antaranya Jepang, Hong Kong, dan Korea Selatan.
Direktur Sales and Marketing Fortis Investments Tino Moorrees mengatakan, minat investasi di negara-negara bersangkutan sangat besar. "Kondisi pasar di Indonesia membuat banyak investor tertarik," kata dia di Jakarta, Selasa malam, 8 September 2009.
Menurut Tino, promosi di luar Indonesia akan meningkatkan sekitar 20 hingga 30 persen dana kelolaan. Saat ini, Fortis Investment memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp 20,4 triliun.
Porsi terbesar dari reksa dana Rp 16,5 triliun. Sementara itu, pada awal tahun, Fortis menargetkan dana kelolaan sebesar Rp 17,5 triliun. "(Jadi) sudah melampaui target," ujar dia.
Fortis Investment mengembangkan tiga jenis reksa dana yakni reksa dana saham, campuran, dan pendapatan tetap. Total sebanyak 13 produk, serta 31 reksa dana terproteksi.
arinto.wibowo@vivanews.com
• VIVAnews
Industri reksa dana secara perlahan mulai pulih. Fortis Investment bahkan merevisi target pengelolaan reksa dana menjadi Rp 20 triliun pada tahun 2009.
Hal ini disampaikan President Director PT Fortis Investments Eko P. Pratomo di kantornya, Jakarta, Selasa malam (8/9/2009), di Jakarta.
Awal tahun 2009, Fortis menargetkan total dana kelolaan reksa dana mereka sebesar Rp 13 Triliun. Namun sampai pertengahan tahun, pertumbuhan dana kelolannya sudah mencapai target, yaitu Rp 16,5 Triliun.
Dengan tercapainya target reksa dana, Fortis menetapkan target baru yaitu Rp 20 triliun sampai akhir tahun 2009. Total dana kelolaan Fortis didapat dari dua bagian reksa dana konvensional dan syariah.
Reksa dana syariah menyumbang Rp 300 Miliar dari total dana kelolaan Fortis. Sisanya disumbang oleh reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Namun pendapatan reksadana terbesar Fortis masih dipegang reksadana saham, yaitu Rp 11,55 Triliun, atau 70% dari total dana kelolaan.
Sementara Director Marketing & Sales PT Fortis Invesment Tino Moorrees mengungkapkan, pihaknya akan segera menerbitkan produk terbaru mereka berjenis reksa dana terproteksi. Minimum investasi reksa dana terproteksi ini dipatok US$ 10.000 atau senilai Rp 100 juta.
Reksa dana terproteksi ini diprediksi mempunyai return 4%, dengan jangka waktu 5 tahun. Reksa dana bertajuk Capital Dollar ini telah mendapatkan izin dari Bapepam-LK selaku otoritas pengawas pasar modal.
"Kami telah mendapatkan izin dari Bapepam-LK sejak 8 Mei lalu," kata Tino.
Komposisi reksa dana ini berupa 80%-95% berupa goverment bond. "Jika dibandingkan dengan reksadana di negara Amerika, yang hanya 2%, angka 4% tergolong tinggi," tambah Tino.
Sumber: detikcom
Rabu, 09 September 2009 | 07:42
PRODUK BARU REKSADANA
Fortis Akan Memasarkan Dua Reksadana Terproteksi Dolar
JAKARTA. PT Fortis Investments berencana menerbitkan dua produk reksadana terproteksi hingga akhir tahun 2009. Salah satu produk yang siap meluncur dalam waktu dekat adalah reksadana Terproteksi Fortis Capital USD I. Produk bertenor lima tahun ini menawarkan imbal hasil (return) sebesar 4% setahun.
Fortis mematok minimal penyertaan di produk ini US$ 10.000. Nah, Fortis berharap bisa menjaring dana sebanyak US$ 10 juta. "Kami akan mulai menawarkan produk ini seusai Lebaran nanti," ujar Tino Moorrees, Direktur Marketing & Sales Fortis Investments, kemarin (8/9).
Produk ini sebenarnya sudah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sejak Mei 2009. Namun, lantaran tiga bank yang akan menjadi agen penjual produk ini belum seluruhnya mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI), masa penawaran reksadana dolar ini pun molor.
Tino masih enggan menyebutkan ketiga bank yang akan menjual produk reksadana mereka ini. Yang pasti, dua di antaranya telah mendapatkan izin dari BI. Sementara untuk bank kustodian, Fortis menunjuk Citibank.
Perusahaan Manajer Investasi (MI) ini akan menempatkan dana kelolaan reksadana ini di obligasi sebanyak 80%-90%. Selebihnya ke instrumen pasar uang. "Minat nasabah terhadap reksadana terproteksi sedang naik ketika bunga deposito sedang turun seperti sekarang," ujar Tino.
Makanya, usai meluncurkan Fortis Capital USD I, Fortis akan menerbitkan satu produk reksadana terproteksi lagi sebelum akhir tahun ini. Namun, Tino masih belum bisa menjelaskan detail produk tersebut, karena masih menggodok rencana itu.
Per akhir agustus 2009, dana kelolaan Fortis mencapai Rp 20,4 triliun. Jumlah ini sudah melebihi 16,7% dari target tahun ini yang sebanyak Rp 17 triliun.
Presiden Direktur Fortis Eko Priyo Pratomo bilang, penyumbang kenaikan tertinggi kelolaan Fortis adalah reksadana syariah. Dana kelolaan produk ini naik 300% sejak awal tahun jadi Rp 3 triliun.
Tino yakin dana kelolaan Fortis bisa meningkat 20%-30% pada tahun depan karena pasar modal semakin bergairah. Ia mengaku, beberapa koleganya di Jepang dan Hong Kong telah menyatakan minat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia.
Ade Jun Firdaus KONTAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar