gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Sabtu, 29 Desember 2012

MAKIN AMBLES, makin TINGGI potential gain%, bo :) (281212)

10,24%@reksa dana SAHAM v. 12,74%@IHSG : 261212

simak perbandingan potential gain % beberapa Reksa Dana Saham berikut, yang dikalkulasi berdasarkan SELISIH PERSENTASE NAB per tgl 28/12/2012 dan per tgl 02/01/2012:

SEKEDAR PERBANDINGAN dengan tren potential gain % Reksa Dana Campuran neh:
CATATAN: potential gain % dikalkulasikan berdasarkan selisih persentase NAB per tgl 28/12/2012 dan per tgl 02/01/2012

 

Imbal hasil reksadana saham 10,24%


kontan
JAKARTA. Kinerja reksadana saham sepanjang 2012 belum bisa memberi keuntungan tinggi bagi investor. Menilik data PT Infovesta Utama, rata-rata return reksadana saham atau indeks reksadana saham (IRDSH) year to date hingga 14 Desember 2012 hanya tercatat 10,24%. Angka tersebut di bawah kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sebesar 12,74%.
Analis riset Infovesta Utama, Praska Putrantyo mengatakan, tertinggalnya IRDSH dibanding IHSG disebabkan oleh kurang meratanya kinerja produk reksadana. Selama periode tersebut, ada 26 reksadana saham yang mencetak kinerja di atas IHSG.
Sisanya, 51 reksadana saham berkinerja di bawah IHSG. "Sehingga dalam IRDSH yang mengukur rata-rata kinerja reksadana saham di Indonesia menjadi terlihat lebih rendah dibanding IHSG sepanjang periode itu," tutur Praska, Jumat (21/12).
Praska memperkirakan, kurang moncernya kinerja sejumlah produk reksadana dipicu oleh penempatan alokasi aset pada pada sektor-sektor saham dengan kinerja tertinggal dibanding IHSG. "Misalnya, sektor aneka industri yang tercatat -0,24%, sektor pertanian yang kinerjanya -7,64%, atau sektor pertambangan yang berada di kisaran -25,6%," jelas Praska.
Meski tercatat hanya 10,24%, kinerja rata-rata reksadana saham ini jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Rata-rata kinerja reksadana saham hanya -0,25% di tahun lalu. Kinerja ini juga lebih rendah dibanding IHSG yang tumbuh 3,2% sepanjang 2011.
Vice President of Investment CIMB Principal Asset Management, Fadlul Imamsyah mengakui, pergerakan saham-saham di Bursa Efek Indonesia tahun ini sulit diprediksi. Saham-saham berkapitalisasi pasar menengah dan kecil justru mencatat kenaikan kinerja lebih tinggi dibanding saham-saham berkapitalisasi besar. "Yang mendorong IHSG adalah mid dan small cap," tutur Fadlul.
Oleh karena itu, CIMB Principal mulai mengoleksi saham-saham small dan mid cap untuk menopang return reksadana. "Untuk sektor, kami masih memperbesar saham-saham sektor infrastruktur dan konsumsi yang berpotensi naik," kata Fadlul. Data Infovesta Utama menunjukkan, dua produk reksadana saham CIMB mencatat kinerja di bawah 10%.
Sepuluh Reksadana Saham dengan Return Tertinggi
Reksadana Ytd 14 Des 2012
Sam Indonesia Equity Fund 40,16%
MNC Dana Ekuitas 32,18%
Syailendra Ewuity Opportunity Fund 26,45%
TRAM Consumption Plus 23,48%
Emco Mantap 23,33%
OSK Nusadana Alpha Sector Rotation 22,81%
BNP Paribas Solaris 22,58%
Danareksa Mawar Konsumer 10 21,80%
TRAM Equity Focus 21,38%
BNP Paribas Pesona Amanah 17,89%
Indeks Reksadana Saham (IRDSH) 10,24%
sumber: Infovesta Utama

Jumat, 28 Desember 2012

MOVE ON, move UP BEI, gain #1 again ... 281212

Bursa Efek Indonesia Tertinggi ke-8 di Asia
Penulis : Didik Purwanto | Jumat, 28 Desember 2012 | 11:27 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perdagangan saham selama 2012 ditutup menguat 12,03 persen. Penguatan tersebut merupakan tertinggi kedelapan di Asia Pasifik.
Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ngalim Sawega mencatat sepanjang Januari 2012 hingga 27 Desember 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan dari posisi Desember 2011 sebesar 3.821,992 menjadi 4.281,86.
"Ini menunjukkan bahwa pasar saham di Indonesia masih menarik bagi investor," kata Ngalim saat konferensi pers BEI akhir tahun di kantor BEI Jakarta, Jumat (28/12/2012).
Berdasarkan data. BEI, perdagangan saham tertinggi dialami oleh bursa Thailand yang naik 36,27 persen, kemudian bursa Filipina 32,55 persen, bursa India 25,03 persen dan bursa Hongkong 22,7 persen. Lalu dilanjutkan oleh bursa Jepang 22,09 persen, bursa Singapura 20,31 persen, bursa Australia 14,58 persen dan bursa Indonesia 12,03 persen.
Kemudian bursa Malaysia 9,37 persen, bursa Korea 8,85 persen, bursa Taiwan 8,15 persen, bursa Shanghai China 0,29 persen dan bursa Shenzhen China yang anjlok 0,44 persen. "Semoga nanti sore bisa ditutup menguat lebih tinggi lagi," tambahnya.
Editor :
Erlangga Djumena
berdasarkan TREN INDEKS BURSA SHANGHAI, ADRO, DAN ANTM, maka gw uda meliat tanda2 pemulihan saham2 yang berorientasi ekspor, yaitu tambang dan perkebunan/pertanian, diakibatkan oleh REBOUNDnya PERTUMBUHAN EKONOMI CHINA pasca PERGANTIAN KEPEMIMPINAN dan PEMULIHAN EKONOMI AMRIK dan EUROZONE
... jadi PULIH LAH INVESTASI PORTOFOLIO INDONESIA :)

kutipan dari Tempo ONLINE: 

Jelang Akhir Tahun, Bursa Efek Tumbuh 12 Persen  


TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menduduki posisi kedelapan di Kawasan Asia Pasifik dengan pertumbuhan sebesar 12,03 persen. Angka itu berdasarkan penutupan perdagangan kemarin, sementara pada posisi pertama ditempati oleh Thailand dengan kenaikan 36,27 persen.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Ngalim Sawega, mengatakan, berdasarkan penutupan akhir perdagangan kemarin BEI berada pada posisi 4.281,86 dibandingkan posisi penutupan terakhir pada 2011 yang berada pada posisi 3.821,99.














IHSG pada penutupan 28 Desember 2012 @4316.68; berarti potential gain % @+12,94%





"Itu dilihat dari penutupan kemarin, belum tahu nanti dengan penutupan perdagangan sore kayak apa. Semoga naik. Adanya kenaikan saham tersebut artinya bahwa pasar modal kita masih menarik," katanya, saat konferensi pers akhir tahun, di gedung BEI, Jakarta, Jumat, 28 Desember 2012.

Ngalim mengungkapkan kenaikan tersebut merupakan kepercayaan investor kepada pasar saham dibandingkan deposito, meskipun investor memiliki pilihan untuk berinvestasi di pasar saham atau berinvestasi di tempat lain. Ini terbukti dengan adanya kenaikan sebesar 12,03 persen yang dinilai cukup tinggi.

Selain itu, rasio kapitalisasi terhadap GDP 2009 untuk reksadana saham naik 36 persen. Sedangkan korporasi 1,6 persen dan obligasi pemerintah sebesar 10,2 persen. "Semuanya ada perubahan, tetapi yang mencolok kenaikan saham," kata Ngalim. Situasi ini mengindikasikan bahwa pasar Indonesia masih menarik karena investor banyak memilih untuk masuk bursa saham.

Ia mengatakan indikasi peningkatan pertumbuhan sebesar 12,03 persen juga mencerminkan kepercayaan masyarakat kepada emiten Indonesia. Selain itu, ada mekanisme penunjang aksi korporasi seperti right issue dan initial public offering (IPO/penawaran umum saham perdana) yang mendorong peningkatan pertumbuhan perdagangan.

FIONA PUTRI HASYIM

Sabtu, 22 Desember 2012

PERBANDINGAN TREN nab 8 REKSA DANA SAHAM neh: 221212

ClipartSELAMAT BERNATALAN ya :)


perbandingan tren NILAI AKTIVA BERSIH reksa dana saham berikut: ptpdmai: panin dana maksima
biradsi: batavia dana saham
makman: emco mantap
bnppsta: bnp paribas star
maniedi: mandiri investa ekuitas dinamis mansham: manulife dana saham
citekui: bnp paribas ekuitas
schisti: schroder dana istimewa

Jumat, 21 Desember 2012

HAPPY MAYA'S DOOMSDAY ... 2112/2012

akhirnya:

selamat MENIKMATI KIAMAT versi KALENDER SUKU MAYA

@http://sahamantmindonesia.blogspot.com/2012/11/antm-dan-nasib-investor-saham-antm.html @http://lesmaensahamberlaba.blogspot.com/2012/11/koleksi-saham-warteg-gw-tetap-berlaba-n.html @http://jlmaensaham2012.blogspot.com/2012/06/les-saham-murmer.html

Kamis, 20 Desember 2012

jelang KIAMAT versi KALENDER SUKU MAYA jadul

HAPPY 2012/2012

HAPPY 2012/2012

IHSG anjlok ke bawah 4250, gw UDA BELI REKSA DANA SAHAM neh :)

Senin, 10 Desember 2012

GAIN @ manulife dana saham, bnp paribas ekuitas dalam 3 taon v. tren IHSG : 10/12/12





dalam 5 taon terakhir, simak tren Schroder Dana Istimewa (SDI) dan Schroder Dana Prestasi Plus (SDPP):

TERNYATA DALAM 6 BULAN TERAKHIR JUSTRU:

Kamis, 06 Desember 2012

RD terpr0teks1 gacoan Danareksa ... 061212

DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT Tingkatkan AUM Jadi Rp16,4 Triliun

     bisnis indonesia
    JAKARTA: PT Danareksa Investment Management menargetkan dapat meningkatkan nilai asset under management (AUM) pada tahun depan sebesar 17% atau menjadi sekitar Rp16,4 triliun dibandingkan akhir tahun ini yang diproyeksi Rp14 triliun.

    Direktur Utama Danareksa Investment Management Zulfa Hendri mengatakan peningkatan tersebut seiring dengan pertumbuhan industri reksa dana yang diyakini bisa lebih tinggi dibanding tahun ini seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang mulai berinvestasi di pasar modal.

    Selain itu, peningkatan indeks yang juga diproyeksi bisa menanjak 15% juga mendorong kenaikan rerata imbal hasil yang menjadi salah satu daya tarik masyarkat untuk menanamkan modalnya pada instrumen reksa dana.

    “Tahun depan target dana kelolaan kami bisa tumbuh sekitar 17%,” ucapnya usai bermain bowling bersama wartawan, Rabu malam (5/12/2012).

    Zulfa menuturkan untuk meningkatkan dana kelolaan tersebut, perseroan berencana menerbitkan sekitar lima hingga delapan reksa dana terproteksi dengan target nilai aktiva bersih yang dikumpulkan sekitar Rp100 miliar hingga Rp150 miliar untuk setiap produk.

    Reksa dana jenis ini memang banyak diminati oleh para nasabah bank yang memiliki banyak uang dan ingin mengubah pola pikir dari menabung menjadi investasi. Pasalnya, fitur reksa dana ini cukup sederhana dan mirip dengan deposito.

    Sementara untuk produk reksa dana terbuka, menurutnya DIM belum akan meluncurkan produk baru sebab saat ini beberapa jenis reksa dana open end yang dimiliki telah beragam dan hampir lengkap.

    “Kami akan fokus terbitkan reksa dana terproteksi karena untuk menggantikan yang jatuh tempo sebesar Rp500 miliar. Untuk yang open end belum ada tahun depan karena sudah hampir lengkap. Jadi kami akan mendorong pertumbuhan dari produk yang sudah ada dulu,” tuturnya.

    Selain proteksi, DIM juga rencananya akan menerbitkan reksa dana penyertaan terbatas berbasis proyek. Namun sayangnya dia masih enggan menyebutkan proyek yang akan dijadikan underlying tersebut.

    “Belum bisa disebutkan. Minggu depan kami juga akan menerbitkan RDPT proyek infrastruktur yang sedang on progress,” ucapnya.

    Selain itu juga bila dimungkinkan perseroan akan meluncurkan kembali produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) dengan target dana kelolaan Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. (sut)