gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Kamis, 05 April 2012

saat PUNCAK, saat REDEMPTION ... 080412

Sabtu, 07/04/2012 11:30 WIB NAB Reksa Dana Turun Rp 945 Miliar di Maret 2012 Whery Enggo Prayogi - detikFinance Jakarta - Nilai aktiva bersih (NAB) produk investasi reksa dana mengalami penurunan pada periode Maret 2012, menjadi Rp 166,751 triliun, dari periode yang sama di Februari Rp 167,69 triliun. Berdasarkan data statistik Reksa Dana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), seperti dikutip detikFinance, Sabtu (7/4/2012), terdapat penurunan NAB sekitar Rp 945 miliar. Pada triwulan I-2012 reksa dana mencatat nilai investasi Rp 166,751 triliun. Jumlah unit reksa dana di Maret mencapai 100,968 miliar, juga mengalami penurunan dari periode Februari 101,285 miliar. Sepanjang 2011 NAB cukup meningkat pada kisaran 17,59% dari periode yang sama di 2010 Rp 170,928 triliun. Tahun lalu terdapat 765 reksa dana tercatat. Nilai reksa dana saham mencatat NAB terbesar mencapai Rp 60,4 triliun. Ketua umum Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Abiprayadi Riyanto pun meyakini investasi reksa dana 2012 akan kembali tumbuh dikisaran 20%. Pertumbuhan ini terjadi jika kondisi krisis Eropa membaik, sehingga pundi-pundi dana investasi jenis ini bertambah tebal. "Indonesia bagus, namun harus lihat juga Eropa. Karena Eropa punya peran akan naik turunnya indeks. Kalau (krisis) Eropa berjalan soft maka hasilnya baik. Untuk dana kelolaan, kalau Eropa seperti yang diharapkan maka akan tumbuh 15%-20%," jelas Abiprayadi. (wep/dnl) Periode Maret 2012 Dana Kelolaan Reksa Dana Rp166,75T Oleh: Agustina Melani Ekonomi - Minggu, 8 April 2012 | 14:30 WIB INILAH.COM, Jakarya - Dana kelolaan reksa dana mencapai Rp166,75 triliun per Maret 2012 turun 0,56% dibandingkan Februari 2012 mencapai Rp167,69 triliun. Penurunan dana kelolaan reksa dana juga diikuti penurunan jumlah unit reksa dana menjadi 100.968.999.310 unit pada Maret 2012 dari Februari 2012 sebesar 101.285.051.087 unit. "Penurunan jumlah unit reksa dana tersebut perkiraan saya karena ada reksa dana terproteksi, obligasinya jatuh tempo," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto lewat pesan singkat yang diterima INILAH.COM, Minggu (8/4/2012). Adapun komposisi dana kelolaan reksa dana tersebut terdiri dari dana kelolaan reksa dana terproteksi senilai Rp25,11 triliun, reksa dana syariah terproteksi senilai Rp87,19 miliar, reksa dana syariah saham senilai Rp486,11 miliar, reksa dana syariah campuran senilai Rp471,42 miliar, reksa dana syariah pendapatan tetap senilai Rp279,16 miliar. Selain itu, total dana dana kelolaan reksa dana saham senilai Rp31,20 triliun, reksa dana pasar uang senilai Rp9,57 triliun,reksa dana campuran senilai Rp12,80 triliun, reksa dana indeks senilai Rp125,15 miliar dan reksa dana pendapatan tetap senilai Rp17,66 triliun. JAKARTA - Total dana kelolaan reksa dana hingga kuartal I tahun ini mencapai Rp166,75 triliun. Nilai tersebut menurun sekitar Rp950 miliar dibanding Februari 2012 sebesar Rp167,7 triliun. Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fakhri Hilmi mengatakan, menurunnya total dana kelolaan reksa dana pada akhir Maret 2012 seiring menurunnya jumlah unit penyertaan pada periode yang sama. “Berdasarkan data e-monitoring Bapepam-LK memang terjadi penurunan dana kelolaan reksa dana sekitar Rp900 miliar dan jumlah unit juga berkurang sebesar kurang lebih 300 juta unit,” kata dia di Jakarta. Berdasarkan data Bapepam-LK, jumlah unit penyertaan reksa dana pada akhir bulan lalu mencapai 100,97 miliar. Angka tersebut turun 320 juta unit atau 0,32 persen dibanding bulan kedua tahun ini sebanyak 101,29 miliar unit. Fakhri menjelaskan, menurunnya total dana kelolaan maupun unit penyertaan reksa dana pada kuartal I-2012 disebabkan sejumlah faktor, diantaranya penjualan kembali (redemption) reksa dana maupun reksa dana yang sudah jatuh tempo. “Selama bulan Maret 2012, ada 17 reksa dana yang bubar,” ujar Fakhri. Jika dibanding Januari tahun ini, dana kelolaan reksa dana mengalami kenaikan Rp3,2 triliun atau 1,96 persen dari Rp163,55 triliun. Jumlah unit penyertaan jika dibanding bulan pertama tahun ini juga mengalami pertambahan sebanyak 2,56 miliar atau 2,6 persen dari 98,41 miliar unit reksa dana. Adapun, total dana kelolaan reksa dana pada akhir bulan lalu, mayoritas dikontribusi dari reksa dana saham mencapai 35,04 persen atau setara Rp59,18 triliun. Sedangkan, reksa dana terproteksi memberi kontribusi sebesar 23,28 persen terhadap total dana kelolaa reksa dana atau mencapai Rp39,32 triliun. Di samping itu, kontribusi dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap senilai 18,49 persen atau sebesar Rp31,22 triliun, reksa dana campuran menyumbang sekitar 13,06 persen terhadap total dana kelolaan atau setara Rp22,06 triliun dan reksa dana pasar uang mengontribusi 7,21 persen dana kelolaan atau senilai Rp12,17 triliun. Sementara, dana kelolaan reksa dana campuran syariah mengontribusi 1,07 persen atau setara Rp1,81 triliun, reksa dana saham syariah sekitar 0,61 persen atau setara Rp1,03 triliun, reksa dana pendapatan tetap syariah hanya 0,43 persen atau setara Rp733,62 miliar, dana kelolaan reksa dana terproteksi syariah Rp432,7 miliar, dan dana kelolaan reksa dana indeks Rp289,92 miliar. Sementara itu, berdasarkan nilai dana kelolaan reksa dana dibanding bulan lalu, reksa dana saham mengalami penurunan dana kelolaan sekitar Rp440 miliar dari bulan sebelumnya sebesar Rp59,62 triliun. Hal serupa juga terjadi pada reksa dana terproteksi yang berkurang Rp670 miliar dari Februari sebesar Rp39,99 triliun, reksa dana pendapatan tetap juga menurun sekitar Rp70 miliar dari bulan sebelumnya Rp31,29 triliun. Dana kelolaan reksa dana campuran pada akhir Maret juga mengalami penurunan sekitar Rp120 miliar dibanding akhir Februari senilai Rp22,18 triliun, sedangkan reksa dana pasar uang bertambah sekitar Rp890 miliar. http://economy.okezone.com/read/2012/04/05/278/605998/maret-dana-kelolaan-reksa-dana-turun Sumber : OKEZONE.COM Selamat! Bagi Anda yang Sudah Profit Taking Oleh: Ahmad Munjin Pasar Modal - Rabu, 4 April 2012 | 16:12 WIB INILAH.COM, Jakarta – Tiadanya sinyal Quantitative Easing (QE) ketiga dari The Fed benar-benar telah membuat IHSG longsor. Selamat buat Anda yang sudah merealisasikan keuntungan. Pada perdagangan Rabu (4/4/2012), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) berakhir melemah 81,4 poin atau 1,9% ke 4.134,04. Volume perdagangan 3,8 miliar saham senilai Rp3,9 triliun. Pada penutupan hari ini tercatat 192 saham melemah, 86 saham menguat dan 92 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell hingga Rp466,8 miliar dengan penjualan asing mencapai Rp2,1 triliun dan pembelian asing Rp1,6 triliun. Level tertinggi hari ini di 4.215,08 dan terendah di level 4.122,22. Indeks terus tertekan setelah kemarin mencetak rekor baru 4.215,44. Jakarta Islamic Index (JII) turun 2,7% ke 576,96, indeks ISSI turun 2% ke 138,05, indeks saham unggulan LQ45 turun 2,6% ke 712,38. Pelemahan terdalam dialami sektor aneka industri hingga 3% ke 1.330,49 disusul sektor konsumsi hingga 2,8% ke 1.343,17. Bursa Eropa bergerak lebih rendah seperti indeks FTSE dibuka melemah 0,2% ke 5.828,09, indeks CAC lebih tinggi 0,4% ke 3.391,69 dan indeks DAX turun 0,6% ke 6.943,68. Saham sektor perbankan dan pertambangan masih menekan indeks. Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, support pertama IHSG di level 4.190, ternyata gagal bertahan. “Selamat bagi anda yang sudah sempat profit taking. Tapi karena saya seharian tidak melihat monitor sama sekali, jadi saya tidak sempat melakukan posisi jual,” katanya di Jakarta, Rabu (4/4/2012). Satrio menuturkan, dirinya baru melihat layar monitor, pukul 14.00 lebih. Artinya, harga sudah lebih dekat dengan retracement 50%-nya dibandingkan dengan suport pertamanya. “Jual ketika harga berada di dekat suport, sering kali berakibat fatal, jadi saya memutuskan untuk konsolidasi portfolio,” timpalnya. Dia melepaskan posisi di saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI) yang masih ada untung tipis, untuk ditukar dengan PT Astra Internasional (ASII)dan PT Gudang Garam (GGRM), yang sudah dekat di suport levelnya. ‘Kesempatan’ atau ‘nasib’ memang terkadang juga menentukan hasil akhir dari trading. “Saya sih selalu berusaha untuk bisa menerima. Berpikir positif saja. Nasib saya jauh lebih baik, dibandingkan asing yang dua tiga hari terakhir net buy dengan nilai yang sangat besar,” tuturnya. “Hehehe, namanya juga orang Indonesia, dalam kondisi apapun harus bisa ‘untung’.” Satrio melihat, investor asing masih wait and see. Menurutnya, berita tidak adanya Quantitative Easing (QE) ketiga ternyata membuat mereka mengkalkulasi keadaan. “Dow Jones Industrial Index (DJI) nanti malam hanya kelihatan jelek kalau ditutup dibawah 13.000,” ucap Satrio. Tapi, kata dia, jika ternyata DJI nanti malam hanya turun dibawah 50 point, IHSG justru berpeluang rebound besok. “Jadi, kalau Anda sudah sempat jualan, nasib Anda tentu lebih baik dari pada saya. Sekarang harga sudah mendekati ret 50%. Anda mau beli? Saya sih, average up,” imbuhnya.

Tidak ada komentar: