... Oktober adalah bulan koreksi indeks harga saham gabungan di scbd ... jelas reksa dana saham juga terimbas penurunan ... tapi gw malah masuk beli saat penurunan, dengan ekspektasi November dan Desember, sesuai bunyinya ber-ber-ber, gw akan realisasikan laba lage ... semoga yo ...
Selasa, 03/11/2009 00:00 WIB
Return 71 reksa dana saham turun
Pemodal disarankan untuk mulai membeli produk investasi
oleh :
JAKARTA: Sebanyak 71 reksa dana saham mencatatkan rerata penurunan return sebesar 4,89% selama Oktober atau lebih besar dibandingkan dengan penurunan indeks harga saham gabungan sebesar 4,45%.
Indeks harga saham gabungan pada 1 Oktober 2009 berada di level 2.477,97 turun 4,45% menjadi 2.367,70 per 30 Oktober.
Di tengah turunnya nilai unit penyertaan akibat turunnya harga saham yang menjadi portofolio produk investasi tersebut, beberapa manajer investasi menyarankan pemodal dengan horizon investasi jangka panjang untuk mulai membeli reksa dana.
Direktur Utama PT Fortis Investments Eko Priyo Pratomo mengatakan pada saat kondisi pasar modal yang berfluktuasi seperti sekarang, investor justru sebaiknya masuk dan membeli instrumen investasi ketika harga sedang murah.
"Khusus bagi investor yang baru ingin masuk, sebaiknya mereka masuk ke reksa dana campuran yang memberikan return lumayan besar dan juga dapat menjaga angka penurunan ketika jatuh," ujarnya kepada pers pekan lalu.
Manajer investasi PT Paramitra Alfa Sekuritas Ukie Jaya Mahendra mengatakan investor tidak perlu khawatir dengan penurunan kinerja sepanjang bulan lalu karena kinerja reksa dana tidak dapat hanya dilihat berdasarkan kinerja sebulan.
Berdasarkan data harian reksa dana yang dihimpun Bisnis selama Oktober, reksa dana Paramitra Premium, Makinta Mantap, Batasa Equity Syariah, BNI Dana Berkembang, dan Jakarta Blue Chip, membukukan penurunan terbesar di antara reksa dana sejenis.
Paramitra Premium membukukan return (pengembalian investasi) negatif sebesar 17,58%, disusul Makinta Mantap yang membukukan return negatif sebesar 14,66% dibandingkan dengan awal Oktober.
Investor, lanjut Ukie, justru dianjurkan untuk membeli unit reksa dana, karena diperkirakan pasar modal akan kembali membaik. "Secara optimistis, ini adalah awal tren bullish [menguat] yang berikutnya, saatnya membeli."
Ukie mengatakan dengan membandingkan return pada April, sekitar 79% dalam sebulan, dia optimistis reksa dana yang dikelolanya itu dapat memberikan return ketika pasar modal membaik kembali tahun ini.
Eko mengatakan bagi pemodal pemula dengan horizon investasi jangka panjang disarankan untuk membeli produk reksa dana campuran karena dengan penurunan harga saham akan dibatasi dengan isi portofolio obligasi yang harganya lebih dapat bertahan dibandingkan dengan saham.
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, kepemilikan surat utang negara oleh manajer investasi periode 2 Oktober hingga 30 Oktober naik Rp3 triliun dari Rp41,21 triliun menjadi Rp44,21 triliun.
Adapun instrumen investasi saham yang masuk portofolio, lanjut Eko, dapat memberikan return yang menarik bagi investor ketika harga tiba-tiba menguat.
"Sehingga tidak kehilangan momentum baik ketika harga saham turun atau naik."
Strategi berinvestasi
Untuk investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang, tuturnya, investor dapat memilih metode dollar cost averaging (DCA) yang mengutamakan investasi berkala dengan jumlah yang tetap.
Dengan cara itu, investor membeli reksa dana sekali dengan jumlah besar dan melanjutkannya dengan membeli dalam jumlah yang ditetapkan dan pasti dengan disiplin sehingga tidak akan kehilangan kesempatan baik ketika pasar membaik maupun memburuk.
Head of Mutual Fund Sales PT Schroder Investment Management Indonesia Liza Lavina menilai reksa dana campuran dengan kombinasi yang hampir seimbang itu juga dapat membantu investor yang masih bertipe pemula untuk mulai berinvestasi di pasar modal.
"Terlebih ketika kondisi masih labil dan belum dapat ditebak arahnya seperti sekarang."
Liza mengatakan untuk menghindari risiko berinvestasi pemodal juga disarankan untuk mendiversifikasi produk reksa dananya.
"Pemodal dapat menyesuaikan jenis produk yang dibeli dengan menyesuaikan horizon investasinya." (21/Rahayuningsih) (redaksi @bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia
bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar