|
catatan IMBAL HASIL REKSA DANA SAHAM gw dalam JANGKA PANJANG
per tgl 28 Februari 2013:
JAKARTA - Mulai tahun ini, beberapa perusahaan manajer investasi (MI) mulai mencari investor yang ingin berinvestasi jangka panjang hingga 30 tahun. Semakin lama periode investasi, semakin mudah bagi MI mengelola dan mendapatkan keuntungan. Saat ini, sebagian besar investor berinvestasi dengan jangka waktu antara 5 tahun - 6 tahun dan tidak sedikit yang hanya di bawah setahun. Putut Endro Andanawarih, Direktur Spesialis Investment Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) berkata, MAMI belum memiliki satu pun investor jangka panjang. Mulai tahun ini, MAMI akan menyasar calon investor dari kalangan muda agar mau berinvestasi jangka panjang. "Kami akan mencari investor anak muda yang baru bekerja, jadi bukan orang kaya," ujar Putut, Senin (30/1/2012). Untuk merealisasikan program itu, MAMI akan meluncurkan reksadana baru, yakni Manulife Investmen Plan. Sayang, Putut masih merahasiakan karakteristik produk itu. "Yang pasti produk itu akan memudahkan investor muda merencanakan masa depannya dengan sedikit uang secara rutin," tandasnya. Manajemen MAMI berharap, rencana bisnis ini dapat mendongkrak dana kelolaan atau asset under management (AUM) di tahun 2012 sebesar Rp 45 triliun, tumbuh 25 persen dibandingkan tahun 2011. Tahun lalu, MAMI memiliki nasabah sebanyak 20.000 orang. Tahun 2012 ini, target tersebut naik menjadi 25.000 nasabah. "Kami akan memperbanyak jaringan distributor, sekitar 2-3 unit lagi," kata Putut. Sekarang, jumlah distributor pemasaran produk MAMI sebanyak 13 unit. Michael T. Tjoajadi, Direktur Utama PT Schroder Investment Management juga mulai membidik investor jangka panjang. Sebenarnya, Schroder sudah mulai menjalankan program itu sejak tahun lalu, tapi belum menuai hasil. "Tahun ini, kami akan menjalankan program ini secara konsisten," kata Michael. Itu sekaligus untuk mencapai target AUM antara Rp 67 triliun - Rp 68 triliun pada tahun ini. Di 2011 lalu, Schroder berhasil mendapatkan dana kelolaan Rp 63 triliun. http://www.tribunnews.com/2012/01/31/investor-jangka-panjang-mulai-jadi-incaran Sumber : TRIBUNNEWS.COM
sila simak tabel2 berikut
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
sebagai investor jangka panjang @reksa dana (saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang; terlebe lage ada yang valas dan terproteksi), maka gw seh BOBO aja dalam jangka pendek
berikut ini KOMENTAR SEORANG MANAJER INVESTASI PROFESIONAL @ KINERJA IMBAL HASIL 1 TAON (2013 ytd) REKSA DANA SAHAM
well, sila berkomentar de, gw mah uda hepi dalam jangka panjang, khan uda biasa menghadapai BADAI KRISIS YANG GLOBAL ... well, SEMOGA GA USA ADA LAGE BADAI KRISIS EUROZONE atawa kawasan laennya, apalagi kawasan ASEAN jelang AEC atawa FTA
Jakarta - Investasi di reksa dana saham
diprediksi tidak akan cemerlang tahun ini. Imbal hasil (return) reksa
dana saham tahun ini berkisar di angka 9% atau lebih rendah dari
rata-rata imbal hasil reksa dana saham tahun 2012 sebesar 10,06%.
"Tahun ini reksa dana saham kurang bagus," kata Manajer Investasi dari Sucorinvest Asset Manajemen Jemmy Paul saat dihubungi detikFinance, Senin (7/1/13).
Menurut Jemmy, adanya risiko likuiditas yang sulit untuk mengikuti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi penyebab kurang bagusnya investasi reksa dana saham tahun ini. Apalagi, kata dia, Indonesia tahun ini hingga tahun 2014 akan menghadapi gejolak politik.
"Tahun 2012 juga return reksa dana saham hanya 10,06%, di bawah indeks yang sampai 12,94%. Tahun ini juga kurang bagus. Hampir setiap tahun return selalu di bawah indeks. Ya mungkin itu pilihan saham-sahamnya yang kurang tepat," ujarnya.
"Tapi ini bukan faktor utama sih," kata dia.
(ang/ang)
...Investasi Reksa Dana Saham Diprediksi Kurang 'Kinclong' Tahun Ini
Senin, 07/01/2013 07:27 WIB
"Tahun ini reksa dana saham kurang bagus," kata Manajer Investasi dari Sucorinvest Asset Manajemen Jemmy Paul saat dihubungi detikFinance, Senin (7/1/13).
Menurut Jemmy, adanya risiko likuiditas yang sulit untuk mengikuti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi penyebab kurang bagusnya investasi reksa dana saham tahun ini. Apalagi, kata dia, Indonesia tahun ini hingga tahun 2014 akan menghadapi gejolak politik.
"Tahun 2012 juga return reksa dana saham hanya 10,06%, di bawah indeks yang sampai 12,94%. Tahun ini juga kurang bagus. Hampir setiap tahun return selalu di bawah indeks. Ya mungkin itu pilihan saham-sahamnya yang kurang tepat," ujarnya.
Selain itu, skill dari para manajer investasi di Indonesia yang masih terbatas dan juga kondisi Eropa yang masih akan mengalami resesi juga masih mempengaruhi kinerja.
"Tapi ini bukan faktor utama sih," kata dia.
(ang/ang)
coba simak posting gw sebagai pemaen saham Indonesia, YANG BUKAN PENJUDI, dan BUKAN PERAMAL, berikut ini:
tersenyum karena IMBAL HASIL @maen saham (warteg inves + trading)
dan koleksi saham gw di atas tren ihsg
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiSSSSSSSSSSSSSSSSSSSiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitampaknya JEMMY PAUL BENAR, at least until September 2013, REKSA DANA SAHAM memang sedang ANJLOK KARENA LIKUIDITAS ... well, saatnya TIME2BUY bwat gw, karena pertanda REBOUND KUAT MULAI TERJADI : simak baek2 bwat PARA PENCEMAS saham
uuuuuuuuuuuuuuuTTTTTTTTTTTTTTTTTTTuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
coba simak IMBAL HASIL c(ari)u(ntung)s(esaat) pada sekira 2 bulan (2011) dan INVES Reksa Dana Saham yang bersangkutan (2011-2013) :
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjKKKKKKKKKKKKKKjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
DIBANDINGKAN DENGAN TREN IHSG, wow, tren NAB reksa dana gw MASEH LEBE KINCLONG seh :) per tgl 20 Sep 2013
per tgl 24 Januari 201empat, investasi jangka panjang reksa dana saham gw MANI3$Z:
xxxxxxxxxxxxxxxxxYYYYYYYYYYYYYYYxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Investasi Jangka Panjang Baik di Tengah Gejolak
JAKARTA-Pengamat pasar modal Indonesia Siswa Rizali mengemukakan bahwa strategi investasi dengan orientasi jangka panjang dinilai lebih baik di tengah kondisi pasar modal Indonesia yang sedang bergejolak.
"Membahas kinerja jangka pendek (kurang dari satu tahun), cenderung kurang berguna dan menghabiskan waktu," ujar Siswa Rizali yang juga Head of Investment AAA Asset Management di Jakarta, Rabu.
Ia mengaku bahwa pihaknya terus melakukan pembahasan proses investasi dengan pemodal dan merubah orientasi investasi ke jangka panjang.
Ia mengatakan saat ini kinerja produk reksa dana perusahaan juga lebih baik dari indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dipaparkan, sepanjang 2013 ini kinerja produk reksa dana AAA Balanced Fund mencatatkan imbal hasil sebesar 6,55 persen, sementara IHSG BEI sebesar 4,55 persen.
Sementara itu, produk reksa dana perusahaan jenis saham yakni, AAA Equity juga mengalami catatan positif dengan kenaikan imbal hasil sebesar 4,77 persen.
"Reksa dana campuran memiliki kinerja lebih baik, hal itu dikarenakan dalam kondisi pasar bergejolak sejak pertengahan 2012 lalu hingga 2013 perusahaan memungkinkan untuk melakukan alokasi aset secara taktis," kata Rizal.
Ia juga mengatakan bahwa untuk kinerja produk terbaru PT AAA Asset Management yakni AAA Enhanced Strategy Fund juga jauh lebih baik dibanding IHSG.
"Produk AAA Enhanced Strategy Fund terus mendapat 'subscription'. Saat ini dana kelolaan di produk itu sekitar Rp90,486 miliar," katanya.
Rizal mengakui bahwa nilai aktiva bersih dari produk AAA Enhanced Strategy Fund itu sempat mengalami penurunan seiring dengan koreksi IHSG, namun koreksi produk itu cenderung lebih kecil. Sedangkan pada saat IHSG menguat, AAA Enhanced Strategy bisa mengimbangi kenaikan IHSG.
"Untuk meminimalisir risiko di tengah kondisi pasar yang bergejolak dan prospek ekonomi makro yang tidak menentu, kami fokus pada kinerja fundamental dan valuasi perusahaan. Selain itu, alokasi sektoral juga relatif berimbang, sehingga tidak menebak-nebak sektor yang paling bagus momentumnya," kata dia.(ant/hrb)
"Membahas kinerja jangka pendek (kurang dari satu tahun), cenderung kurang berguna dan menghabiskan waktu," ujar Siswa Rizali yang juga Head of Investment AAA Asset Management di Jakarta, Rabu.
Ia mengaku bahwa pihaknya terus melakukan pembahasan proses investasi dengan pemodal dan merubah orientasi investasi ke jangka panjang.
Ia mengatakan saat ini kinerja produk reksa dana perusahaan juga lebih baik dari indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dipaparkan, sepanjang 2013 ini kinerja produk reksa dana AAA Balanced Fund mencatatkan imbal hasil sebesar 6,55 persen, sementara IHSG BEI sebesar 4,55 persen.
Sementara itu, produk reksa dana perusahaan jenis saham yakni, AAA Equity juga mengalami catatan positif dengan kenaikan imbal hasil sebesar 4,77 persen.
"Reksa dana campuran memiliki kinerja lebih baik, hal itu dikarenakan dalam kondisi pasar bergejolak sejak pertengahan 2012 lalu hingga 2013 perusahaan memungkinkan untuk melakukan alokasi aset secara taktis," kata Rizal.
Ia juga mengatakan bahwa untuk kinerja produk terbaru PT AAA Asset Management yakni AAA Enhanced Strategy Fund juga jauh lebih baik dibanding IHSG.
"Produk AAA Enhanced Strategy Fund terus mendapat 'subscription'. Saat ini dana kelolaan di produk itu sekitar Rp90,486 miliar," katanya.
Rizal mengakui bahwa nilai aktiva bersih dari produk AAA Enhanced Strategy Fund itu sempat mengalami penurunan seiring dengan koreksi IHSG, namun koreksi produk itu cenderung lebih kecil. Sedangkan pada saat IHSG menguat, AAA Enhanced Strategy bisa mengimbangi kenaikan IHSG.
"Untuk meminimalisir risiko di tengah kondisi pasar yang bergejolak dan prospek ekonomi makro yang tidak menentu, kami fokus pada kinerja fundamental dan valuasi perusahaan. Selain itu, alokasi sektoral juga relatif berimbang, sehingga tidak menebak-nebak sektor yang paling bagus momentumnya," kata dia.(ant/hrb)
4 komentar:
Apakabar om ? Semoga sehat selalu. Kalo sy invest di sector cement gmn outlooknya om ETS ? Niatnya mau costaveraging 1month sekian lot gitu. Makasih om.
Halo juga dan lage, ETS ga inves di sektor semen seh ... secara umum ETS coba menyimak perkembangan @ infrastruktur dan properti ... 2014: taon ujian semua pembangunan, khususnya infrastruktur dan properti ... properti mungkin terkoreksi turun, sehingga mungkin permintaan semen juga turun ... infrastruktur mungkin maseh bisa naek pembangunannya, tapi bisa juga stagnan seh ... well, dalam jangka panjang, sektor semen maseh menjanjikan... beli secara dollar cost averaging maseh oke kayaknya :)
Nah itu dia yg sy mksd hehe buy cost averaging loooong, kalo semen pendatang baru SMBR gitu menjanjikan utk loooong sprt RDnya om ETS atau engga om ? Sy Udah mulai buycostaveraging dgn lot kecil banget :) ±6bulan ini.
well, sorry ya ETS ga bisa jawab saham per saham,apalagi gw ga inves di saham tersebut ... he3, kalo maksa juga, tetap tanggung risiko sendiri ya :)
Posting Komentar