14/11/2009 - 16:00
Reksadana Pasar Uang Jadi Pilihan
Susan Silaban
INILAH.COM, Jakarta - Kondisi krisis finansial global masih terasa dampaknya. Sebagai bukti, nilai indeks BEI masih naik turun tak jauh dari angka 2.350-2.400. Makanya terkadang tak sedikit para investor keluar masuk bursa.
Namun kondisi ditinggal investor dan indeks yang masih mencoba untuk menembus 2.600 menjadi peluang emas bagi investor kecil untuk masuk industri reksadana. Tapi tunggu dulu. Justru fakta yang ada tidak separah itu. Dengan harga saham yang relatif murah saat ini, investasi di reksa dana saham pun semakin ciamik saja. Tapi yang perlu diingat, investasi demikian adalah bentuk investasi jangka panjang.
Direktur Utama Danareksa Investments Management Jhon D. Item menguraikan, reksadana saham bisa menjadi pundi-pundi bagi investor yang menyukai resiko karena imbal hasil (yield) yang akan diperoleh lebih besar ketimbang reksadana lain.
"Semuanya itu tergantung dengan karakter investor mau reksadana saham atau reksadana terproteksi. Namun kita perlu cermat membaca situasi," ucap Jhon saat bincang-bincang dengan INILAH.COM, akhir pekan lalu.
Ia melihat, industri reksadana tahun depan akan diramaikan dengan reksadana pasar uang begitu juga dengan reksadana saham. Mengapa? Seiring dengan melemahnya Dollar terhadap Rupaih menjadi sinyal positif bagi reksadana pasar uang. Investor pun akan mencoba untuk mengubah atau mencoba portofolio reksadana pasar uang. Selain imbal hasil yang cukup menggiurkan, reksadana pasar uang pun cukup aman.
"Danareksa pun sudah mencoba untuk memasarkan reksadana pasar uang. Investor cukup tertarik," urainya.
Reksadana pasar uang lebih menguntungkan dibandingkan deposito, dengan bunga 8% -9%. Apalagi jangka waktunya pendek, bahkan ada yang 5 hari. Lumayan banyak orang yang masuk, meskipun hanya beberapa hari kemudian ditarik lagi. [san/hid]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar