gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Selasa, 12 Agustus 2014

Ciri PENJUDI neh

... uda tau ada risiko TINGGI banget, ekh, malah MASIH DILAKONI ... liat di jalan2 kita, nyaris tidak ada pengendara yang TIDAK BERISIKO TINGGI ... semua risiko dilakoni: menyalip, ngebut, nyaris menabrak, menyenggol, dll
... contoh korban penipuan investasi yang makin marak (BUKANNYA BERKURANG LHO ya), menunjukkan bahwa SEBAGIAN KECIL RAKYAT kita DOYAN BERJUDI
... penjudi SANGAT LEKAT DENGAN JANGKA WAKTU SINGKAT
... penjudi TIDAK PEDULI RISIKO TINGGI, dan TIDAK PEKA JANGKA WAKTU PANJANG
... penjudi SELALU CEMAS jika KEBUTUHAN JANGKA PENDEKNYA TIDAK TERPENUHI, misalnya, seorang yang miskin pasti cemas soal perutnya dan badannya, karena faktor makanan itu penting sekali, dan vital... misalnya seorang yang sudah cukup segala-galanya pasti cemas soal keamanan dirinya ... misalnya seorang yang sudah cukup sandang pangan pasti cemas soal papan, yaitu tempat tinggal ... gimana membedakan kewajaran sikap akan kebutuhan dengan kecemasan akan kebutuhan tersebut ... well, gw susah membedakannya jika memang ada perbedaan yang tipis aka sebelas duabelas ... kecemasan bisa tinggi bisa rendah ... antara kecemasan tinggi dan rendah kadang juga beti aka beda tipis aka sebelas duabelas ... contoh: cemas memutuskan untuk bekerja sebagai tukang sapu jalan, karena takut ditabrak kendaraan, padahal kualifikasinya memang cukup sebagai tukang sapu jalanan  ... contoh: cemas memutuskan untuk membeli rumah susun sederhana, padahal isi koceknya dan kemampuan berkreditpropertinya telah sesuai dengan persyaratan kepemilkan RSS, karena menyisihkan uang bulanan demi tempat tinggal tersebut akan mengganggu pembelian kebutuhan rokok setiap bulan ... contoh: cemas beraktivitas tinggi berkelana keluar kota dan keluar negeri karena situasi keamanan transportasi yang sebenarnya normal itu pun telah menjadi momok bagi orang2 yang mapan dan mampu ... nah, seorang penjudi biasanya mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi terhadap urusan keuangan demi kebutuhan jangka pendeknya ... bedanya mungkin yang paling jelas adalah soal uang yang cukup ... kecukupan uang itu amat berarti bwat seorang penjudi, tampaknya 

 Jakarta -Sudah beragam skema investasi yang ditawarkan kepada masyarakat. Tidak sedikit pula yang akhirnya berakhir dengan kerugian karena uang investor raib dilarikan si penyelenggara investasi.

Kini, skema 'investasi' MMM tengah ramai dibicarakan. MMM adalah singkatan dari Manusia Membantu Manusia, tetapi aslinya adalah Mavrodi Mondial Moneybook yang diambil dari nama penemunya, Sergey Mavrodi.

Tak main-main, 'investasi' di MMM mampu menjanjikan keuntungan sampai 30% per bulan. Padahal, MMM tidak seperti Multi Level Marketing yang menjual barang. MMM hanya berbentuk aktivitas perputaran uang di antara para anggotanya.

“Menjanjikan return 30% per bulan ini nggak rasional," kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK–CSA) Reza Priyambada kepada detikFinance, seperti ditulis Selasa (12/8/2014).

Reza menjelaskan, berbagai jenis produk investasi yang ditawarkan selalu disertai dengan risiko dan tidak ada perjanjian pemberian keuntungan dengan angka pasti. Hal ini berlaku untuk semua jenis investasi seperti saham, reksa dana, properti, dan sebagainya.

“Investasi di mana pun tidak ada yang menjanjikan imbal hasil atau keuntungan secara pasti, semua pasti ada risikonya. Misalkan investasi di properti, ada risiko misalnya tiba-tiba terbakar. Kemudian investasi di emas, terpengaruh pergerakan harga komoditas. Saham juga begitu, hari ini untung, besok bisa rugi tergantung fluktuasi harga saham,” jelas Reza.

Reza menambahkan, investasi bukan saja soal keuntungan tetapi juga produk yang ditawarkan dipastikan legal atau terdaftar di Otoritas Jasa keuangan (OJK). Menurutnya, OJK perlu memperluas pengawasan dalam hal jenis penggalangan dana yang bukan dilakukan lembaga keuangan.

“OJK penggalangan dana masyarakat tanpa dilengkapi dengan lembaga keuangan yang menaunginya. Ini harusnya jadi ruang lingkup OJK juga agar bisa ditertibkan,” tegasnya.
Apakah Anda punya pengalaman dengan MMM? Silakan berbagi cerita dengan kami dengan mengirimkan e-mail ke alamat redaksi@detikfinance.com.
(drk/hds)

Tidak ada komentar: