gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Kamis, 03 Mei 2012

reksa dana saham KATANYA ...

Reksadana saham April melempem Oleh Wahyu Satriani - Kamis, 03 Mei 2012 | 20:50 WIB kontan JAKARTA. Performa reksadana saham sepanjang bulan lalu, masih kurang mengesankan. Berdasarkan data Infovesta Utama, perusahaan periset pasar modal, rata-rata imbal hasil yang dibukukan oleh produk reksadana saham di pasar hanya sebesar 0,49%. Capaian return tersebut masih jauh di bawah pertumbuhan aset dasarnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama April kemarin mampu tumbuh 1,44%. Jika diukur sejak akhir 2011 hingga akhir April 2012, capaian imbal hasil reksadana saham juga masih belum mampu mengungguli IHSG. Di periode tersebut, IHSG tumbuh 9,39%. Namun, rata-rata return reksadana saham hanya 9,03%. Edbert Suryajaya, Analis Riset Infovesta Utama, menilai, lesunya kinerja reksadana saham selama April sejatinya tidak terlepas dari cenderung loyonya pergerakan saham di periode sama. Ketidakpastian di Eropa kerap menggoyang laju IHSG. Ditambah sentimen dari dalam negeri seperti isu bahan bakar minyak (BBM), membuat pasar saham cenderung muram. "Karakter reksadana saham, kinerjanya akan lebih bagus ketimbang IHSG ketika pasar saham bullish. Sebaliknya, akan turun lebih dalam ketika pasar saham volatile," ujar Edbert, Selasa (2/5). Kurang gregetnya pasar saham bulan lalu, kebanyakan akibat buruknya pergerakan saham sektor komoditas tambang dan agrobisnis, juga saham sektor keuangan. Imbasnya, reksadana saham beraset dasar saham-saham dari sektor tersebut, terseret jatuh. Sebut saja Danareksa Mawar Komoditas 10. Produk reksadana saham kelolaan Danareksa Investment Management ini mencatat kinerja terburuk bulan lalu dengan penurunan return hingga 6,21%. Disusul oleh Batavia Dana Saham Agro, yang imbal hasilnya anjlok hingga 6,04%. "Kami banyak memutar portofolio di saham agrobisnis dan tambang ketimbang sektor lain, sehingga kinerja terimbas," ujar Yulius Manto, Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Tiga reksadana saham berkinerja terburuk April berikutnya adalah Mandiri Komoditas Syariah Plus (-5,16%), lalu AAA Equity fund (-3,48%), kemudian Mega Dana Ekuitas (-3.19%). Sedangkan reksadana saham yang berhasil mencatat return di atas 4%, April lalu, di antaranya adalah TRAM Consumption Plus (6,95%). Reksadana saham ini diluncurkan Mei 2011. Lalu, Syailendra Equity Opportunity Fund (6,22%), kemudian SAM Indonesia Equity Fund (5,74%). Diversifikasi portofolio Fadlul Imamsyah, Vice President of Investment CIMB Principal Asset Management, membenarkan, kinerja saham komoditas dan perbankan yang kurang bagus telah menyeret reksadana saham kelolaannya. Produk reksadana saham besutan CIMB Principal Asset Management, yakni CIMB Principal Islamic Equity Growth yang return-nya tergerus 0,05%. Kendati demikian, jika dihitung dari awal tahun, produk tersebut berhasil tumbuh 7,75%. Pergerakan pasar saham di kuartal II ini diperkirakan masih akan fluktuatif. Meski begitu, Edbert memprediksi, imbal hasil reksadana saham secara industri masih akan mampu positif. Di tengah situasi pasar saham yang volatilitasnya masih tajam, Edbert menyarankan agar investor tidak terlalu agresif menempatkan portofolio di instrumen saham maupun derivasinya. Agar risiko bisa tersebar, investor bisa menempatkan sebagian asetnya di reksadana dengan tingkat risiko lebih kecil seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. "Masalah Eropa dan Amerika Serikat (AS) belum terselesaikan sehingga pasar saham kemungkinan masih akan bergejolak," kata dia. Sembari menerapkan risk aversion, investor bisa terus memonitor pasar untuk menimbang waktu yang tepat menambah portofolio di instrumen high return. "Tunggu momentum jatuhnya saham, sehingga investor bisa masuk ke reksadana saham di harga murah," saran Edbert. Opsi lain, investor bisa tetap menambah portofolionya di reksadana saham secara berkala tanpa terlalu peduli kondisi pasar saham. Karena sejatinya, reksadana saham merupakan produk investasi jangka panjang di atas lima tahun. Fadlul memperkirakan, kuartal II ini kinerja saham belum akan terangkat tinggi. Namun, perkiraan dia, return rata-rata reksadana saham sejak awal tahun hingga akhir Juni nanti bisa mencapai 9%-10%. Ini dengan asumsi, IHSG bisa menembus 4.250, di kuartal II ini. "Return hingga akhir tahun bisa 20% jika IHSG bisa menembus 4.500," kata dia. IHSG memperbarui rekor tertingginya di posisi 4.219,30, kemarin (2/5). Agar imbal hasil reksadana sahamnya bisa sesuai target, CIMB berniat memperbanyak porsi saham-saham sektor properti dan infrastruktur jalan tol.

Tidak ada komentar: