Kinerja RD Pendapatan Tetap Diprediksi Balik Arah
Senin, 20 Juni 2011 07:05 wib
JAKARTA - Pertumbuhan reksa dana pendapatan tetap pada lima bulan pertama tahun ini mengalami pertumbuhan signifikan dibanding reksa dana lain. Namun, pertumbuhan reksa dana pendapatan tetap tersebut ke depannya diprediksi akan berbalik arah.
Analis PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, selama periode lima bulan pertama di tahun ini terlihat bahwa investasi reksa dana saham dan reksa dana campuran memberi imbal hasil (return) lebih rendah dibanding investasi reksa dana pendapatan tetap. Itu akibat gerak bursa saham yang saat ini cenderung melemah dibanding penutupan pada 2010.
“Hal itu tidak terlepas dari kinerja bursa saham yang sempat anjlok pada awal 2011 setelah mencapai titik tertinggi pada akhir tahun lalu,” kata dia kepada belum lama ini.
Berdasarkan pantauan Infovesta Utama, dia menjelaskan, indeks obligasi juga sempat mengalami penurunan, meski tidak terlalu dalam. Kondisi tersebut memberi imbas positif terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan memberikan return lebih tinggi, jika pasar kembali menguat.
Data PT Infovesta Utama per akhir Mei menunjukkan, kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat sebesar 4,25 persen, sedangkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya 3,6 persen.
Adapun kinerja reksa dana campuran berada di bawah kinerja IHSG atau hanya 2,42 persen, sedangkan kinerja reksa dana saham hanya satu persen. Sementara dari sisi jumlah, produk reksa dana pendapatan tetap yang berhasil melampaui kinerja IHSG juga paling banyak, mencapai 42 reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran hanya sekira 17 reksa dana dan reksa dana saham hanya lima.
Dari 42 reksa dana pendapatan tetap yang berhasil membukukan kinerja cemerlang, di antaranya AAA Bond Fund dengan return 4,23 persen, BNP Paribas Prima II sekira 6,57 persen, GMT Dana Obligasi Plus 11,65 persen, Panin Gebyar Indonesia II 6,76 persen, dan Reksa Dana Rido Dua 5,36 persen.
Reksa dana pendapatan tetap yang membukukan kinerja negatif sebanyak empat, yakni Kresna Olympus dengan return -3,8 persen, Manulife Pendapatan Bulanan II senilai -76 persen, Nikko Kalbar Fund minus 2,35 persen, dan Schroder Dana Andalan II minus 1,89 persen.
Kendati, kinerja reksa dana pendapatan tetap menunjukkan hasil yang positif hingga akhir Mei 2011, namun Edbert meyakini, bursa saham yang diwakili oleh IHSG ke depannya masih memiliki potensi naik. Hal itu didorong positifnya kondisi fundamental Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan juga potensi kenaikan rating Indonesia.
Di tengah optimisme naiknya bursa saham, dia mengkhawatirkan pertumbuhan reksa dana pendapatan tetap akan menurun. “Kami justru memiliki pandangan yang lebih negatif terkait pertumbuhan reksa dana pendapatan tetap ke depan,” ujar Edbert.
Adapun faktor utama yang menjadi kekhawatiran terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap tersebut, yakni potensi kenaikan suku bunga akibat melonjaknya angka inflasi. Pasalnya, investasi pada instrumen pendapatan tetap memiliki gerak berlawanan dengan suku bunga. “Kalau suku bunga naik, harga obligasi akan turun dan begitu juga sebaliknya,” imbuhnya.
Sementara itu, manajer investasi (MI) yang baru-baru ini meluncurkan produk reksa dana pendapatan tetap adalah PT Danareksa Investment Management (DIM), dengan nama Danareksa Melati Platinum Rupiah.
Kendati demikian, Direktur Utama DIM Jhon D Item mengatakan, produk reksa dana pendapatan tetap yang diluncurkan pada 26 April 2011 merupakan reksa dana pendapatan tetap terbuka, yang berbeda dengan produk reksa dana pendapatan lainnya. “Investor tidak perlu khawatir rugi karena selain memiliki unsur saham, reksa dana ini juga memiliki pola proteksi,” ujar dia.
Menurut John, reksa dana tersebut memberikan return investasi yang menarik lantaran downside return terjaga pada tingkat return tertentu dan upside return yang tidak terbatas. Reksa dana Danareksa Melati Platinum Rupiah, yang diivestasikan pada 80-100 persen di surat utang negara (SUN), 0-20 persen di instrumen pasar uang dan 0-20 persen di saham akan memberikan imbal hasil investasi rata-rata sembilan persen per tahun selama tiga tahun.
Sementara untuk investasi di saham akan difokuskan pada 10 saham berkapitalisasi menengah. Jika kondisi bursa bagus, maka imbal hasil yang diberikan bisa meningkat sekira 11-15 persen. Namun, jika kondisi pasar saham tidak bagus, maka imbal hasil akan diproteksi.
Alasan DIM mengeluarkan Danareksa Melati Platinum Rupiah adalah porsi reksa dana pendapatan tetap yang terus menurun, sulitnya mencari reksa dana terproteksi dengan aset dasar (underlying) kompetitif dan kondisi pasar saham yang saat ini sedang bullish (menguat).
Sasaran investor produk ini adalah investor deposito, pendapatan tetap, terproteksi maupun investor saham. Dari produk itu, DIM menargetkan total dana kelolaan (Nilai Aktiva bersih/NAB) reksa dana Danareksa Melati Platinum Rupiah mencapai Rp1 triliun hingga akhir tahun ini.
(J Erna/Koran SI/ade)
Reksa Dana Pendapatan Tetap Unggul
Rabu, 15 Juni 2011 08:12 wib
JAKARTA - Kinerja reksa dana pendapatan tetap hingga akhir Mei tahun ini menunjukkan kinerja paling baik dibanding reksa dana lainnya. Kinerja reksa dana pendapatan tetap per Mei 2011 berhasil melampaui kinerja reksa dana saham maupun indeks harga saham gabungan (IHSG).
Data PT Infovesta Utama per akhir Mei menunjukkan, kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat sebesar 4,25 persen sedangkan kinerja IHSG hanya 3,6 persen. Adapun,kinerja reksa dana campuran berada di bawah kinerja IHSG atau hanya 2,42 persen dan kinerja reksa dan saham hanya satu persen.
Sementara, dari sisi jumlah,produk reksa dana pendapatan tetap yang diriset PT Infovesta yang berhasil melampaui kinerja IHSG juga paling banyak, mencapai 42 reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran hanya sekitar 17 reksa dana, dan reksa dana saham hanya lima, yang berhasil melampaui kinerja IHSG.
Dari 42 reksa dana pendapatan tetap yang membukukan kinerja cemerlang di antaranya AAA Bond Fund dengan return 4,23 persen,BNP Paribas Prima II sekitar 6,57 persen,GMT Dana Obligasi Plus 11,65 persen, Panin Gebyar Indonesia II 6,76 persen,dan Reksa Dana Rido Dua 5,36 persen.
Reksa dana pendapatan tetap yang membukukan kinerja negatif sebanyak empat,yakni Kresna Olympus dengan return -3,8 persen, Manulife Pendapatan Bulanan II senilai -76 persen, Nikko Kalbar Fund minus 2,35 persen,dan Schroder Dana Andalan II minus 1,89 persen.
Analis Riset Infovesta Edbert Suryajaya mengakui, kinerja reksa dana beberapa bulan di tahun ini terlihat lebih rendah bila dibanding dengan tahun lalu. Meski menunjukkan kinerja yang positif dibanding reksa dana lainnya, kinerja reksa dana pendapatan tetap jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menurun tipis. Pada akhir Mei 2010 kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat mencapai 4,83 persen. Sementara, kinerja reksa dana campuran dan saham mengalami penurunan kinerja yang signifikan.
“Kinerja reksa dana campuran pada Mei 2010 senilai 5,2 persen sedangkan reksa dana saham mencapai 4,71 persen,” ujarnya di Jakarta.
Menurut Edbert,menurunnya kinerja rata-rata reksa dana dibanding tahun sebelumnya didorong kondisi bursa yang sudah tinggi sehingga potensi kenaikan yang dimiliki menjadi terbatas. “Berbeda dengan tahun lalu yang berada di zona yang masih terbilang rendah bila dibanding kondisi saat ini,”imbuh dia.
Dia melihat,ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja bursa dan reksa dana tahun ini.Ketiga faktor tersebut yakni publikasi laporan keuangan yang positif sehingga memberikan sentimen positif bagi bursa, tingkat inflasi yang negatif (deflasi), dan posisi bursa yang sudah rendah menyusul jatuhnya bursa saham maupun obligasi yang terjadi pada tahun ini.
Sementara itu, kinerja reksa dana selama setahun terhitung Mei 2010–2011 tercatat, kinerja reksa dana saham rata-rata 24,68 persen, kinerja reksa dana pendapatan tetap rata-rata 12,37 persen, dan reksa dana campuran rata-rata 21,98 persen, sedangkan IHSG rata-rata 37,18 persen. Kinerja reksa dana saham sepanjang setahun ini yang mencatat kinerja rata-rata di atas IHSG sebanyak 10 reksa dana, yakni Panin Dana Maksima yang mencatat return 69,9 persen.
MNC Dana Ekuitas 39,64 persen, dan Makinta Mantap senilai 51,32 persen, GMT Dana Ekuitas 39,38 persen, HAM Ultima Ekuitas I 41,05 persen, Panin Dana Prima 45,11 persen, Trim Kapital 40,36 persen, Trim Kapital Plus 46,3 persen, Syailendra Equity 37,34 persen, dan Schroder 90 Plus Equity Fund 39,36 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar