gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Selasa, 26 Februari 2013

PASAR, menurut gw, UDA PULIH lah :) (29/11/2012) - 26/02/2013

MASEH ADA ANALIS YANG MENYEBUTKAN BAHWA INVESTOR LOKAL BANYAK YANG TELAH MIKIR (telmi), sehingga BARU SETELAH PASAR SAHAM DIGUYUR DANA ASIEN-k SEDAHSYAT UJAN BADAI 17 JANUARI 2013 (... :P :( ) ... well, gw mah uda NABUNG SAHAM SEJAK 2009 seh, bahkan TETAP NABUNG SAAT KRISIS 2011-2012, dan AKHIRNYA NOVEMBER 2012 gw uda NYEBUT-NYEBUT bahwa PASAR SAHAM UDA PULIH LAGE DI INDONESIA: judul yang TERBUKTI kini, DAN DIKONFIRMASIKAN ANALIS PROF
... waktu jalan2 ke Cibodas liat2 BUNGA SAKURA yang TERKENAL DI NEGARANYA JEPANG, gw sempat DIBERITAHUKAN TEMAN INVESTOR SAHAM bahwa 2013 ini TAON SAHAM ... well, liat aja lah :)
... baca analisis prof yang menyebut investor LOKAL LAGE TERGOPOH-GOPOH MASUK PASAR: saat EUFORIA saham

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
apa EKSPEKTASI gw tentang TREN IHSG s/d 30 Desember 2012, baca ini ya :)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

Asuransi menuai berkah investasi


kontan
JAKARTA. Industri asuransi benar-benar menuai berkah.  Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, hingga kuartal III 2012, total hasil investasi industri asuransi jiwa merekah, mencapai sekitar Rp 13,3 triliun. Angka ini tumbuh 217% dibandingkan tahun lalu  Rp 4,2 triliun.
Hasil investasi yang luar biasa itu bersumber dana investasi perusahaan asuransi yang mencapai Rp 219,7 triliun. Angka ini tumbuh 21,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp 180,6 triliun.
Pencapaian hasil investasi yang luar biasa ini pula yang tampaknya mendorong pemilik polis untuk mencairkan  sebagian polisnya. Lihat saja,  pada periode sama, kenaikan klaim asuransi jiwa  juga naik menjadi Rp 44 triliun atau naik 14%  ketimbang periode sama tahun lalu, yakni Rp 38,7 triliun year on year (yoy).
Dari jumlah itu, klaim surrender mencapai Rp 30,8 triliun atau 70% dari total klaim Angka surrender tersebut naik 10,7% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sekitar Rp 27,8 triliun. Surrender adalah penebusan polis asuransi sebelum jatuh tempo. Artinya, nasabah menarik simpanan dana di produk asuransi.
Benny Waworuntu, Direktur Eksekutif AAJI menduga, polis yang banyak ditebus adalah jenis partial surrender. Maksudnya: penarikan  sebagian dana investasi nasabah di produk asuransi berbalut investasi, seperti unitlink.  "Mungkin karena indeks positif akhirnya keuntungan diambil," kata Benny, pekan lalu.
Memang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh pesat mulai semester II tahun ini. Pada penutupan kuartal III 2012, IHSG bertengger pada tingkat 4.262,51, tumbuh 20% dibandingkan setahun sebelumnya.
Hal ini turut mengerek hasil investasi unitlink yang selama ini memang mengacu pada kinerja pasar modal. Tapi, ini tidak tecermin di kenaikan harga unitlink yang di bawah  30%.
Menurut Risza Bambang, Ahli Aktuaria, selama ini, unitlink memberikan manfaat proteksi dan investasi yang kecil. "Asuransi dan investasi yang dibeli  terpisah akan memberikan hasil lebih besar," terang Risza.
Ada kemungkinan, terjadinya "selisih" tersebut lantaran tak seperti reksadana, perusahaan asuransi tidak seragam melaporkan harga unitlink ke regulator. Ada yang tiap hari, ada yang minggu sekali, ada yang seminggu dua kali.
Albertus Wiroyo, Ketua Bidang Keanggotaan dan Komunikasi AAJI yakin imbal hasil investasi unitlink tetap mampu menjadi daya tarik calon nasabah. Apalagi kinerja pasar modal yang positif ke depan akan mendorong  nasabah membeli produk unitlink.
Dorongan membeli akan semakin kuat bila imbal hasil investasi  unitlink yang dibagi ke nasabah sama gedenya dengan yang dinikmati perusahaan asuransi jiwa.  

Kinerja reksadana saham kembali bersinar

kontan
JAKARTA. Setelah terpuruk tahun lalu, reksadana saham bangkit kembali di tahun 2012 ini. Sejak akhir tahun 2011 hingga 29 November, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 11,88%, reksadana saham mencetak imbal hasil rata-rata 9,81%. Bahkan, imbal hasil tertinggi produk reksadana saham mencapai 40,19%.

Angka ini meningkat tajam dibanding kinerja reksadana saham tahun lalu yang turun 0,99% (per 23 Desember 2011). Di periode yang sama, IHSG naik 3,2%.

Kinerja reksadana saham saat ini kembali menggeser reksadana pendapatan tetap yang tahun lalu mencetak return tertinggi di angka rata-rata 12,1%. Hingga 29 November 2012, reksadana pendapatan tetap mencatat imbal hasil rata-rata 7,29%.

Parto Kawito Direktur PT Infovesta Utama, perusahaan riset reksadana, melihat, reksadana saham memang lebih unggul dibanding reksadana lain tahun ini. "Meski sektor komoditas jelek, sektor domestik naik," ujarnya. Parto menambahkan, Indonesia memiliki kelebihan daya beli dan faktor demografi yang menggerakkan pasar dalam negeri.

Meski terlampaui reksadana saham, reksadana pendapatan tetap masih memberi imbal hasil yang lumayan dan diburu investor. "Investor memilih produk yang aman dan pilihan itu cocok di reksadana pendapatan tetap," kata Christian Hermawan, Direktur Sucorinvest Asset Management.

Memang, return tertinggi reksadana pendapatan tetap hanya 12,8%. Tapi, hampir seluruh reksadana pendapatan tetap memberi hasil positif.

Investor reksadana pun semakin pintar. Ketika pasar turun, investor memburu reksadana dan keluar untuk merealisasikan keuntungan ketika pasar bullish. Ini terjadi akibat proses edukasi dari agen penjual terhadap investor. "Agen penjual juga mau aman agar investor masih tetap menanam modal di produk mereka," imbuh Parto.
Peminat Unit Link Turun?

Penulis : Didik Purwanto | Kamis, 29 November 2012 | 11:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat kontribusi unitlink ke total premi baru yang diraih industri menurun. Ini disebabkan karena kondisi pasar yang belum pulih.
Ketua Bidang Keanggotaan dan Komunikasi AAJI Albertus Wiroyo menjelaskan penurunan kontribusi unit link ke total premi industri asuransi jiwa ini masih lebih baik dibandingkan kuartal III-2011.
"Ini tidak terlepas dari kondisi pasar yang belum pulih. Di kuartal III-2012 ini cuma turun 4 persen. Sementara periode yang sama tahun lalu 6 persen," kata Albertus di Jakarta, Rabu (28/11/2012).
Menurut Albertus, penurunan kontribusi unit link itu dianggap hanya sementara. Jika kondisi sudah mulai pulih, maka kontribusi unit link ke total premi industri asuransi jiwa akan melonjak.
AAJI mencatat premi baru yang diraih industri pada kuartal III-2012 sebesar Rp 51,41 triliun. Kontribusi premi tradisional mencapai Rp 27,67 triliun. Sementara kontribusi unit link melemah 4 persen menjadi hanya Rp 23,73 triliun dari sebelumnya Rp 24,72 triliun.
Namun, di segmen premi lanjutan di kuartal III-2012, peran premi unit link masih mendominasi dengan sumbangan mencapai Rp 14,50 triliun tumbuh 26.2 persen dari periode yang sama 2011 yang sebesar Rp 11,49 triliun. Sedangkan premi tradisional tercatat Rp 9,19 triliun, atau hanya tumbuh 7.9 persen dari periode yang sama 2011 yang sebesar Rp 8,52 triliun.
Secara total, Albertus menegaskan bahwa hingga saat ini, premi unit link masih menyumbang pendapatan industri hingga lebih dari 50 persen dari total premi. Adapun dana kelolaan unitlink tumbuh hingga 32 persen di kuartal III-2012.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menjelaskan masyarakat Indonesia memilki semakin banyak pilihan terhadap produk asuransi baik tradisional maupun unit link. Hal ini menurut dia, positif bagi industri karena akan mendorong pertumbuhan bisnis ke depan.
"Membaiknya kinerja pasar modal dibanding tahun lalu, unit link akan kembali menjadi salah satu pilihan menarik bagi masyarakat yang mencari kemudahan dalam proteksi yang terkait investasi jangka panjang," kata Hendrisman.

Tidak ada komentar: