gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Minggu, 21 September 2014

schroder indonesia @57 T n THE AWARD ... 061213_210914

JAKARTA kontan. Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, perusahaan manajer investasi PT Schroder Investment Management Indonesia menjalin kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Prasetiya Mulya.
Dalam kerjasama ini Schroder bakal mengajarkan materi investasi yang dimasukkan dalam kurikulum pengajaran STIE Prasetiya Mulya. Kerja sama berlangsung selama 3 tahun ke depan.
Nantinya, Schroder Indonesia akan mengisi tempat sebagai dosen tamu di lembaga pendidikan tersebut, mengajarkan materi kuliah seperti investment, portfolio management, personal finance dan risk management.
Presiden Direktur Schroder Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, kerjasama menjadi salah satu langkah Schroder Indonesia mengedukasi dan sosialisasi dunia investasi kepada mahasiswa. "Sehingga mahasiswa memiliki minat tinggi untuk dapat membangun industri pengelolaan investasi," tambah Michael.
Ia juga mengatakan Schroder Indonesia akan membantu pengembangan model laboratorium yang akan digunakan STIE Prasetiya Mulya sebagai sarana praktikum manajemen investasi.
Ketua STIE Prasetiya Mulya Djoko Wintoro menambahkan kerja sama ini akan mengembangkan kesempatan belajar mahasiswa dan juga membangun kurikulum investasi. "Mahasiswa dapat berdiskusi tentang praktik investasi dalam konteks Indonesia dan global," tambahnya.
Editor: Uji Agung Santosa

INILAHCOM, Jakarta - PT Schoder Indonesia mengelola dana kelolaan hingga Agustus mencapai Rp57 triliun.

"Kelolaan dana mencapai Rp57 triliun sampai Agustus," ujar Presiden Direktur PT Schoder Indonesia, Michael T Tjoajadi saat partnership announcement dengan STIE Prasetya Mulya di Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Michael mengharapkan dana kelolaan sampai akhir tahun kisaran Rp57 triliun. Ini tidak akan naik kembali. Sebab market memang selalu bergejolak. "Kenapa karena kita prediksi market fluktuasi ada beberapa penarikan terjadi," katanya.

Sebenarnya dana kelolaan ini lebih tinggi realisasi 2013 yang hanya kisaran Rp52 triliun. "Kalau reksadananya dana kelolaan hanya Rp38 triliun dari Rp57 triliun," katanya. [hid]
Bisnis.com, JAKARTA—PT Schroder Investment Management Indonesia mengumumkan jumlah dana kelolaan reksa dana Schroder Dynamic Balanced Fund per 12 Agustus 2014 telah mencapai Rp35,56 miliar.
Reksa dana Schroder Dynamic Balanced Fund telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan surat nomor S-244/D.04/2014 tertanggal 22 Mei 2014.
Seperti tertuang dalam pengumuman yang dikutip, Minggu (17/8/2014), produk reksa dana baru besutan Schroder ini mulai ditawarkan sejak 10 Juni 2014.
Seperti dikutip dari data OJK, Schroder mengantongi izin usaha sebagai manajer investasi pada 25 April 1997 melalui surat nomor KEP-04/PM/MI/1997.

Editor : Rustam Agus

Sembilan CEO Terpilih sebagai Tokoh Finansial Indonesia 2013 Rabu, 4 Desember 2013 | 21:41 investor daily JAKARTA- Sebanyak 9 CEO berprestasi dari berbagai sektor usaha terpilih sebagai Tokoh Finansial Indonesia (TFI) 2013 dari Majalah Investor. Empat CEO, masing-masing dari kategori listed company, securities company, insurance company, dan multifinance company, dinobatkan sebagai ‘Top Executive 2013’. Sementara itu dua CEO dari industri perbankan meraih penghargaan sebagai ‘Top Banker 2013, dan satu CEO Fund Manager terpilih sebagai ‘Top Fund Manager 2013’. Dewan Juri juga sepakat memberi penghargaan untuk dua CEO BUMN Non Listed sebagai 'Agent of Development', karena dinilai mempunyai kontribusi signifikan di lingkungan perusahaan milik pemerintah. Kesembilan CEO yang meraih penghargaan tahunan ini adalah Bernadette Ruth Irawati Setiady, CEO PT Kalbe Farma Tbk yang dinobatkan sebagai Top Executive Listed Company 2013, Michael Steven, CEO PT Kresna Graha Sekurindo Tbk sebagai Top Executive Securities Company 2013. Sementara itu, penghargaan untuk Top Fund Manager 2013 kembali diraih Michael Tjoajadi, CEO PT Schroder Investment Management Indonesia. William Kuan, CEO PT Prudential Life Assurance terpilih sebagai Top Executive Insurance Company 2013 dan Roni Haslim, CEO PT BCA Finance kembali dikukuhkan sebagai Top Executive Multifinance Company 2013, seperti yang pernah diraihnya tahun lalu. Sedangkan CEO Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaamadja terpilih sebagai ‘Top National Banker 2013 dan penghargaan untuk Top Regional Banker 2013 jatuh pada Komari Subakir, CEO Bank NTB. Tahun ini, Dewan Juri menetapkan hanya satu kandidat sekaligus pemenang untuk Top Regional Banker 2013. Pada proses penentuan kandidat dan pemenang, Dewan Juri mengacu pada tema: “Inovasi di Tengah Ketidakpastian Global.” CEO yang terpilih merupakan figur yang dinilai berhasil mengusung inovasi atau pun strategi baru pada bisnis perusahaan sehingga tetap menuai kinerja positif, di tengah perlambatan ekonomi dunia maupun Indonesia. Para CEO terpilih dinilai punya kontribusi penting pada industri yang digeluti perusahaan dan layak menjadi panutan. Apresiasi khusus buat para CEO ini diserahkan pada Malam Penganugerahan Tokoh Finansial Indonesia 2013, Rabu (4/12), di The Ritz-Carlton Grand Ballroom, Mega Kuningan, Jakarta. TFI ke-10 Penghargaan untuk para CEO berprestasi oleh Majalah Investor tahun ini merupakan yang ke-10. Direktur Berita Satu Media Holdings (penerbit Majalah Investor) Primus Dorimulu, mengatakan, penghargaan untuk para CEO tahun ini mengambil tema khusus untuk memotivasi para pelaku industri finansial agar terpacu membawa langkah terobosan bagi kemajuan industri, melalui masing-masing perusahaan yang dipimpin. “Terobosan bisnis sangat diperlukan di tengah ketidakpastian global. Dengan begitu, para CEO bisa memberikan kontribusi bagi kelanjutan pertumbuhan perekonomian Indonesia di tengah tantangan perlambatan ekonomi global,” ujar Primus Dorimulu. Proses Seleksi Proses penjurian TFI berlangsung sejak awal Oktober hingga akhir November 2013. Setiap tahun ada tema khusus yang menjadi penekanan dalam penilaian untuk para CEO yang berprestasi. Khusus tahun ini, Dewan Juri menetapkan tema: “Inovasi di Tengah Ketidakpastian Global". Tujuannya merangsang para CEO untuk mencari langkah terobosan untuk kemajuan perusahaan sekaligus sumbangan bagi perkembangan industri yang digarap. Sisi good corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR) tak luput dari perhatian. Tim juri dipilih dari para profesional yang pernah berkarier di lingkungan finansial, dan para praktisi keuangan, yakni Aviliani, ekonom, Ronald T Andy Kasim, direktur utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Hotbonar Sinaga, mantan direktur utama PT Jamsostek (Persero), Budi W Soetjipto PhD, dekan Sampoerna Business School, Gatut Subadio, ketua umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia, D Aditya Sumanagara, mantan CEO PT Aneka Tambang Tbk, dan Primus Dorimulu, pemimpin redaksi Majalah Investor. Atas kesepakatan Tim Juri, seleksi awal ditetapkan berdasarkan atas kinerja finansial pada masing-masing sektor. Pendekatan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah improvement, dan achievement untuk adjustment penilaian, mengacu pada kinerja tahun Juni 2013. Setiap sektor dinilai berdasarkan kriteria masing-masing yang paling mempengaruhi pertumbuhan perusahaan. Majalah Investor juga mengadakan polling untuk memberikan kesempatan kepada pelaku pasar finansial ikut memilih CEO yang dinilai memiliki kualifikasi untuk ditokohkan di industri masing-masing. Hasil polling digunakan untuk menyeleksi CEO perusahaan finansial yang memiliki kinerja perusahaan terbaik menjadi tiga besar yang akhirnya dinobatkan sebagai ‘Peraih Nominasi Tokoh Finansial Indonesia 2013’. Para CEO yang dinobatkan menjadi ‘Tokoh Finansial Indonesia 2013’ dipilih atas dasar penilaian kinerja finansial, hasil polling, dan penilaian juri dengan bobot masing-masing 40%, 20%, dan 40%. Tim juri melakukan sejumlah adjustment atas kelayakan para CEO yang tahun ini meraih predikat ‘Top Executive of Listed Company’, ‘Top Executive of Securities Company’, ‘Top Executive of Insurance Company’, ‘Top Executive of Multifinance Company’, ‘Top National Banker’, Top Regional Banker’, Top Fund Manager, dan 'Agent of Development of Non Listed Owned Enterprise. (*/gor)
Dana Kelolaan Schroders di RI Capai Rp55 triliun Vega Aulia Pradipta - Senin, 22 Juli 2013, 20:38 WIB bisnis.com
JAKARTA - Jumlah dana kelolaan reksa dana Schroders di Indonesia per Juni 2013 sudah mencapai Rp55 triliun, sejak pertama kali diperkenalkan pada 2000.
Yudhi Rangkuti, Internmediary Business Schroders, mengatakan investor reksa dana Schroders saat ini paling banyak atau 40% adalah investor reksa dana saham. Sayangnya ia tidak ingat berapa jumlah dana kelolaan reksa dana pada 2000.
“Saat ini kami ada sekitar 10—11 produk reksa dana, semester dua nanti kemungkinan kami akan keluarkan sekitar 1—2 produk reksa dana baru,” ujarnya dalam paparan di bursa efek Indonesia hari ini, Senin (22/7/2013).
Yudhi mengatakan dengan terkoreksinya indeks belakangan ini, tentu mempengaruhi besaran dana kelolaan reksa dana milik Schroders. Namun menurut Yudhi, masyarakat Indonesia kini sudah relatif lebih mengerti tujuan investasi, bahwa saat market sedang turun seperti sekarang ini justru adalah waktunya beli produk reksa dana.
“Market koreksi, tentu ada pengaruhnya ke dana kelolaan tapi ngga signifikan. Tapi selama masih ada yang beli reksa dana kami, berarti tetap ada dana yang masuk,” ujarnya.
Sementara itu terkait dengan naiknya suku bunga acuan (BI rate), Yudhi mengatakan Schroders melakukan perubahan pemilihan saham untuk produk reksa dana saham.
“Kenaikan BI rate, kami lihat dari sisi kami investasinya di mana. Untuk reksa dana saham kami kurangi porsi saham yang ada kaitannya dengan kenaikan BI rate atau yang interest rate sensitive seperti saham-saham multifinance dan properti,” ujarnya.
Selanjutnya, pemilihan saham dialihkan ke sektor consumer oriented, telekomunikasi, dan media. Yudhi mengatakan reksa dana saham adalah jenis reksa dana yang memiliki return paling tinggi, sekaligus risiko yang juga paling tinggi dibandingkan dengan produk reksa dana lain.
Reksa dana sendiri mulai dikenal di Indonesia sejak 1995, relatif lebih muda dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat. Yudhi menegaskan reksa dana memberi akses kepada investor yang relatif kecil, untuk bisa menikmati hasil investasi di pasar modal.
Secara umum, reksa dana ada empat jenis yaitu reksa dana konvensional, reksa dana terstruktur, ETF (Exchangeable Traded Fund), dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Reksa dana konvensional adalah jenis yang paling umum, terdiri dari reksa dana saham, reksa dana campuran (saham dan obligasi), reksa dana pendapatan tetap, serta reksa dana pasar uang. Editor : Sutarno

Tidak ada komentar: