... uda tau ada risiko TINGGI banget, ekh, malah MASIH DILAKONI ... liat di jalan2 kita, nyaris tidak ada pengendara yang TIDAK BERISIKO TINGGI ... semua risiko dilakoni: menyalip, ngebut, nyaris menabrak, menyenggol, dll
... contoh korban penipuan investasi yang makin marak (BUKANNYA BERKURANG LHO ya), menunjukkan bahwa SEBAGIAN KECIL RAKYAT kita DOYAN BERJUDI
... penjudi SANGAT LEKAT DENGAN JANGKA WAKTU SINGKAT
... penjudi TIDAK PEDULI RISIKO TINGGI, dan TIDAK PEKA JANGKA WAKTU PANJANG
... penjudi SELALU CEMAS jika KEBUTUHAN JANGKA PENDEKNYA TIDAK TERPENUHI, misalnya, seorang yang miskin pasti cemas soal perutnya dan badannya, karena faktor makanan itu penting sekali, dan vital... misalnya seorang yang sudah cukup segala-galanya pasti cemas soal keamanan dirinya ... misalnya seorang yang sudah cukup sandang pangan pasti cemas soal papan, yaitu tempat tinggal ... gimana membedakan kewajaran sikap akan kebutuhan dengan kecemasan akan kebutuhan tersebut ... well, gw susah membedakannya jika memang ada perbedaan yang tipis aka sebelas duabelas ... kecemasan bisa tinggi bisa rendah ... antara kecemasan tinggi dan rendah kadang juga beti aka beda tipis aka sebelas duabelas ... contoh: cemas memutuskan untuk bekerja sebagai tukang sapu jalan, karena takut ditabrak kendaraan, padahal kualifikasinya memang cukup sebagai tukang sapu jalanan ... contoh: cemas memutuskan untuk membeli rumah susun sederhana, padahal isi koceknya dan kemampuan berkreditpropertinya telah sesuai dengan persyaratan kepemilkan RSS, karena menyisihkan uang bulanan demi tempat tinggal tersebut akan mengganggu pembelian kebutuhan rokok setiap bulan ... contoh: cemas beraktivitas tinggi berkelana keluar kota dan keluar negeri karena situasi keamanan transportasi yang sebenarnya normal itu pun telah menjadi momok bagi orang2 yang mapan dan mampu ... nah, seorang penjudi biasanya mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi terhadap urusan keuangan demi kebutuhan jangka pendeknya ... bedanya mungkin yang paling jelas adalah soal uang yang cukup ... kecukupan uang itu amat berarti bwat seorang penjudi, tampaknya
Jakarta -Sudah beragam skema investasi yang ditawarkan
kepada masyarakat. Tidak sedikit pula yang akhirnya berakhir dengan
kerugian karena uang investor raib dilarikan si penyelenggara investasi.
Kini,
skema 'investasi' MMM tengah ramai dibicarakan. MMM adalah singkatan
dari Manusia Membantu Manusia, tetapi aslinya adalah Mavrodi Mondial
Moneybook yang diambil dari nama penemunya, Sergey Mavrodi.
Tak main-main, 'investasi' di MMM mampu menjanjikan keuntungan sampai 30% per bulan. Padahal, MMM tidak seperti Multi Level Marketing yang menjual barang. MMM hanya berbentuk aktivitas perputaran uang di antara para anggotanya.
“Menjanjikan return 30% per bulan ini nggak rasional," kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK–CSA) Reza Priyambada kepada detikFinance, seperti ditulis Selasa (12/8/2014).
Reza
menjelaskan, berbagai jenis produk investasi yang ditawarkan selalu
disertai dengan risiko dan tidak ada perjanjian pemberian keuntungan
dengan angka pasti. Hal ini berlaku untuk semua jenis investasi seperti
saham, reksa dana, properti, dan sebagainya.
“Investasi di mana
pun tidak ada yang menjanjikan imbal hasil atau keuntungan secara pasti,
semua pasti ada risikonya. Misalkan investasi di properti, ada risiko
misalnya tiba-tiba terbakar. Kemudian investasi di emas, terpengaruh
pergerakan harga komoditas. Saham juga begitu, hari ini untung, besok
bisa rugi tergantung fluktuasi harga saham,” jelas Reza.
Reza
menambahkan, investasi bukan saja soal keuntungan tetapi juga produk
yang ditawarkan dipastikan legal atau terdaftar di Otoritas Jasa
keuangan (OJK). Menurutnya, OJK perlu memperluas pengawasan dalam hal
jenis penggalangan dana yang bukan dilakukan lembaga keuangan.
“OJK
penggalangan dana masyarakat tanpa dilengkapi dengan lembaga keuangan
yang menaunginya. Ini harusnya jadi ruang lingkup OJK juga agar bisa
ditertibkan,” tegasnya.
Apakah Anda punya pengalaman dengan MMM? Silakan berbagi cerita dengan kami dengan mengirimkan e-mail ke alamat redaksi@detikfinance.com.
(drk/hds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar