... soal AUTOINVEST, kayaknya cuma 1 bank asing yang melakukannya di Indonesia (Jakarta terutama)... yaitu salah satu bank dari Australia ... caranya sederhana, bikin aja perjanjian dengan pihak bank agen penjual tersebut, biasanya menggunakan tanggal yang sama setiap bulan, kecuali pada tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur bank ... dengan cara seperti itu maka : jumlah dana yang digunakan untuk pembelian reksa dana TETAP, sementara NAB dan VOLUME UNIT PEMBELIAN bisa berubah-ubah karena NAB biasanya berubah-ubah ... contoh sederhana: NAB 1000, dana Rp 1 juta, maka VOLUME UNIT: 1000 unit; bulan berikutnya pada tanggal yang sama: NAB 1010, dana Rp 1 juta, maka VOL UNIT: 990,099 UNIT ... begitu seterusnya
... jika bank agen penjual tidak punya program AUTOINVEST, maka lakukan sendiri: setiap tanggal yang sama pada bulan berikutnya lakukan TOP UP Rp 1 juta, secara otomatis akan dikalkulasi oleh sistemnya, dan selalu dilaporkan pada laporan rekening bulanan reksa dana (biasanya bank agen penjual diwajibkan menyampaikan laporan tertulis tersebut, bahkan sudah ada yang mempublikasikan laporan di online; bahkan Manajer Investasi produk yang bersangkuta juga mengirimakan laporan bulanan) ... jika dilakukan sendiri, maka ANDA BEBAS MENENTUKAN POLA BELI saat top up ... kalo gw memang uda ga menggunakan sistem autoinvest karena modal, sehingga gw menggunakan pola beli reksa dana secara KONTRARIAN, yaitu BELI SAAT DEPRESI NAB (tekanan pada NAB yang berlebihan), dana JUAL SAAT EUFORIA (saat NAB NAEK GILA-GILAAN)... kalo modal cuma di bawah Rp. 10 juta, pake aja cara autoinvest secara disiplin ... good luck :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar