jika dibandingkan dengan tren harga saham pada 2012, maka Reksa Dana Saham, termasuk Schroder Dana Istimewa maseh bisa mampu mengimbangi:
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
... schroder dana istimewa yang uda gw inves sejak 12 Januari 2007 ini menunjukkan gejala mirip seperti produk reksa dana saham lain ... namun ekpektasi positif pada manajemen schroder dan prospek bursa saham indon, bisa juga mengagetkan sang investor ... bole ga gw memprediksi bisa kembali ke tingkat imbal hasil 70% lagi ... hmmm, kenapa tidak ... he3
gw lakukan pengukuran berdasarkan DATA PALING AWAL gw MULAI BEREKSADANA RIA, yaitu sejak DESEMBER 2002 LEWAT BUJUKAN 2 pihak, yaitu bini gw dan citibank
reksa dana yang gw inves saat itu : SCHRODER DANA PRESTASI PLUS
ternyata setelah 9 taon, POTENTIAL GAIN = 1330%, yaitu 13 KALI lipat bo :)
yang laen juga tetap menjanjikan yaitu manulife dana saham dan bnp paribas ekuitas (aka citireksadana ekuitas alias fortis ekuitas) :), plis dah, baca posting ini: mds dan bppe cetak potential gain rerata p.a. di atas 50%
... per tgl 25 Agustus 2014, sila cek tren imbal hasil potensial RD Saham berikut, sejak AWAL gw INVES (2002, 2003, 2005, dan 2007) :
JAKARTA. Pengadilan Niaga (PN) Jakarta Pusat
akhirnya mengesahkan proposal perdamaian yang ditawarkan PT Exist
Assetindo dan telah disetujui mayoritas kreditur pada Juni 2014 lalu.
Pengadilan menilai tidak ada hal-hal lain dari sisi hukum yang
menghalangi pengesahan proposal perdamaian tersebut.
Ketua Majelis Hakim Iim Nurohim mengatakan pihaknya telah menerima
laporan dari hakim pengawas dan pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU). Dalam laporan tersebut hakim pengawas dan pengurus PKPU
menyampaikan bahwa telah terjadi perdamaian antara debitur dan
kreditur. Setelah memeriksa laporan tersebut, majelis hakim tidak
menemukan alasan untuk menolak perdamaian, karena itu pengadilan
mengesahkan perdamaian.
"Mengadili. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum perjanjian
perdamaian yang disetujui mayoritas kreditur. Menyatakan proses PKPU PT
Exist Assetingo demi hukum telah berakhir," ujar Iim dalam amar
putusannya, Jumat (15/8). Selain itu, majelis hakim juga menghukum
debitur dan kreditur untuk menaati dan tunduk pada perjanjian perdamaian
tersebut.
Atas putusan tersebut, pengurus PKPU Darwin Aritonang mengatakan
putusan majelis hakim tersebut telah sesuai dengan perjanjian perdamaian
yang disepakati bersama. "Kami menilai putusan majelis tadi sesuai
dengan harapan mayoritas kreditur," ujarnya usai sidang.
Ia bilang dengan keputusan tersebut, maka pekerjaan tim pengurus PKPU
resmi berakhir juga. Namun terkait soal besaran nilai upah pengurus,
Darwin menolak membeberkannya. Ia bilang akan ada pembicaraan lebih
lanjut soal itu. Sebelumnya pada 26 Juni 2014, mayoritas kreditur
menyetujui proposal perdamaian yang ditawarkan Exist.
Dalam proposal perdamaian itu, Exist berjanji akan mengembalikan uang
nasbah dalam waktu lima tahun ke depan. Pada tahun 2015, Exist akan
mengembalikan uang nasabah sebesar 10%, tahun 2016 sebesar 15%, tahun
2017 sebesar 20%, tahun 2018 sebesar 25% dan tahun 2019 sebesar 30%.
Namun Salah seorang kreditur Exist Antonius Christian Gunawan
mengatakan pihaknya tetap mengawal dilaksanakannya perjanjian perdamaian
itu. Caranya adalah dengan tetap tidak mencabut laporan pidana atas
kasus ini terhadap pemilik Exist yakni Chidi The di Kepolisian. Laporan
tersebut baru akan dicabut bila Exist menetapi janjinya.
Editor: Barratut Taqiyyah
kontan JAKARTA. PT Exist Assetindo tengah masuk dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Perusahaan investasi ini telah mengajukan proposal perdamaian kepada para krediturnya dan pada awal Juni mendatang akan ada voting terkait rencana restrukturisasi utang tersebut.
Salah seorang kreditur Exist Antonius Christian Gunawan mengatakan nilai aset Exist yang diumumkan pengurus PKPU ca Rp 165 miliar dari 71 sertifikat. Ia mengatakan nilai aset tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai tagihan sebesar Rp 1,18 triliun. "Kreditur khawatir kalau Exist pailit, nilai asetnya tidak dapat mengembalikan uang nasabah," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (29/5).
Antonius bilang nilai aset tersebut sebenarnya mengalami penurunan. Sebelumnya pengurus PKPU mengatakan ada 89 sertifikat aset Exist yang sudah dipegang pengurus PKPU. Tapi tanpa alasan yang masuk akal kurator mengatakan jumlah sertifikat yang ada cuma 71. Antonius bilang pengurus PKPU berdalih tak pernah mengumumkan ada 89 sertifikat aset Exist.
Menurut Antonius sertifikat aset Exist itu dalam bentuk rumah atau ruko. Selain itu, pemilik Exist Assetindo Chidi The juga memiliki perusahaan investasi baru bernama Solusi Cepat Propetindo. Kantor perusahaan ini berada di kantor Exist sebelumnya di lantai 12 A Plaza Semanggi. "Mereka sudah beriklan kemarin," ujar Antonius. Kreditur meyayangkan pemilik Exist tidak serius mengembalikan uang kreditur malah membuat usaha baru lagi.
Pengurus PKPU Exist Darwin Aritonang belum bisa diminta keterangan soal perkembangan terbaru ini. Telepon dan pesan singkat dari KONTAN belum direspons. Namun sebelumnya Darwin menolak mengomentari nilai tagihan Exist. Alasannya pengurus belum selesai melakukan perhitungan. Ia jua mengatakan pengurus PKPU hanya memfasilitasi pertemuan kreditur dan debitur.
Editor: Hendra Gunawan
Ratusan investasi ilegal beroperasi
Oleh Amailia Putri Hasniawati, Noor Muhammad Falih, Nina Dwiantika, Yuwono Triatmodjo - Sabtu, 22 Maret 2014 | 07:06 WIB
kontan
JAKARTA. Jumlah tawaran investasi ilegal yang beredar di masyarakat masih marak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sebanyak 238 perusahaan menawarkan investasi yang tidak berada dalam pengawasan OJK.
Ketua OJK, Muliaman D. Hadad mengatakan, sebagian besar modusnya berkedok pemasaran dengan mengandalkan jaringan multi level marketing (MLM). Ada juga, modus investasi emas dan perdagangan berjangka (forex trading).
"Perlu diwaspadai juga upaya mengecoh dengan menggunakan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang seolah-olah mendukung produk mereka," tutur Muliaman, Jumat (21/3).
OJK sendiri menurut Muliawan, telah melakukan penanganan investasi bodong secara khusus melalui Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi yang beranggotakan sepuluh instansi.
Upaya meningkatkan penanganan investasi bodong, juga dilakukan OJK dengan menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN). Nota kesepahaman ditandatangani kedua lembaga itu, kemarin.
OJK dan BIN akan melakukan kerjasama di bidang pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang intelijen ekonomi dan sektor jasa keuangan. Kedua institusi itu juga bekerjasama menghimpun dan menukar data serta informasi yang dimiliki.
Kepala BIN, Marciano Norman menyatakan kesiapannya mendukung pelaksanaan tugas OJK. Tugas tersebut antara lain mendeteksi serta menyampaikan informasi intelijen untuk kepentingan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan.
Sebelumnya, OJK sudah bekerjasama dengan beberapa regulator lain yang tergabung dalam Satgas Waspada Investasi. Mereka adalah Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti), Kementerian Perdagangan, Kepolisian RI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Kejaksaan Agung.
Selain itu juga tergabung Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sardjito, Kepala Satgas Waspada Investasi menyambut baik kerjasama OJK dengan BIN. Menurutnya, bantuan intelijen sangat penting untuk mencegah kerugian masyarakat. "Peran BIN, lembaga intelijen lain sangat penting," kata Sardjito.
Pengamat investasi yang juga Guru Besar Ekonomi Keuangan IPMI Business School, Roy Sembel mengatakan, kerjasama dua lembaga ini akan efektif meminimalisir praktik investasi bodong. Maklum, investasi bodong bisa terjadi karena minimnya informasi yang dimiliki oleh masyarakat dan juga OJK.
"Kerjasama ini membuat OJK bisa mendapat informasi yang lebih jelas, akurat dan cepat dari pihak intelijen. Sehingga berpotensi mengurangi praktik investasi bodong di masyarakat," ujar Roy.
Ia memberi contoh, ada perusahaan yang pernah masuk daftar hitam sebagai penawar investasi bodong, tapi kembali menawarkan investasi serupa dengan nama yang berbeda. Dalam kasus seperti ini, maka OJK akan cepat melakukan tindakan karena mendapat informasi dari pihak BIN.
Jika dijalankan secara efektif, kerjasama tersebut bakal berguna untuk mencegah beroperasinya berbagai tawaran investasi bodong. "Keuntungan dari segi intelijen ialah tindakan preventif terhadap sesuatu yang harus dihindari,” imbuh Roy.
Lebih dari itu, menurut Roy, OJK juga sebaiknya bekerja sama dengan lembaga pendidikan formal. Ini penting sebagai langkah awal edukasi ke masyarakat mengenai seluk beluk investasi.
Dengan cara itu pula, OJK bisa lebih cepat menyebarkan informasi investasi yang perlu diwaspadai, agar masyarakat bisa mengenali dan menolak berbagai tawaran investasi dengan iming-iming imbal hasil tak masuk akal.
Editor: Sofyan Nur Hidayat
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 22 nasabah PT Exist Assetindo melaporkan pemilik perusahan ke Barekrim Mabes Polri karena melakukan penipuan dan penggelapan uang nasabah dengan kedok investasi.
Mereka didampingi beberapa Marketing perusahan dan kuasa hukum untuk melaporkan dugaan penipuan tersebut.
"Kehadiran kami ke sini untuk melaporkan penipuan dan penggelapan uang nasabah yang dilakukan oleh pemilik PT Exist Assetindo," ujar Antonius Cristian Gunawan, Marketing PT. Exist Assetindo, di Mabes Polri Jakarta, Senin (17/3/2014).
Antonius menyebutkan perincian total dana nasabah yang menjadi korban PT Exist Assetindo kurang lebih 800 nasabah mencapai Rp1,29 triliun. Rinciannya terdiri dari tiga produk yaitu Promissory None Seri D sebesar Rp750 miliar, Exist Property Investment sebesar Rp457.32 miliar, dan Penyertahan Saham sebesar Rp87,7 miliar.
Penipuan yang dilakuan pemilik perusahan sangat menjanjikan sehingga membuat banyak nasabah yang tertarik. Menurut Antonius, hal tersebut juga ditambah perkataan salah satu petinggi perusahan jika PT. Exist Assetindo dalam keadaan aman untuk investasi.
"Produk yang ditawarkan menarik sehingga banyak nasabah yang tertarik. Apalagi Pak Humprey Djeman mengatakan PT. Exist Assetindo aman," katanya.
Sebelumnya, tanggal 5 juli 2013, Saat mengadakan hari jadi PT. Exist Assetindo yang ke-5, pemilik perusahaan, Chaidi The, menawarkan produk Penyertaan Saham, Promissory Note seri D dan Exist Property Investment dengan promo hadiah langsung. Karena merasa produk tersebut aman, banyak nasabah yang kemudian tertarik memasukan dananya.
Tetapi pada 25 Juli 2013 PT Exist Assetindo mengeluarkan surat pemberitahuan kepada nasabah tentang terjadinya gagal bayar karena mengalami rush akibat efek kaburnya perusahaan emas hingga cash flow perusahaan tertanggu. Penyelesaian pembayaran nasabah kemudian disepakati 19 Agustus 2013.
Namun, PT. Exist Assetindo tidak menepati keputusan itu dan tidak bisa menunjukan asset-asset property. Hingga saat ini baik bungga maupun pokok nasabah belum terbayarkan.
Penulis
: Yoga Sukmana
Editor
: Bambang Priyo Jatmiko
Izin Harvestindo Asset Management terancam dicabut
Oleh Amailia Putri Hasniawati - Jumat, 23 September 2011 | 06:52 WIB
kontan
JAKARTA. Izin usaha PT Harvestindo Asset Management (HAM) terancam dicabut. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga keuangan (Bapepam-LK) saat ini tengah melakukan pemeriksaan terhadap manajer investasi tersebut terkait keterlibatannya melakukan transaksi gelap dengan Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Tidak dapat dipungkiri, nama HAM kerap disangkutpautkan dengan sejumlah kasus yang terjadi di pasar modal. Perusahaan Manajer Investasi (MI) yang dimodali Ivan Ch Lita itu hingga saat ini belum juga kelar mengembalikan dana nasabah yang dikelolanya melalui produk Reksadana Harvestindo Istimewa (RHI).
Kegiatan usaha HAM telah dibekukan. Namun, Bapepam-LK memutuskan tidak mencabut izin usahanya lantaran permintaan investor. Jika izin usaha HAM ditutup, investor mengklaim akan kesulitan untuk berhubungan dengan HAM karena tidak ada otoritas yang mengawasi. Bukan hanya itu, belum lama ini, RHI diduga menerima aliran dana penggelapan uang milik Elnusa yang ada di rekening Bank Mega yang kemudian dibantah. Terakhir, HAM ternyata juga memiliki sangkutan transaksi dengan Askrindo berupa kontrak pengelolaan dana (KPD) dan repo.
Ketua Bapepam-LK Nurhaida mengatakan, pihaknya belum bisa mengatakan indikasi pelanggaran yang dilakukan HAM terkait Askrindo serta kemungkinan sanksi yang akan dikenakan.
"Namun, seandainya hasilnya adalah pencabutan izin, hal itu tetap akan kami lakukan walaupun urusan dengan nasabahnya belum selesai," ujarnya..
Kendati demikian, hal itu bukan berarti tanggungjawab HAM kepada sejumlah nasabahnya berakhir. Manajemen HAM tetap harus menyelesaikan kewajibannya. Jika demikian, Bapepam-LK memang tidak bisa mendesak HAM untuk membayar dana para nasabahnya yang tersangkut. Tetapi, kata Nurhaida, mereka tetap bisa memaksa manajemen untuk mengembalikan dana melalui jalur hukum.
Mengacu pada alasan pencabutan izin dua MI sebelumnya yaitu Reliance Asset Management (RAM) dan Jakarta Investment, bukannya tidak mungkin keputusan yang sama juga akan jatuh pada HAM.
Selain terlibat dalam transaksi gelap dengan Askrindo, RAM dan JI juga melakukan pelanggaran administratif yang dinilai memberatkan. Pelanggaran itu antara lain dana kelolaan reksadana yang kurang dari Rp 25 miliar serta jumlah direksi yang tidak cukup.
"Memang banyak pelanggaran yang dilakukan HAM, tapi kami belum bisa bilang apa saja indikasinya," imbuh Nurhaida.
Kepala Biro Penyelidikan dan Penyidikan Bapepam-LK Sarjito mengatakan, dalam waktu dekat berkas pemeriksaan HAM dan Jakarta Securities akan dilimpahkan ke Komite Penetapan Sanksi dan Keberatan (KPSK) yang berada di biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK. Dari situ, sanksi kemudian akan diputuskan.
Jumat, 20 November 2009 | 08:31
KISRUH HARVESTINDO
Harvestindo Lobi Bapepam Soal NAB
JAKARTA. PT Harvestindo Asset Management terus berusaha mengerek nilai aktiva bersih (NAB) produk reksadana Harvestindo Istimewa milik mereka yang terpuruk. Caranya dengan melobi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) agar membolehkan piutangnya masuk dalam perhitungan NAB produk reksadana campuran terbitan tahun 2007 tersebut.
NAB reksadana Harvestindo Istimewa saat ini hanya tersisa Rp 164,7 miliar. Angka itu turun 84% dari nilai dana awal yang berhasil terkumpul pada awal pembentukan produk sebesar Rp 300 miliar.
Tapi, T Helmy Azwari, Presiden Direktur Harvestindo beralasan, tergerusnya NAB reksadana itu bukan karena wanprestasi manajer investasi (MI). Melainkan, karena mandeknya pembayaran utang dari 32 debitur usaha kecil dan menengah (UKM) kepada Harvestindo.
Biasanya, penurunan NAB terjadi kalau ada kerugian yang jelas terjadi. Dalam kasus Harvestindo, proses penagihan piutang masih terus berjalan. Nah, potential loss paling banyak hanya 20%. Makanya, manajemen Harvestindo berharap Bapepam-LK bersedia memasukkan piutang ini dalam perhitungan NAB reksadana Harvestindo.
Helmy menjelaskan, Harvestindo masih memiliki surat utang yang belum terbayar berupa promisory notes sekitar Rp 130 miliar. Ini merupakan aset dasar Harvestindo Istimewa. Debitur promisory notes adalah 32 pengusaha UKM yang memiliki kisaran utang antara Rp 250 juta hingga Rp 5 miliar. "Kami akan bertemu Bapepam awal pekan depan," ujar Helmy di Jakarta, kemarin (19/11).
Harvestindo tak sendirian dalam mengambil langkah ini. Menurut sumber KONTAN yang ada di Bank Internasional Indonesia (BII), selaku bank kustodian Harvestindo Istimewa, bank tersebut telah memberi lampu hijau kepada Harvestindo untuk memasukkan piutang dalam komposisi NAB. "Bagi kami tidak ada masalah," bisik sumber itu.
Selain melobi Bapepam-LK, Harvestindo juga terus menagih piutangnya ke debitur. Cuma, Helmy pesimistis seluruh piutang itu akan terbayar tahun 2009 ini. "Kami usahakan 20% dari piutang terbayar tahun ini," ujarnya.
Jika seluruh piutang terbayar, kas Harvestindo bisa jadi surplus. Sebab, Harvestindo tinggal punya kewajiban mengembalikan dana Rp 100 miliar kepada 16 investor institusi. Beberapa di antaranya adalah Yayasan Asabri, Dana Pensiun Jasindo, Yankespen Aneka Tambang, Asuransi Jiwa Bumi Asih, dan Jasa Marga.
Harvestindo Istimewa adalah produk reksadana campuran yang lebih banyak berinvestasi di instrumen surat utang. Uniknya, produk ini menggunakan surat utang pengusaha kecil sebagai aset dasarnya.
beneran neh, tren REKSA DANA SAHAM mulai POSITIF lage dibandingkan RD Pendapatan Tetap yang selalu positif sejak 2011:
gw seh CUMA BERSANDAR PADA FAKTA ANGKA aja dah, bahwa TREN INVESTASI PORTOFOLIO PULIH (
walau pun INVESTOR ASIEN-K JUSTRU MENARIK DANA DARI INDONESIA DALAM TAON 2012, DITAMBAH KRISIS EURO BERTUBI-TUBI 2011-2012, dan KRISIS SUBSIDI BBM
):
Askes akan Andalkan Reksa Dana
Oleh: Charles Maruli Siahaan
ekonomi - Rabu, 16 Januari 2013 | 20:13 WIB
INILAH.COM, Jakarta - PT Askes (Persero) menargetkan
hasil investasi sebesar Rp1,37 triliun tahun ini atau tumbuh 10%
dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,2 triliun.
Adapun
kelolaan dana investasi di 2013 ini direncanakan sebesar Rp14,3 triliun
secara konsolidasi, atau naik 18,5% dari tahun lalu sebesar Rp12,06
triliun. Askes menargetkan dana investasi di tahun ini sebesar Rp12,7
triliun.
"Untuk mengejar target tersebut kami akan mengubah
sedikit portofolio instrumen investasinya," ujar Purnawarman Basundoro,
Direktur Keuangan dan Investasi baru Askes, Rabu (16/1/2012).
Dia
menuturkan tahun ini Askes akan menambah porsi investasi di instrumen
non fixed income. “Kami akan targetkan porsi portofolio non fixed income
menjadi 30%,” tuturnya.
Rencananya, lanjut Purnawarman, Askes
akan menambah portofolio di reksa dana. “Kami akan menambah porsi reksa
dana menjadi 23% dari tahun sebelumnya hanya 20%,” ucapnya.
Langkah
tersebut, menurut dia disebabkan return yang dihasilkan lebih baik guna
mengejar pertumbuhan yang ditargetkan tahun ini. “Kami ingin
mendapatkan yield (imbal hasil) sebesar 10% tersebut,” katanya.
Adapun
portofolio investasi Askes tahun lalu, 75% di fixed income dan sisanya
di non fixed income. Dari rencana 70% porsi investasi di fixed income
untuk tahun ini, Askes berencana menempatkan portofolio obligasi sebesar
58%, deposito 12%.
“Perusahaan akan menempatkan portofolio investasi pada obligasi sebesar Rp7,4 triliun,”ujarnya.
Khusus
obligasi, Askes akan menempatkannya di obligasi pemerintah dan obligasi
korporasi baik itu milik swasta ataupun Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). [hid]
MERRIL LYNCH: IHSG akan Naik Perlahan
Hanum Kusuma Dewi
Selasa, 15 Januari 2013 | 13:36 WIB
bisnis indonesia
JAKARTA -- Memasuki tahun 2013, bursa saham Indonesia mengalami kenaikan meski tidak setajam tahun-tahun sebelumnya.
Bisnis Indonesia mewawancarai Christy Tan, Director & Local Currency
Strategist Global Research Merrill Lynch Singapore Pte Ltd, dan
Victoria Ip, Managing Director Asia CIO Office Merrill Lynch Asia
Pacific Ltd.
Perwakilan dari lembaga pengelola aset dunia Bank of America Merrill
Lynch itu memberi penjelasan serta prediksi tentang ekonomi Indonesia,
mata uang dan investasi secara umum. IHSG diproyeksikan naik secara
perlahan.
Bagaimana pertumbuhan bursa saham Indonesia apakah akan sama seperti tahun lalu?
Victoria: Cukup positif karena sentimen di bursa global termasuk Amerika
Serikat yang telah memberikan pelonggaran kuantitatif, dan di Eropa
yang mulai menunjukkan resolusi terhadap krisis serta peningkatan di
Asia.
Sentimen dalam negeri termasuk konsumsi domestik yang cukup bagus
terutapa pada saat sebelum pemilihan presiden. Sejauh ini tidak ada
aliran dana asing yang mengalir keluar dari Indonesia.
Bursa saham Indonesia positif dengan valuasi yang tidak murah. Oleh karena itu kami melihat kinerjanya relatif, tidak absolut.
Bila dibandingkan dengan bursa Asia secara keseluruhan, pertumbuhan
rata-rata regional kami perkirakan sekitar 10%-15% meski kami belum
dapat memperikan angka pastinya.
Bursa Thailand dan Filipina pada tahun lalu tumbuh lebih cepat
dibandingkan Indonesia. Indonesia tumbuh tidak setajam sebelumnya, lebih
modest. Sektor yang akan mendorong bursa masih dari konsumsi dan
infrastruktur.
Komoditas memang ada sedikit perbaikan dibandingkan tahun lalu karena
China telah pulih dengan menyeimbangkan permintaan dan penawaran.
Secara umum pertumbuhannya modest, sedikit peningkatan akibat kembalinya
permintaan China.
Christy: Merrill Lynch mengamati program pembelian surat utang di AS,
yang disebut dengan QE, sejauh ini telah memberi dampat positif pada
bursa Indonesia.
QE1 memberi dampak yang sangat kuat dan signifikan, QE2 dampaknya lebih rendah dan QE3 cukup lemah.
Merrill Lynch mencatat pada Maret hingga Oktober2009 saat pertama
program QE dijalankan, IHSG naik 79%. Pada program selanjutnya selama
November 2009 hingga November 2010, IHSG mencatat kenaikan 53%.
Sementara itu, pada periode QE2 mulai November 2010 hingga Juni 2011,
IHSG mencetak kenaikan 7,8%. Pada Agustus tahun lalu saat program QE3
diumumkan, IHSG naik 25%.
Pada September 2012 hingga akhir tahun setelah QE3 diputuskan, IHSG naik
3,5%. Bursa saham Indonesia sangat terpengaruh faktor eksternal dan
telah menunjukkan kinerja di atas rata-rata relatif secara regional.
Namun, investor asing mulai mencari aset baru termasuk Thailand yang memiliki ekonomi stabil dan pertumbuhan sedang tinggi.
Indonesia saat ini memiliki problem defist sehingga membuat para
investor ragu masuk ke pasar modal. China sudah mulai kembali menarik
dan aliran dana masuk akan positif.
Bagaimana pasar obligasi Indonesia?
Victoria: Saat ini kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah Indonesia
mencapai 33%, sedikit lebih rendah dibandingkan 35%-36% pada tahun
2011.
Investor asing menganggap Obligasi Indonesia masih menarik tetapi
khawatir masalah harga bahan bakar bersubsidi. Di wilayah Asia secara
umum imbal hasil obligasi termasuk rendah.
Bagaimana dengan obligasi korporasi?
Victoria: Yang perlu dilihat adalah sisi peringkat kredit dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi dalam denominasi dolar.
Sejauh ini obligasi korporasi Indonesia tidak terlalu mencetak capital
gain besar tetapi lebih banyak mendapat untung dari kupon. Lebih banyak
pendapatan dihasilkan oleh kupon dibandingkan oleh kenaikan harga.
(07/Bsi)
JUMLAH EMITEN: 400 perusahaan masih sedikit
Vega Aulia Pradipta
Rabu, 02 Januari 2013 | 17:39 WIB
bisnis indonesia
JAKARTA—Jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia saat ini
yang sudah di kisaran 400, dinilai masih terlalu sedikit. Tahun ini, BEI
bersama-sama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong agar semakin
banyak perusahaan masuk pasar modal.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan hal ini
termasuk salah satu fokus utama OJK yang mulai efektif bekerja hari ini,
Rabu (2/1).
“Dari aspek jumlah IPO-nya, ini akan menjadi perhatian kita. Karena
dengan bangsa sebesar ini, emiten cuma sekitar 400-an, saya kira terlalu
kecil, kita pengen tambah,” ujarnya ketika ditemui di sela-sela
konferensi pers OJK di Gedung BEI hari ini, Rabu (2/1/2013).
Berdasarkan data BEI yang dikutip hari ini, jumlah emiten yang
tercatat di bursa saat ini mencapai 460 emiten. Perusahaan yang terakhir
mencatatkan dirinya di bursa adalah Waskita Karya (Persero) Tbk, yakni
pada 19 Desember 2012.
Muliaman mengatakan untuk meningkatkan jumlah emiten yang terdaftar
di bursa, OJK akan melakukan dua pendekatan. Pertama, dengan cara
meningkatkan investor base-nya agar lebih banyak dan lebih besar.
“Oleh karena itu saya akan lanjutkan kegiatan sosialisasi komunikasi
mengenai pasar modal kepada seluruh masyarakat agar berkembang investor base-nya, termasuk juga kepada dunia usaha,” ujarnya.
Pendekatan kedua, OJK akan bertemu dengan pihak-pihak lain termasuk
Dirjen Pajak terkait bagaimana agar bisa mendorong jumlah emiten yang
lebih banyak, termasuk meningkatkan partisipasi kelompok usaha menengah
ke atas.
“Tadi sesuai harapan Pak Wapres juga [saat pembukaan bursa], bisa
ngga emiten itu datang dari UMKM, yang menengah ke atas? Itu juga
menurut saya tantangan. Mudah-mudahan kita bisa,” ujarnya.
Meski demikian, Muliaman mengatakan tidak ada satu angka ideal untuk
jumlah emiten. Yang jelas, potensi Indonesia masih luar biasa besar. Di
sisi lain, OJK juga akan mendorong agar jumlah pembiayaan dari pasar
modal lebih banyak dari perbankan.
“Di Indonesia itu, sekarang pembiayaan bank itu masih sangat dominan.
Sementara di negara-negara maju, itu nanti mestinya terbalik,
pembiayaan dari pasar modal itu yang dominan. Sebab nanti pembiayaan
jangka panjang itu datangnya dari pembiayaan pasar modal, sedangkan
pembiayaan bank justru prosentasenya akan menciut dengan sendirinya,”
jelasnya.
Target 30 emiten baru
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito
Warsito mengatakan pada 2013 ini pihaknya menargetkan ada 30 emiten baru
yang masuk bursa. Sepanjang 2012, sebanyak 23 perusahaan telah
mencatatkan dirinya di bursa.
“Pada 2012, perusahaan yang tercatat 23, targetnya 25. Sebenarnya ada
26 perusahaan yang mendapat efektif dari Bapepam, tapi yang punya waktu
untuk listing itu baru 23, sehingga yang 3 lagi di-carry over ke 2013. 2013 kami targetkan 30 emiten baru yang listing,” jelasnya.
Ito mengaku BEI mendorong agar semakin banyak perusahaan masuk bursa,
baik BUMN mau pun nonBUMN, serta tidak khusus ditujukan bagi perusahaan
yang bergerak di sektor tertentu.
Tapi untuk sektor komoditas, menurut Ito sepertinya tahun ini banyak
perusahaan tambang batu bara dan perkebunan yang menunda masuk bursa
karena masih terpengaruh kondisi pasar.
Menurutnya, tahun lalu ada beberapa perusahaan batu bara yang listing,
tapi jumlah saham yang ditawarkannya diperkecil karena harga batu bara
sedang kurang bagus. Tahun lalu, ada juga perusahaan perkebunan yang
menunda IPO karena harga komoditas juga sedang turun.
“Tahun ini kalau harga komoditas tidak banyak berubah, barangkali
sektor batu bara, yah pertambangan mau pun perkebunan mungkin akan
menunda [IPO], sampai harga-harga berkembang bagus,” ujarnya.
Selain itu, Ito juga menargetkan rata-rata transaksi harian tahun ini
sebesar Rp5,5 triliun, naik sekitar 22% dari rata-rata transaksi harian
sepanjang 2012 sebesar Rp4,5 triliun.
Pada tahun ini, Ito memperkirakan bursa efek Indonesia akan bersaing
ketat dengan bursa efek di regional, khususnya bursa efek Thailand dan
Filipina.
“Pertumbuhan ekonomi Filipina dan Thailand mungkin akan bersaing
dengan Indonesia. Jadi kita bursanya juga jadi bersaing,” ujarnya. (msb)
Kepercayaan Publik Terhadap Pasar Modal Naik
Oleh: Restu A. Putra
pasarmodal - Sabtu, 29 Desember 2012 | 12:42 WIB
INILAH.COM,
Jakarta - Sepanjang 2012,Bursa Efek Indonesia menilai tidak ada
kasus-kasus pasar modal yang diindikasi bakal menurunkan tingkat
kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia.
Direktur BEI,
Ito Warsito mengatakan kasus sekelas Bumi Resuorces (BUMI)pun bukan
merupakan persoalan yang terbilang besar bagi pasar modal Indonesia.
"Tahun
ini kasus apa yg besar? Bumi sebenarnya kasusnya bukan di Indonesia.
BUMI Plc kan di Inggris tapi karena namanya sama jadi rancu," ujarnya
saat ditemui INILAH.COM di Gedung BEIbeberapa waktu lalu.
Bahkan
ia tidak melihat banyak kasus tahun ini yang menyebabkan tingkat
kepercayaan publik terutama investor menurun. Ia menyebutkan indeks yang
terus naik dan pencapaian tertinggi IHSG sepanjang sejarah di 4.375
akhir November lalu sebagai bukti indikasinya.
"Itu bukti dari kepercayaan masyarakat investor terhadap pasar modal indonesia. Kepercayaan selalu meningkat," katanya.
Sedangkan
tingkat transparansi pun, Ito menilai selalu mengacu pada
prinsip-prinsip transparansi organisasi pengawas bursa dunia."Jadi
transparansinya kurang lebih sama dengan transparansi di mana pun,
termasuk AS maupun Eropa," ungkapnya.
Oleh karenanya ia menampik
jika ada yang mengatakan tingkat kepercayaan publik terhadap pasar modal
Indonesia menurun. "Berarti ia tidak paham peraturan pasar modal,"
ucapnya.
Pernyataan ini menepis penilaian Presiden Director
Center for Banking Crisis, Achmad Deni Daruri, bahwa kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan publik bakal tergerus seiring banyaknya
konflik dan kasus yang menimpa perusahaan publik,karena kurang cepatnya
penyelesaian dari otoritas.
Achmad sempat menyebutkan contoh
kasus kisruh BUMI-Bakrie antara pemegang saham besar (Bakrie, Samin Tan
dan Rotschild), dan juga sengketa berkepanjangan PT Sumalindo Lestari
Jaya Tbk antara pemegang saham dominan dan minoritas menjadi indikasi
yang bakal mengurangi public trust.
"Ini menunjukkan pasar modal
hanya jadi ajang pemburuan rente di mana kekuatan politik merupakan
kekuatan yang paling menentukan," ujarnya.
Menurutnya jika
pengawas pasar modal tidak dapat menyelesaikan kasus ini secara tuntas
maka pasar modal Indonesia akan jauh tertinggal, terutama di ASEAN di
mana di beberapa negara seperti Malaysia bisa mencapai level IPO
terbesar kedua dunia.
"Apalagi perdagangan bebas ASEAN segera
akan dimulai, sehingga bisa dipastikan pasar modal Indonesia tidak bisa
diandalkan jadi sumber pendanaan pembangunan," tuturnya.[ast]
Reksadana saham masih jagoan
Oleh Wahyu Satriani, Agung Jatmiko, Noor Muhammad Falih, Rizki Caturini - Kamis, 06 Desember 2012 | 07:35 WIB
kontan
JAKARTA. Tantangan yang dihadapi pasar reksadana di 2013
mendatang bakal semakin besar. Setidaknya itu perkiraan para pelaku
industri reksadana menyongsong Tahun Ular versi kalender China. Tensi
politik yang memanas jelang pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan
Presiden di 2014 bakal menjadi salah satu ganjalan.
Michael Tjoajadi, Presiden Direktur PT Schroder Investment Management
Indonesia menduga, situasi politik menjelang pemilu mengakibatkan
fluktuasi di pasar modal cukup tinggi. Para pemodal akan lebih
berhati-hati sambil mengamati situasi politik di dalam negeri.
Ujung-ujungnya ini akan mempengaruhi risiko investasi di pasar
reksadana.
Vice President of Investment PT CIMB Principal Asset Management,
Fadlul Imamsyah, mengatakan ekspektasi investor terhadap kelancaran
proses pemilu akan menjadi penentu pergerakan pasar. "Jika investor
meyakini pemilu akan berjalan lancar, pasar reksadana akan meningkat,"
kata Fadlul.
Pasar reksadana juga masih akan dihantui oleh kondisi ekonomi global.
Permasalahan krisis utang di Uni Eropa tampaknya masih jauh dari kata
selesai di tahun depan. Parto Kawito, Direktur PT Infovesta Utama,
mengatakan, tekanan inflasi pada tahun depan juga bakal meningkat akibat
kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Menghadapi hal itu, suku bunga
acuan berpotensi naik dan mengakibatkan kenaikan yield obligasi.
Ini akan mempengaruhi kinerja reksadana, terutama reksadana
pendapatan tetap yang menggunakan obligasi sebagai aset dasar
(underlying asset). Kenaikan yield obligasi itu bisa berimbas pada
penurunan harga obligasi. Sehingga return reksadana pendapatan tetap
diperkirakan menjadi kurang menarik. Tetap optimistis
Instrumen ini juga akan menghadapi penerapan aturan pemerintah yang
menaikkan pajak penghasilan (PPh) atas kupon dan keuntungan investasi
obligasi di reksadana dari 5% menjadi 15%. "Aturan kenaikan pajak ini
memang baru diberlakukan pada 2014, namun dampaknya akan mulai terasa di
tahun depan," kata Parto.
Kendati tantangan yang menanti tidak sedikit, namun pelaku industri
reksadana meyakini pasar reksadana masih akan tumbuh. Direktur Utama
CIMB Principal Asset Management, Reita Farianti, berpandangan, ketika
pasar finansial berfluktuasi ada potensi sebagian investor malah akan
menambah porsi investasi di reksadana.
Kemungkinan investor akan beralih untuk sementara waktu dari
reksadana saham ke reksadana pendapatan tetap atau lainnya. Langkah ini
untuk menghindari risiko tinggi di tengah kondisi pasar yang
bergejolak. "Namun investor tidak akan keluar dari reksadana," papar
Reita.
Selain itu, golongan masyarakat menengah ke atas juga akan
bertumbuh seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia. Reita memprediksi,
rata-rata industri reksadana bisa tumbuh sekitar 15% di 2013.
Dari sisi return, Fadlul memperkirakan, reksadana saham bakal tetap
unggul. Reksadana saham bisa memberikan return sekitar 15% hingga 20%
per tahun. Angka ini seiring dengan prediksi pertumbuhan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang bisa terkerek hingga 20% di tahun 2013.
Sedangkan
Direktur Panin Asset Management, Ridwan Soetedja, memproyeksikan,
reksadana campuran bisa memberi return 15%-17% per tahun.
Reksadana pendapatan tetap diprediksi memberi return 7%-8%. "Ini
dengan asumsi BI rate tetap di 5,75%," kata Ridwan. Meski banyak yang
masih menjagokan reksadana saham, Direktur Mandiri Manajemen Investasi,
Muhammad Hanif, mengingatkan, return investasi reksadana akan optimal
apabila investor menempatkan dananya untuk jangka panjang.
Dia menyarankan investor agar berinvestasi sesuai dengan tujuan
investasi masing-masing. Ia mencontohkan, untuk reksadana saham,
investor akan sulit memperoleh return optimal apabila hanya menempatkan
dananya dalam kurun satu tahun. "Investor menyimpan dana di reksadana
saham minimal selama lima tahun agar meraih hasil optimal," kata Hanif.
Rudiyanto, pengamat pasar modal pun menyarankan agar investor lebih
terbuka untuk melirik reksadana selain saham di tahun depan. Meski
sejumlah analis memprediksi IHSG bisa bullish hingga ke level 5.000 di
2013, namun risikonya pun tentu akan semakin tinggi. "Reksadana
campuran dan pendapatan tetap bisa menjadi pilihan untuk diversifikasi
investasi di tahun depan," ujar dia.
Rabu, 21 November 2012 19:33 WIB
2013, Reksadana Saham akan Tumbuh 9 - 10 persen
Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditengah memburuknya perekonomian Eropa dan AS, prospek industri reksa dana hingga tahun depan dinilai masih sangat bagus pertumbuhannya.
Presiden Direktur PT Schroders, Michael Tjoajadi, mengatakan, industri reksa dana tahun ini hingga tahun 2013 memang masih bagus meskipun tidak bisa kita pungkiri pengaruh dari krisis global masih berdampak pada industri reksadana di Indonesia.
Di antara semua jenis reksa dana, produk reksa dana saham dan reksa dana campuran yang lebih diminati oleh investor. "Kami memperkirakan return reksa dana campuran tahun depan akan sekitar 7 persen -10 persen," katanya di Jakarta (21/11/2012).
"Diproyeksikan reksa dana campuran masih banyak diminati oleh Investor. Banyaknya investor memilih produk ini karena investor melihat produk reksa dana campuran yang masih bagus prospeknya, diikuti dengan risiko dan jangka waktu yang masih jadi pertimbangan investor," tambahnya.
Bahkan, Michael menuturkan, pihaknya berencana memacu reksa dana campuran pada tahun 2013 karena diperkirakan return dari reksadana campuran akan tumbuh pada tahun itu.
"Untuk perkirakan berapa pertumbuhan return reksa dana campuran ini memang sangat sulit, dan kami memang belum merencanakan produk baru dibanding tahun lalu, namun masih potensial," katanya. (*)
fffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGffffffffffffffffffffffffffffffffffff
NAB Reksa Dana Melesat 522% dalam Tujuh Tahun Oleh Nurfiyasari dan Hari Gunarto | Kamis, 17 Januari 2013 | 7:06
JAKARTA – Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana di
Indonesia melesat 522% dalam tujuh tahun terakhir (2006-2012) atau
rata-rata sebesar 74% setahun. Kondisi ini menunjukkan kematangan
pemodal lokal dalam berinvestasi di pasar modal.
Posisi NAB pada
Desember 2012 sebesar Rp 182,7 triliun, melonjak dibanding posisi
Desember 2005 sebesar Rp 29,4 triliun. Sempat turun pada krisis ekonomi
2008, NAB kembali bangkit selama empat tahun terakhir.
Menurut
Dirut Samuel Asset Manajemen Agus B Yanuar, pertumbuhan yang berlipat
ganda tersebut didongkrak reksa dana (RD) saham yang mengambil porsi
separuh dari total NAB. “Ini menunjukkan karakter pemodal reksa dana
yang semakin agresif, dari sebelumnya yang cenderung konservatif,” kata
Agus dalam diskusi tentang reksa dana di ruang redaksi Beritasatu Media
Holdings, Jakarta, Rabu (16/1).
Diskusi juga menampilkan Dirut
Syailendra Capital Jos Parengkuan, Dirut Manulife Asset Management
Indonesia Legowo Kusumonegoro, dan analis reksa dana dari Infovesta
Utama Edbert Suryajaya. Diskusi diprakarsai majalah Investor dalam
rangka pemeringkatan reksa dana terbaik (Mutual Fund Award 2013) yang
bakal digelar pada 27 Februari mendatang.
... sepintas secara jangka panjang, investasi reksa dana saham gw memberi imbal hasil sbb:
JAKARTA -- Memasuki tahun 2013, bursa saham Indonesia mengalami kenaikan meski tidak setajam tahun-tahun sebelumnya.
Bisnis Indonesia mewawancarai Christy Tan, Director & Local Currency
Strategist Global Research Merrill Lynch Singapore Pte Ltd, dan
Victoria Ip, Managing Director Asia CIO Office Merrill Lynch Asia
Pacific Ltd.
Perwakilan dari lembaga pengelola aset dunia Bank of America Merrill
Lynch itu memberi penjelasan serta prediksi tentang ekonomi Indonesia,
mata uang dan investasi secara umum. IHSG diproyeksikan naik secara
perlahan.
Bagaimana pertumbuhan bursa saham Indonesia apakah akan sama seperti tahun lalu?
Victoria: Cukup positif karena sentimen di bursa global termasuk Amerika
Serikat yang telah memberikan pelonggaran kuantitatif, dan di Eropa
yang mulai menunjukkan resolusi terhadap krisis serta peningkatan di
Asia.
Sentimen dalam negeri termasuk konsumsi domestik yang cukup bagus
terutapa pada saat sebelum pemilihan presiden. Sejauh ini tidak ada
aliran dana asing yang mengalir keluar dari Indonesia.
Bursa saham Indonesia positif dengan valuasi yang tidak murah. Oleh karena itu kami melihat kinerjanya relatif, tidak absolut.
Bila dibandingkan dengan bursa Asia secara keseluruhan, pertumbuhan
rata-rata regional kami perkirakan sekitar 10%-15% meski kami belum
dapat memperikan angka pastinya.
Bursa Thailand dan Filipina pada tahun lalu tumbuh lebih cepat
dibandingkan Indonesia. Indonesia tumbuh tidak setajam sebelumnya, lebih
modest. Sektor yang akan mendorong bursa masih dari konsumsi dan
infrastruktur.
Komoditas memang ada sedikit perbaikan dibandingkan tahun lalu karena
China telah pulih dengan menyeimbangkan permintaan dan penawaran.
Secara umum pertumbuhannya modest, sedikit peningkatan akibat kembalinya
permintaan China.
Christy: Merrill Lynch mengamati program pembelian surat utang di AS,
yang disebut dengan QE, sejauh ini telah memberi dampat positif pada
bursa Indonesia.
QE1 memberi dampak yang sangat kuat dan signifikan, QE2 dampaknya lebih rendah dan QE3 cukup lemah.
Merrill Lynch mencatat pada Maret hingga Oktober2009 saat pertama
program QE dijalankan, IHSG naik 79%. Pada program selanjutnya selama
November 2009 hingga November 2010, IHSG mencatat kenaikan 53%.
Sementara itu, pada periode QE2 mulai November 2010 hingga Juni 2011,
IHSG mencetak kenaikan 7,8%. Pada Agustus tahun lalu saat program QE3
diumumkan, IHSG naik 25%.
Pada September 2012 hingga akhir tahun setelah QE3 diputuskan, IHSG naik
3,5%. Bursa saham Indonesia sangat terpengaruh faktor eksternal dan
telah menunjukkan kinerja di atas rata-rata relatif secara regional.
Namun, investor asing mulai mencari aset baru termasuk Thailand yang memiliki ekonomi stabil dan pertumbuhan sedang tinggi.
Indonesia saat ini memiliki problem defist sehingga membuat para
investor ragu masuk ke pasar modal. China sudah mulai kembali menarik
dan aliran dana masuk akan positif.
Bagaimana pasar obligasi Indonesia?
Victoria: Saat ini kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah Indonesia
mencapai 33%, sedikit lebih rendah dibandingkan 35%-36% pada tahun
2011.
Investor asing menganggap Obligasi Indonesia masih menarik tetapi
khawatir masalah harga bahan bakar bersubsidi. Di wilayah Asia secara
umum imbal hasil obligasi termasuk rendah.
Bagaimana dengan obligasi korporasi?
Victoria: Yang perlu dilihat adalah sisi peringkat kredit dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi dalam denominasi dolar.
Sejauh ini obligasi korporasi Indonesia tidak terlalu mencetak capital
gain besar tetapi lebih banyak mendapat untung dari kupon. Lebih banyak
pendapatan dihasilkan oleh kupon dibandingkan oleh kenaikan harga.
(07/Bsi)
Pendapatan Masyarakat RI Rp 2,77 Juta Per Bulan di 2012
Liputan6.com, Jakarta : Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) per kapita masyarakat Indonesia atas harga berlaku sepanjang tahun 2012 mencapai Rp 33,3 juta atau US$ 3.562,6.
Pendapatan masyarakat tersebut meningkat 9,53% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 30,4 juta atau US$ 3.498,2.
Dengan kata lain, masyarakat Indonesia memperoleh pendapatan per bulan sebesar Rp 2,775 juta atau setara Rp 92.500 per hari.
Kepala BPS Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Selasa (5/2/2013) mengatakan, PDB Indonesia pada kuartal IV-2012 masih didominasi oleh Pulau Jawa. Provinsi DKI Jakarta masih menjadi pengkontribusi PDB terbesar diikuti Jawa Timur dan Jawa Barat.
Secara kuantitatif, BPS melaporkan kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sementara kegiatan primer lebih banyak dkikontribusi daerah-daerah di luar Jawa.
BPS sebelumnya melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 mencapai 6,23%. Sumber pertumbuhan berasal dari pengeluarkan konsumsi rumah tangga yang mencapai 5,28%. pembentukan modal tetap bruto 9,81%.
"Karena investasi kaitannya dengan produktivitas," kata Suryamin seraya menambahkan pengeluaran konsumsi pemerintah turun 1,25% dibandingkan setahun sebelumnya. (Fik/Shd)
mmmmmmmmmmmmmmmmmmNNNNNNNNNNNNNNNNNNNmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Going with the flow
THE big theme of the market this year, as already mentioned in this blog,
has been the "great rotation" out of equities and into bonds. The idea
is that a combination of renewed investor confidence and the dismal
yields on government debt will drive investors into the stockmarket. In
turn, this will prompt a further rally in share prices.
The idea
of a "wall of money" that will push a given market higher (if walls can
push) has been around for a long time - I can remember, as a young
reporter on the FT, quoting breathless strategists about the Japanese
wall of money that would drive up European share prices in the late
1980s. Gold bugs still hope that emerging market central banks will
bolster the bullion price, and indeed the Russians have been buying.
Plenty
of banks and brokers pay great attention to cross-border money flows
rather like Roman augurs sorting through chicken entrails for
indications of the future. But a note from Jeffrey Rosenberg at
BlackRock points out that the causation goes the other way
We
ran a Granger causality test on 5 years of monthly stock and bond data.
The data clearly indicate that past returns help to predict future
flows; past flows show no similar predicted power on future returns
In
other words, flows follow returns, not the other way round. People hear
that the stockmarket is doing well, think "I'd like a piece of that"
and pile in. it is part of the odd nature of asset markets that a rise
in price causes an increse in demand, not a fall. Conversely, a very
sharp fall in an asset price can put investors off for a considerable
period. As Mr Rosenberg points out, since 2008 equity mutual funds have
seen a net $460 billion of outflows since 2008; that hasn't stopped the
stockmarket from rallying strongly from its spring 2009 low. Indeed,
he adds that there was no great rotation from bonds into equities in
Janaury; both sectors recorded net inflows ($13 billion for the former
and $45 billion for the latter). There was a rotation out of cash; money
market funds saw net outflows of $21 billion and commercial bank
deposits by $141 billion.
Certainly, it looks as if equities are
attractively valued relative to bonds at the moment, but that just means
the former asset seems likely to produce superior returns; that
statement is compatible with the stockmarket remaining flat and bonds
losing 10%.
Predicting flows is quite a different calculation.
Leaving aside QE for the moment, government still have lots of bonds to
issue; corporations prefer to issue debt (with tax-deductible interest)
to equity. All that debt has to be bought by someone. As the population
ages and pension funds mature, there will be a ready market for
income-yielding assets (look at Japan); regulations may also force
insurance companies and banks (for collateral purposes) to hold lots of
government debt.
From time to time, newspapers will write articles
about the death of the "cult of the equity". Those articles are not
meant to imply that equities will never have bull runs again; of course
they will. Instead, the implication is that the days are gone when
investors could stick the bulk of their money in equities and rely on
the risk premium to deliver superior returns.
INILAH.COM, Jakarta – IHSG masih mencatatkan rekor
tertinggi sehingga membuat pelaku pasar grogi di level ketinggian. Tapi,
rupiah sebaliknya seiring nada hawkish dari The Fed. Seperti apa?
Analis
senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan
rupiah akhir pekan ini setelah dolar AS menguat. Salah satunya dipicu
oleh komentar hawkish (promoneter ketat) dari salah satu petinggi The
Fed James Bullard. Bullard mengkhawatirkan besarnya stimulus moneter
yang telah diberikan oleh The Federal Reserve (The Fed) dan khawatir
terhadap dampak yang ditimbulkan ketika The Fed menarik kembali stimulus
tersebut.
Pada saat yang sama, dolar AS mendapat dukungan dari
klaim pengangguran AS yang cukup positif sehingga memperkuat semakin
kontrasnya ekonomi zona euro dengan AS. "Karena itu, sepanjang
perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 9.685 dengan level
terkuat 9.655 dari posisi pembukaan 9.665 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (15/2/2013).
Kurs rupiah
terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat
(15/2/2013) ditutup melemah 15 poin (0,15%) ke angka 9.670/9.680 dari
posisi kemarin 9.655/9.665.
Klaim pengangguran AS dirilis berkurang jadi 341 ribu dari prediksi 361 ribu dan publikasi sebelumnya 368 ribu.
Di
sisi lain, lanjut Firman, salah satu petinggi Bank of England (BoE) Ben
Broadbent jusrtu berkomentar sebaliknya alias dovish (promenter
longgar). Broadbent menyatakan dukungannya terhadap pemberian stimulus
lebih lanjut dari bank sentral Inggris. "Meskipun, dia tidak begitu
yakin kebijakan tambahan stimulus dapat membantu pemulihan ekonomi
secara signifikan," tutur Firman.
Pasalnya, BoE memang sudah
mengucurkan banyak stimulus. Selain program pembelian obligasi, sudah
ada fasilitas pendanaan murah untuk kredit usaha. "Tapi, stimulus ini
tidak banyak membantu perekonomian terutama dengan pemerintah Inggris
yang cukup gencar dengan pemangkasan anggarannya," timpal dia.
Selebihnya,
pelemahan rupiah masih dipicu oleh memburuknya sentimen eksternal.
Terutama setelah rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Zona Euro yang
membuat pasar khawatir dengan perlambatan ekonomi global.
PDB zona
euro untuk kuartal IV-2012 dirilis semakin dalam resesinya di level
-0,6% dari prediksi -0,4% dan kuartal sebelumnya -0,1%.
Alhasil,
dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap
euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat
ke 80,44 dari sebelumnya 80,36. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan
menguat ke US$1,3325 dari sebelumnya US$1,3359 per euro," imbuh Firman.
Dari
bursa saham, pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan,
dari sisi grafiknya, tren IHSG saat ini masih bullish. “Pelaku pasar
tinggal mengikuti arusnya hingga level berapa,” kata Irwan.
Pada perdagangan Jumat (15/2/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )
ditutup menguat 22,876 poin (0,50%) ke angka 4.611,549. Intraday
terendah 4.588,236 dan tertinggi 4.616,001 sekaligus rekor tertinggi
sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI). Rekor tertinggi sebelumnya
di level 4.601,952 yang terbentuk pada Kamis (14/2/2013).
Dalam
situasi bullish, Irwan menyarankan para trader untuk tidak melawan pasar
dengan aksi ambil untung (profit taking). “Sebab, kita akan selalu
menemukan harga yang lebih tinggi lagi, lalu lebih tinggi lagi,”
ujarnya.
Memang biasanya, kata dia, pada level tertinggi baru,
IHSG mengundang orang untuk merealisasikan keuntungan. Sebab, pelaku
pasar takut pada level ketinggian. “Ini merupakan penyakit wajar yang
terjadi pada trader jangka pendek,” ucapnya.
Menurut Irwan, mereka
grogi saat mendapat untung tapi jika rugi justru mereka tidak grogi.
Trader jangka pendek pada umumnya, setelah untung 7-10% merasa grogi
sehingga tergoda untuk profit taking karena takut hilang keuntungannya.
“Tapi, saat rugi hingga 30% justru mereka tahan dan baru grogi jika rugi
hingga 50% dari saham yang dibelinya,” imbuh Irwan.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
IHSG Melejit, Reksa Dana Saham Diprediksi Kinclong Tahun Ini
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Senin, 04/03/2013 15:35 WIB
Jakarta - Reksa dana saham dinilai memiliki
peluang investasi yang bagus di tahun ini. Hal itu terkait dengan
kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mencatatkan
kenaikan hingga 13% sampai Februari 2013 ini.
Untuk reksa dana
saham produk BNP Solaris saja tahun lalu mencatat return mencapai 22,08%
jauh lebih tinggi dari deposito yang hanya 6% per tahun.
"Reksa
dana saham lumayan positif. Indeks sudah naik 13% sekarang, ini
berpengaruh juga ke reksa dana saham," kata Presiden Direktur PT BNP
Paribas Vivian Secakusuma, saat ditemui di kantornya, di Mayapada Tower,
Jakarta, Senin (4/3/13).
Dia menyebutkan, di 2012 saja IHSG
sudah mencatatkan kenaikan hingga 12,4%, sementara kinerja reksa dana
tercatat 11%. "Target bisa mengalahkan tolak ukur, bisa mengalahkan
IHSG," ujarnya.
Menurutnya, pasar saham di Indonesia masih
memiliki potensi naik lebih dari yang ada saat ini. "Walaupun kita harus
waspada karena volatilitas akan cukup tinggi. Kita masih concern di
Amerika dan Eropa. Ini menjadi pertimbangan investor," kata dia.
Oleh Dina Farisah - Jumat, 15 Maret 2013 | 07:50 WIB
kontan
JAKARTA. Kinerja reksadana saham diuntungkan
oleh melesatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di awal tahun ini.
Direktur PT Sucorinvest Asset Management, Christian Hermawan menyatakan,
pertumbuhan reksadana saham mengikuti IHSG.
Dengan kata lain, peningkatan kelolaan reksadana berasal dari
kenaikan nilai aset dasar reksadana. Lihat saja data di pusat informasi
reksadana. Per Februari 2013, total nilai aktiva bersih (NAB) reksadana
mencapai sekitar Rp 183,25 triliun, naik ketimbang posisi Januari 2013
senilai Rp 181,1 triliun.
Tapi, total unit penyertaan pada Februari lalu turun menjadi 110,69
miliar unit. Sebagai perbandingan, total unit penyertaan per Januari
2013 mencapai 111,79 miliar unit.
Namun, ia belum yakin jika kinerja rata-rata reksadana saham tahun
ini bisa lebih unggul dari IHSG. Sebab, hal itu tergantung strategi
manajer investasi dalam memilih portofolio.
Saat ini, sebesar 60% dana kelolaan reksadana saham Sucorinvest
diparkirkan pada saham LQ45. Reksadana saham Sucorinvest bernama
Sucorinvest Equity Fund menempatkan 15,8% dana kelolaan di sektor
keuangan, 13% pada infrastruktur dan transportasi, 12,5% di sektor
perdagangan dan investasi, 9,9% di sektor konsumsi, dan 8,8% di industri
dasar. "Target return reksadana saham kami hingga akhir tahun antara 20%-25%," ungkap Christian.
Christian yakin, IHSG berpotensi menembus level 5.000 dalam waktu
dekat. Sebab, dana asing masih masuk ke pasar modal Indonesia.
Reksadana saham Panin Dana Maksima buatan PT Panin Asset Management
mencatatkan pertumbuhan 14,73% sejak akhir tahun 2012 hingga Februari
2013. Kinerja ini berhasil melampaui kinerja rata-rata reksadana saham
serta kinerja IHSG.
Panin menargetkan, imbal hasil reksadana saham ini bisa mencapai 20%
hingga akhir tahun. "Kinerja reksadana saham kami banyak terbantu sektor
perbankan, consumer goods, dan properti. Portofolio kami yang
fokus di saham berkapitalisasi besar juga mendapatkan keuntungan dari
derasnya capital inflow Januari hingga Februari," tutur Ridwan Soetedja,
Direktur Panin Asset Management.
Ketiga sektor tersebut, lanjut Ridwan, masih sangat prospektif
sepanjang tahun ini. Pihaknya meyakini, sektor perbankan dan properti
masih berpotensi naik.
Meskipun sektor properti sudah naik tinggi sepanjang 2012, peluang
kenaikan harga masih terbuka. Sedangkan, sektor konsumsi masih
diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya masyarakat kelas
menengah.
Saat ini, dana kelolaan Panin Rp 11,5 triliun. Kontribusi terbesar
dari reksadana saham, yakni sebesar 60%. Dana kelolaan tersebut
diharapkan bisa tumbuh menjadi Rp 15 triliun pada akhir tahun.
Analis PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo memperkirakan, IHSG tahun
ini akan tumbuh 14,7%. Pihaknya berasumsi, IHSG hingga akhir 2013 akan
menembus level 4.950. Sementara, pertumbuhan reksadana saham berdasarkan
equity fund index diproyeksikan antara 11,5%-14,8%.
Praska menilai, IHSG masih rawan koreksi. "Tapi, jika investor
memiliki visi jangka panjang, maka bisa mengakumulasi saat pasar
tertekan," tutur Praska.
Reksa Dana Dongkrak Pemodal Lokal Oleh Farid Firdaus | Sabtu, 10 Mei 2014 | 8:44
JAKARTA
– Untuk melipatgandakan jumlah investor domestik di pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) terus menggenjot pemodal ritel pada industri reksa dana. Berbagai kemudahan
tengah disiapkan untuk merangsang masyarakat membeli produk reksa dana.
Pada 2017, investor
reksa dana ditargetkan mencapai 5 juta investor dari saat ini 180 ribu, dengan
peningkatan total nilai aktiva bersih (NAB) dari Rp 200 triliun menjadi Rp
1.000 triliun. Dengan terus meningkatnya jumlah investor domestic pada industri
reksa dana, terutama reksa dana saham, pasar saham domestik diharapkan lebih
stabil dan tahan menghadapi gejolak.
Deputi Komisioner
OJK Bidang Pengawas Pasar Modal 2 Noor Rachman mengungkapkan, OJK bakal merevisi
sejumlah peraturan untuk mempermudah masyarakat membeli produk reksa dana. Yang
akan direvisi antara lain Peraturan Bapepam- LK No VD 10 tentang Prinsip Mengenal
Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal.
Salah satu isi
rancangan revisi beleid ini adalah membolehkan investor membuka akun reksa dana
secara elektronik. Kemudahan ini berlaku bagi investor yang membeli reksa dana
maksimal Rp 100 juta. Di atas nilai tersebut, investor tetap wajib membuka
pertama kali secara langsung dan bertemu tatap muka (face
to face) dengan manajer investasi (MI).
Kemudahan lainnya,
menurut Noor Rachman, nasabah individu tidak perlu menyertakan nomor pokok wajib
pajak (NPWP). Hanya badan usaha, yayasan, dan perkumpulan berbadan hukum yang
wajib melampirkan NPWP. Pembahasan draf beleid ini sudah selesai dan sedang
diuji publik.
kontan JAKARTA. Investor kian menggandrungi
reksadana. Potensi imbal hasil yang relatif tinggi menyebabkan reksadana
menjadi pilihan investasi favorit para investor.
Dari tahun ke tahun, dana kelolaan reksadana tumbuh lebih konsisten
ketimbang instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, deposito
dan emas. Namun memang, sejauh ini nilai dana kelolaan reksadana masih
di bawah nilai investasi di instrumen lain yang lebih senior dan
populer, seperti deposito.
Mengutip data resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per akhir Juli
2014, total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 212,78 triliun atau
mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa. Dibandingkan dengan bulan
sebelumnya, dana kelolaan tersebut meningkat 1,33%.
Sementara sejak awal tahun hingga akhir Juli atau year to date
(ytd), dan kelolaan tersebut melesat 10,51%. Pada periode sama, unit
penyertaan reksadana mencapai 127,01 miliar, naik 1,12% ketimbang bulan
sebelumnya atau naik 5,07% ytd.
Analis PT Infovesta Utama, Yosua Zisokhi menilai, kenaikan dana
kelolaan reksadana disebabkan oleh dua hal, yakni kenaikan nilai aset
dasar dan minat investor. “Minat investor terlihat dari kenaikan unit
penyertaan yang cukup signifikan,” kata Yosua.
Ia optimistis, reksadana bisa memberikan return oke di tahun ini.
Sebagai gambaran, indeks imbal hasil tahunan reksadana saham Infovesta
per 11 Agustus 2014 di posisi 11,86%. Nilai ini lebih tinggi
dibandingkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode sama,
yakni 10,18%.
Sedangkan indeks reksadana pendapatan tetap tahunan sebesar 3,17%.
Padahal, indeks harga obligasi pemerintah versi Infovesta hanya 2,56%.
Wajar jika investor menggandrungi reksadana.
Manajer investasi juga terus menggenjot dana kelolaan mereka.
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Prihatmo Hari
menargetkan, total dana kelolaan DIM pada akhir tahun 2014 naik menjadi
Rp 16 triliun-Rp 17 triliun. Naik 25,92% dibandingkan posisi Juni 2014
yang sebesar Rp 13,5 triliun.
Namun menurut Chief Investment Officer Mandiri Manajemen
Investasi Priyo Santoso, kini makin sulit mengerek dana kelolaan karena
bersaing dengan bunga deposito. "Klien penting perbankan saja bisa
mendapat 10% dari deposito," kata Priyo.
Alhasil, MMI merevisi target dana kelolaan akhir tahun ini, dari
target awal Rp 28,9 triliun menjadi Rp 25 triliun. Per 5 Agustus 2014,
dana kelolaan MMI senilai Rp 23,84 triliun. Head of Operation and Business Development Panin Asset
Management Rudiyanto menyarankan, investor reksadana pendapatan tetap
dan campuran waspada.Dari domestik, ada kemungkinan harga bahan bakar
minyak (BBM) naik. Dari luar negeri, bank sentral Amerika Serikat akan
menaikkan bunga tahun ini atau tahun depan.
Dua faktor tersebut dapat memicu gejolak di pasar obligasi. Padahal,
obligasi adalah aset dasar bagi reksadana pendapatan tetap serta
reksadana campuran.
... uda tau ada risiko TINGGI banget, ekh, malah MASIH DILAKONI ... liat di jalan2 kita, nyaris tidak ada pengendara yang TIDAK BERISIKO TINGGI ... semua risiko dilakoni: menyalip, ngebut, nyaris menabrak, menyenggol, dll
... contoh korban penipuan investasi yang makin marak (BUKANNYA BERKURANG LHO ya), menunjukkan bahwa SEBAGIAN KECIL RAKYAT kita DOYAN BERJUDI
... penjudi SANGAT LEKAT DENGAN JANGKA WAKTU SINGKAT
... penjudi TIDAK PEDULI RISIKO TINGGI, dan TIDAK PEKA JANGKA WAKTU PANJANG
... penjudi SELALU CEMAS jika KEBUTUHAN JANGKA PENDEKNYA TIDAK TERPENUHI, misalnya, seorang yang miskin pasti cemas soal perutnya dan badannya, karena faktor makanan itu penting sekali, dan vital... misalnya seorang yang sudah cukup segala-galanya pasti cemas soal keamanan dirinya ... misalnya seorang yang sudah cukup sandang pangan pasti cemas soal papan, yaitu tempat tinggal ... gimana membedakan kewajaran sikap akan kebutuhan dengan kecemasan akan kebutuhan tersebut ... well, gw susah membedakannya jika memang ada perbedaan yang tipis aka sebelas duabelas ... kecemasan bisa tinggi bisa rendah ... antara kecemasan tinggi dan rendah kadang juga beti aka beda tipis aka sebelas duabelas ... contoh: cemas memutuskan untuk bekerja sebagai tukang sapu jalan, karena takut ditabrak kendaraan, padahal kualifikasinya memang cukup sebagai tukang sapu jalanan ... contoh: cemas memutuskan untuk membeli rumah susun sederhana, padahal isi koceknya dan kemampuan berkreditpropertinya telah sesuai dengan persyaratan kepemilkan RSS, karena menyisihkan uang bulanan demi tempat tinggal tersebut akan mengganggu pembelian kebutuhan rokok setiap bulan ... contoh: cemas beraktivitas tinggi berkelana keluar kota dan keluar negeri karena situasi keamanan transportasi yang sebenarnya normal itu pun telah menjadi momok bagi orang2 yang mapan dan mampu ... nah, seorang penjudi biasanya mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi terhadap urusan keuangan demi kebutuhan jangka pendeknya ... bedanya mungkin yang paling jelas adalah soal uang yang cukup ... kecukupan uang itu amat berarti bwat seorang penjudi, tampaknya
Jakarta -Sudah beragam skema investasi yang ditawarkan
kepada masyarakat. Tidak sedikit pula yang akhirnya berakhir dengan
kerugian karena uang investor raib dilarikan si penyelenggara investasi.
Kini,
skema 'investasi' MMM tengah ramai dibicarakan. MMM adalah singkatan
dari Manusia Membantu Manusia, tetapi aslinya adalah Mavrodi Mondial
Moneybook yang diambil dari nama penemunya, Sergey Mavrodi.
Tak main-main, 'investasi' di MMM mampu menjanjikan keuntungan sampai 30% per bulan. Padahal, MMM tidak seperti Multi Level Marketing yang menjual barang. MMM hanya berbentuk aktivitas perputaran uang di antara para anggotanya.
“Menjanjikan return 30% per bulan ini nggak rasional," kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK–CSA) Reza Priyambada kepada detikFinance, seperti ditulis Selasa (12/8/2014).
Reza
menjelaskan, berbagai jenis produk investasi yang ditawarkan selalu
disertai dengan risiko dan tidak ada perjanjian pemberian keuntungan
dengan angka pasti. Hal ini berlaku untuk semua jenis investasi seperti
saham, reksa dana, properti, dan sebagainya.
“Investasi di mana
pun tidak ada yang menjanjikan imbal hasil atau keuntungan secara pasti,
semua pasti ada risikonya. Misalkan investasi di properti, ada risiko
misalnya tiba-tiba terbakar. Kemudian investasi di emas, terpengaruh
pergerakan harga komoditas. Saham juga begitu, hari ini untung, besok
bisa rugi tergantung fluktuasi harga saham,” jelas Reza.
Reza
menambahkan, investasi bukan saja soal keuntungan tetapi juga produk
yang ditawarkan dipastikan legal atau terdaftar di Otoritas Jasa
keuangan (OJK). Menurutnya, OJK perlu memperluas pengawasan dalam hal
jenis penggalangan dana yang bukan dilakukan lembaga keuangan.
“OJK
penggalangan dana masyarakat tanpa dilengkapi dengan lembaga keuangan
yang menaunginya. Ini harusnya jadi ruang lingkup OJK juga agar bisa
ditertibkan,” tegasnya.
Apakah Anda punya pengalaman dengan MMM? Silakan berbagi cerita dengan kami dengan mengirimkan e-mail ke alamat redaksi@detikfinance.com. (drk/hds)
rerata selama 12 taon terakhir, ihsg POSITIF seh selama bulan penuh berkah, ramadhan ... :)
... apa yang terjadi PAS RAMADHAN 2013, ihsg BI$A APA ... hmmm, ternyata :
pos1t1f tuh, namun DI BAWAH TREN TERBAEK @2007 n 2010, saat emang EKONOMI GLOBAL LAGE NGETOP, komoditas kita LAKU KERAS di GLOBAL ... berkah puasa domestik emang TERASA walo GDP cuma + 5,81% aja ... lumayan lah ... :)
... analisis secara indikatif terhadap pergerakan IHSG 2001-2014 berikut, bukan hanya terkait faktor bulan RAMADHAN / puasa, tetapi juga secara kasar dikaitkan dengan faktor RAKSASA laennya: PILPRES, HARGA BBM n KRISIS FINANSIAL GLOBAL:
...beberapa kesimpulan sederhana (tetap mesti diteliti lebe jauh seh secara akademis):
1. berdasarkan data ihsg per bulan puasa sejak 2001 s/d 2014, maka ihsg mengalami potential gain% sebesar +1243% (12 kali lipat lebe). Secara kasar berarti : +88,88% per taon
2. ihsg mengalami fase positive gain sebanyak 9 kali dalam waktu 14 taon saat bulan puasa, bisa ditarik kesimpulan sederhana: secara dominan, bulan puasa adalah bulan penuh berkah bwat ihsg
3. ihsg mengalami fase negative gain sebanyak 5 kali dalam waktu 14 taon saat bulan puasa, berarti secara kasar tetap mungkin terjadi penurunan ihsg saat bulan puasa dengan rasio kasar : negative gain trend banding positive gain trend = 0.55. Lebe dari 0.5, berarti cenderung negatif pada tren ihsg bulan puasa. Namun jika diukur tren negative gain dalam 14 taon, maka diperoleh persentase lebe rendah: 35,71%. Berarti 2 indikator ini saling tarik menarik, sehingga dibutuhkan faktor2 laen untuk mempertimbangkan ekspektasi pada saat akan memasuki bulan puasa.
4. harga BBM menjadi faktor dominan : tahun 2004 didahului oleh 3 kali kenaekan harga dalam 3 taon berturut-turut, maka ihsg rontok sekira 15% (potential gain% =-14,83%). Tahun 2005 setelah pilpres 2004, terjadi kenaekan harga 2 kali, ihsg saat bulan puasa : -3%. Tahun 2008 saat terjadi 1 kali kenaekan harga, dan dibarengi dengan krisis finansial global yang berpusat di AS (Amerika Serikat) maka ihsg terkoreksi pada bulan puasa : nyaris 10% (-9,40%). Namun dengan penurunan harga sebanyak 2 kali pada taon 2008 dan 1 kali pada 2009, maka pada saat pilpres 2009, ihsg bulan puasa positif @ +2,83%. IHSG mempertahankan positive gain pada 2013 walo harga dinaekkan, yaitu +3,71% pada bulan puasa. Kesimpulan sederhana : kenaekan harga BBM saja tidak akan menekan tren ihsg bulan puasa, ternyata. Jika kenaekan harga dibarengi dengan proses politik (pilpres) atawa krisis keuangan global, maka tekanan pada ihsg akan lebe mungkin terjadi.
5. Faktor krisis keuangan dunia lebe mungkin berimbas pada kenaekan harga BBM dan tren ihsg, seperti tampak pada taon 2008 dan 2011. Namun kebijakan tapering off stimulus amrik justru menguatkan ihsg. Sekali pun ada tekanan harga BBM yang naek, namun pada 2013, saat tapering off, ihsg mencetak +3,71%.
6. Well, banyak faktor laen yang bisa dipertimbangkan dalam berekspektasi akan tren ihsg saat bulan puasa : kurs dolar/rupiah, neraca perdagangan, APBN, GDP dll.
kesimpulan paling sederhana: BOBO saat SEGALA BADAI EKONOMI TERJADI, he3, imbal hasil investasi TETAP TINGGI ya ... :)