gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Minggu, 11 Januari 2015

TIME2BUY ... 070713-180713-020813a_271213_2802201empat_110115

saat ekonomi kita bekerja, maka tren ihsg maseh bullish seh



... per tgl 09 Januari 2015, ternyata INVESTOR REKSA DANA ONLINE MENINGKAT PESAT:
JAKARTAkontan. Layanan reksadana online terus berkembang. Jumlah investornya terus bertambah. Mereka lebih menyukai reksadana online yang menawarkan lebih banyak produk.
Untuk menggaet minat investor, sejumlah manajer investasi/sekuritas membentuk platform transaksi reksadana onlinePlatform Ipot Fund buatan Indo Premier Securities misalnya, menawarkan transaksi online pembelian, penjualan dan pengalihan unit penyertaan puluhan produk reksadana.
Ipot Fund muncul pertama April 2014. Kala itu Ipot Fund  menawarkan 37 produk reksadana dari sembilan manajer investasi (MI). "Sekarang sudah jadi 93 produk dari 20 MI," ujar Jayawati Sukidjan, Vice President Business Development & Corporate Marketing Indo Premier Securities.
Tingginya minat investor terlihat dari akumulasi dana kelolaan produk Ipot Fund  pada akhir tahun 2014 yang lebih dari Rp 150 miliar. Menurutnya, banyak investor tertarik lantaran minimum investasi per produk Ipot Fund  sesuai prospektus reksadana yang bersangkutan. "Kebanyakan minimal Rp 100.000," ujar Jayawati.
Saat ini Ipot Fund  telah memiliki 8.015 investor. Sekitar setengah dari jumlah tersebut merupakan investor aktif. Jayawati menambahkan tumbuh cepatnya Ipot Fund  juga didukung perluasan pemasaran kantor cabang Indo Premier hingga ke beberapa kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Medan, Pekanbaru, Lampung, Padang, Balikpapan, Pontianak, Makassar dan Manado.
Namun tak semua platform reksadana online diburu investor. Platform Sinar (Berinvestasi dengan benar) milik Bahana TCW Investment Management, misalnya, masih belum berkontribusi besar terhadap total dana kelolaan MI tersebut.
Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis mengatakan, total transaksi Sinar masih sekitar Rp 17 miliar. "Kontribusinya masih sangat kecil dibandingkan dengan dana kelolaan keseluruhan yang sekitar Rp 27 triliun akhir Desember 2014," ungkap Edward. Sinar hanya menawarkan 12 produk reksadana milik Bahana TCW.
Saat ini, investor Sinar yang aktif saat ini sekitar 700 akun. Untuk menggalakkan penggunaan Sinar, Bahana TCW aktif mengedukasi calon investor. Salah satunya melalui program Bahana Power Lunch (BPL), yang mengedukasi karyawan perusahaan.
Editor: Sanny Cicilia
... per tgl 27 Februari 201empat, gw BANDINGKAN TREN NAB REKSA DANA PENDAPATAN TETAP n RD SAHAM:


Pengamat: produk reksa dana 2014 akan positif Jumat, 14 Februari 2014 21:38 WIB | 2245 Views Pewarta: Zubi Mahrofi Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar modal Parto Kawito mengemukakan bahwa produk investasi reksa dana di dalam negeri pada tahun 2014 akan positif menyusul fundamental ekonomi Indonesia yang membaik. "Secara umum ekonomi membaik, dengan inflasi stabil pada tahun ini dan produk investasi di pasar modal akan diminati," ujar Parto Kawito yang juga Direktur PT Infovesta Utama di Jakarta, Jumat. Selain itu, lanjut dia, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang positif akan mendorong kinerja emiten tumbuh sehingga dapat mendorong harga saham di Bursa Efek Indonesia meningkat yang nantinya berdampak pada produk reksa dana terutama yang berjenis saham. "Pada tahun ini, diperkirakan imbal hasil (return) produk reksa dana saham sebesar 16-18 persen. Apalagi, faktor pergantian Presiden dan Kabinet paska pemilu mendatang berjalan baik sehingga akan mampu meningkatkan kepercayaan pasar terhadap sektor pasar modal Indonesia," ujar dia. Dengan demikian, lanjut dia, maka kepercayaan investor dapat meningkat dan tentunya akan meningkatkan imbal hasil reksa dana, termasuk juga pada reksa dana jenis pendapatan tetap (fixed income) dan lainnya. Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ronald T Andi Kasim menambahkan, untuk mendukung industri reksa dana pihaknya menargetkan dapat memberi peringkat kepada 20 produk jenis pendapatan tetap dari beberapa perusahaan Manajer Investasi (MI). Ia mengatakan bahwa investor pasar modal di dalam negeri cukup antusias jika produk reksa dana juga diberikan peringkat sehingga dapat mengukur tingkat risiko serta prospeknya. "Mereka (investor) banyak yang ingin produk reksa dana di-rating, kondisi itu menunjukan demand produk cukup tinggi sehingga mendorong industri reksa dana," ujarnya. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai aktiva bersih (NAB) pada Januari 2014 tercatat sebesar Rp194,15 triliun. Sebagai perbandingan, per akhir Desember 2013, NAB reksadana mencapai Rp192,54 triliun. Artinya, dalam waktu dua minggu, dana kelolaan reksadana naik sekitar Rp1,61 triliun. Penambahan itu membuat jumlah Unit Penyertaan (UP) beredar naik menjadi 122,37 miliar dari 120,89 miliar di akhir Desember 2013. (KR-ZMF/B012) Editor: Tasrief Tarmizi

... fakta bahwa sejak saat IHSG terkoreksi turun terdalam pada 2013, NAB bergerak naek seh s/d 10 atawa 11 Februari 201empat: 


Sentimen untuk reksadana & saham masih negatif





JAKARTA. Indeks sentimen investor terhadap reksadana dan saham ternyata masih negatif. Ini mengacu pada HASIL survei yang dilakukan Manulife Financial yang tertuang dalam Manulife Investor Sentiment Index (MISI).
Dalam survei tersebut diketahui, indeks sentimen reksadana di kuartal IV-2013 ada di level -11. Sedangkan indeks sentimen instrumen saham ada di level -6.
Berdasarkan survei itu, dana tunai menjadi pilihan terbesar. Indeks sentimen investor terhadap dana tunai mencapai level 77. Diikuti properti lain (di luar rumah) yang ada di peringkat ke dua.
Selanjutnya, investasi berupa rumah dan pendapatan tetap masing-masing berada di peringkat ketiga dan ke empat. Kendati secara keseluruhan sentimen reksadana dan saham negatif, kedua instrumen investasi ini mengalami pergerakan positif di kuartal akhir 2013.
Bahkan, instrumen saham mengalami kenaikan sentimen tertinggi. Di empat bulan terakhir tahun 2013, sentimen saham naik 14 poin.
Sedangkan reksadana naik tiga poin. Adapun, sentimen untuk properti, baik rumah dan properti lain juga meningkat. Masing-masing naik sebesar tujuh dan sembilan poin.
Sedangkan, investasi pendapatan tetap dan dana tunai justru merosot. Kondisi ini terjadi justru ketika beberapa indikator terkait pasar modal ketika itu negatif. Misalnya, IHSG melemah sekitar 0,97% di awal Oktober 2013.
Kemudian, rupiah terdepresiasi 6,7% ke level Rp 12.171 dari Rp 11.406 di awal kuartal IV-2013. Inflasi secara tahunan juga naik dari 8,32% menjadi 8,38%. Bank Indonesia (BI) di saat yang sama menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin ke posisi 7,5%.
Dari global, isu keputusan The Fed untuk mengurangi stimulus sebesar US$ 10 miliar yang efektif Januari 2014 pun turut membuat kondisi pasar modal tidak menentu.
Putut E Andanawarsih, Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Asset Management Indonesia mengatakan, positifnya sentimen di kuartal IV-2013 disebabkan beberapa hal. Diantaranya, neraca perdagangan di Desember 2013 dinyatakan surplus.
"Inflasi pun hanya naik tipis, ini juga jadi sentimen positif," ujarnya, Selasa (11/2).
Editor: Asnil Bambani Amri
xxxxxxxxxxxxxxYYYYYYYYYYYYYYYYYYxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2 info PALING DITUNGGU dan PALING DAHSYAT: (internal) kenaekan harga bbm DAN (eksternal) pengurangan stimulus oleh bank sentral amrik (melalui pengurangan pembelian surat utang amrik sendiri oleh the FEd), maka GEJOLAK TERDAHSYAT IHSG akan semakin terasa, termasuk anjloknya ... jadi sebagai kontrarian, gw mah hepi2 aja TUNGGUIN NAB RD SAHAM ambles (kalo investor asienK beneran mo JUAL SEMUA portofolio mereka di Indonesia ... kayaknya ga lah, karena INDONESIA ITU PUNYA ANGKA PERTUMBUHAN YANG NYARIS TERTINGGI di DUNIA, secara relatif) ... time2buy ... :)


Saatnya memburu reksadana

catatan NAB reksa dana MANDIRI INVESTA EKUITAS DINAMIK dan PANIN DANA MAKSIMA per tgl 08 JULI 2013 menunjukkan bahwa (KEBETULAN bo) ocehan ini n dikonfirmasi gw itu BENAR (yaitu TIME2BUY, saat beli, saat NAB TERPER0S0K) ... dalam 2 minggu tren menunjukkan pemulihan yang lumayan, ini gw sebut CARI UNTUNG SESAAT (CUS):

JAKARTA. Pasar reksadana ikut terkena imbas tekanan inflasi tinggi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ini terlihat dari rata-rata return reksadana di bulan ini yang negatif.
Data PT Infovesta Utama menunjukkan, indeks reksadana saham dari awal bulan ini hingga 21 Juni tercatat minus 11,53%. Sementara, indeks reksadana campuran minus 7,61% dan indeks reksadana pendapatan tetap tercatat minus 2,42% pada periode yang sama (lihat tabel).
Analis Infovesta Utama, Vilia Wati mengatakan, kinerja reksadana saham mengalami kinerja terburuk dibanding reksadana jenis lain. Maklum, fluktuasi yang terjadi di bursa saham lebih tinggi ketimbang fluktuasi di pasar obligasi.
Dalam kondisi seperti ini, Vilia bilang, manajer investasi (MI) bisa meminimalisasi risiko dengan memperbesar porsi aset dengan risiko minim, seperti pasar uang. Adapun untuk portofolio di saham, bisa dengan mengurangi porsi alokasi pada sektor-sektor yang sensitif terhadap inflasi, seperti perbankan, otomotif dan properti. "Sedangkan, reksadana pendapatan tetap bisa memperbesar alokasi pada obligasi korporasi dan pasar uang," kata Vilia, kemarin.
Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management, Christian Hermawan mengatakan, dalam kondisi pasar saham yang tertekan seperti sekarang, investor bisa memanfaatkannya dengan masuk ke reksadana saham atau campuran. Sebab, investor bisa masuk di harga yang relatif murah.
Fadlul Imamsyah, Vice President of Investment CIMB Principal Asset Management juga menyarankan hal sama. Adapun, bagi MI, koreksi tajam indeks bisa dimanfaatkan untuk berbelanja saham di harga murah. Sedangkan, untuk reksadana pendapatan tetap, MI bisa menggabungkan antara obligasi korporasi dan obligasi pemerintah.     
Menurut Fadlul, di kondisi seperti sekarang, CIMB memilih durasi portofolio yang relatif lebih pendek ketimbang benchmark obligasi pemerintah yang dijadikan acuan. "Adapun peringkat minimum surat utang rata-rata di atas A+," kata Fadlul.    
Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar menambahkan, koreksi yang terjadi di pasar keuangan tersebut sudah diantisipasi sejak awal tahun sehingga investor tidak perlu khawatir. Bila investor memiliki horizon investasi jangka panjang, bisa tetap masuk secara berkala. Sebab, kinerja reksadana masih akan membaik dalam jangka menengah dan panjang.    
Menurut Agus, profil investor jangka panjang di atas  tiga tahun cocok masuk di reksadana saham. Untuk investor dengan horizon investasi dua tahun, disarankan memilih reksadana campuran. Sementara investor dengan tujuan investasi jangka pendek hingga satu tahun, bisa masuk ke pasar uang atau perbankan.
Tergantung profil risiko
Analis Senior PT Finera Prosperindo, Edbert Suryajaya menambahkan, mumpung pasar tengah bearish seperti saat ini, merupakan peluang bagi investor untuk mulai melakukan akumulasi reksadana sedikit demi sedikit. Untuk profil risiko agresif, dapat tetap memarkirkan asetnya pada reksadana saham sambil terus memantau dan mencari peluang masuk.     
Namun, bagi investor moderat yang tidak nyaman dengan kondisi pasar sekarang ini, bisa melepas reksadananya dan mengalihkan ke instrumen deposito dan pasar uang. Sementara, investor konservatif, bisa memilih deposito sebagai portofolio. "Tapi, dalam jangka panjang, pasar finansial Indonesia tetap akan bergerak naik," ujar Edbert. 
xxxxxxxxxxxxxxxxxYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
evaluasi sementara 2013, ternyata SEMESTER 1, reksa dana saham MAMPU MENGATASI tren ihsg :
Return Reksadana Saham Masih Bisa Melesat ) Oleh: Bastaman pasarmodal - Rabu, 24 Juli 2013 | 15:05 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Di pengujung semester I kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mencatat kenaikan 11,63%. Sangat tinggi memang bila dibandingkan dengan bunga deposito atau kupon obligasi.
Nah, ternyata ada yang memberikan keuntungan lebih dahsyat dari indeks saham, yakni reksadana saham. Di periode yang sama, reksadana saham memberikan return rata-rata sebesar 12,66%.
Bahkan ada produk reksadana saham yang bisa memberikan keuntungan lebih dari 40%. Salah satunya adalah reksadana Millenium Equity. Reksadana terbitan PT Millenium Danatama Indonesia ini selama semester I mampu memberikan return 43,46%. Sementara produk reksadana Pratama Equity, terbitan PT Pratama capital Assets Management, mampu memberikan hasil 41,62.
Parto Kawito, Direktur Utama PT Infovesta Utama, mengatakan bahwa pencapaian yang cukup tinggi tak lepas dari kejelian manajer investasi (MI) dalam memilih saham sebagai underlying. Di samping itu, bergairahnya perdagangan saham selama semester I juga memberikan andil cukup besar terhadap tingginya return. Lantas, bagaimana kinerja reksadana saham di semester II? Sulit ditebak. Sejumlah analis memprediksi, dalam enam bulan ke depan IHSG diperkirakan akan sulit menembus level 5.000. Soalnya, seiring naiknya suku bunga bank dan menguatnya nilai tukar dolar, banyak investor yang mengalihkan investasinya ke instrumen di luar saham. Tapi tak sedikit pula yang masih optimistis IHSG akan tembus level 5.000. Soalnya, dalam dua bulan terakhir, dana asing yang ke luar dari Bursa Efek Indonesia mencapai Rp26,5 triliun. Sebagai perbandingan, dana asing yang masuk ke bursa selama 2010–2012 mencapai Rp21,5 triliun. Artinya, tekanan penarikan dana asing sudah mulai berkurang. Justru kini ada indikasi dana asing mulai kembali ke bursa. Kalau perkiraan itu terbukti benar, peluang reksadana saham untuk memberikan return tinggi masih cukup besar. Apalagi beberapa saham yang dilepas asing, seperti SMGR, ASII, INDF dan TLKM, kini harga sudah cukup murah. “Kalau timing-nya tepat, membeli saat harga murah dan menjual ketika harga tinggi, mungkin bisa dapat return tinggi,” ujar seorang fund manager. [mdr]

gggggggggggggggggHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHggggggggggggggggggggggggggggggg
Dana Kelolaan Reksa Dana Turun Rp5,45 Triliun

ekonomi - Selasa, 6 Agustus 2013 | 11:35 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Dana kelolaan reksa dana turun sekitar Rp5,45 triliun menjadi Rp189,85 triliun pada Juli 2013 dari periode Juni 2013 sebesar Rp195,30 triliun.

Meski demikian, jumlah unit reksa dana naik menjadi 116,52 miliar pada Juli 2013 dari periode Juni 2013 sebesar 115,31 miliar. Demikian seperti dikutip dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (6/8/2013).

"Penurunan dana kelolaan industri reksa dana pada Juli 2013 disebabkan karena penurunan nilai pasar portofolio reksa dana akibat koreksi yang terjadi di bursa saham dan obligasi di bulan tersebut," ujar Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati, saat dihubungi INILAH.COM.

Dana kelolaan reksa dana antara lain dana kelolaan reksa daham terproteksi senilai Rp36,64 triliun, reksa dana saham senilai Rp79,50 triliun, reksa dana pasar uang mencapai Rp12,14 triliun, reksa dana campuran senilai Rp22,73 triliun, reksa dana pendapatan tetap senilai Rp28,21 triliun, dan reksa dana indeks senilai Rp393,24 miliar.

Sementara itu, dana kelolaan reksa dana syariah terproteksi mencapai Rp1,39 triliun, reksa dana syariah saham senilai Rp2,55 triliun, reksa dana syariah pasar uang senilai Rp25,11 miliar, reksa dana syariah campuran senilai Rp4,32 triliun, reksa dana syariah indeks senilai Rp257,75 miliar, reksa dana syariah pendapatan tetap senilai Rp637,70 miliar. Sedangkan reksa dana ETF-saham senilai Rp363,55 miliar, reksa dana ETF-indeks senilai Rp44,46 miliar, dan reksa dana ETF-pendapatan tetap senilai Rp1,22 triliun.
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
per tgl 02 Agustus 2013,  tren sejak Januari 2012, maseh positif seh, tapi ADA 2 TREN HARGA YANG PALING POSITIF:
per tgl 27 Desember 2013: cari untung sesaat sejak 26 Agustus 2013 berimbalhasil berikut: 


Tidak ada komentar: