gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Kamis, 28 Januari 2010

reksa dana terkait obligasi 2010 ...280110

Meneropong Obligasi di Tahun Harimau
Kamis, 07 Januari 2010
Oleh : Dede Suryadi
Tahun 2010, inflasi dan suku bunga diprediksi bakal naik. Hal ini akan berpengaruh terhadap pasar obligasi. Bagaimana prospek surat berharga ini pada Tahun Harimau nanti?

Menjelang akhir 2009, sejumlah perusahaan telah berancang-ancang menerbitkan obligasi di tahun 2010. Berdasarkan riset SWA, sedikitnya sudah ada 19 perusahaan yang akan meluncurkan obligasinya di Tahun Harimau itu. Mereka, di antaranya, Bank Panin (meluncurkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun), PT Indosat Tbk. (Rp 1,5 triliun), PT Pertamina (Rp 1 triliun), Bank Tabungan Negara (Rp 1,5 trilun), PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Rp 1,5 triliun) -- lihat Tabel: Obligasi yang Akan Terbit di 2010.

PLN ini akan menerbitkan obligasi dengan nama Obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 yang masing-masing bernilai Rp 1 triliun dan Rp 500 miliar. Obligasi konvensional dan sukuk ijarah itu masing-masing memiliki jangka waktu tujuh tahun dan sepuluh tahun. PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas bertindak selaku penjamin pelaksana emisinya.

Masa penawaran awal obligasi dan sukuk ijarah ini adalah pada Desember 2009 (book building), sedangkan pencatatan atas seluruh obligasinya pada Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 13 Januari 2010. Marciano Herman, Direktur PT Danareksa Sekuritas, optimistis obligasi PLN ini akan diminati banyak investor. Alasannya, proyeksi permintaan listrik dan rasio elektrifikasi untuk 7-10 tahun ke depan sangat menjanjikan. Selain itu, PLN memiliki rekam jejak yang baik dan tidak pernah gagal bayar (default) untuk penerbitan kesepuluh obligasi sebelumnya, sehingga risiko obligasi PLN XI Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 relatif kecil.

Sampai saat ini, PLN telah menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah senilai Rp 9,1 triliun, yang semua kewajiban pembayarannya dijalankan selalu tepat waktu. Pefindo memberikan peringkat idAA- (double A minus; stable outlook) untuk obligasi dan idAA-sy (double A minus syariah; stable outlook) untuk sukuk Ijarah. PLN berencana menggunakan dana obligasi terkumpul untuk investasi pembangunan transmisi dan distribusi setelah dikurangi biaya-biaya lainnya.

Menjelang akhir 2009 sampai 2010 memang akan banyak perusahaan yang menerbitkan obligasi. Dana yang diraih dari obligasi itu selain untuk ekspansi usaha juga akan digunakan untuk refinancing obligasi yang akan jatuh tempo.

Beberapa issuer yang akan menerbitkan obligasi itu adalah perusahaan besar dan sejumlah BUMN dengan rating yang bagus. Makanya, dilihat dari sisi kualitas kredit, perusahaan yang akan menerbitkan obligasi tersebut adalah perusahaan dengan kualitas kredit bagus. Dari sisi imbal hasil (return) atau kupon, obligasi yang akan diterbitkan diharapkan akan memberikan kupon yang menarik mengingat pasar obligasi korporasi baru mulai bergairah sehingga supaya obligasi ini laku dijual, imbal hasil kemungkinan masih premium.

Bursa Efek Indonesia memprediksi total penerbitan obligasi korporasi pada 2010 akan mencapai Rp 35 triliun atau naik 9,3% dibanding total penerbitan obligasi 2009 yang sekitar Rp 32 triliun. Kenaikan ini memang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Pasalnya, tahun 2008 nilai obligasi yang diterbutkan sekitar Rp 14 triliun berarti terjadi peningkatan 130% di 2009.

Ada beberapa faktor yang akan berpengaruh tarhadap pasar obligasi di 2010. Diramalkan, pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sejalan dengan meningkatnya harga minyak dunia. Efeknya, kalau harga BBM meningkat, inflasi juga naik. Pastinya, ketika inflasi meningkat, suku bunga bank pun akan terkerek.

Pihak Bank Indonesia memperkirakan inflasi di tahun 2010 dan 2011 berada pada kisaran 5%, dengan plus-minus 1%. Adapun pada 2009 inflasi lebih rendah di kisaran 4,5% plus-minus 1%. Namun, perekonomian Indonesia di tahun 2010 akan tumbuh mencapai kisaran 5,0%-5,5% dan pada 2011 menjadi 6,0%-6,5%. Artinya, pencapaian ini lebih dtinggi dibanding pertumbuhan ekonomi di 2009 sebesar 4,3%. Pertumbuhan yang lebih tinggi tersebut sejalan dengan tingkat pemulihan perekonomian dunia serta semakin kondusifnya pasar keuangan dan perbankan yang disertai dengan terjaganya kondisi fundamental domestik.

Adler Manurung, pengamat pasar modal, berpandangan, selain masalah inflasi dan suku bunga, yang harus dilihat juga oleh perusahaan yang akan menerbitkan obligasi adalah seberapa besar pemerintah akan mengeluarkan surat utang negara (SUN). Ia mencatat, tahun 2009 SUN yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp 144 triliun. Sementara, di 2010 pemerintah menurunkan targetnya menjadi Rp 104,4 triliun. “Berarti di sini ada peluang bagi obligasi korporasi untuk dibeli pasar. Artinya, tahun depan (2010 – Red.) masih ada prospek,” katanya menegaskan.

Dengan melihat kondisi itu, Adler menyarankan kepada para issuer segera menerbitkan obligasinya sebelum pemerintah menerbitkan SUN dan menaikkan BBM. “Ya, paling tidak sampai Maret-lah,” ungkapnya memberi saran. Alasannya, kalau pemerintah sudah meluncurkan obligasinya, akan susah bagi para issuer perusahaan menjual obligasinya karena investor lebih membidik obligasi pemerintah yang dianggap lebih menarik.

Lalu, bagaimana respons investor? Abiprayadi Riyanto, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI), mengatakan bahwa para investor atau fund manager tentu akan memilih obligasi dari perusahaan dengan rating dan industri yang bagus. Kalau obligasi pemerintah, sudah pasti akan jadi pilihan.

Obligasi pemerintah merupakan obligasi yang memiliki tingkat risiko rendah dan imbal hasilnya masih bagus, kendati akhir-akhir ini imbal hasilnya semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh animo yang sangat besar dari para investor dan fund manager, sehingga harganya naik. Semakin tinggi harganya, imbal hasil yang bisa dinikmati akan berkurang. “Obligasi Pemerintah Indonesia juga sangat diminati investor asing dengan perkiraan kepemilikan asing pada obligasi pemerintah saat ini adalah Rp 108 trilliun,” Abi menambahkan.

Strategi MMI dalam berinvestasi di obligasi tergantung pada jenis produknya. Ada banyak sekali produk reksa dana MMI yang berinvestasi di obligasi. Beberapa reksa dana khusus hanya berinvestasi pada obligasi pemerintah, dan sebagian yang lain investasinya kombinasi antara obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Sesuai dengan karakteristik reksa dana itu sendiri, yaitu merupakan instrumen investasi jangka panjang, maka pemilihan obligasi dilakukan dengan pertama kali melihat kualitas kreditnya, yaitu rating obligasi tersebut. Setelah itu, dilihat besarnya imbal hasil. Selanjutnya, dilihat pula apakah issuer merupakan perusahaan yang tumbuh dengan baik atau tidak. Pertumbuhan perusahaan akan menghasilkan tambahan keuntungan, yaitu berupa capital gain.

Besarnya obligasi yang akan dibeli sangat bergantung pada subscription investor pada reksa dana pendapatan tetap yang dijual MMI. Makin besar dana kelolaan berarti semakin besar pula pembelian obligasi yang dapat dilakukan. Seperti disebutkan sebelumnya, kualitas kredit yang tecermin pada tingkat rating obligasi yang diterbitkan sangat penting. “Kemudian kami harus mengerti karakteristik industrinya supaya pertumbuhan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dapat dianalisis,” papar Abi.

Imbal hasil obligasi korporasi biasanya dihitung menggunakan formula yield obligasi pemerintah plus spread. Besarnya spread akan sangat bergantung pada tingkat rating obligasi yang akan diterbitkan. Rating akan diberikan oleh lembaga pemeringkat; salah satunya yang sering digunakan adalah Pefindo. “Spread dari beberapa obligasi korporasi yang diterbitkan menjelang akhir tahun 2009 ini cukup menarik buat investor,” ungkap Abi lagi. Meski demikian, di Tahun Harimau nanti, pasar obligasi sepertinya akan tertekan akibat naiknya suku bunga akibat tekanan inflasi.


Riset: Dumaria Manurung majalah swa

Senin, 25 Januari 2010

yang ngebut, yang merebut ... 250110

Senin, 25/01/2010 20:20 WIB
Batavia targetkan dana kelolaan Rp300 miliar

oleh : Irvin Avriano A.

JAKARTA (bisnis.com): PT Batavia Prosperindo Aset Manajamen (Batavia Aset Manajamen) menargetkan dana kelolaan Rp200 miliar--Rp300 miliar dari reksa dana campuran Si Dana Batavia CPI selama setahun. Reksa dana tersebut akan dipasarkan perusahaan bulan depan.



Dirut Batavia Aset Manajamen Lilis Setiadi mengatakan produk tersebut dikhususkan untuk karyawan sebuah perusahaan swasta dan pensiunannya.



"Intinya kami sudah mendapatkan komitmen investasi sebesar Rp50 miliar dengan dana pensiun institusi tersebut sebagai tahap awal, yang memiliki sekitar 7.000 anggota," ujarnya kepada pers hari ini. Produk tersebut menggunakan jasa Deutsche Bank AG sebagai kustodian.



Dia menjelaskan komposisi investasi produk investasi pasar modal itu sebesar 20%--79% masing-masing akan ditempatkan pada saham dan pasar uang.



Lilis menjelaskan perusahaan sedang berupaya meningkatkan dana kelolaannya dari posisi sekitar Rp7,32 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp9,5 triliun pada akhir tahun ini. Batavia Aset Manajemen, lanjutnya, juga berniat meningkatkan posisi dana kelolaan menjadi sebesar Rp12,5 triliun pada 2011.



Dia menuturkan untuk itu perusahaan berencana menambah agen penjual dan bekerja sama dengan mitra baru untuk menginvestasikan dananya melalui Batavia Aset Manajemen.



Saat ini, lanjutnya, perusahaan menargetkan dapat menambah dana kelolaan sebesar Rp500 miliar dari kerja sama baru. Menurutnya, kerja sama itu dijajaki dengan tiga bank asing dan dua perusahaan asuransi. (tw)

bisnis.com

Minggu, 24 Januari 2010

investasi tak bermasalah, investor hepi ... 240110

23/01/2010 - 22:00
Reksadana Saham Masih Dominasi Pasar
Agustina Melani


INILAH.COM, Jakarta – Industri reksadana akan tumbuh sekitar 20 hingga 25% pada 2010, dimana penguatan IHSG akan berpengaruh positif terhadap reksadana saham. Bagaimana peluang dan kendalanya?

Direktur Schroder Invesment Michael Tjoajadi menuturkan, reksadana saham dan terproteksi masih menjadi pilihan tahun ini, meski peningkatannya tidak setinggi tahun lalu. "Reksadana saham akan tumbuh 15 hingga 20%, dan reksadana terproteksi akan cukup banyak diterbitkan," ujarnya kepada INILAH.COM baru-baru ini.

Michael melihat, pertumbuhan reksadana tahun ini didukung ekspektasi perekonomian yang positif dan perkembangan suku bunga. Ekspektasi ekonomi dunia juga akan berdampak pada ekspor Indonesia. “Karena daya beli masyarakat meningkat dan belanja pemerintah akan infrastruktur pun akan naik,” katanya.

Sementara itu, lanjutnya, suku bunga masih rendah pada 2010 membuat investor mencari alternatif investasi berimbal hasil tinggi. Kondisi ini akan memicu pengalihan dana. Masyarakat yang sudah mulai mengerti produk reksadana juga mendukung perkembangan industri reksadana."Dengan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, investor dunia melihat siapa yang akan menjadi the next Chinda dan India. Indonesia termasuk salah satunya," kata Michael.

Sedangkan bursa saham, imbuhnya, memang selalu terkait erat dengan perekonomian dan bergerak mendahului sektor riil. Akibatnya, pemodal memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dengan menarik investasi dari deposito dan mengalihkan ke pasar modal. “Pola demikian selalu terulang mengikuti sejarah perekonomian dunia dan Indonesia,” katanya.

Menurut data Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), jumlah reksadana baru pda 2009 naik 63 buah (11,42%) menjadi 673 buah dari jumlah reksadana 2008 sebesar 604 buah. Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk-produk reksadana juga naik signifikan 51,03% menjadi Rp 113,17 triliun dari posisi akhir 2008 sebesar Rp 74,93 triliun. Adapun untuk unit penyertaan reksa dana telah terjadi peningkatan 14,86% menjadi 70,04 miliar unit.

Meskipun reksa dana saham bukan satu-satunya penopang kenaikan NAB, namun melesatnya IHSG sepanjang 2009 sebesar 86,98%, memberikan kontribusi cukup besar pada NAB seluruh produk reksa dana.

Kendati demikian, lanjut Michael, untuk mencapai pertumbuhan tersebut, perlu pertambahan suplai investasi di pasar modal Indonesia. Hal ini mengingat aset reksadana dilarang diinvestasikan di luar negeri. Menurutnya, saat ini banyak investor mulai melirik reksadana, tetapi supply instrumen investasi terbatas.

Ini menjadi pekerjaan bersama untuk menarik emiten-emiten baru berskala besar masuk ke bursa atau menambah jumlah saham beredar mereka melalui rights issue. Investor juga sebaiknya mengetahui produk reksadana dengan lebih jelas, siapa penjual, membaca prospektus.”Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kejadian penipuan kasus reksadana,” punkasnya.

Prediksi positifnya reksadana juga diungkapkan analis Infovesta Rudiyanto. Menurutnya, pertumbuhan industri reksadana nasional tahun ini bisa mencapai 20–30%.“Kemungkinan pada 2010, NAB reksa dana nasional bisa tumbuh 20-30% dari posisi terakhir 2009,” tuturnya.

Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto memprediksi industri reksa dana tahun in iakan tumbuh 20-25%. Ia pun menilai, industri reksa dana terutama akan dipicu reksa dana saham dan reksa dana terproteksi, “Meski reksa dana pasar uang juga berpotensi berkontribusi terhadap pertumbuhan,” ujarnya.

Menurutnya, reksadana saham masih akan memberikan imbal hasil (return) cukup tinggi seiring optimisme pasar saham domestik di tahun ini. Sementara reksa dana terproteksi dinilai menarik karena lebih aman dibanding produk reksa dana lain.

Abi menyarankan untuk berinvestasi minimal lima tahun. Hal ini mengingat investasi reksadana merupakan investasi jangka panjang. Selain itu, investor juga sebaiknya melakukan investasi secara teratur tanpa mengganggu arus kas (cash flow) bulanan. ”Kecil-kecil saja,tidak perlu besarbesar, tapi rutin dan disiplin,” sarannya.

Sedangkan tantangan industri reksadana, masih terkait aturan pajak dan birokrasi. Pada industri reksadana juga dibutuhkan variasi instrumen untuk menggairahkan pasar. "Untuk mengembangkan industri reksadana memang dibutuhkan sosialisasi edukasi,"ujar Abi.

Direktur Utama PT Fortis Invesment Eko P Pratono mengatakan, perlunya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya investasi jangka panjang. Eko melihat, investor sudah mulai dewasa dan memiliki pengetahun sehingga menjadi modal kuat pertumbuhan industri reksadana. "Pada 2008 hingga tidak terlalu ada redemption sehingga ini menandakan investor mulai dewasa," ujarnya singkat. [ast/mdr]

Selasa, 19 Januari 2010

Lebe cepat, LEBE baek ... 190110

Jumat, 15/01/2010 09:07 WIB

Melatih finansial tahan banting

oleh : Mike R. Sutikno

Family financial fitness adalah kebiasaan keuangan yang baik berupa tindakan secara fisik yang dilakukan untuk mengoptimalkan perencanaan keuangan keluarga. Konsep ini mempercayai bahwa pada dasarnya seseorang yang bisa berjalan lebih jauh, berlari lebih cepat, melompat lebih tinggi, bernapas lebih panjang, mempunyai peluang untuk lebih menikmati hidup.

Dia tidak mudah letih, masuk angin, pusing kepala, juga jarang kena flu. Hal ini tidak bisa dicapai begitu saja dengan makanan empat sehat lima sempurna, tetapi juga olahraga.

Olahraga bukanlah suatu keharusan, melain-kan olahraga akan melatih otot-otot tubuh yang pada akhirnya akan menunjang kinerja berbagai organ vital. Membuat kita lebih fit dan tidak cepat sakit. Bekerja mendapatkan penghasilan dan melakukan perencanaan keuangan saja tidak cukup. Itu ibaratnya makan makanan bergizi. Anda melakukan apa yang memang seharusnya Anda lakukan.

Menambahnya dengan berbagai usaha untuk meningkatkan kinerja perencanaan keuangan keluarga, itulah family financial fitness. Anda mengusahakan lebih baik dari yang seharusnya untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Yuk, kita mulai.

Financial fitness nomor 1 adalah menabung lebih cepat. Anda memiliki kebebasan dalam menabung dengan melakukannya pada awal, pertengahan, atau akhir bulan. Anda mungkin ingin menabung dalam jumlah sekaligus besar dengan menunggu THR atau bonus dari perusahaan. Berjanji akan menabung begitu gaji Anda naik, itu juga boleh. Yang penting menabung.

Anda perlu tahu bahwa makin lama menunda, makin jarang menabung, makin kecil kesempatan uang Anda berkembang. Makin cepat menabung makin cepat uang Anda berkembang. Kunci keberhasilan menabung bukan pada besarnya jumlah yang ditabung, tetapi melakukannya sejak dini secara rutin. Jadi berlatihlah menabung lebih cepat.

Financial fitness nomor 2 adalah menjalankan multikarier. Bekerja di perusahaan besar, memiliki gaji tinggi dan karier yang cemerlang adalah impian. Orang akan merasa aman jika memilikinya. Namun rasa aman adalah ilusi, tidak sedikit perusahaan besar kelas dunia yang bangkrut. Membuat para eksekutif sampai karyawannya kehilangan penghasilan.

Memfokuskan diri pada satu pekerjaan dan menggantung penghasilan Anda darinya, sudah cukup berat. Hanya jika Anda sanggup bekerja lebih banyak dan mengurangi waktu istirahat. Anda bisa berlatih mendapatkan dua-tiga penghasilan dari sumber yang berbeda, dan tidak perlu bergantung pada satu penghasilan saja.

Kurangi utang

Financial fitness nomor 3 adalah melunasi tagihan kartu kredit tiap bulan. Cicilan minimum payment sungguh luar biasa menggoda. Dengan membayar sejumlah kecil saja dari tagihan, Anda bisa selamat dari kejaran debt collector. Buat apa bayar kontan kalau bisa menyicil! Yang sulit adalah membiasakan diri melunasinya seluruhnya tiap bulan.

Ketika Anda mulai memanjakan diri dengan membayar minimum saja, Anda menjadi malas membayar seluruhnya. Utang Anda makin menumpuk. Sebaliknya, rajin secara rutin melunasi tagihan seluruhnya, Anda akan terbiasa untuk membatasi jumlah pembelanjaan Anda dengan kartu kredit dan terbebas dari tumpukan utang.

Financial fitness nomor 4 melunasi KPR lebih awal. Saya menyarankan orang mengambil KPR jangka panjang agar mereka sanggup membayar cicilan bulanannya. Jangka waktu KPR yang panjang juga dimaksudkan untuk memberi Anda fleksibilitas untuk memperpendek waktunya.

Anda bisa mengalokasi kelebihan rezeki anda untuk melakukan pelunasan sejumlah tertentu atau sebagian, agar saldo utang KPR Anda makin cepat berkurang. Jangan terlena dengan jangka waktu KPR yang panjang dengan cicilan ringan, tetapi bunganya tinggi. Berlatihlah secara rutin melunasi KPR lebih awal.

Financial fitness nomor 5 adalah buat daftar belanja sebelum pergi belanja. Berbelanja sangat menyenangkan. Berjalan di antara rak-rak pajang-an, melihat-lihat, memilih, menyentuhnya, dan memasukkan barang-barang ke dalam keranjang atas tas belanja Anda.

Yang terberat adalah berjalan menuju kasir dan membayar tumpukan belanjaan Anda yang menggunung. "Duh, kok bisa sebanyak ini. Padahal yang dibeli sama saja dengan bulan lalu." Anda salah ! Itu perkiraan di kepala Anda, yang akan segera dilupakan begitu sampai di pusat perbelanjaan. Tidak akan menghabiskan lebih dari 15 menit untuk membuat daftar barang apa yang akan dibeli, berapa jumlahnya yang dibutuhkan dan berapa uang yang Anda anggarkan untuk membeli barang tersebut.

Inilah daftar belanja. Membawanya akan membuat Anda lebih percaya diri dalam menolak barang-barang yang tidak termasuk dalam daftar belanja Anda. Lebih buruk lagi jika terpaksa mengembalikan barang-barang yang sudah diambil karena tidak mampu membayarnya. Daftar belanja bukanlah sesuatu yang canggih dan rumit, Anda hanya harus berlatih melakukannya secara otomatis agar terhindar dari pemborosan.

bisnis.com
... gw seh pernah ngoceh2 soal CASH INFLOW 4 SUMBER : http://transaksisaham.wordpress.com/2009/10/14/gw-ngoceh2-neh-141009/

MAMI seharusnya TRANSPARAN, as always (2) : 190110

Selasa, 19/01/2010 00:00 WIB

Bapepam-LK periksa Manulife Aset Manajemen

oleh :

JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sedang memeriksa alasan pengunduran diri dua direksi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.



Pengunduran diri direksi tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat menjual unit baru reksa dana perusahaan.



"Kami sedang memeriksa mereka, kalau ada indikasi pelanggaran akan kami limpahkan ke biro PP [pemeriksaan dan penyidikan]," ujar Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto kepada Bisnis akhir pekan lalu.



Manulife Aset Manajemen terkena sanksi penangguhan penjualan produk reksa dana sejak awal Januari karena dua dari tiga direktur perseroan mengundurkan diri.



Dua direktur perusahaan yang sudah menyatakan pengunduran diri yaitu Denny Rizal Thaher yang menjabat direktur utama dan Li Ming Suryaputra yang menjabat direktur. Sehingga, direksi yang aktif saat ini tinggal Raymond Gin.



Djoko mengatakan otoritas pasar modal akan memberikan izin penjualan unit reksa dana kepada perusahaan yang diberikan karena salah satu direksi perusahaan yang sudah mengundurkan diri, Li Ming Suryaputra, bersedia bertahan hingga waktu yang terbatas.



Pemberian sanksi kepada Manulife tersebut dilandasi oleh Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas yang mensyaratkan bagi perusahaan yang mengelola dana masyarakat wajib memiliki dua direksi.



Aturan lainnya yang memperkuat sanksi itu adalah peraturan Bapepam-LK No.V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang mengatur bahwa salah satu direksi harus bersertifikat wakil manajer investasi (WMI).



Beberapa orang sumber mengatakan direktur perusahaan, Li Ming Suryaputra, akan bekerja di Manulife hingga akhir bulan ini atau paling lambat akhir bulan depan.



Izin penjualan



Djoko juga mengatakan kemungkinan besar Li Ming hanya akan bertahan hingga akhir bulan ini atau akhir bulan depan.



Apabila perusahaan belum mendapatkan direksi baru hingga waktu tersebut, izin penjualan unit baru reksa dana perusahaan berpotensi dicabut kembali.



"Kami hanya menegakkan peraturan, dan kami hanya meminta komitmen dari salah satu direksi itu untuk tetap bertahan sesuai kemauannya sendiri. Kalau waktu yang ditentukannya sudah lewat, kami akan cabut kembali."



Dia menjelaskan otoritas pasar modal membuka jalan agar perusahaan segera mengajukan calon direksi baru.



Komisaris Utama Manulife Aset Manajemen David Beynon, Direktur Manulife Aset Manajemen Raymond Gin, dan Direktur Manulife Aset Manajemen Li Ming Suryaputra tidak dapat dihubungi melalui telepon selulernya ketika berusaha dikonfirmasi kemarin.



Oleh Irvin Avriano A.

Bisnis Indonesia

bisnis.com

Jumat, 15 Januari 2010

permudah proses BUKAN penjerumusan lho : 140110

Bapepam Usul ke BI Agar Izin MI Diajukan Bersamaan
Kamis, 14 Januari 2010 - 19:55 wib

JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberikan usulan kepada Bank Indonesia (BI) agar izin agen penjual produk reksa dana manajer investasi (MI) bisa diajukan secara bersamaan ke BI maupun ke Bapepam-LK.

Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam LK Djoko Hendratto mengatakan, hal itu dimaksudkan untuk mempercepat izin agen penjual produk MI tersebut. "Kita mengusulkan prosesnya barengan. Tapi, ini baru masukan, putusannya belum tahu," kata dia di Jakarta, Kamis (14/1/2010).

Penerbitan izin agen penjual dari BI selama ini memakan waktu selama dua bulan. Setelah itu, MI bersangkutan harus meminta pernyataan efektif dari Bapepam LK sekira 30 hari dan kemudian diperlukan waktu 30 hari lagi untuk mematangkan pemasaran produk reksa dana baru itu. "Jadi, barengan antara Bapepam dengan BI, sehingga memberi ruang 30 hari untuk bookbuilding," imbuh dia.

Dia menuturkan, jika usulan itu disetujui BI, maka proses pengajuan izin produk reksa dana MI hanya memerlukan waktu sekira 60 hari. Kendati demikian, dia mengaku, pemangkasan waktu izin tersebut tidak akan mengurangi esensi pengawasan dari otoritas pasar modal.

"Masukan dari kita masih dalam batas toleransi yang sangat bisa dimonitor izinnya. Dengan demikian, data untuk keperluan prudensial dan waktunya tidak terbuang, sehingga industri ini tidak kehilangan waktu untuk jualan," tutur dia.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Adiprayadi Riyanto menyambut baik usulan Bapepam-LK tersebut. Menurut dia, pengajuan izin secara bersamaan ke BI dan Bapepam-LK itu akan menghemat waktu. "Karena selama ini, proses perizinan sebuah produk MI terlalau lama," ujar dia.

Bahkan, dia menambahkan, ada MI yang dirugikan karena kondisi pasar bisa berubah ketika MI menunggu izin dari dua lembaga tersebut karena prosesnya yang terlalu lama. Karena dalam tiga bulan, suku bunga dan yield bisa berubah, apalagi (reksa dana) terproteksi. "Karena itu, kalau dipercepat bagus supaya momentum investasi tidak hilang," tutur dia.

Selain itu, dia berharap, kemampuan agen penjual produk MI juga ditingkatkan dengan pelatihan tambahan. Hal itu untuk meningkatkan kualitas agen penjual produk MI bersangkutan.

Sebelumnya, BI berjanji akan mempercepat proses penerbitan izin agen penjual produk MI. Kepala Biro Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Narni Purwati menuturkan, BI akan menyinkronkan pemrosesan izin tersebut dengan Bapepam-LK.

Salah satunya adalah pemrosesan izin ke bank penjual produk MI secara paralel, katanya. Prosedur itu nantinya akan diberlakukan bagi bank yang baru pertama kali menjadi agen penjualan atau yang berganti MI atau ingin menambah jenis produk MI.
(J Erna/Koran SI/ade)

Kamis, 14 Januari 2010

MAMI seharusnya TRANSPARAN, as always : 140110

Kamis, 14/01/2010 19:31 WIB

Manulife mungkin diizinkan jual reksa dana baru

oleh : Irvin Avriano

JAKARTA (bisnis.com): Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengindikasikan akan memberikan izin kepada PT Manulife Aset Manajemen Indonesia untuk melakukan penjualan unit baru reksa dana, setelah sebelumnya disuspensi.



Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto, yang membawahi reksa dana dan manajer investasi (MI), mengatakan hal itu menyusul adanya komitmen dari salah satu direktur perusahaan yang sudah mengajukan pengunduran diri. Suspensi dilakukan otoritas pasar modal setelah pengunduran diri dua dari tiga direksi perseroan.



Suspensi penjualan unit baru reksa dana dilakukan Bapepam-LK setelah Direktur Manulife Aset Manajemen Li Ming Suryaputra mengajukan pengunduran diri. Padahal sebelumnya direktur utama perusahaan Denny Rizal Thaher juga mengundurkan diri bulan lalu sehingga yang tinggal sebagai direksi perseroan hanya Raymond Gin.



Pengunduran dua direksi itu membuat penjualan unit baru reksa dana perseroan dibekukan hingga perusahaan mendapatkan pengganti salah satu direksi. Namun, lanjut Djoko, perseroan bersikukuh perusahaan sudah mendapatkan komitmen dari Li Ming untuk bertahan menjabat direktur perseroan hingga waktu yang ditentukannya sendiri.



“Kami baru menerima surat komitmen dari ibu Li Ming terkait dengan komitmennya untuk bertahan hingga waktu yang ditentukannya, mudah-mudahan kami dapat mengirimkan surat ke Manulife Aset Manajemen besok,” ujarnya kepada pers hari ini.



Namun, Djoko mengaku lupa tanggal tenggat waktu yang ditentukan Li Ming. Dia menambahkan izin penjualan unit reksa dana perseroan dapat dicabut kembali apabila setelah tenggat waktu yang ditentukan Li Ming, Manulife belum mendapatkan direksi baru sebagai pendamping Raymond. (ln)

bisnis.com
Bepepam Sinyalkan Cabut Sanksi Manulife Aset
Kamis, 14 Januari 2010 - 19:34 wib
TEXT SIZE :

Kantor Bapepam. Foto: Okezone.com
JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberi sinyal akan mencabut sanksi penangguhan sementara (suspensi) penjualan produk reksa dana PT Manulife Aset Manajeman Indonesia.

Suspensi penjualan produk reksa dana itu dilakukan regulator menyusul pengunduran diri dua dari tiga direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, yakni Direktur Utama Denny Rizal Thaher dan Direktur Li Ming Suryaputra.

Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam LK Djoko Hendratto mengatakan, pihaknya tidak bisa menambah produk maupun unit penyertaan menyusul pengunduran dua direksi Manulife Aset Manajemen akhir tahun lalu. Namun, pihaknya telah mengundang direksi yang berniat mengundurkan diri tersebut.

"Kami tidak bisa izinkan tambah penyertaan baru karena dua direktur mundur. Namun, salah satunya kita tahan supaya tidak mundur karena kalau mundur tidak ada yang bertanggung jawab," kata dia di Jakarta, Kamis (14/1/2010).

Menurut dia, direksi yang bersedia menangguhkan pengunduran dirinya tersebut adalah Li Ming Suryaputra. Dalam surat yang disampaikan ke Bapepam LK, kata dia, Li Ming menangguhkan pengunduran diri hingga periode tertentu.

"Hari ini, kita dapat surat bahwa dia akan melanjutkan sampai periode tertentu. Mereka berkomitmen dan bertanggung jawab sampai periode itu," imbuh dia.

Namun, dia enggan menyebut periode yang dimaksud lantaran pihaknya masih membahas surat tersebut. Namun, jika hingga periode yang ditentukan oleh direksi Manulife itu, belum ada pengganti direksi lama, maka suspensi penjualan produk reksa dananya akan kembali diberlakukan.

"Kalau dalam periode ini, mereka belum mendapatkan direksi baru, maka belum berkenan melakukan penjualan. Tidak ada direksi, tidak ada administrasi," tukasnya.

Hal itu dilakukan untuk melindungi investor dan mengurangi resiko yang terjadi. Namun, kata dia, bagi investor yang ingin keluar diperkenankan. Sementara itu, Denny Taher ketika dihubungi via telepon maupun pesan singkat untuk dikonfirmasi mengenai hal ini tidak merespons.

Sekadar diketahui, kedua direktur itu mengundurkan diri dari perusahaan pada pertengahan Desember 2009 lalu. Berdasarkan Undang-Undang No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan Bapepam LK Nomor V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek, Manulife Aset Manajemen dikenakan sanksi suspensi.

Pasalnya, dalam UU PT itu disyaratkan bahwa Manajer Investasi (MI) harus memiliki dua direksi. Sedangkan, berdasarkan peraturan Bapepam tersebut disebutkan, salah satu direksi harus bersertifikat wakil MI.
(J Erna/Koran SI/ade)

RDC lumayan lah, bwat diversifikasi keamanan dan kenyamanan : 140110

Reksa Dana Campuran Investasi Menarik 2010
Selain saham, instrumen obligasi merupakan sarana tepat untuk mendiversifikasi investasi.
KAMIS, 14 JANUARI 2010, 13:07 WIB
Arinto Tri Wibowo, Nerisa

BERITA TERKAIT
Rasio Dana Kelola Reksa Dana-PDB Rendah
2010, Industri Reksa Dana Tumbuh 20%
NAB Reksa Dana Berpotensi Tembus Rp 120 T
2010, Pasar Reksa Dana Tumbuh 20%
Reksa Dana Proteksi Cenderung Dihindari
Web Tools

VIVAnews - Investasi pintar selama 2010 bisa dilakukan melalui produk reksa dana campuran. Meski pasar saham masih berpotensi memberi keuntungan, imbal hasil (return) tidak sebesar 2009.

Namun, pasar surat utang (obligasi) merupakan sarana yang tepat untuk mendiversifikasi investasi.

Hal itu disampaikan Direktur First State Investment Indonesia Putut E Andanawarih pada peluncuran reksa dana perusahaan di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis 14 Januari 2010.

"Kami yakin, pasar bisa meneruskan momentum pertumbuhan pada 2010," kata Putut.

Putut menjelaskan, peluang pertumbuhan investasi ekuitas atau saham masih menarik bagi pelaku pasar. Instrumen itu berpotensi memberi imbal hasil tinggi.

"Tapi, investor diharapkan tidak mengharapkan return setinggi 2009," kata dia.

Sebab, investasi saat ini memiliki tantangan ekonomi dan politik, seperti inflasi dan isu PT Bank Century Tbk (kini Bank Mutiara).

Namun, pelaku pasar bisa mengambil peluang pada koreksi yang berpeluang terjadi. Selain itu, pertumbuhan kinerja emiten diperkirakan mendominasi sentimen positif bagi pelaku pasar.

"Investasi memang lebih ketat tapi pertumbuhan masih ada," ujarnya.

Dia menambahkan, investor perlu menerapkan seleksi saham (stock selection) untuk investasinya.

Meski demikian, Putut menjelaskan, pelaku pasar tetap harus mendiversifikasi investasinya pada instrumen lain, yakni obligasi. Instrumen tersebut menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibanding deposito. "Kunci sukses investasi adalah alokasi aset," tuturnya.

arinto.wibowo@vivanews.com

• VIVAnews

Rabu, 13 Januari 2010

well, GW DUKUNK dah, YANG BENER lho ... 130110

Bapepam-LK Siap Sidak Manajer Investasi

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bulan ini akan mengeluarkan surat edaran kepada manajer investasi (MI) yang akan melakukan perpanjangan izin. Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto mengatakan, dalam surat edaran dijelaskan bahwa Bapepam memberi waktu kepada MI untuk membenahi struktur organisasi dan infrastrukturnya dalam tempo setahun.
e-trading

Selasa, 12 Januari 2010

Risk and Return, keduanya WAJIB DIPERTIMBANGKAN ... 120110

Evaluasi Reksa Dana Saham 2009
Monday, 11 January 2010
Tahun 2009 telah berlalu. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pun menutup akhir tahun dengan kinerja yang cukup memuaskan.

Bayangkan, return IHSG selama 2009 tercatat sebesar 86,98%! Fantastis bukan? Membaiknya kinerja dari sebagian emiten-emiten saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu penyebab meroketnya IHSG. Sebelum berbicara banyak tentang return,mungkin kita ingat dengan istilah reksa dana.

Reksa dana umumnya diartikan sekumpulan dana masyarakat pemodal yang dikelola oleh profesional, yang dalam hal ini adalah manajer investasi (MI). Logikanya, jika dikelola oleh profesional, kinerja reksa dana tersebut seharusnya memberikan returnyang lebih baik dari IHSG, apalagi reksa dana saham.

Dari total 71 reksa dana saham, terdapat 51 reksa dana yang mampu mengalahkan IHSG dengan kisaran return 80% hingga 170%.Sisanya 20 reksa dana hanya mampu memberikan return di bawah IHSG dengan kisaran - 10–84%. Namun, apakah reksa dana dengan return tinggi sudah bisa dianggap baik? Belum tentu karena belum lengkap rasanya jika menilai reksa dana tanpa melihat sisi risikonya.

Untuk mengetahui reksa dana yang baik dari sisi return dan risikonya, suatu ukuran yang bisa diperbandingkan diperlukan. Ukuran tersebut adalah sharpe ratio. Sharpe ratio merupakan metode umum yang biasa dipakai para akademisi untuk melihat seberapa baik sebuah reksa dana jika dilihat dari dua sisi yaitu returndan risiko. Sharpe ratio diperoleh dengan membagi returnekstra dari sebuah reksa dana terhadap risiko yang dimilikinya.

Return ekstra berarti selisih antara return dari investasi pada reksa dana terhadap return pada aset investasi bebas risiko, yang pada umumnya adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau obligasi pemerintah dengan periode jatuh tempo 10 tahun. Dengan demikian, reksa dana saham tidak hanya dituntut untung,tetapi juga harus melebihi return aset bebas risiko.

Risiko dalam reksa dana saham dinyatakan dalam standar deviasi. Standar deviasi menggambarkan fluktuasi nilai reksa dana yang dipengaruhi aset-aset yang membentuk reksa dana tersebut. Semakin tinggi risiko dari kumpulan aset yang membentuk reksa dana, semakin tinggi pula risiko fluktuasi nilai aktiva reksa dana tersebut. Gambarannya seperti berikut. Reksa dana A memiliki sharpe ratio sebesar 2.

Untuk setiap 1% risiko yang dimiliki, reksa dana A memberikan return ekstra sebesar 2%. Kesimpulannya, semakin tinggi nilai sharpe ratio, semakin baik reksa dana tersebut. Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan reksa dana saham yang mampu mengalahkan IHSG selama 2009? Apakah semuanya baik? Untuk menjawabnya, penulis memilih 10 reksa dana saham dengan return tertinggi selama 2009 dan menghitung nilai sharpe ratio-nya.

Return aset bebas risiko yang digunakan penulis yaitu rata-rata SBI 1 bulan selama 2009. Berdasarkan tabel, 10 reksa dana saham yang terpilih mampu mengalahkan return IHSG selama 2009.Artinya,semua reksa dana di atas berkinerja baik jika dilihat dari sisi return-nya saja. Nah, bagaimana jika diperhitungkan sisi risikonya?

Apakah yang terbaik menurut return juga pasti terbaik menurut risiko? Sebagai contoh, reksa dana Panin Dana Prima. Secara return selama 2009, reksa dana tersebut memang tidak menjadi yang terbaik. Namun, menurut risikonya, Panin Dana Maksima relatif kecil sehingga reward(sharpe ratio) yang diberikan return ekstra atas risikonya menjadi besar. Begitu juga dengan reksa dana Saham Panin Dana Maksima.

Kesimpulannya, meski sebuah reksa dana mampu menghasilkan return paling tinggi, belum tentu reksa dana itu menjadi yang terbaik menurut risikonya. Bisa saja return reksa dana yang tinggi dihasilkan lewat kumpulan aset yang berisiko tinggi,sehingga pergerakan nilai reksa dananya pun menjadi cukup fluktuatif. Dengan demikian, investasi reksa dana hanya dengan berpatok pada return belumlah cukup efektif.Semakin tinggi risiko suatu reksa dana, reksa dana tersebut semakin agresif. Seperti pepatah lama,high risk high return.Selamat berinvestasi! (*)

Praska Putrantyo
Analis Infovesta Utama

Jumat, 08 Januari 2010

ihsg ke 2800, RDS DIUSUNG-USUNK dah ... 080110

Kamis, 07/01/2010 19:17 WIB

First State akan terbitkan reksa dana saham baru

oleh : Sylviana Pravita R.K.N.



JAKARTA (bisnis.com): PT First State Investments Indonesia berencana menerbitkan reksa dana saham baru pada bulan ini guna memperkuat jasa pengelolaan investasi dan produk reksa dana manajer investasi itu.



Dirut First State Legowo Kusumonegoro mengatakan langkah tersebut terkait dengan target First State meraih dana kelolaan hingga Rp3,5 triliun pada tahun ini.



"First State telah mengantongi pernyataan efektif dari otoritas pasar modal pada Desember 2009," kataya hari ini.



Direktur First State Putut Endro Andanawarih mengatakan pihaknya menilai reksa dana saham berpotensi berkembang pada tahun ini sehingga sebelum Februari 2010 First state akan memperkenalkan produk reksa dana terbarunya itu.



"Selain itu, tidak tertutup kemungkinan kami menerbitkan reksa dana berbasis pendapatan tetap dan pasar uang pada tahun ini," kata Putut.



Saat ini, First State memiliki 10.000 investor, di mana investor institusi mencapai 500 investor dan sisanya investor retail. First State adalah bagian dari Colonial First State Global Asset Management, divisi pengelolaan investasi dari The Commonwealth Bank of Australia.



Legowo menambahkan grup tersebut menandatangani prinsip-prinsip investasi terkait dengan program lingkungan hidup PBB yaitu Finance Iniative dan Global Compact atau lebih dikenal dengan The Principles for Responsible Investment pada 2007.



"Terkait dengan penandatanganan itu, kami sebagai manajer investasi melakukan pembobotan bagi investor kami denganmemasukkan faktor lingkungan, sosial dan corporate governance itu. Langkah ini kami tujukan bagi kepentingan jangka panjang." (tw)

bisnis.com

Kamis, 07 Januari 2010

yang mengincar, yang mencecar ... 070110

First State Incar Tambahan Dana Kelola Rp300 M
Kamis, 14 Januari 2010 - 13:46 wib

Widi Agustian - Okezone


JAKARTA - First State IndoEquity Peka Fund, First State Investment (FSI) Indonesia menargetkan untuk mendapatkan tambahan dana kelolaan (AUM) sebesar Rp200 miliar-Rp300 miliar dari reksa dana barunya.

"Mendapatkan sebesar Rp200 miliar-Rp300 miliar saja sudah cukup menggembirakan bagi kita," kata Presdir FSI Indonesia Legowo Kusumanegoro, usai launching reksa dana di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (14/1/2010).

Pasalnya, reksa dana baru tersebut memiliki fokus khusus terhadap program kemanusiaan, sosial budaya, keletarian alam dan lingkungan hidup (filatropi), yang akan disisihkan sebesar 0,5 persen dari nilai investasi untuk program ini. "Ini hal yang baru bagi investor," ucapnya.

Dia juga mengaku masih menjajaki cara untuk membuat investor tertarik akan reksa dana baru ini. "Kita masih menjajaki bagaimana selanjutnya, untuk berinvestasi tapi tetap ikut serta dalam filantropi," tukasnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran FSI Indonesia Putut E Andanawirih mengungkapkan, dengan disisishkanya sebesar 0,5 persen untuk filantropi, pihaknya menurunkan biaya pembelian. "Ini hanya ada di produk reksa dana ini," kata Putut.

Adapun biaya investasi per tahun yang dikenakan untuk reksa dana ini adalah 1,5 persen, biaya bank kustodian 0,2 persen per tahun, serta biaya pembalian maksimal dua persen.

Dia juga mengatakan, jika pihaknya masih akan menebitkan sebanyak tiga reksa dana baru lagi pada tahun ini. Yakni dengan fokus terhadap campuran, obligasi, serta fix rate. "Tunggu sajalah," tukasnya.
(ade)

Kamis, 07/01/2010 12:29 WIB

First State incar dana kelolaan Rp3,5 triliun

oleh : Sylviana Pravita R.K.N.

JAKARTA (bisnis.com): PT First State Investments Indonesia mengincar dana kelolaan hingga Rp3,5 triliun pada tahun ini melalui jasa pengelolaan investasi dan produk reksa dana.



Dirut First State Legowo Kusumonegoro mengatakan pihaknya selaku manajer investasi mengelola dana lebih dari Rp2,8 triliun pada tahun lalu.



"Tahun ini, kami mengincar dana kelolaan berkisar Rp3,5 triliun melalui produk-produk reksa dana kelolaan kami," ujarnya siang ini.



Reksa dana yang dikelolanya saat ini adalah First State Indonesian Bond Fund, First State Indonesian Balanced Fund, First State Indonesian Liquid Plus Fund.



Selanjutnya, First State IndoEquity Sectoral Fund, First State IndoEquity Dividend Yield Fund, First State Indonesian MultiStrategy Fund dan First State IndoEquity Value Select Fund.



Produk reksa dana tersebut dipasarkan melalui bank-bank agen penjual, yaitu Bank Commonwealth, Standard Chartered Bank, Bank DBS Indonesia, Bank HSBC, Bank CIMB-Niaga, Bank Permata dan Citibank.



First State adalah bagian dari Colonial First State Global Asset Management, divisi pengelolaan investasi dari The Commonwealth Bank of Australia.



Colonial First adalah perusahaan manajer investasi terbesar di Australia saat ini dengan jumlah dana kelolaan AU$138,20 miliar atau Rp1.035 triliun.



First State Investments beroperasi di Sydney, London, Edinburgh, Hong Kong, Singapura dan Jakarta. (tw)

bisnis.com

Senin, 04 Januari 2010

RD melaju, INVESTOR JANGAN LUPA NIKMATIN dan berJAGA-JAGA

Senin, 04 Januari 2010 | 15:15

PASAR REKSADANA

Reksadana Masih Berpotensi Melaju



Krisis pasar finansial di pengujung tahun 2008 ternyata tidak menyebabkan industri reksadana terpuruk. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kala itu sempat anjlok hingga sedalam 50% dan membuat nilai aktiva bersih (NAB) reksadana tergerus.

Namun, syukurlah, tidak seperti tahun 2005, investor cukup tenang. Mereka tidak melakukan penarikan dana secara besar-besaran (redemption).

Para pengelola reksadana menyatakan, kondisi tersebut membuktikan bahwa pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap produk investasi ini sudah meningkat. "Porsi kepemilikan dana, yang tak lagi terpusat pada satu jenis produk, juga menjadi faktor lainnya," ujar Eko P. Pratomo, Direktur Utama Fortis Investments.

Hingga akhir tahun lalu, NAB reksadana sudah mencapai
Rp 113,17 triliun. Jumlah ini melonjak 51,03% dari dana kelolaan reksadana tahun 2008, yang sebesar Rp 74,93 triliun. Bahkan, angka ini sudah hampir menyamai pencapaian NAB reksadana tertinggi. Yakni, pada Februari 2005, yang sebesar Rp 113,6 triliun.

Para pengelola reksadana meyakini, prospek produk investasi ini pada tahun 2010 masih cukup menjanjikan. Memang, pertumbuhannya tidak akan sebesar tahun lalu. Perkiraannya, pertumbuhan industri reksadana tahun ini sekitar 20%–30%.

Mereka juga bilang, diversifikasi adalah kunci utama bila ingin mengantongi berkah dari reksadana. Sebelum menerapkan prinsip itu, diperlukan pengetahuan dan informasi dalam menentukan strategi alokasi aset. "Anda juga harus memonitor reksadana setiap tiga bulan," ujar Lilis Setiadi, Presiden Direktur Batavia Prosperindo Asset Management. Sehingga, bisa cepat menyesuaikan dengan perubahan kondisi ekonomi.



Ade Jun Firdaus KONTAN

aturan maen baru bwat MI 2010... 040110

Senin, 04/01/2010 14:33 WIB

Bapepam-LK terbitkan peraturan kegiatan usaha MI

oleh : Sylviana Pravita R.K.N.

JAKARTA (bisnis.com): Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menerbitkan peraturan terkait dengan manajer investasi dan pengelolaan dana investasi.

Peraturan No.V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi itu diterbitkan pada 31 Desember 2009.

Ketua Bapepam-LK Ahmad Fuad Rahmany mengatakan peraturan itu diadopsi dari Peraturan V. A. 1 tentang Perizinan Perusahaan Efek dengan beberapa penyesuaian.

“Penyesuaian tersebut dilakukan mengingat adanya beberapa ketentuan dalam Peraturan V. A. 1 yang kurang sesuai dengan karakter usaha Manajer Investasi,” kata Fuad, hari ini.

Upaya untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme Manajer Investasi (MI) a.l. dilakukan dengan mewajibkan MI memiliki dan menerapkan strategi manajemen risiko dan strategi kepatuhan.

Selanjutnya, MI juga harus memiliki unit kerja atau pejabat yang melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dari MI, sebagaimana diatur dalam Peraturan V.D.11 tentang pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajer Investasi.

Penegasan tentang kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh MI, yaitu pertama, pengelolaan portofolio efek untuk kepentingan nasabah tertentu berdasarkan perjanjian pengelolaan dana yang bersifat bilateral dan individual yang disusun sesuai Peraturan Bapepam-LK.

Kedua, pengelolaan portofolio investasi kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah melalui wadah atau produk-produk yang diatur dalam Peraturan Bapepam-LK.

Ketiga, kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK.

Penegasan tersebut, lanjutnya, perlu diberikan mengingat adanya berbagai jenis jasa pengelolaan investasi atau dana seperti yang diatur dalam UU Pasar Modal.

Selain itu, regulasi yang mengatur tentang pengelolaan investasi atau dana, khususnya untuk jenis pengelolaan investasi atau dana yang bersifat individual atau tidak kolektif.

Menyadari hal tersebut, lanjutnya, secara umum Bapepam-LK memberikan jangka waktu yang memadai kepada MI untuk melaksanakan penyesuaian atas Peraturan Bapepam-LK No. V.A.3, yaitu selama satu tahun.

Namun, khusus untuk penyesuaian yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan investasi, Bapepam-LK memberikan jangka waktu selama dua tahun atau sampai dengan berakhirnya perjanjian pengelolaan investasi yang dimaksud.

Meskipun, MI diberikan waktu untuk melakukan penyesuaian selama dua tahun, tapi hal tersebut tidak berarti bahwa MI dapat memperpanjang perjanjian pengelolaan investasi atau membuat perjanjian pengelolaan investasi baru.

Perpanjangan perjanjian atau pembatalan perjanjian baru hanya dapat dilakukan sepanjang sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. V.A.3 dan peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan dana.



bisnis.com
Senin, 04 Januari 2010 | 15:55

PASAR REKSADANA

Rambu-Rambu Investasi Reksadana



seperti tahun lalu, tahun ini reksadana anyar akan terus bermunculan. Rupa-rupa namanya, dengan beragam wadah investasi. Nah, saban tahun rambu-rambu yang harus diperhatikan tak selalu sama. Berikut sketsa para pengelola investasi atas masing-masing produk reksadana di 2010, berdasarkan kebutuhan investasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

- Reksadana pasar uang. Secara besaran imbal hasil, tidak terlalu tinggi. Namun, reksadana ini wajib dikoleksi demi menjalankan prinsip diversifikasi. Saat volatilitas indeks saham tinggi, reksadana pasar uang bisa jadi wadah menyusun strategi investasi, lantaran sangat likuid.

- Reksadana pendapatan tetap dan terproteksi. Kedua jenis reksadana berjangka satu tahun hingga lima tahun ini merupakan produk paling diminati sepanjang tahun lalu. Memiliki imbal hasil yang tetap setiap tahunnya membuat Anda tidak perlu khawatir kalau-kalau dana investasi Anda bakal tergerus. Namun, sifatnya yang mematok imbal hasil tetap terkadang bisa menimbulkan kerugian saat angka inflasi meningkat.

- Reksadana campuran. Ini juga wajib masuk daftar tujuan investasi 2010. Khususnya, bagi yang belum paham dan cekatan memindahkan dana investasi saat kondisi ekonomi berubah cepat. Anda tinggal duduk manis di rumah dan menyerahkan sepenuhnya kepada manajer investasi untuk mengatur portofolio. Tapi, pilihlah produk yang komposisinya sangat fleksibel. Maksudnya, yang bisa menempatkan dana di saham hingga 0%. Sehingga, saat saham anjlok, NAB tidak terlalu tergerus.

- Reksadana penyertaan terbatas. Direktur Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi bilang, reksadana ini masih menjadi idola tahun ini. Perekonomian yang mulai membaik akan merangsang sektor riil untuk tumbuh. Butuh modal besar untuk menggerakkan sektor tersebut. Nah, peluang inilah yang dilirik manajer investasi sebagai aset dasar reksadana penyertaan terbatas mereka.

- Reksadana saham. Reksadana ini masih menjadi usulan investasi utama para manajer investasi. Selain didasari optimisme penguatan bursa saham tahun ini, reksadana saham memang sangat diperlukan untuk investor berorientasi jangka panjang. Soalnya, mengantongi reksadana saham tidak akan bisa untung dalam waktu sepekan atau sebulan.



Ade Jun Firdaus KONTAN

Jumat, 01 Januari 2010

2010 REKSA DANA tetap jadi SESUATU dah ... 010110

Kamis, 31/12/2009 11:43 WIB
NAB Reksa Dana Naik 51,03% di 2009
Indro Bagus SU - detikFinance


(foto: dok detikFinance) Jakarta - Nilai aktiva bersih (NAB) produk-produk reksa dana di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 51,03% seiring dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 86,98% sepanjang 2009. Produk reksa dana tercatat sebanyak 673 produk di 2009.

Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) seperti dikutip detikFinance, Kamis (31/12/2009), NAB reksa dana per 28 Desember 2009 tercatat sebesar Rp 113,17 triliun, meningkat 51,03% dari posisi akhir tahun 2008 sebesar Rp 74,93 triliun.

Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya IHSG secara fantastis sepanjang tahun ini. Pada 30 Desember 2008, IHSG ditutup di level 1.355,40. Pada 30 Desember 2009, IHSG ditutup di level 2.534,36, naik 86,98% dari posisi akhir 2008.

Meskipun reksa dana saham bukan satu-satunya penopang kenaikan NAB, namun kenaikan drastis IHSG sepanjang tahun 2009 memberikan kontribusi cukup besar pada peningkatan NAB seluruh produk reksa dana yang terjadi tahun ini.

Bapepam-LK mengkategorikan 9 jenis reksa dana, yakni reksa dana pendapatan tetap tercatat sebanyak 123 produk, reksa dana saham sebanyak 62 produk, reksa dana pasar uang sebanyak 26 produk, reksa dana campuran sebanyak 101 produk, reksa dana syariah sebanyak 46 produk, reksa dana terproteksi sebanyak 246, reksa dana indeks 1 produk, ETF 2 produk dan reksa dana penyertaan terbatas 66 produk.

Totalnya sebanyak 673 produk. Jumlah tersebut meningkat 69 produk (11,42%) dibanding tahun 2008 sebanyak 604 produk. Sepanjang tahun 2009, Bapepam-LK menyetujui pembubaran 87 produk reksa dana, kemudian mencatatkan 21 reksa dana konvensional, 98 reksa dana terproteksi dan 37 reksa dana penyertaan terbatas.

Untuk unit penyertaan reksa dana telah terjadi peningkatan sebanyak 14,86% menjadi 70,04 miliar unit di 2009. Pada tahun 2008, jumlah unit penyertaan reksa dana masih di posisi 60,98 miliar.
(dro/qom)
Kaleidoskop Pasar Modal 2009
NAB Reksa Dana Syariah Tumbuh 161%
Master plan periode 2005-2009, menekankan pada pengembangan pasar modal berbasis syariah.
KAMIS, 31 DESEMBER 2009, 14:15 WIB
Antique, Nerisa

Ilustrasi mutual fund (www.sharemarketbasics.com)
BERITA TERKAIT
Kasus Sarijaya, Pukulan Bagi Bursa Saham
IHSG Naik, Menkeu Nyanyikan Lagu Tanah Air
Menkeu Minta Investor Hati-hati Berinvestasi
Lagu 'Padamu Negeri' Tutup Transaksi 2009
IHSG Terbaik di Kawasan Asean
Web Tools

VIVAnews - Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana (RD) syariah sepanjang 2009 tumbuh 161 persen, menjadi Rp 4,63 triliun dari tahun lalu Rp 1,77 triliun. Porsi NAB RD syariah terhadap total industri RD tumbuh menjadi 4,09 persen dibanding sebelumnya 2,42 persen.

Berdasarkan siaran pers akhir tahun 2009 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), tahun ini merupakan tahun terakhir penerapan rencana kerja (master plan) pasar modal. Master plan periode 2005-2009 itu menekankan pada pengembangan pasar modal berbasis syariah.

Bapepam LK mencatat, ada 11 reksa dana syariah baru yang memperoleh pernyataan efektif Bapepam-LK. Melalui pertambahan itu, total RD syariah yang beredar mencapai 46, naik 24,3 persen dari tahun lalu 37 RD.

Selain itu, terdapat 12 sukuk dari tujuh emiten yang memperoleh pernyataan efektif otoritas pasar modal. Total nilai emisi mencapai Rp 1,22 triliun.

Hingga 28 Desember 2009, porsi jumlah sukuk telah mencapai 12,12 persen dari total efek bersifat uang yang beredar di industri pasar modal Tanah Air. Porsi itu berasal dari 28 sukuk.

Secara kumulatif, terdapat 41 sukuk yang diterbitkan sepanjang tahun 2009, naik 41,3 persen dari 2008 sebanyak 29 sukuk. Nilai emisi bertumbuh 22,2 persen atau menjadi Rp 6,71 triliun dari sebelumnya Rp 5,49 triliun.

Sukuk tersebut antara lain, ijarah PT Apexindo Pratama Duta Tbk Rp 240 miliar, ijarah PT Indosat Tbk (ISAT) Rp 285 miliar, ijarah PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rp 200 miliar, dan ijarah PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Rp 200 miliar.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews