Senin, 15 Maret 2010 | 08:34
REKSADANA
Reksadana Saham Masih Menjanjikan
JAKARTA. Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini membawa berkah tersendiri bagi para manajer investasi (MI). Beberapa MI mengaku kebanjiran pemesanan reksadana berbasis saham.
Michael Tjoajadi, Direktur Schroder Investment Management Indonesia, memprediksi tren pergerakan IHSG akan terus naik hingga akhir tahun ini seiring stabilnya kondisi ekonomi domestik. Ekonomi global juga mulai pulih. Alhasil, prediksi pertumbuhan laba bersih emiten sebesar 15%-20% pada tahun ini bisa menjadi kenyataan.
Sedangkan pertumbuhan return (keuntungan) reksadana saham sepanjang tahun lalu cukup tinggi. Ketika indeks naik 86,7%, banyak reksadana saham yang mampu memberikan return di atas 100%. Seperti, Reksadana Pratama Saham, Panin Dana Prima, Schroder Dana Istimewa, dan Manulife Saham Andalan. Para MI memprediksi return reksadana saham tahun ini bisa tumbuh 30% - 40%.
Menurut Djoni Gunawan, Direktur Utama Pratama Capital Asset Management, pembelian unit reksadana saham di perusahaannya selama sebulan terakhir meningkat pesat. "Mencapai Rp 50 miliar per bulan, yang artinya terdapat kenaikan 10%," ujarnya.
Tapi, Djoni tak menampik bahwa sebagian investor melakukan penarikan dana atau redemption dari reksadana saham. "Ada yang merasa ini adalah waktu yang tepat untuk profit taking," ujarnya.
Pembelian meningkat
Jika Anda ingin membeli reksadana saham saat ini, boleh jadi harganya sudah lebih tinggi ketimbang beberapa waktu lalu. Maklum, nilai aset dasar (underlying asset) dari reksadana tersebut juga naik. Tapi, Michael menganggapnya masih tergolong wajar. "Harga saham tak semurah dulu. Tapi bila divaluasi secara jangka panjang selama lima tahun, masih ada 30%-70% saham yang masih di bawah fair value," timpal Kenny Soejatman, Head of Equity Investment Mandiri Management Investasi (MMI).
Namun, Michael mengingatkan, investor sebaiknya terus memantau segala risiko yang ada. Seperti, perkembangan ekonomi dalam maupun luar negeri yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Contohnya, masalah utang yang menimpa beberapa negara Eropa. "Meski akhirnya Yunani dan Spanyol bisa mengatasi utang mereka dan penyelesaian kasus Bank Century tidak menimbulkan political chaos, investor harus waspada atas risiko berikutnya," ujarnya.
Michael dan Kenny berpendapat, investor masih bisa masuk atau bertahan di reksadana saham saat ini. Investor juga dihimbau tidak terpaku pada harga reksadana saham yang sudah tinggi. "Kalau mau lebih optimal, lebih baik masuk ketika indeks turun dalam kurun beberapa hari," saran Kenny. Opsi lainnya, investor boleh membeli reksadana saham ketika IHSG sudah turun menembus level 2.600.
Winston Sual, Manajer Investasi Panin Sekuritas, menilai harga reksadana saham saat ini tidak murah tetapi bukan berarti mahal. Asal, investor memilih reksadana yang memiliki rekam jejak baik. "Investor berhak bertanya mengenai portofolio reksadananya," jelasnya.
Seiring kenaikan indeks, peluang MI mengatur strategi demi mendapatkan keuntungan akan semakin besar. "Reksadana saham sangat diuntungkan dengan kondisi saat ini," ujar Winston. Jadi, kalau saat indeks naik tinggi kinerja reksadana saham Anda justru memble, Anda harus bertanya kepada MI tentang portofolio dan strateginya.
Dyah Megasari, Ade Jun Firdaus kontan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar