gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Sabtu, 29 Desember 2012

MAKIN AMBLES, makin TINGGI potential gain%, bo :) (281212)

10,24%@reksa dana SAHAM v. 12,74%@IHSG : 261212

simak perbandingan potential gain % beberapa Reksa Dana Saham berikut, yang dikalkulasi berdasarkan SELISIH PERSENTASE NAB per tgl 28/12/2012 dan per tgl 02/01/2012:

SEKEDAR PERBANDINGAN dengan tren potential gain % Reksa Dana Campuran neh:
CATATAN: potential gain % dikalkulasikan berdasarkan selisih persentase NAB per tgl 28/12/2012 dan per tgl 02/01/2012

 

Imbal hasil reksadana saham 10,24%


kontan
JAKARTA. Kinerja reksadana saham sepanjang 2012 belum bisa memberi keuntungan tinggi bagi investor. Menilik data PT Infovesta Utama, rata-rata return reksadana saham atau indeks reksadana saham (IRDSH) year to date hingga 14 Desember 2012 hanya tercatat 10,24%. Angka tersebut di bawah kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sebesar 12,74%.
Analis riset Infovesta Utama, Praska Putrantyo mengatakan, tertinggalnya IRDSH dibanding IHSG disebabkan oleh kurang meratanya kinerja produk reksadana. Selama periode tersebut, ada 26 reksadana saham yang mencetak kinerja di atas IHSG.
Sisanya, 51 reksadana saham berkinerja di bawah IHSG. "Sehingga dalam IRDSH yang mengukur rata-rata kinerja reksadana saham di Indonesia menjadi terlihat lebih rendah dibanding IHSG sepanjang periode itu," tutur Praska, Jumat (21/12).
Praska memperkirakan, kurang moncernya kinerja sejumlah produk reksadana dipicu oleh penempatan alokasi aset pada pada sektor-sektor saham dengan kinerja tertinggal dibanding IHSG. "Misalnya, sektor aneka industri yang tercatat -0,24%, sektor pertanian yang kinerjanya -7,64%, atau sektor pertambangan yang berada di kisaran -25,6%," jelas Praska.
Meski tercatat hanya 10,24%, kinerja rata-rata reksadana saham ini jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Rata-rata kinerja reksadana saham hanya -0,25% di tahun lalu. Kinerja ini juga lebih rendah dibanding IHSG yang tumbuh 3,2% sepanjang 2011.
Vice President of Investment CIMB Principal Asset Management, Fadlul Imamsyah mengakui, pergerakan saham-saham di Bursa Efek Indonesia tahun ini sulit diprediksi. Saham-saham berkapitalisasi pasar menengah dan kecil justru mencatat kenaikan kinerja lebih tinggi dibanding saham-saham berkapitalisasi besar. "Yang mendorong IHSG adalah mid dan small cap," tutur Fadlul.
Oleh karena itu, CIMB Principal mulai mengoleksi saham-saham small dan mid cap untuk menopang return reksadana. "Untuk sektor, kami masih memperbesar saham-saham sektor infrastruktur dan konsumsi yang berpotensi naik," kata Fadlul. Data Infovesta Utama menunjukkan, dua produk reksadana saham CIMB mencatat kinerja di bawah 10%.
Sepuluh Reksadana Saham dengan Return Tertinggi
Reksadana Ytd 14 Des 2012
Sam Indonesia Equity Fund 40,16%
MNC Dana Ekuitas 32,18%
Syailendra Ewuity Opportunity Fund 26,45%
TRAM Consumption Plus 23,48%
Emco Mantap 23,33%
OSK Nusadana Alpha Sector Rotation 22,81%
BNP Paribas Solaris 22,58%
Danareksa Mawar Konsumer 10 21,80%
TRAM Equity Focus 21,38%
BNP Paribas Pesona Amanah 17,89%
Indeks Reksadana Saham (IRDSH) 10,24%
sumber: Infovesta Utama

Jumat, 28 Desember 2012

MOVE ON, move UP BEI, gain #1 again ... 281212

Bursa Efek Indonesia Tertinggi ke-8 di Asia
Penulis : Didik Purwanto | Jumat, 28 Desember 2012 | 11:27 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perdagangan saham selama 2012 ditutup menguat 12,03 persen. Penguatan tersebut merupakan tertinggi kedelapan di Asia Pasifik.
Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ngalim Sawega mencatat sepanjang Januari 2012 hingga 27 Desember 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan dari posisi Desember 2011 sebesar 3.821,992 menjadi 4.281,86.
"Ini menunjukkan bahwa pasar saham di Indonesia masih menarik bagi investor," kata Ngalim saat konferensi pers BEI akhir tahun di kantor BEI Jakarta, Jumat (28/12/2012).
Berdasarkan data. BEI, perdagangan saham tertinggi dialami oleh bursa Thailand yang naik 36,27 persen, kemudian bursa Filipina 32,55 persen, bursa India 25,03 persen dan bursa Hongkong 22,7 persen. Lalu dilanjutkan oleh bursa Jepang 22,09 persen, bursa Singapura 20,31 persen, bursa Australia 14,58 persen dan bursa Indonesia 12,03 persen.
Kemudian bursa Malaysia 9,37 persen, bursa Korea 8,85 persen, bursa Taiwan 8,15 persen, bursa Shanghai China 0,29 persen dan bursa Shenzhen China yang anjlok 0,44 persen. "Semoga nanti sore bisa ditutup menguat lebih tinggi lagi," tambahnya.
Editor :
Erlangga Djumena
berdasarkan TREN INDEKS BURSA SHANGHAI, ADRO, DAN ANTM, maka gw uda meliat tanda2 pemulihan saham2 yang berorientasi ekspor, yaitu tambang dan perkebunan/pertanian, diakibatkan oleh REBOUNDnya PERTUMBUHAN EKONOMI CHINA pasca PERGANTIAN KEPEMIMPINAN dan PEMULIHAN EKONOMI AMRIK dan EUROZONE
... jadi PULIH LAH INVESTASI PORTOFOLIO INDONESIA :)

kutipan dari Tempo ONLINE: 

Jelang Akhir Tahun, Bursa Efek Tumbuh 12 Persen  


TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menduduki posisi kedelapan di Kawasan Asia Pasifik dengan pertumbuhan sebesar 12,03 persen. Angka itu berdasarkan penutupan perdagangan kemarin, sementara pada posisi pertama ditempati oleh Thailand dengan kenaikan 36,27 persen.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Ngalim Sawega, mengatakan, berdasarkan penutupan akhir perdagangan kemarin BEI berada pada posisi 4.281,86 dibandingkan posisi penutupan terakhir pada 2011 yang berada pada posisi 3.821,99.














IHSG pada penutupan 28 Desember 2012 @4316.68; berarti potential gain % @+12,94%





"Itu dilihat dari penutupan kemarin, belum tahu nanti dengan penutupan perdagangan sore kayak apa. Semoga naik. Adanya kenaikan saham tersebut artinya bahwa pasar modal kita masih menarik," katanya, saat konferensi pers akhir tahun, di gedung BEI, Jakarta, Jumat, 28 Desember 2012.

Ngalim mengungkapkan kenaikan tersebut merupakan kepercayaan investor kepada pasar saham dibandingkan deposito, meskipun investor memiliki pilihan untuk berinvestasi di pasar saham atau berinvestasi di tempat lain. Ini terbukti dengan adanya kenaikan sebesar 12,03 persen yang dinilai cukup tinggi.

Selain itu, rasio kapitalisasi terhadap GDP 2009 untuk reksadana saham naik 36 persen. Sedangkan korporasi 1,6 persen dan obligasi pemerintah sebesar 10,2 persen. "Semuanya ada perubahan, tetapi yang mencolok kenaikan saham," kata Ngalim. Situasi ini mengindikasikan bahwa pasar Indonesia masih menarik karena investor banyak memilih untuk masuk bursa saham.

Ia mengatakan indikasi peningkatan pertumbuhan sebesar 12,03 persen juga mencerminkan kepercayaan masyarakat kepada emiten Indonesia. Selain itu, ada mekanisme penunjang aksi korporasi seperti right issue dan initial public offering (IPO/penawaran umum saham perdana) yang mendorong peningkatan pertumbuhan perdagangan.

FIONA PUTRI HASYIM

Sabtu, 22 Desember 2012

PERBANDINGAN TREN nab 8 REKSA DANA SAHAM neh: 221212

ClipartSELAMAT BERNATALAN ya :)


perbandingan tren NILAI AKTIVA BERSIH reksa dana saham berikut: ptpdmai: panin dana maksima
biradsi: batavia dana saham
makman: emco mantap
bnppsta: bnp paribas star
maniedi: mandiri investa ekuitas dinamis mansham: manulife dana saham
citekui: bnp paribas ekuitas
schisti: schroder dana istimewa

Jumat, 21 Desember 2012

HAPPY MAYA'S DOOMSDAY ... 2112/2012

akhirnya:

selamat MENIKMATI KIAMAT versi KALENDER SUKU MAYA

@http://sahamantmindonesia.blogspot.com/2012/11/antm-dan-nasib-investor-saham-antm.html @http://lesmaensahamberlaba.blogspot.com/2012/11/koleksi-saham-warteg-gw-tetap-berlaba-n.html @http://jlmaensaham2012.blogspot.com/2012/06/les-saham-murmer.html

Kamis, 20 Desember 2012

jelang KIAMAT versi KALENDER SUKU MAYA jadul

HAPPY 2012/2012

HAPPY 2012/2012

IHSG anjlok ke bawah 4250, gw UDA BELI REKSA DANA SAHAM neh :)

Senin, 10 Desember 2012

GAIN @ manulife dana saham, bnp paribas ekuitas dalam 3 taon v. tren IHSG : 10/12/12





dalam 5 taon terakhir, simak tren Schroder Dana Istimewa (SDI) dan Schroder Dana Prestasi Plus (SDPP):

TERNYATA DALAM 6 BULAN TERAKHIR JUSTRU:

Kamis, 06 Desember 2012

RD terpr0teks1 gacoan Danareksa ... 061212

DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT Tingkatkan AUM Jadi Rp16,4 Triliun

     bisnis indonesia
    JAKARTA: PT Danareksa Investment Management menargetkan dapat meningkatkan nilai asset under management (AUM) pada tahun depan sebesar 17% atau menjadi sekitar Rp16,4 triliun dibandingkan akhir tahun ini yang diproyeksi Rp14 triliun.

    Direktur Utama Danareksa Investment Management Zulfa Hendri mengatakan peningkatan tersebut seiring dengan pertumbuhan industri reksa dana yang diyakini bisa lebih tinggi dibanding tahun ini seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang mulai berinvestasi di pasar modal.

    Selain itu, peningkatan indeks yang juga diproyeksi bisa menanjak 15% juga mendorong kenaikan rerata imbal hasil yang menjadi salah satu daya tarik masyarkat untuk menanamkan modalnya pada instrumen reksa dana.

    “Tahun depan target dana kelolaan kami bisa tumbuh sekitar 17%,” ucapnya usai bermain bowling bersama wartawan, Rabu malam (5/12/2012).

    Zulfa menuturkan untuk meningkatkan dana kelolaan tersebut, perseroan berencana menerbitkan sekitar lima hingga delapan reksa dana terproteksi dengan target nilai aktiva bersih yang dikumpulkan sekitar Rp100 miliar hingga Rp150 miliar untuk setiap produk.

    Reksa dana jenis ini memang banyak diminati oleh para nasabah bank yang memiliki banyak uang dan ingin mengubah pola pikir dari menabung menjadi investasi. Pasalnya, fitur reksa dana ini cukup sederhana dan mirip dengan deposito.

    Sementara untuk produk reksa dana terbuka, menurutnya DIM belum akan meluncurkan produk baru sebab saat ini beberapa jenis reksa dana open end yang dimiliki telah beragam dan hampir lengkap.

    “Kami akan fokus terbitkan reksa dana terproteksi karena untuk menggantikan yang jatuh tempo sebesar Rp500 miliar. Untuk yang open end belum ada tahun depan karena sudah hampir lengkap. Jadi kami akan mendorong pertumbuhan dari produk yang sudah ada dulu,” tuturnya.

    Selain proteksi, DIM juga rencananya akan menerbitkan reksa dana penyertaan terbatas berbasis proyek. Namun sayangnya dia masih enggan menyebutkan proyek yang akan dijadikan underlying tersebut.

    “Belum bisa disebutkan. Minggu depan kami juga akan menerbitkan RDPT proyek infrastruktur yang sedang on progress,” ucapnya.

    Selain itu juga bila dimungkinkan perseroan akan meluncurkan kembali produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) dengan target dana kelolaan Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. (sut)

    Kamis, 29 November 2012

    GAIN% Mandiri Investa Ekuitas Dinamik 2011-2012

    Mandiri investa ekuitas dinamik (MIED) diluncurkan @April 2011, tentu saja pada nilai 1000, kemaren @1,271.86; berarti POTENTIAL GAIN % @27,18% aja :)

    jika ingin INVES 1 Juta per bulan (dalam berbagai VARIASI CARA) @MIED, maka coba simak tabel2 berikut: 
     

    Selasa, 27 November 2012

    BNP PARIBAS menatap 2013, optimis seh... 271112

    BNP Paribas Harap Dana Kelolaan 2013 Tumbuh 10%

    Oleh: Agustina Melani
    pasarmodal - Selasa, 27 November 2012 | 13:31 WIB
    INILAH.COM, Jakarta - PT BNP Paribas Investment Partners mengharapkan dapat mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 10% pada 2013, dengan memperhitungan pertumbuhan earning per share (EPS) 10%-12%.
    "Bila pasar saham untuk perkembangan EPS nya sekitar 10%-12% maka pertumbuhan kami sendiri sekitar 10%," ujar Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma, dalam acara peluncuran edukasi baru BNPP IP Investment Academy 2013, Selasa (27/11/2012).
    Menurut Vivian, pertumbuhan dana kelolaan itu juga didukung dari fundamendal ekonomi Indonesia yang positif. Meski begitu, pelaku pasar harus memperhatikan kondisi ekonomi global dengan isu fiscal cliff di Amerika Serikat dan masalah utang Eropa yang belum selesai. Volatilitas pun diperkirakan masih cukup tinggi pada 2013.
    "Stimulus-stimulus yang diberikan bank sentral Eropa memang cukup baik karena likuiditas juga masuk ke Asia. Selain itu, isu fiscal cliff di Amerika Serikat juga harus dicermati bagaimana kebijakan selanjutnya. Walaupun Indonesia masih baik tetapi pengaruh eksternal cukup besar," kata Vivian.
    Vivian memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat tumbuh mencapai 10%-12% dengan perkiraan IHSG mencapai level 4.800-4.900 pada tahun depan.
    Sektor-sektor saham konsumsi domestik dan infrastruktur pun diperkirakan masih menopang bursa saham pada tahun depan. "Sektor saham infrastruktur dan konsumsi domestik masih akan menunjukkan kinerja cukup baik ke depan," tutur Vivian.
    Sementara itu, produk reksa dana saham dan pendapatan tetap diharapkan akan memberikan kontribusi cukup besar kepada dana kelolaan perseroan. Perseroan juga akan mengeluarkan 1-2 reksa dana baru pada 2013. Vivian menuturkan, kemungkinan reksa dana baru yang akan dikeluarkan yaitu reksa dana saham dan campuran. "Kami hati-hati mengeluarkan produk reksa dana agar tak overlap. Bentuknya kemungkinan reksa dana saham dan campuran," kata Vivian.
    Saat ditanya potensi reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap pada 2013, Vivian mengatakan, reksa dana saham kemungkinan akan lebih baik dibandingkan reksa dana pendapatan tetap pada 2013. Hal itu dikarenakan ada kemungkinan suku bunga acuan atau BI Rate akan naik sehingga mempengaruhi harga obligasi dan yield obligasi.
    Meski begitu reksa dana pendapatan tetap masih akan baik pada 2013. "BI Rate ada kemungkinan naik tapi kenaikan terbatas sehingga berdampak terbatas juga terhadap reksa dana pendapatan tetap," ujar Vivian.
    Hingga Oktober 2012, perseroan mencatatkan dana kelolaan sekitar Rp33,91 triliun. Saat ini perseroan memiliki 14 reksa dana yang tersebar di hampir seluruh kelas aset.
    Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran berinvestasi di reksa dana, perseroan meluncurkan program edukasi dengna nama BNPP IP Investment Academy pada 2013. Vivian mengatakan, program ini dapat diikuti oleh nasabah yang existing dan masyarakat umum. Program edukasi ini sebagai bagian dari kelanjutan komitmen perseroan di industri reksa dana dan pasar modal. Selain itu program ini sebagai inovasi dalam bentuk edukasi. [ast]

    PENIPUAN (lage) oleh MANAJER INVESTASI LOKAL ... 181010

    Bapepam Cabut Ijin Usaha PT Aim Trust Sebagai MI
    Oleh: Agustina Melani
    pasarmodal - Selasa, 27 November 2012 | 14:57 WIB

    INILAH.COM, Jakarta - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencabut izin usaha perusahaan efek sebagai manajer investasi atas nama PT Aim Trust pada 19 November 2012.
    Demikian seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Selasa (27/11/2012). Pencabutan izin usaha itu berdasarkan keputusan ketua Bapepam-LK Nomor:KEP-07/BL/MI/S.5/2012.
    Bapepam-LK mencabut izin usaha PT Aim Trust berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam-LK , PT Aim Trust terbukti melakukan tindakan menila harga saham yang menjadi portofolio RDPT AIM Trust Asih jauh di atas harga pasar sehingga merugikan RDPT Aim Trust Asih, PT AIM Trust selaku pengelolan RDPT AIM Trust Asih tidak mengungkapkan benturan kepentingan yang disebabkan adanya hubungan afiliasi antara PT AIM Trust dengan PT Royal Vicotry dan PT Racak Makanja dengan PT AIM Trust menempatkan dana kelolaan RDPT AIM Trust Asih pada promisorry note yang diterbitkan oleh PT Royal Victory dan PT Racak Makanja. Selain itu, PT AIM Trust selaku manajer investasi RDPT AIM Trust Asih tidak memiliki catatan atas keputusannya dalam menempatkan dananya pada promisory notes yang diterbitkan oleh perusahaan terafiliasi dengan PT AIM Trust yaitu PT Royal Victory dan PT Racak Makanja.
    Dengan pertimbangan itu, Bapepam-LK mencabut izin usaha PT AIM Trust sebagai manajer investasi. perseroan dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi dan diwajibkan untuk menyelesaikan segala kewajiban dengan pihak lain yang berkepentingan.[ast]

    IMBAL HASIL INVESTASI: Kewajiban Natpac Belum Tuntas

    JAKARTA:  Pemilik  PT Natpac Asset Management diketahui belum menyelesaikan seluruh kewajiban pengembalian imbal hasil  investasi produk kontra pengelolaan dana (KPD) kepada para nasabahnya.

    Johny Siburian, kuasa hukum salah satu nasabah PT NAM yang hingga kini belum dilunasi kewajiban imbal hasilnya, mengutarakan pencabutan izin usaha perusahaan tersebut oleh Bapepam-LK  tidak serta merta menghilangkan kewajiban pemiliknya kepada para nasabah.

    “Kami mewakili nasabah menuntut manajemen NAM untuk menyelesaikan kewajiban imbal hasil. Jika tidak, akan membawa kasus ini ke ranah hukum,” ujarnya, Selasa (25/9/2012).

    Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)  pada 12 Agustus lalu  mencabut izin PT NAM  karena melanggar peraturan dan perundangan antara lain tidak menginvestasikan dana ke bank kustodian.

    Setelah pencabutan izin tersebut,  manajemen PT NAM diketahui telah mengembalikan dana investasi discretionary fund atau KPD pool of fund sebesar Rp407 miliar.

    Namun, ternyata  belum semuanya kewajiban kepada nasabah diselesaikan oleh perusahaan tersebut.

    PT NAM diketahui telah menghimpun dana masyarakat melalui produk KPD sebesar Rp407 miliar dengan masa jatuh tempo yang sangat singkat yakni 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun.

    Dana yang dihimpun tidak dilakukan melalui bank kustodian sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Bapepam-LK, sehingga otoritas pasar modal itu mencabut izinnya.

    Dana yang dihimpun perusahaan itu disebut-sebut diinvestasikan  oleh pemilik PT NAM ke PT Marga HanuraIntrinstic (MHI) untuk pembangunan jalan tol Mojokerto–Kertosono.

    Ferry Tan Sukirman  merupakan  pemegang saham mayoritas di PT NAM  dan PT MHI.

    Bisnis tidak berhasil menghubungi Ferry untuk mengkonfirmasikan masalah tersebut. Telepon Selularnya tidak bisa dihubungi dan pesan singkat yang dikirim pun tidak dijawab. (bas)

     
    saat ini, per tgl 03 Juli 2012, NATPAC maseh berijin dari BAPEPAM-LK DEPKEU: NAM02 ... well, gw jadi inget ada kawan yang berinvestasi keren model promisory notes berikut ... gw seh cuma bisa bilang, ati2 karena KPD adalah salah satu cara TERMUDAH untuk MENGELABUI nasabah ... sebab itu gw lebih menganjurkan untuk berinvestasi di manajer investasi yang cuma menjual reksa dana saja, terutama yang asing, seperti schroder, bnp paribas, first state indonesia, manulife, dan lain-lain ... kalo yang lokal, terutama yang berlatarbelakang bumn ...
    ... WOW, SITUS INTERNETNYA CANGGIH BO : http://natpac-asset.co.id/public/home/ ... well, banyak neh yang model2 ginian, tapi gw ga tau apa sama kondisinya ... misalnya  (semoga ini lebe bener beneran yo) :http://www.exist-assetindo.com/ ... HARUS DICEK APAKAH ADA UUnya dan PPnya serta tercatat resmi sebagai perusahaan finansial di bawah depkeu serta mempunyai reputasi yang kredibel ... well, gw mah ga mo puzzzzziiiink dah

    Senin, 18/10/2010 19:46:03 WIB
    Bapepam tunggu pengaduan investor Natpac
    Oleh: Irvin Avriano A.
    JAKARTA: Bapepam-LK masih menunggu pengaduan dari investor produk pengelolaan investasi milik PT Natpac Asset Management guna menindaklanjuti dugaan penggelapan dana nasabah oleh perusahaan itu.

    Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Djoko Hendratto mengatakan perusahaan manajer investasi itu sudah diperiksa tetapi diawali dengan adanya penyelidikan terhadap kondisi internal perusahaan. Saat ini, katanya, tersiar kabar yang mengatakan produk kontrak pengelolaan dana (KPD) perusahaan sedang gagal bayar.

    “Kami masih menunggu pengaduan karena pemeriksaan yang berjalan baru dimulai karena suspensi. Suspensi itu dijatuhkan karena tidak adanya direksi, bukan karena adanya dugaan penggelapan," ujar Djoko sore ini.

    Dia mengatakan kalaupun ada penyelewengan dana, maka perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap gugatan itu. Dia juga menegaskan Bapepam-LK belum memastikan adanya dugaan penyelewengan dana tersebut.

    Djoko juga menampik anggapan otoritas pasar modal pasif terhadap kasus tersebut, sebaliknya sudah pro aktif dalam mengawasi industri pengelolaan investasi dan reksa dana dengan melakukan suspensi kegiatan itu.

    Pemberlakukan suspensi atas Natpac Asset Management, tuturnya, merupakan salah satu usaha agar MI bisa menyelesaikan masalah internal.

    Dia menjelaskan hingga saat ini alasan utama Bapepam-LK menghentikan aktivas Natpac karena tidak adanya direksi yang aktif di perusahaan itu. Seperti diketahui sejak awal Juli lalu, jajaran Direksi Natpac Asset Management mundur dari jabatannya yakni Suharli Marbun dan Edy Darwan Saragih.

    Ketika dikonfirmasi, Marusaha Lumban Gaol dan Suharli Marbun tidak membalas layanan pesan singkat yang dikirimkan hari ini, sedangkan Eddy Saragih tidak bersedia berkomentar karena sudah tidak menjabat lagi di perusahaan. (yus)
    Manajer investasi (MI), PT Natpac Asset Management diduga telah menyelewengkan dana kelolaan nasabah-nasabahnya sebesar Rp 291,2 miliar. Bapepam-LK telah menghentikan sementara aktivitas Natpac (suspensi).

    Berdasarkan dokumen yang diterima dari sumber detikFinance di Bapepam-LK, Senin (18/10/2010), total nilai KPD yang disalahgunakan mencapai Rp 291,2 miliar.

    Angka tersebut terdiri atas pembelian promissory notes sebanyak 21 kali sejak 22 Februari 2008 hingga 5 Februari 2010 dengan total nilai Rp 139,2 miliar dan pembelian obligasi konversi yang diterbitkan pada 1 Januari 2009 senilai Rp 152 miliar.

    Promissory notes dan obligasi konversi tersebut diterbitkan oleh PT Marga Hanurata Intrinsic (MHI). Promissory notes MHI berkupon bunga 20% atau sekitar Rp 27,84 miliar per tahun, sedangkan obligasi konversi berkupon bunga 18% atau sekitar Rp 27,36 miliar per tahun.

    Transaksi antara MHI dan Natpac ini merupakan transaksi terafiliasi. Sebab, kedua perusahaan tersebut dikendalikan oleh Fery Tan Sukirman. Perjanjian pinjaman melalui promissory notes dan obligasi konversi itu ditandatangani oleh Fery Tan.

    Natpac Asset Management dimiliki oleh PT Natpac Graha Arthamas sebanyak 246.250 saham (98,5%) dan Achmad Abbas sebanyak 3.750 saham (1,5%). Fery Tan merupakan pemilik 75% saham Natpac Graha Arthamas.

    Sedangkan di MHI, Fery Tan menjabat sebagai Direktur Utama. MHI merupakan perusahaan konsorsium yang dikuasai oleh PT Hanurata dan PT Setdco Intrinsic. Dokumen tersebut juga menyebutkan kalau Fery Tan merupakan pemilik 78% saham MHI.

    Dokumen yang sama menyebutkan, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Natpac yang digelar pada 19 Maret 2010, jajaran komisaris dan direksi Natpac menyatakan dan memutuskan kalau pinjaman yang dilakukan Fery Tan merupakan penyelewengan.

    Sebab, pengucuran dana sebesar Rp 291,2 miliar kepada Fery Tan melalui MHI berasal dari KPD Natpac. Sayangnya, dokumen tersebut tidak menyebutkan total nilai KPD Natpac saat ini.

    Ketika dikonfirmasi, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, Djoko Hendratto menyatakan telah melakukan suspensi terhadap Natpac Asset Management. Sayangnya, Bapepam-LK mengaku tidak bisa masuk terlalu jauh dalam masalah sengketa KPD.

    "Natpac telah kami suspensi, tetapi itu karena adanya permasalahan antara manajemen dengan pemegang saham. Kalau soal KPD kita tidak bisa masuk kesana, karena itu bukan wewenang kita. KPD itu kan kontrak bilateral, jadi ya mereka harus menyelesaikan sendiri masalahnya di pengadilan perdata," jelas Djoko.

    Djoko menjelaskan, Bapepam-LK memang tengah mempersiapkan aturan untuk mengatur soal KPD. Namun aturan tersebut belum dilaksanakan, sehingga KPD-KPD yang sudah ada saat ini belum menjadi wewenang Bapepam-LK.

    "Nanti kalau aturan KPD sudah berjalan, baru kita bisa turun tangan. Tapi saat ini kan belum, jadi sifatnya masih bilateral," ujar Djoko.

    Bapepam LK memang telah menetapkan memutuskan batas minimal investasi Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) sebesar Rp 10 miliar. Hal ini termuat dalam aturan baru bernomor V.G.6 tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual, dengan lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK nomor Kep-112/BL/2010 tanggal 16 April 2010. Namun menurut Djoko, aturan itu tidak berlaku surut untuk kontrak-kontrak yang sudah dibuat sebelum tahun dibuatnya peraturan KPD.

    Untuk mengkonfirmasi dugaan penyelewengan tersebut, detikFinance mendatangi kantor Natpac yang terletak di Gedung MNC Tower lt 23, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. detikFinance berhasil menemui langsung Fery Tan yang tercatat sebagai pemiliki PT Natpac Asset Management dan PT Marga Hanurata Intrinsic (MHI).

    Sayangnya, Fery Tan menolak berkomentar soal mengenai promissory notes dan obligasi konversi maupun penggunaan dana tersebut. Padahal dokumen perjanjian promissory notes dan obligasi konversi senilai Rp 291,2 miliar itu ditandatangani oleh Fery Tan sebagai pemilik sekaligus Direktur Utama MHI.

    "Saya tidak berwenang menjawab soal itu. Lebih baik tanyakan ke manajemen Natpac saja," ujar Fery Tan.



    Sumber: detikcom

    Selasa, 20 November 2012

    RDS @idx30 ... 201112

    CIMB rilis reksadana perdana beraset saham IDX30 Oleh Dyah Ayu Kusumaningtyas - Selasa, 20 November 2012 | 11:39 WIB kontan JAKARTA. PT CIMB Principal Asset Management meluncurkan produk reksadana saham baru bernama Reksadana CIMB-Principal Index IDX 30. Reksadana ini membidik nasabah ritel dengan setoran minimal hanya Rp 100.000. "Setelah itu untuk bulan-bulan selanjutnya, investor hanya menyetor dana minimal Rp 75.000 per bulan," jelas Direktur Utama PT CIMB Principal Asset Management, Reita Farianti berujar, Selasa (20/11). Dia menjelaskan bahwa hasil investasi dari produk ini akan setara dengan kinerja indeks IDX30. Sebab, sebanyak 80%-100% portfolio reksadana ini bakal ditaruh pada saham-saham yang terdaftar pada indeks IDX30. "Sisanya kami tempatkan pada instrumen pasar uang dalam negeri dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 tahun. CIMB menargetkan racikan portfolio ini memberi indikasi imbal hasil 15%-20% di tahun 2013. Reita optimistis dana kelolaan bisa mencapai Rp 30 miliar-Rp 50 miliar dalam dua bulan ke depan. Ia mengklaim produk ini merupakan produk reksadana saham pertama yang menggunaakan aset dasar (underlying asset) IDX30. Menurutnya, IDX 30 secara historis masuk dalam tiga besar di antara semua indeks yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Selain itu, IDX 30 pergerakannya juga lebih stabil," tambahnya. Sekedar mengulas, Indeks IDX30 yang meluncur 23 April lalu terdiri dari 30 saham pilihan. Saham-saham itu juga menjadi bagian dari saham LQ45.

    Jumat, 09 November 2012

    saat beli @schroder DOWN ... 091112

    Dana Kelolaan Schroder Digerogoti Krisis Ekonomi

    Tribunnews.com - Kamis, 8 November 2012 15:51 WIB


    Laporan Wartawan Tribun Jakarta
    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis yang melanda dunia menyebabkan perusahaan manajer investasi melakukan konsolidasi atas  menurunnya dana kelolaan miliknya.
    Hal ini yang dialami PT Schroder Investment Management Indonesia yang mengalami penurunan dana kelolaan (AUM)  pada akhir tahun ini.
    Direktur Utama PT Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi, menjelaskan tahun 2012 merupakan awal penurunan AUM bagi Schroder.
    "Secara keseluruhan dana kelolaan tahun ini sepertinya agak turun dibandingkan tahun lalu," ucapnya di Jakarta (07/11/2012).
    Gejala ini sudah tampak dalam kondisi Per akhir Oktober 2012, ketika dana kelolaan total Schroder turun tipis menjadi  Rp 58 triliun. Posisi  awal tahun ini dana kelolaan sempat menyentuh Rp 60 triliun.
    "Di produk reksa dana saham, investor menarik dana karena IHSG mencapai rekor. Saat capai, rekor imbal hasilnya tinggi dan mereka menarik dana," katanya.
    Namun, dia memperkirakan keadaan ini tidak berlangsung lama karena saat IHSG sedang menurun, maka mereka akan masuk lagi.
    Michael menyebut hal itu sebagai pola yang selalu terjadi dan berulang. "Ini pola yang lazim di kalangan para investor di reksa dana, terutama reksa dana saham," ungkapnya.
    Walau dana kelolaan menurun, Michael menyebut pihaknya masih teratas dalam total dana kelolaan para manajer investasi di Indonesia.
    Sebab menurutnya, sampai saat ini Schroders adalah pemegang pangsa pasar terbesar di reksa dana sebesar kurang lebih 24 persen.
    Untuk tahun ini Schroder lebih fokus mengembangkan produk-produk lamanya, dibanding harus meluncurkan produk baru karena butuh ongkos tambahan setiap menerbitkan produk baru juga.
    Walaupun tidak satu produk pun yang diluncukan PT Schroder Investment Management Indonesia di tahun ini, namun beberapa produknya mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
    Michael  mengungkap produk yang saat ini sudah mengalami kenaikan dana kelolaan yang paling signifikan adalah produk reksadana campuran berbasis syariah, Reksa Dana. Schroder Syariah Balanced Fund.
    Produk ini diluncurkan tahun 2009 lalu dengan dana kelolaaan hanya Rp 100 miliar. Namun hingga Oktober 2012 ini, dana kelolaan sudah mencapai  Rp 750 miliar. Dana kelolaan ini diharapkan terus tumbuh hingga mencapai  Rp 1 triliun  sampai akhir tahun.(*)

    Rabu, 07 November 2012

    inves 1 Juta per bulan @SDI, MIED, S90+, BNPPE sejak Januari/April 2011 s/d November 2012



    (d)I(sipli)NVE(di)S(iplin)TA(di)SI(plin) : 071112

    Mau Jadi Investor atau Trader?

    Aidil Akbar Madjid - detikfinance
    Rabu, 07/11/2012 08:56 WIB

    Jakarta - Kemarin ada pesan masuk di akun twitter saya @AidilAKBAR , isinya kira-kira seperti ini:

    Mas @AidilAKBAR kalo liat #IHSG yang lagi tinggi gini baiknya pembelian Reksadana secara rutin setiap bulan ditunda dulu atau tetap jalan aja ya? #tanyaserius (kutipan langsung dari akun twit saya)

    Saya Bertanya balik: lho? kata siapa IHSG tinggi?

    Dijawab: Itu mas sudah 4300 dan NAB Reksadana nya juga udah tinggi, menurut mas gimana ya?

    Saya tersering sekali mendapatkan pertanyaan seperti ini atau mirip-mirip seperti ini dan hanya bisa tersenyum sambil mengurut dada. Tipe seperti ini adalah tipe yang saya sebut pengen jadi investor tapi mentalitas trader alias pedagang.
    ... gw juga urut dada seh, he3, karena MEMBANGUN GUNUNG INVESTASI itu BUTUH KEDISIPLINAN dan WAKTU PANJANG serta CETAAAAAAAAARRR (seperti kata Sjahrini :p). NEH CONTOH kedislipinan dalam 5 TAHUN yang berbuah lumayan :) : http://investasireksadanaindonesia09.blogspot.com/2012/07/inves-1-juta-per-bulan-bnp-paribas.htmlhttp://investasireksadanaindonesia09.blogspot.com/2009/12/data-nab-reksa-dana-gw-jelang-tutup.html
    Unik dan lucu di mana banyak sekali yang sudah belajar tentang bagaimana merencanakan keuangan yang baik melalui blog saya di www.aidilakbar.com dan sudah banyak yang mengerti bahwa investasi untuk jangka panjang, apalagi rutin dilakukan setiap bulan. Tapi apa daya, mungkin transaksi jual beli alias trading lebih keren daripada duduk diam pasrah mengikuti harga pasar yang naik turun.
    ... well, gw juga memberikan jalan CUS (cari untung sesaat), yaitu BELI SAAT NAB REKSA DANA AMBLES BERDARAH-DARAH, lalu TUNGGU REBOUND/MANTUL NAEK sampai dengan NAB @EUFORIa lage, sekitar +5%, seperti contoh ini: http://investasireksadanaindonesia09.blogspot.com/2012/11/rd-saham-time2buyaalway.html

    Banyak juga teman-teman wartawan yang bertanya apakah IHSG di 4.300 sudah terlalu tinggi. Padahal pertanyaan yang sama diajukan beberapa tahun yang lalu ketika IHSG menembus angka 3.000 kemudian ke 3.300 lalu ke 4.000 dan seterusnya sampai sekarang.

    Pertanyaan tersebut selalu saya jawab dengan pertanyaan kembali, apabila dalam 10 tahun lagi IHSG berpotensi naik menjadi 6.500 atau bahkan 8.000 apakah angka 4.000 sekarang sudah tinggi?

    Memang tidak ada yang bisa menebak ke mana arahnya investasi dan IHSG apalagi 10 tahun ke depan. Tapi sejarah di Amerika, Eropa maupun di Indonesia grafiknya menunjukan kenaikan dalam jangka panjang atau dengan kata lain, garis grafik di sebelah kanan lebih tinggi dari kiri. Yang artinya potensi untuk naik tersebut memang ada.
    ... gw juga bukan peramal : http://jlmaensaham2012.blogspot.com/2012/01/penjudi-mending-nyingkir-deh.html
    Kembali ke contoh pertanyaan dari twit diatas, salah satu rumus sukses dari berinvestasi dalam jangka panjang, khususnya di reksa dana, menggunakan metode dolar cost averaging (di Indonesia mungkin tepatnya Rupiah cost averaging).

    Yang artinya, tidak peduli pasar atau bursa naik atau turun, kita akan invest secara rutin setiap bulan. Sehingga dalam jangka panjang yang kita dapatkan adalah nilai rata-rata dari investasi kita. So, stop being a trader, start to become an investor.
    ... well, I couldn't agree more with him :)



    (ang/ang)

    Selasa, 06 November 2012

    WELCOME Zulfikar, the 26th follower on the blog

    jelang Obama terpilih kembali (oooopss, yakin banget ya gw :P ), seorang pembaca blog bersedia memantau perkembangan reksa dana lewat blog ini. November biasanya bulan yang positif bwat bursa saham. Gw maseh beli-beli saat ihsg bergerak antara 4250 dan 4320. Ekspektasi gw, semoga neh youw, ihsg akhir taon @4400 aja. Jika crash gara2 krisis euro zone atawa FISCAL CLIFF @wall street, maka 4100 mungkin support yang KUAT BANGET. Bila ihsg balek ke 4100, maka 2012 FY ihsg +7.3% (akhir 2011 @3821).
    Jika 4400, maka ihsg memberi gain +15,15%. Lumayan di atas suku bunga deposito dan imbal hasil obligasi negara dan korporasi.
    Cetaaaaaaaaarrrrrr (kata Sjahrini :P )

    RD berbasis dollar MA$3H menggiurkAn ... 061112

    Performa reksadana dollar AS kian kinclong

    kontan
    JAKARTA. Performa obligasi domestik yang kinclong pada semester kedua ini, turut memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap berdenominasi dollar AS, yang notabene banyak menggunakan obligasi pemerintah seri INDON.

    Data yang didapat dari PT Infovesta Utama menunjukkan, untuk periode year to date (31 Desember 2011-2 November 2012) imbal hasil tertinggi untuk reksadana pendapatan tetap berbasis dollar AS adalah sebesar 9,17%. "Ini merupakan return tertinggi selama 3 tahun terakhir," kata Edbert Suryajaya, analis Infovesta Utama kepada KONTAN, Senin (5/11).

    Edbert menjelaskan, return sebesar itu dicetak oleh produk CIMB Principal Dollar Bond milik PT CIMB Principal Asset Management. Lalu, di posisi kedua ada produk TRAM Pendapatan Tetap USD milik PT Trimegah Asset Manajemen yang mencetak return 7,86% (ytd).

    Kemudian di posisi ketiga ada produk Investa Dana Dollar Mandiri yang returnnya sebesar 7,19% (ytd) milik PT Mandiri Investasi (MI).

    Edbert memperhatikan, kenaikan return mulai pesat setelah bulan Mei, di mana investor asing sudah mulai mengincar obligasi Indonesia termasuk yang seri INDON.

    "Kencangnya kenaikan return reksadana pendapatan tetep dollar AS masih in line dengan pasar saham juga," ujar Edbert.

    Namun dia mengingatkan, hendaknya nasabah reksadana pendapatan dollar AS waspada terhadap harga obligasi yang terus menerus naik. "Ada kemungkinan ada profit taking yang cukup signifikan," ulas Edbert.

    Mengenai depresiasi rupiah terhadap dollar AS, Edbert menyebut tidak ada kaitannya secara langsung terhadap imbal hasil reksadana dollar AS. "Berpengaruh jika ada proses konversi dari dollar AS ke rupiah ataupun sebaliknya," jelasnya.

    Senin, 05 November 2012

    Evaluasi Imbal Hasil Reksa Dana Saham sejak 2002 (2)

    BNP PARIBAS EKUITAS

    tgl 25 Juni 2012: 13,997.26
    % potential gain = +343.38%

    rerata %pot gain = +49.48% per annum
     tgl 05/11/2012:  15,152.55
    % potential gain = +383.23%
    rerata % pot gain = +58.95%/tahun
    ====================================================================
    MANULIFE DANA SAHAM
     
    tgl 25 Juni 2012: 9,124.21
    % potential gain = +666.26%
    rerata %pot gain = +76.14%/tahun
    tgl 05 November 2012:  10,129.39 
    % potential gain = +750.68%
    rerata %pot gain = +83.4%/tahun
    uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

    INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN:
    tgl 25 Juni 2012: 3.857,59
    % potential gain = +546.01%
    rerata %pot gain = +62.40% per tahun
    tgl 05 November 2012:  4,302.94
    % potential gain = +620.59%
    rerata %pot gain = +68.59% per tahun
    terbukti dalam jangka panjang, ke2 reksa dana saham yang gw inves ini maseh KINCLONG):
    --------------------------------------------------------------------------------------------------------
     yang juga menarik disimak:
     SCHRODER DANA PRESTASI PLUS:
    tgl 11 Desember 2002: 1479.78
    tgl 25 Juni 2012: 20,421.73
    % potential gain = 1280.05%
     rerata %pot gain = 134.74% per annum
     

    tgl 05 November 2012: 21,939.85

    % potential gain = +1382.64%

    rerata %pot gain = +138.26 per tahun
    ...........................................................................................................................................................
    SCHRODER DANA ISTIMEWA:
    tgl 12-01-2007: 1,752.8200
     tgl 25 Juni 2012: 4,974.97
     % potential gain = +183.82%
     rerata %pot gain = +40.85%
    tgl 05 November 2012 :  5,219.55
    % potential gain = +197.78%
    rerata %pot gain = +34.1% per tahun 

    Jumat, 02 November 2012

    RD Saham @time2buyA$Alway$ :)

     

    Return reksadana saham terpangkas di Oktober


    kontan
    JAKARTA. Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama Oktober yang tidak setinggi bulan sebelumnya, menahan kenaikan imbal hasil reksadana saham. Mengutip data Infovesta Utama, rata-rata imbal hasil reksadana saham, selama Oktober, adalah 2,15%.
    Angka itu memang lebih tinggi daripada kenaikan IHSG di periode sama, yang cuma 2,06%. Namun, angka itu masih di bawah imbal hasil reksadana saham per September, yaitu 5,05%. Catatan saja, selama September IHSG naik setinggi 4,98%.
    Jika dihitung year to date, return reksadana saham per Oktober adalah 10,04%. Angka itu di bawah kenaikan IHSG yang mencapai 13,82%.
    Mayoritas reksadana saham berbasis komoditas malah mencetak return negatif di periode itu. Maklumlah, harga komoditas sedang dalam tren penurunan sejak awal tahun.
    Reksadana racikan PT Danareksa Investment Management, yakni Danareksa Mawar Komoditas 10 misalnya, mencetak return minus 4,14% per Oktober. Sejak awal tahun, reksadana itu mencerak return minus 11,48%.
    Reksadana Batavia Dana Saham Agro milik Batavia Prosperindo Asset Management bernasib sama. Sepanjang Oktober, reksadana itu mencetak return negatif 1,30%. Sementara, return year to date minus 10,57%.
    Pasar volatil
    Yulius Manto, Direktur PT Batavia Prosperindo Asset Management, mengatakan, kinerja Batavia Dana Saham Agro yang minus itu disebabkan saham komoditas yang melemah dalam dua tahun terakhir. Selain itu, belum ada perbaikan ekspektasi pasar terhadap ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat. "Itu yang mengakibatkan harga komoditas turun," ujar dia.
    Namun, menurut Yulius, saat seperti ini justru bisa dimanfaatkan investor untuk membeli pada harga murah. Ia berharap, saham perkebunan dan pertambangan akan kembali cerah untuk jangka panjang. "Apalagi, tren selama 15 tahun terakhir, kinerja reksadana saham akan membaik di akhir tahun," kata dia.
    Dari empat produk reksadana saham yang ditawarkan Batavia, hanya satu yang memiliki kinerja di atas IHSG. Produk itu adalah Batavia Dana Saham Syariah. Reksadana itu mencetak imbal hasil 16,56% year to date.
    Sementara, produk reksadana saham milik OSK Nusadana Asset Management, yakni OSK Nusadana Alpha Sector Rotation (OSKN ASR), mencetak return cukup baik yakni 4,00% sepanjang Oktober dan 22,35% year to date.
    Marketing Communication OSK Nusadana Asset Management, Valentina Widyastuti, menuturkan, strategi pengelolaan reksadana saham OSK adalah memonitor isi portfolio secara regular. Hal itu untuk memastikan kinerja reksadana tidak terlalu jauh dari kinerja IHSG.
    Selama kuartal-IV, OSKN ASR lebih mengutamakan saham sektor infrastruktur dan sektor properti untuk mengisi portofolionya. "Strategi ini diharapkan akan berkontribusi positif pada kinerja OSKN ASR," kata Valentina.
    Analis PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya, mengatakan, kinerja reksadana saham yang menurun disebabkan situasi pasar yang volatile. Menurut dia, IHSG hingga akhir tahun ini, bisa tumbuh berkisar 13-15%, hingga berada di rentang 4.350-4.400.

    CUS @time2buyAsAlways: http://investasireksadanaindonesia09.blogspot.com/2011/10/cus-cari-untung-sesaat-saat-kri1.html
    juga ini: http://investasireksadanaindonesia09.blogspot.com/2011/10/cus-panen-ihsg-281011-tetap-semangat.html
    lalu: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/03/29/cus-mdc2-fe-mar-2009/
    ini juga: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/03/29/cus-sdt2-mdc2-mar-2009/
    napa ga: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/03/29/cus-mds-manulife-dana-saham-mar-2009/
    DASAR INVES CARI UNTUNG SESAAT neh: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/03/23/tetaplah-mencintaiku-apa-enaknya-cus-reksa-dana/
    schroder dana istimewa juga bisa bwat CUS kok: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/03/15/cus-sdi-030209-031309-gain-5/
    lengkapnya: http://ekonomitakserius.wordpress.com/?s=cus
    yang bisa lebe dari 5% dalam 10 hari: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/03/13/cus-msa-dengan-gain-5/
    neh saat KRISFINALO 2008: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/02/17/kau-buatku-berarti-cus-fe/ 
    juga: http://ekonomitakserius.wordpress.com/2009/02/17/kau-buatku-berarti-cus-mds/

    Selasa, 30 Oktober 2012

    RD EtF cak3p ... 301012

    NAB reksadana ETF melonjak 115%

    kontan
    JAKARTA. Reksadana yang dapat diperdagangkan di bursa atau exchange trade fund (ETF) mencatatkan kenaikan signifikan. Berdasarkan data PT Infovesta Utama, nilai aktiva bersih (NAB) ETF naik 115,72% menjadi Rp 1,221 triliun pada September 2012 dibandingkan akhir tahun lalu. Di Desember 2011, NAB ETF sekitar Rp 566 miliar.
    Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga merilis data yang sama. Menurut data Bapepam, NAB ETF saham naik 59,84% menjadi Rp 72,14 miliar pada akhir September dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar 34,53 miliar. Adapun NAB ETF fixed income pada periode yang sama melesat 223% menjadi Rp 1,719 triliun dibandingkan akhir 2011 yang sekitar Rp 531 miliar.
    Analis PT Infovesta Utama Fadil Sulaimin menduga, NAB ETF meningkat karena ada perpindahan atau switching dana dari reksadana lain. Menurut dia, agresivitas manajer investasi (MI) yang mulai membidik pasar ritel untuk memasarkan ETF ikut memperbesar NAB ETF. "Strategi yang ditempuh manajer investasi adalah pasar ritel dengan nominal pembelian yang relatif kecil," ujar dia.
    Sukses di luar negeri
    Sekadar informasi, PT Indo Premier Investment Management, MI yang menerbitkan ETF LQ 45, telah mengubah strategi penjualan ETF dengan memperkecil size. Semula, investor yang ingin membeli ETF LQ45 di pasar perdana harus merogoh kocek minimal RP 7 miliar untuk satu keranjang. Kini, investor bisa membeli produk tersebut dengan harga sekitar Rp 70 juta.
    Selain itu, Fadil memerkirakan, kenaikan NAB juga disebabkan masuknya dana baru dari investor. Prospek ETF yang masih menarik serta menjanjikan pertumbuhan yang menggiurkan telah menarik minat investor untuk berinvestasi di instrumen ini.
    Selain produk milik Indo Premier Investment Management, saat ini ada ETF Indo Bond Fund yang dikelola oleh PT Bahana TCW Investement Management.
    Sejak awal tahun hingga September 2012, return ETF LQ 45 tercatat sebesar 10,75%. Adapun return ETF Indo Bond Fund mencapai 7,15%.
    Direktur Utama Indo Premier Investment Management John D. Item mengaku, kenaikan NAB disebabkan oleh dana segar yang masuk dari investor. Dia optimistis, ETF akan berkembang mengikuti reksadana konvensional.
    Optimisme John berlandaskan realitas bahwa produk ETF telah sukses di sejumlah negara. Instrumen ini paling banyak terdapat di London Stock Exchange (LSE) dengan jumlah produk sekitar 1.076 produk. Disusul New York Stock Exchange (NYSE) yang memperdagangkan 983 ETF.
    Di Asia, Korea Stock Exchange memiliki 129 ETF dan Tokyo Stock Exchange terdapat 121 produk ETF. Thailand telah meluncurkan sedikitnya 10 produk ETF. Sementara, Malaysia memiliki lima produk ETF. "Produk ini begitu populer di negara lain, sehingga kami optimistis akan sukses di Indonesia," tutur John.
    Akhir bulan ini, Indo Premier berencana meluncurkan ETF anyar dengan aset dasar Indeks 30 yang berisi 30 saham-saham pilihan. Untuk satu tahun pertama, produk tersebut ditargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 100 miliar.
    "Return produk ini diperkirakan 20% - 25% per tahun mengikuti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sekitar 6%," ujar John. Selain itu, Indopremier juga berencana meluncurkan ETF syariah yang berisi saham-saham syariah. Namun, John belum bisa membeberkan detail peluncuran produk itu.

    Minggu, 21 Oktober 2012

    menurut INFOVESTA: neh RD unggulan ... 211012

    07-09-2012 | Harian Seputar Indonesia
    Memilih Indeks Saham Unggulan
    Oleh: Marlin Igir – Marketing www.infovesta.com
    Dua bulan berjalan di semester II tahun ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat begitu bergejolak. Sempat mencetak kinerja cemerlang per Juli 2012 sebesar 4,72%, namun ramainya sentimen ketidakpastian global yang disertai lesunya data-data ekonomi negara-negara besar, seperti Uni Eropa dan China, membuat kinerja IHSG merosot -1,98% sepanjang Agustus 2012. Meskipun demikian, kinerja Year To Date (YTD) per Agustus 2012 masih sukses mencetak angka positif, yakni 6,24%.
    Berlanjutnya antisipasi investor terhadap realisasi stimulus moneter dari sejumlah bank sentral negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa disinyalir menjadi pemicu anjloknya IHSG. Tak hanya itu, usainya euforia investor terhadap musim publikasi laporan keuangan per kuartal II-2012 dari emiten-emiten saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mayoritas mencetak kinerja positif dibanding periode sama tahun lalu turut menambah tekanan pada IHSG.

    Saat ini, pergerakan IHSG pun terlihat masih tergantung pada harapan stimulus moneter dari Bank Sentral Eropa atau China untuk menopang kondisi perekonomian mereka yang lesu. Namun, apakah kabar tersebut berpeluang menopang laju IHSG atau justru menjadi penghambat? Menurut penulis, hal itu tampaknya sulit diperkirakan mengingat potensi perubahan kondisi cukup besar.
    Dengan ketidakpastian tersebut, hal ini tentu tidak menyenangkan bagi investor, terutama yang menerapkan strategi investasi pasif, seperti Buy and Hold karena target investasi yang diharapkan pun menjadi sulit terukur. Apalagi, jika strategi investasi pasif tersebut hanya bertujuan mengalahkan kinerja IHSG. Karena itu, pemilihan indeks saham yang tercatat di BEI selain IHSG, bisa menjadi alternatif. Alasannya, jumlah saham relatif lebih sedikit dan sudah terdiversifikasi pada berbagai sektor saham.
    Menanggapi hal tersebut, penulis mencoba melakukan pengamatan pada 5 indeks saham di BEI yang berisi kurang dari 50 saham di dalamnya, di antaranya LQ-45, Bisnis-27, Sri-Kehati, JII (Jakarta Islamic Index), dan Pefindo-25 dengan periode sepanjang 3 tahun terakhir (Juli 2009 – Juli 2012) yang mewakili periode jangka panjang dan Year To Date (YTD) sejak Juli 2012 yang mewakili periode jangka menengah.
    Pengukuran untuk mendapatkan indeks saham yang berkinerja paling baik mencakup sisi return dan resiko serta disesuaikan dalam kondisi tertentu. Misalnya, saat terjadi tren koreksi besar (bearish) dalam jangka pendek.
    Indeks Saham
    YTD Juli 2012
    Juli 2009 - Juli 2012
    Return
    Annualized Risk
    Return
    Annualized Risk
    Pefindo25
    19.07%
    20.60%
    153.21%
    22.18%
    Sri Kehati
    9.52%
    18.60%
    68.71%
    23.11%
    IHSG
    8.38%
    15.83%
    78.30%
    20.66%
    Bisnis-27
    8.19%
    19.17%
    69.58%
    23.90%
    JII
    6.83%
    18.80%
    48.94%
    23.58%
    IRDSH
    6.61%
    16.81%
    44.24%
    21.67%
    LQ45
    5.83%
    18.56%
    56.85%
    23.42%
    Dari tabel tersebut, terlihat kinerja indeks Pefindo-25 menjadi yang teratas berdasarkan return YTD per Juli 2012 maupun 3 tahun terakhir, masing-masing 19,07% dan 153,21% jauh di atas kinerja IHSG dan LQ-45. Bahkan, bila dibandingkan dengan kinerja indeks Reksa Dana Saham (IRDSH) yang mencerminkan rata-rata pergerakan Reksa Dana Saham secara keseluruhan, kinerja Pefindo-25 juga lebih unggul lebih dari dua kali lipat.
    Sementara bila kinerja return di atas disesuaikan dengan resiko fluktuasi dari masing-masing indeks yang tercermin pada angka deviasi disetahunkan (annualized risk), perbandingan antara return terhadap annualized risk dari Pefindo-25 pun ternyata paling tinggi dibanding indeks saham lainnya, termasuk IHSG, masing-masing 0,93 dan 6,91. Jadi, dapat dikatakan bahwa portofolio investasi dengan strategi pasif dengan meniru indeks Pefindo-25 cukup prospektif dalam orientasi jangka panjang.
    Menurut penulis, solidnya kinerja indeks Pefindo-25 ditopang oleh solidnya fundamental emiten-emiten saham di dalamnya. Dengan kapitalisasi akhir Juli 2012, tercatat rata-rata kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih dari saham-saham Pefindo-25 periode Februari-Juli 2012 sepanjang Q4-2011 masing-masing 40,9% dan 56,9% dan sepanjang Q1-2012, masing-masing 36,5% dan 49,5%.
    Dalam indeks Pefindo-25 periode tersebut, saham-saham dari sektor Properti Real Estate dan Perdagangan menjadi penopang utama dengan kontribusi sektor masing-masing 28,5% dan 23,3%. Prospek sektor Properti, di antaranya didukung oleh kebijakan suku bunga acuan yang masih relatif rendah oleh Bank Indonesia sekaligus memicu lunaknya suku bunga pinjaman serta tren permintaan properti di kota-kota besar yang diperkirakan masih tinggi.
    Sementara prospek sektor Perdagangan, terutama sub sektor Ritel dipengaruhi oleh tren gaya hidup masyarakat yang semakin modern serta terjaganya tingkat inflasi domestik yang membuat daya beli masyarakat relatif stabil. Di samping melihat fundamental emiten sahamnya, bagaimana kinerja Pefindo-25 jika terjadi koreksi cukup besar yang umumnya dipengaruhi sentimen global? Untuk itu, penulis mengambil sampel 9 bulan di mana kinerja IHSG ditutup anjlok ke zona merah sepanjang Juli 2009 – Juli 2012. Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan karena secara rata-rata, indeks Pefindo-25 masih menjadi pemenang dengan koreksi paling rendah sebesar -5,22% atau sedikit di atas IHSG sebesar -5,34%.
    Meskipun kinerja Pefindo-25 terlihat cemerlang dalam jangka menengah maupun panjang secara historis, namun bukan berarti tanpa kendala, terutama jika investor mencoba menerapkan sebagai bentuk portofolio investasi. Beberapa kelemahan tersebut, seperti pergantian saham-saham dalam indeks tiap 6 bulan sekali dapat mempengaruhi besarnya kontribusi setiap sektor saham, perubahan prospek sektor saham yang mungkin terjadi, serta penyesuaian bobot saham dalam portofolio investor agar sesuai dengan bobot per saham dalam indeks Pefindo-25 yang dapat memicu tingginya biaya transaksi.
    Dengan fakta-fakta statistik historis yang menarik di atas, tak diragukan lagi bahwa indeks Pefindo-25 layak sebagai alternatif pembentukan portofolio investasi saham dengan anjuran strategi investasi yang dilakukan lebih berorientasi ke jangka panjang.
    Selamat berinvestasi!

    25-07-2012 | Harian Seputar Indonesia
    Cermat Menjadi Investor Reksa Dana
    Oleh: Marlin Igir – Marketing www.infovesta.com
    Tahun 2012 boleh dikatakan masih menjadi tahun yang subur bagi industri Reksa Dana di Indonesia. Sederhananya, hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah produk Reksa Dana. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), hingga akhir Juni 2012, secara total terdapat 685 produk Reksa Dana atau mengalami peningkatan dibanding posisi akhir tahun 2011 sebanyak 646 produk Reksa Dana.

    Dengan melimpahnya berbagai produk Reksa Dana, investor menjadi punya banyak alternatif investasi di Reksa Dana. Nah, yang menjadi permasalahan investor adalah bagaimana memilih Reksa Dana yang sesuai dengan tujuan investasi serta profil resiko masing-masing. Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjadi investor Reksa Dana.
    Berinvestasi bukanlah hal yang bersifat coba-coba, namun memerlukan berbagai pertimbangan yang matang agar tujuan investasi yang diinginkan dapat tercapai. Pertama, berinvestasi itu tidak mengenal kata terlambat. Lakukan sedini mungkin agar hasil yang diperoleh bisa lebih maksimal. Kedua, tentukan tujuan yang ingin dicapai dan jumlah dana yang dibutuhkan di masa depan. Dengan demikian, kita dapat menentukan lama waktu untuk mencapai kebutuhan dana tersebut serta menghitung berapa besar dana yang harus ditabung mulai dari sekarang.
    Ketiga, jika perkiraan tabungan ternyata masih kurang, bagaimana cara menutupi kekurangan tersebut? Salah satunya dengan berinvestasi. Banyak pilihan instrumen keuangan yang bisa digunakan sebagai alternatif investasi. Salah satunya yang paling populer adalah Reksa Dana. Dalam berinvestasi Reksa Dana, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu kebutuhan likuiditas dan toleransi terhadap resiko.
    Kebutuhan likuiditas diartikan sebagai kebutuhan investor pada dana tunai dalam jangka pendek atau kurang lebih untuk satu tahun ke depan. Sementara toleransi resiko lebih mengarah pada kemampuan investor untuk menyanggupi potensi resiko fluktuasi harga Reksa Dana yang selanjutnya berpengaruh pada nilai aset investasi pada Reksa Dana. Oleh karena itu, terdapat tahapan yang harus diperhatikan investor agar dapat menentukan jenis Reksa Dana yang sesuai dengan profil dan resiko.
    Setelah menentukan tujuan investasi, pastikan apakah tujuan tersebut terkait kebutuhan likuiditas jangka pendek. Jika ya, maka sebaiknya memilih Reksa Dana Pasar Uang karena tidak memiliki resiko fluktuasi nilai pasar Reksa Dana. Namun jika tidak terdapat kebutuhan likuiditas jangka pendek, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa besar toleransi terhadap resiko fluktuasi nilai investasi Reksa Dana. Jika mampu menyanggupi resiko yang tinggi, maka Reksa Dana Saham maupun Campuran bisa menjadi pilihan. Alasannya, karena kedua jenis Reksa Dana tersebut secara historis memiliki potensi keuntungan (return) dan resiko yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
    Nah, bagi investor yang tidak sanggup menoleransi resiko tinggi, namun tidak memiliki kebutuhan likuiditas jangka pendek, maka Reksa Dana jenis Pendapatan Tetap bisa menjadi alternatif. Alasannya, Reksa Dana Pendapatan Tetap memiliki resiko fluktuasi yang relatif kecil dibanding Reksa Dana Saham dan Campuran. Mengenai potensi return, menurut penulis hal itu terkait pada profil resiko investor itu sendiri yang umumnya terdiri dari investor agresif dan konservatif.
    Bagi investor agresif, Reksa Dana dengan potensi return yang tinggi meskipun resikonya juga tinggi akan lebih disukai, misalnya Reksa Dana saham. Sebaliknya, investor konservatif justru menginginkan Reksa Dana dengan potensi return yang biasa-biasa saja, namun tingkat resiko fluktuasinya relatif lebih kecil, seperti Reksa Dana Pendapatan Tetap.
    Keempat, memilih produk Reksa Dana favorit. Untuk itu, perlu metode yang dapat mengevaluasi suatu produk Reksa Dana secara menyeluruh. Salah satunya, melalui pemeringkatan (rating). Rating merupakan metode evaluasi Reksa Dana yang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti Return dan Resiko, Dana Kelolaan (Asset Under Management/AUM), Pertumbuhan Unit Penyertaan, dan Struktur Biaya dan selanjutnya dibobot sebesar nilai tertentu untuk menghasilkan rating.
    Faktor Return dan Resiko digunakan untuk mengukur kinerja Reksa Dana selama periode tertentu dari sisi return beserta resiko yang harus ditanggung oleh investor. Resiko yang dimaksud merupakan resiko fluktuasi harga Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) Reksa Dana yang dinyatakan dalam standar deviasi. Faktor AUM digunakan sebagai alat evaluasi kecukupan jumlah dana kelolaan setiap produk Reksa Dana dengan batas minimal tertentu yang disyaratkan oleh peraturan Bapepam-LK.
    Sementara faktor pertumbuhan Unit Penyertaan menggambarkan tingkat kepercayaan investor pada Reksa Dana. Semakin tinggi jumlah Unit Penyertaan suatu Reksa Dana, maka semakin besar pula kepercayaan investor pada Reksa Dana tersebut. Terakhir, faktor Struktur Biaya memberikan nilai yang lebih tinggi pada Reksa Dana dengan biaya relatif murah dibanding Reksa Dana berbiaya mahal. Biaya yang dimaksud mencakup biaya pembelian (subscription) dan penjualan (redemption).
    Berikut daftar Reksa Dana dari setiap jenis dengan rating bintang 5 yang menjadi level tertinggi menurut hasil rating Infovesta untuk periode 1 tahun terakhir berdasarkan data per Juni 2012.
    Saham
    Campuran
    Pendapatan Tetap
    Pasar uang
    Syailendra Equity Opportunity Fund Sucorinvest Flexi Fund GMT Dana Pasti 2 MNC Dana Lancar
    MNC Dana Ekuitas Simas Satu CIMB Principal Dollar Bond
    Danareksa Mawar Konsumer 10 Sam Syariah Berimbang
    BNP Paribas STAR MNC Dana Kombinasi
    Danamas Fleksi
                                                                   
    Meskipun sudah mencerminkan evaluasi menyeluruh pada suatu Reksa Dana, namun bukan berarti metode rating tidak memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan tersebut, yakni hasil rating merupakan evaluasi berdasarkan data historis sehingga kurang tepat jika digunakan sebagai alat prediksi kinerja Reksa Dana di masa mendatang. Selain itu, rating tidak cocok untuk mengevaluasi Reksa Dana yang berumur terlalu pendek. Misalnya, di bawah 6 bulan terakhir. Oleh karena itu, evaluasi dengan metode rating hanya sebagai penyaring awal. Yang terpenting adalah Reksa Dana tersebut harus mampu menerapkan strategi untuk menjadi lebih baik ke depan.
    Kembali ke persiapan menjadi investor Reksa Dana, tahap yang kelima adalah disiplin berinvestasi. Misalnya, dilakukan secara periodik di awal bulan atau akhir bulan. Keenam, lakukan peninjauan berkala terhadap hasil investasi dengan periode yang umum digunakan setiap 6 hingga 12 bulan sekali untuk mengevaluasi apakah tujuan investasi dapat tercapai sesuai profil resiko masing-masing.
    Selamat berinvestasi!