gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Sabtu, 28 Januari 2012

Obligasi PERUSAHAAN diincar, RDPT ?? ... 280112

STRATEGI INVESTASI: Lembaga investor pilih obligasi korporasi Oleh M. Tahir Saleh Jum'at, 27 Januari 2012 | 19:47 WIB ... investasi surat utang/obligasi itu terkait dengan investasi reksa dana pendapatan tetap ... JAKARTA: Investor institusional akan cenderung memilih obligasi korporasi dan saham dengan mengincar imbal hasil tinggi guna menyelaraskan investasi jangka panjang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Direktur Investasi PT Taspen (Persero) Taufik Hidayat mengatakan sebagai perusahaan yang mengelola asuransi, jaminan hari tua, dan dana pensiun tentu horizon investasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, strategi investasi yang dipilih menyesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang. Dia mengatakan meskipun tingkat bunga turun drastis, akan tetapi investor institusional seperti Taspen tidak bisa menghindari kebutuhan atas pembelian obligasi. “Investor institusional prefer ke bond korporasi dengan return yang besar. Bagaimana dengan saham? Meskipun semester pertama dan kedua up and down, namun kami masih bisa untung. Selama tahun lalu performa luar biasa meski naik 3,2%, tapi termasuk 3 negara dengan indeks positif,” katanya dalam acara “Investasi dan Portofolio 2012” di Jakarta, hari ini, Jumat, 27 Januari 2012. Dia mengatakan faktor pendorong laju imbal hasil (yield) obigasi korporasi turun di antaranya fundamental ekonomi dalam negeri yang baik sehingga bisa menurunkan yield obligasi karena risiko rendah. Selain fundamental, rendahnya suku bunga global dan domestik juga menyokong penurunan yield. Hal itu, katanya, terefleksikan dengan likuiditas pasar yang tinggi ketika pemerintah menjual SUN dan kelebihan permintaan hingga Rp50 triliun padahal target indikatif Rp7 triliun. Adapun faktor penghambat turunnya yield obligasi korporasi di antaranya krisis global yang belum selesai, besarnya pasokan obligasi korporasi di mana jumlahnya mencapai Rp134,6 triliun dengan jumlah tahun ini diperkirakan emisi baru Rp40 triliun. Dengan kondisi tersebut, kata Taufik, investor institusional seperti dana pensiun lebih memilih obligasi dengan return tinggi. Strateginya, katanya, perseroan membeli obligasi pada awal tahun dan meningkatkan frekuensi trading obligasi. Terkait dengan saham, dengan proyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) antara 4.500 dab 5.500 akan mendorong perseroan memperbesar saham dan mengerucutkan porsi deposito. “Kami juga tingkatkan trading di tengah fluktuasi saham. Ada satu lagi, yakni reksa dana. Kami akan diversifikasi, bisa kami jadikan benchmark,” katanya. (LN)

Tidak ada komentar: