KEEP BUYING, jangka panjang LEBE BAGU$, pindah ke http://investasireksadanaindonesiagw.blogspot.com/ aka INVESTASI REKSA DANA INDONESIA gw
gW suka BANGET ketidakPASTIan
Senin, 31 Mei 2010
Senin, 24 Mei 2010
when there is BLOOD in the street... GW BELI...240510
Senin, 24 Mei 2010 | 17:47
REKSADANA
Return Reksadana Saham Lebih Terpuruk Ketimbang IHSG
JAKARTA. Habis sudah masa-masa para pemegang reksadana saham dalam mengail keuntungan. Selaras dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus terpuruk dalam beberapa bulan terakhir, investor pun harus gigit jari lantaran seluruh imbal hasil (return) reksadana saham berada di posisi minus.
Tengok saja data PT Infovesta Utama hingga 21 Mei 2010. Dalam sebulan terakhir, reksadana Panin Dana Maksima yang menempati posisi teratas produk dengan return tertinggi, hanya memiliki return -5,03%. Kemudian diikuti Reksadana BNIS Saham Syariah dengan -6,06%, Schroder 90 Plus Equity Fund (-7,86%), Mandiri Investa UGM (-8,54%), dan Schroder Indo Equity Fund (-9,47%).
Sementara, bila dihitung secara rerata, return reksadana saham keseluruhan masih berada di bawah IHSG. Dalam periode sama, indeks reksadana saham mencapai minus 12,1%. Padahal, IHSG hanya melorot sekitar 9,94%.
"Ini menandakan tipikal manajer investasi (MI) Indonesia yang memang tergolong agresif," simpul Wawan Hendrayana, Analis PT Infovesta Utama, awal pekan ini. Itu sebabnya pula, ada beberapa produk yang mencapai return 180%, ketika reksadana saham mendulang tinggi sepanjang tahun 2009 lalu.
Ade Jun Firdaus
REKSADANA
Return Reksadana Saham Lebih Terpuruk Ketimbang IHSG
JAKARTA. Habis sudah masa-masa para pemegang reksadana saham dalam mengail keuntungan. Selaras dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus terpuruk dalam beberapa bulan terakhir, investor pun harus gigit jari lantaran seluruh imbal hasil (return) reksadana saham berada di posisi minus.
Tengok saja data PT Infovesta Utama hingga 21 Mei 2010. Dalam sebulan terakhir, reksadana Panin Dana Maksima yang menempati posisi teratas produk dengan return tertinggi, hanya memiliki return -5,03%. Kemudian diikuti Reksadana BNIS Saham Syariah dengan -6,06%, Schroder 90 Plus Equity Fund (-7,86%), Mandiri Investa UGM (-8,54%), dan Schroder Indo Equity Fund (-9,47%).
Sementara, bila dihitung secara rerata, return reksadana saham keseluruhan masih berada di bawah IHSG. Dalam periode sama, indeks reksadana saham mencapai minus 12,1%. Padahal, IHSG hanya melorot sekitar 9,94%.
"Ini menandakan tipikal manajer investasi (MI) Indonesia yang memang tergolong agresif," simpul Wawan Hendrayana, Analis PT Infovesta Utama, awal pekan ini. Itu sebabnya pula, ada beberapa produk yang mencapai return 180%, ketika reksadana saham mendulang tinggi sepanjang tahun 2009 lalu.
Ade Jun Firdaus
RD terproteksi, jelas ... 240510
Imbal Hasil Reksa Dana Batavia 7,7%
Produk itu akan menempatkan minimal 80% dana kelolaannya pada instrumen efek utang.
SENIN, 24 MEI 2010, 10:30 WIB
Arinto Tri Wibowo
VIVAnews - PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen kembali menawarkan produk reksa dana terproteksi Batavia Proteksi Utama-2 (BPU-2).
Produk BPU-2 itu akan menempatkan minimal 80 persen dana kelolaannya pada instrumen efek utang dan sisanya pasar uang.
"Batavia Proteksi Utama-2 akan berinvestasi pada efek utang korporasi dengan peringkat AA- untuk jangka waktu maksimal tiga tahun dengan adanya pelunasan sebagian setelah tahun pertama," kata Associate Director, Head of Sales and Marketing Batavia Prosperindo Aset Manajemen Karma P Siregar dalam siaran pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, Senin 24 Mei 2010.
BPU-2 diperkirakan memberikan imbal hasil 7,7 persen net per tahun (sekitar 9,6 persen gross) yang dibagikan dalam bentuk dividen per tiga bulan. Reksa dana itu akan dipasarkan melalui agen penjual Standard Chartered Bank dan DBS Bank hingga akhir bulan ini.
Batavia berharap dapat meluncurkan produk-produk sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang ada. Produk yang diluncurkan juga diharapkan memberikan nilai tambah bagi investor. (wm)
arinto.wibowo@vivanews.com
• VIVAnews
Produk itu akan menempatkan minimal 80% dana kelolaannya pada instrumen efek utang.
SENIN, 24 MEI 2010, 10:30 WIB
Arinto Tri Wibowo
VIVAnews - PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen kembali menawarkan produk reksa dana terproteksi Batavia Proteksi Utama-2 (BPU-2).
Produk BPU-2 itu akan menempatkan minimal 80 persen dana kelolaannya pada instrumen efek utang dan sisanya pasar uang.
"Batavia Proteksi Utama-2 akan berinvestasi pada efek utang korporasi dengan peringkat AA- untuk jangka waktu maksimal tiga tahun dengan adanya pelunasan sebagian setelah tahun pertama," kata Associate Director, Head of Sales and Marketing Batavia Prosperindo Aset Manajemen Karma P Siregar dalam siaran pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, Senin 24 Mei 2010.
BPU-2 diperkirakan memberikan imbal hasil 7,7 persen net per tahun (sekitar 9,6 persen gross) yang dibagikan dalam bentuk dividen per tiga bulan. Reksa dana itu akan dipasarkan melalui agen penjual Standard Chartered Bank dan DBS Bank hingga akhir bulan ini.
Batavia berharap dapat meluncurkan produk-produk sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang ada. Produk yang diluncurkan juga diharapkan memberikan nilai tambah bagi investor. (wm)
arinto.wibowo@vivanews.com
• VIVAnews
ASIEN-k back again to INDON'S HUG (240510)
Investor asing kembali mengincar surat utang negara (SUN) yang diterbitkan pemerintah Indonesia. Dalam sehari, jumlah kepemilikan asing di SUN bertambah Rp 1 triliun lebih.
Menurut catatan Direktorat Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip Senin (24/5/2010), kepemilikan asing di SUN bertambah dari posisi 19 Mei 2010 sebesar Rp 144,35 triliun menjadi Rp 145,8 triliun di 20 Mei 2010.
Sampai dengan 20 Mei 2010, total SUN yang diperdagangkan mencapai Rp 609,68 triliun. Porsi terbesar tetap dipegang oleh perbankan yang jumlahnya mencapai Rp 236,59 triliun.
Dalam data tersebut, Bank Indonesia (BI) memiliki SUN sebesar Rp 20,47 triliun. Jumlah SUN yang dimiliki oleh BI bertambah Rp 3 triliun dalam sehari.
Kemudian industri reksa dana memiliki SUN sebesar Rp 46,49 triliun, industri asuransi Rp 76,97 triliun, industri dana pensiun Rp 37,35 triliun, industri sekuritas Rp 260 miliar, dan lain-lain Rp 45,75 triliun.
Sumber: detikcom
Menurut catatan Direktorat Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip Senin (24/5/2010), kepemilikan asing di SUN bertambah dari posisi 19 Mei 2010 sebesar Rp 144,35 triliun menjadi Rp 145,8 triliun di 20 Mei 2010.
Sampai dengan 20 Mei 2010, total SUN yang diperdagangkan mencapai Rp 609,68 triliun. Porsi terbesar tetap dipegang oleh perbankan yang jumlahnya mencapai Rp 236,59 triliun.
Dalam data tersebut, Bank Indonesia (BI) memiliki SUN sebesar Rp 20,47 triliun. Jumlah SUN yang dimiliki oleh BI bertambah Rp 3 triliun dalam sehari.
Kemudian industri reksa dana memiliki SUN sebesar Rp 46,49 triliun, industri asuransi Rp 76,97 triliun, industri dana pensiun Rp 37,35 triliun, industri sekuritas Rp 260 miliar, dan lain-lain Rp 45,75 triliun.
Sumber: detikcom
Kamis, 20 Mei 2010
danareksa meluncurkan produk RDS lage ... 200510
Danareksa Gandeng BII Pasarkan Reksa Dana
Reksa Dana Mawar Fokus 10 memiliki karakteristik yang unik, dengan portofolio 10 saham.
KAMIS, 20 MEI 2010, 17:45 WIB
Arinto Tri Wibowo
VIVAnews - Setelah meluncurkan reksa dana saham Danareksa Mawar Fokus 10 pada 23 Februari 2010, PT Danareksa Investment Management menggandeng PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) sebagai agen pemasaran untuk produk reksa dana tersebut.
Penandatanganan kerja sama dilakukan hari ini, Kamis 20 Mei 2010 di gedung Danareksa, Jakarta.
Siaran pers Danareksa yang diterima VIVAnews menyebutkan, dengan kerja sama itu, produk Mawar Fokus 10 akan langsung ditawarkan melalui 261 cabang BII mulai hari ini.
Reksa Dana Mawar Fokus 10 memiliki karakteristik produk yang unik, dengan portofolio produknya hanya terdiri atas 10 saham.
Pemilihan saham pada produk itu dititikberatkan pada 30 saham peringkat teratas berdasarkan kapitalisasinya. Seleksi saham dilakukan dengan memilih saham peringkat 16 sampai 30.
Dari ke-15 saham tersebut, akan dipilih 10 saham berdasarkan kriteria fundamentalnya sebagai portofolio Mawar Fokus 10. Pengelolaan reksa dana tersebut bersifat semi-aktif, dengan proses rebalancing akan dilakukan sebulan sekali.
Produk ini dirancang untuk melengkapi produk reksa dana saham yang telah diluncurkan Danareksa sebelumnya dan juga dipasarkan melalui BII, yaitu ”Mawar” dan ”Mawar Agresif”.
"Mawar difokuskan pada saham yang berkapitalisasi besar, sedangkan Mawar Agresif dapat masuk ke seluruh lini saham," ujar Direktur Utama Danareksa Investment Management John D Item.
Sementara itu, Mawar Fokus 10 difokuskan pada saham berkapitalisasi menengah. "Kami bermitra dengan BII karena selain berpengalaman dalam melakukan penjualan reksa dana, bank itu juga memiliki kekuatan jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki customer base yang kuat," ujarnya.
Stefanus Willy Sukianto, senior vice president (SVP) Wealth Management and Funding Business BII mengatakan, dengan adanya Mawar Fokus 10, investor memiliki berbagai pilihan untuk berinvestasi di reksa dana saham sesuai karakteristik masing-masing.
Sejak diluncurkan, dana kelolaan Reksa Dana Mawar Fokus 10 saat ini telah mencapai Rp 130 miliar. Danareksa akan selalu berusaha untuk menghadirkan produk-produk inovatif yang menyesuaikan dengan kondisi pasar dan animo masyarakat. (hs)
arinto.wibowo@vivanews.com
• VIVAnews
Reksa Dana Mawar Fokus 10 memiliki karakteristik yang unik, dengan portofolio 10 saham.
KAMIS, 20 MEI 2010, 17:45 WIB
Arinto Tri Wibowo
VIVAnews - Setelah meluncurkan reksa dana saham Danareksa Mawar Fokus 10 pada 23 Februari 2010, PT Danareksa Investment Management menggandeng PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) sebagai agen pemasaran untuk produk reksa dana tersebut.
Penandatanganan kerja sama dilakukan hari ini, Kamis 20 Mei 2010 di gedung Danareksa, Jakarta.
Siaran pers Danareksa yang diterima VIVAnews menyebutkan, dengan kerja sama itu, produk Mawar Fokus 10 akan langsung ditawarkan melalui 261 cabang BII mulai hari ini.
Reksa Dana Mawar Fokus 10 memiliki karakteristik produk yang unik, dengan portofolio produknya hanya terdiri atas 10 saham.
Pemilihan saham pada produk itu dititikberatkan pada 30 saham peringkat teratas berdasarkan kapitalisasinya. Seleksi saham dilakukan dengan memilih saham peringkat 16 sampai 30.
Dari ke-15 saham tersebut, akan dipilih 10 saham berdasarkan kriteria fundamentalnya sebagai portofolio Mawar Fokus 10. Pengelolaan reksa dana tersebut bersifat semi-aktif, dengan proses rebalancing akan dilakukan sebulan sekali.
Produk ini dirancang untuk melengkapi produk reksa dana saham yang telah diluncurkan Danareksa sebelumnya dan juga dipasarkan melalui BII, yaitu ”Mawar” dan ”Mawar Agresif”.
"Mawar difokuskan pada saham yang berkapitalisasi besar, sedangkan Mawar Agresif dapat masuk ke seluruh lini saham," ujar Direktur Utama Danareksa Investment Management John D Item.
Sementara itu, Mawar Fokus 10 difokuskan pada saham berkapitalisasi menengah. "Kami bermitra dengan BII karena selain berpengalaman dalam melakukan penjualan reksa dana, bank itu juga memiliki kekuatan jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki customer base yang kuat," ujarnya.
Stefanus Willy Sukianto, senior vice president (SVP) Wealth Management and Funding Business BII mengatakan, dengan adanya Mawar Fokus 10, investor memiliki berbagai pilihan untuk berinvestasi di reksa dana saham sesuai karakteristik masing-masing.
Sejak diluncurkan, dana kelolaan Reksa Dana Mawar Fokus 10 saat ini telah mencapai Rp 130 miliar. Danareksa akan selalu berusaha untuk menghadirkan produk-produk inovatif yang menyesuaikan dengan kondisi pasar dan animo masyarakat. (hs)
arinto.wibowo@vivanews.com
• VIVAnews
Senin, 17 Mei 2010
when there is BLOOD in the street... GW BELI...170510
17/05/2010 - 15:51
Indeks Fluktuatif, Reksadana Kurangi Portofolio
... gw khan maen reksa dana saham NYARIS SELALU melawan arus ... kalo arus euforia karena tren NAEK terus2an, maka gw SELALU JUAL/REDEEM sebagian bwat dinikmati sesuai kebutuhan dan JAGA2 KALO TERJADI PERUBAHAN ARAH TREN ... nah, hari-hari ini, gw masuk berkali-kali saat KOREKSI DALAM ... hari ini, 170510, gw masuk schroder dana istimewa, manulife syariah saham, manulife saham andalan ... well, koreksi ihsg lumayan dalam tapi sempat mantul naek ke atas 2800 ke 2819 ... sementara BURSA SAHAM EROPA dan AMRIK TAMPAKNYA BAKAL MEMASUKI AREA IJO, aka POSITIF ... well, liat aja dah :) ...
INILAH.COM, Jakarta - Dengan indeks pasar saham yang naik turun tidak menentu mendorong Manajer Investasi (MI) mengurangi produk reksadana yang berinvestasi di saham.
Kondisi itu dibenarkan analis saham Milenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi kepada INILAH.COM Senin (17/5). Langah ini dilakukan untuk mengurangi risiko investasi di pasar saham. "Kalau fund manager biasanya lebih memilih saham yang berkapitalisasi besar dan aman. Namun saham-saham tersebut sekarang sudah overbought atau terlalu mahal sedangkan saham yang berfluktuasi atau lapis kedua sangat berisiko tinggi," katanya.
Pasar saham, sejak krisis keuangan global tahun 2008 dan sekarang krisis utang Yunani, menjadi tidak stabil. Pergerakan indeks menjadi sulit diperkirakan karena banyak mengalami tekanan negatif. Akibatnya strategi di pasar saham saat ini hanya untuk jangka pendek saja. "Saat ini lebih untuk jangka waktu yang singkat seperti one day traiding," jelasnya.
Walaupun dengan melakukan invetasi di pasar saham maka harus berani dengan risiko. Meskipun tahun ini diperkirakan IHSG akan terus tumbuh yang diikuti dengan pertumbuhan reksadana. Walaupun memasuki bulan Juni indeks akan melemah bertepatan dengan berlangsungnya Piala Dunia di Afrika Selatan. Saat itu saham spekulatif masih ramai di pasar. namun setelah Agustus indeks akan menguat lagi.
"Jadi fund manager harus berani meskipun dengan tirm over yang cepat. Saya sarankan untuk memilih reksadana capuran antara portofolio dan obligasi," ucapnya.
Dengan demikian reksadana masih dapat meramaikan bursa saham tetapi dengan kehati-hatian. Kejelian dalam memilih portofolio sangat penting dalam mengelola investasi. [hid]
Kendati Lemah, IHSG Bertahan di Atas 2.800
Senin, 17 Mei 2010 - 16:23 wib
TEXT SIZE :
Ade Hapsari Lestarini - Okezone
JAKARTA - Penutupan perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terpantau melemah walaupun tidak terlalu dalam seperti penutupan sesi pertama siang tadi.
Kepanikan investor di bursa Asia akibat kekhawatiran akan krisis Eropa tampaknya sudah mulai meredam dan membuat IHSG kembali berada di atas 2.800. Saham sektor komoditas masih menjadi salah satu hal yang membuat lemah IHSG.
IHSG pada Senin (17/5/2010) sore melemah 38,92 poin atau 1,36 persen ke 2.819,47. Indeks LQ45 turun 8,15 poin ke 542,85 dan Jakarta Islamic Indeks (JII) ikut turun 8,35 poin ke 448,79.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp3,14 triliun dengan volume sebanyak 3,13 miliar lembar lot saham. Di samping itu, sebanyak 191 saham melemah, 34 saham menguat, dan 52 saham jalan di tempat alias stagnan.
Indeks Hang Seng melemah 430,23 poin atau setara 2,14 persen menjadi 19.715,20. Sementara indeks Singapura Straits Times merosot 21,52 atau sebesar 0,75 persen ke 2.833,69.
Saham dari berbagai sektor-sektor di dalam negeri seluruhnya masih terpantau tercatat. Kali ini, pelemahan terbesar dipimpin dari sektor perkebunan sebesar 70,61 poin, diikuti dengan pelemahan dari sektor perkebunan sebesar 60,31 poin.
Saham-saham yang ditutup melemah (top losser), antara lain saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp950 menjadi Rp20.150, PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp700 ke Rp41.900, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) turun Rp650 ke Rp13.550, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) turun Rp450 ke Rp13.900, serta PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (ITMG) turun Rp400 ke Rp15.400.
Sementara saham yang ditutup menguat (top gainer), adalah PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) naik Rp350 ke Rp2.450, PT Alfamart Tbk (AMRT) naik Rp230 ke Rp1.230, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) naik Rp200 ke Rp3.500, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik Rp100 ke Rp5.350.(ade)
Indeks Fluktuatif, Reksadana Kurangi Portofolio
... gw khan maen reksa dana saham NYARIS SELALU melawan arus ... kalo arus euforia karena tren NAEK terus2an, maka gw SELALU JUAL/REDEEM sebagian bwat dinikmati sesuai kebutuhan dan JAGA2 KALO TERJADI PERUBAHAN ARAH TREN ... nah, hari-hari ini, gw masuk berkali-kali saat KOREKSI DALAM ... hari ini, 170510, gw masuk schroder dana istimewa, manulife syariah saham, manulife saham andalan ... well, koreksi ihsg lumayan dalam tapi sempat mantul naek ke atas 2800 ke 2819 ... sementara BURSA SAHAM EROPA dan AMRIK TAMPAKNYA BAKAL MEMASUKI AREA IJO, aka POSITIF ... well, liat aja dah :) ...
INILAH.COM, Jakarta - Dengan indeks pasar saham yang naik turun tidak menentu mendorong Manajer Investasi (MI) mengurangi produk reksadana yang berinvestasi di saham.
Kondisi itu dibenarkan analis saham Milenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi kepada INILAH.COM Senin (17/5). Langah ini dilakukan untuk mengurangi risiko investasi di pasar saham. "Kalau fund manager biasanya lebih memilih saham yang berkapitalisasi besar dan aman. Namun saham-saham tersebut sekarang sudah overbought atau terlalu mahal sedangkan saham yang berfluktuasi atau lapis kedua sangat berisiko tinggi," katanya.
Pasar saham, sejak krisis keuangan global tahun 2008 dan sekarang krisis utang Yunani, menjadi tidak stabil. Pergerakan indeks menjadi sulit diperkirakan karena banyak mengalami tekanan negatif. Akibatnya strategi di pasar saham saat ini hanya untuk jangka pendek saja. "Saat ini lebih untuk jangka waktu yang singkat seperti one day traiding," jelasnya.
Walaupun dengan melakukan invetasi di pasar saham maka harus berani dengan risiko. Meskipun tahun ini diperkirakan IHSG akan terus tumbuh yang diikuti dengan pertumbuhan reksadana. Walaupun memasuki bulan Juni indeks akan melemah bertepatan dengan berlangsungnya Piala Dunia di Afrika Selatan. Saat itu saham spekulatif masih ramai di pasar. namun setelah Agustus indeks akan menguat lagi.
"Jadi fund manager harus berani meskipun dengan tirm over yang cepat. Saya sarankan untuk memilih reksadana capuran antara portofolio dan obligasi," ucapnya.
Dengan demikian reksadana masih dapat meramaikan bursa saham tetapi dengan kehati-hatian. Kejelian dalam memilih portofolio sangat penting dalam mengelola investasi. [hid]
Kendati Lemah, IHSG Bertahan di Atas 2.800
Senin, 17 Mei 2010 - 16:23 wib
TEXT SIZE :
Ade Hapsari Lestarini - Okezone
JAKARTA - Penutupan perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terpantau melemah walaupun tidak terlalu dalam seperti penutupan sesi pertama siang tadi.
Kepanikan investor di bursa Asia akibat kekhawatiran akan krisis Eropa tampaknya sudah mulai meredam dan membuat IHSG kembali berada di atas 2.800. Saham sektor komoditas masih menjadi salah satu hal yang membuat lemah IHSG.
IHSG pada Senin (17/5/2010) sore melemah 38,92 poin atau 1,36 persen ke 2.819,47. Indeks LQ45 turun 8,15 poin ke 542,85 dan Jakarta Islamic Indeks (JII) ikut turun 8,35 poin ke 448,79.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp3,14 triliun dengan volume sebanyak 3,13 miliar lembar lot saham. Di samping itu, sebanyak 191 saham melemah, 34 saham menguat, dan 52 saham jalan di tempat alias stagnan.
Indeks Hang Seng melemah 430,23 poin atau setara 2,14 persen menjadi 19.715,20. Sementara indeks Singapura Straits Times merosot 21,52 atau sebesar 0,75 persen ke 2.833,69.
Saham dari berbagai sektor-sektor di dalam negeri seluruhnya masih terpantau tercatat. Kali ini, pelemahan terbesar dipimpin dari sektor perkebunan sebesar 70,61 poin, diikuti dengan pelemahan dari sektor perkebunan sebesar 60,31 poin.
Saham-saham yang ditutup melemah (top losser), antara lain saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun Rp950 menjadi Rp20.150, PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp700 ke Rp41.900, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) turun Rp650 ke Rp13.550, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) turun Rp450 ke Rp13.900, serta PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (ITMG) turun Rp400 ke Rp15.400.
Sementara saham yang ditutup menguat (top gainer), adalah PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) naik Rp350 ke Rp2.450, PT Alfamart Tbk (AMRT) naik Rp230 ke Rp1.230, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) naik Rp200 ke Rp3.500, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik Rp100 ke Rp5.350.(ade)
Sabtu, 15 Mei 2010
RD berbasis MTN, yang tertib DONK ... 150510
Jumat, 14 Mei 2010 | 15:18
ATURAN REKSADANA
MI Dukung Penertiban Reksadana MTN
JAKARTA. Rencana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menertibkan penyelenggaraan reksadana terproteksi berbasis surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN), ternyata mendapat respon positif dari pasar. Beberapa manajer investasi (MI) khususnya yang telah menerbitkan proteksi berbasis MTN, mendukung langkah wasit pasar modal ini.
"Aturan itu sangat baik untuk industri," ujar John D. Item, Presiden Direktur Danareksa Manajemen Investasi (DMI), Jumat (14/5). Maklum, tak seperti obligasi yang ditawarkan kepada umum secara terbuka, MTN hanya ditawarkan kepada investor tertentu. Dan ini bertentangan dengan prinsip pasar modal, yang mengedepankan keterbukaan informasi bagi investor.
John melanjutkan, DMI sendiri telah menerapkan prinsip keterbukaan informasi dalam memilih MTN yang dijadikan aset dasar utama produknya. Sejak akhir tahun 2009, MI berperlat merah ini sudah mulai menawarkan reksadana terproteksi berbasis MTN, dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp 200 miliar.
Ade Jun Firdaus
ATURAN REKSADANA
MI Dukung Penertiban Reksadana MTN
JAKARTA. Rencana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menertibkan penyelenggaraan reksadana terproteksi berbasis surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN), ternyata mendapat respon positif dari pasar. Beberapa manajer investasi (MI) khususnya yang telah menerbitkan proteksi berbasis MTN, mendukung langkah wasit pasar modal ini.
"Aturan itu sangat baik untuk industri," ujar John D. Item, Presiden Direktur Danareksa Manajemen Investasi (DMI), Jumat (14/5). Maklum, tak seperti obligasi yang ditawarkan kepada umum secara terbuka, MTN hanya ditawarkan kepada investor tertentu. Dan ini bertentangan dengan prinsip pasar modal, yang mengedepankan keterbukaan informasi bagi investor.
John melanjutkan, DMI sendiri telah menerapkan prinsip keterbukaan informasi dalam memilih MTN yang dijadikan aset dasar utama produknya. Sejak akhir tahun 2009, MI berperlat merah ini sudah mulai menawarkan reksadana terproteksi berbasis MTN, dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp 200 miliar.
Ade Jun Firdaus
Sabtu, 08 Mei 2010
RDS: TIME TO BUY, maybe Monday would be a bit late coz of REBOUND: 080510
... IT'S NOT A MONDAY BLUES... IT'S A REBOUND MONDAY ... indeed
Senin, 10 Mei 2010 | 17:17
PENUTUPAN BURSA
IHSG ditutup Kokoh
Indeks menutup pasar hari ini dengan performa prima. Pada penutupan perdagangan BEI, Senin, (10/5) IHSG bertengger di level 2.850,427 atau naik 4,06%.
Saham-saham yang naik berjumlah 193 saham sementara yang turun 31 saham dan yang tidak berubah 41 saham. Total volume perdagangan mencapai 6,763 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 6,241 triliun.
Sejumlah saham unggulan seolah menebus penurunan mereka pekan lalu dengan naik cukup tajam. Astra Internasional (ASII) naik 5,971% menjadi Rp 42.600, Bank Central Asia (BBCA) naik 5,58% menjadi Rp 5.200, Bank Mandiri (BMRI) naik 5,83% menjadi Rp 5.450, United Tractor (UNTR) melonjak 10,03% menjadi Rp 18.650, dan Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) naik 7,6% menjadi Rp 15.850. Kenaikan saham-saham bluechip ini mengerek indeks LQ-45 24,049% ke level 549.419.
Sementara itu, saham-saham yang merosot antara lain, Keramika Indonesia (KIAS) yang turun 14,89% menjadi Rp 200, Bank Tabungan Pensiun (BTPN) turun 2,7% menjadi Rp 7.200, Inovisi Infracom turun 7,08% menjadi Rp 1.050. Saham induk-anak Matahari Putra Prima (MPPA) dan Matahari Departement Store (LPPF) juga terseret penurunan. MPPA turun 1,94% menjadi Rp 1.010 dan LPPF turun 0,93% menjadi Rp 2.650.
Astri Karina Bangun kontan
Pengembalian reksa dana saham meredup
Emiten kapitalisasi kecil layak dikoleksi
JAKARTA: Rerata return reksa dana saham sepanjang bulan lalu dibukukan 5,8%, lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 6,98% akibat pergerakan saham berkapitalisasi kecil dan non-blue chip.
Data PT Infovesta Utama menunjukkan rerata return sebanyak 74 produk reksa dana itu hanya terdongkrak oleh sebagian kecil produk investasi yang memiliki return tinggi dibandingkan dengan yang lain.
Tercatat hanya sebanyak 36 produk reksa dana yang membukukan return di atas rerata 5,8%, sedangkan sisanya, sebanyak 38 produk, return-nya di bawah rerata.
Analis Riset Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai hal itu disebabkan oleh sebagian besar reksa dana saham menggunakan saham blue chip sebagai portofolio dalam 10 besar efek komposisi investasinya.
"Penggerak pasar saham bulan lalu sebagian besar adalah saham yang bukan merupakan blue chip, dan menyebabkan reksa dana yang return-nya terangkat itu yang tidak banyak blue chip-nya," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, pekan ini.
Analis Saham Infovesta Utama Praska menambahkan beberapa sektor saham yang 'terbang' bulan lalu sekaligus mendongkrak return bagi reksa dana adalah pertambangan, manufaktur, dan properti.
Menurut dia, saham dari sektor pertambangan itu bisa menguat dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan sektor lain karena pengaruh kenaikan harga komoditas pertambangan seperti nikel dan timah di pasar global.
"Saya mencatat beberapa saham yang naik banyak bulan lalu dari pertambangan yaitu saham PT Adaro Indonesia Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, dan PT United Tractor Tbk."
Dalam data Infovesta itu juga ditunjukkan hanya ada dua reksa dana saham yang membukukan return di atas 10%. Kedua produk itu adalah Reksa Dana Millennium Equity milik PT Millennium Danatama Indonesia dan Reksa Dana Panin Maksima miliki PT Panin Sekuritas Tbk.
Emiten kecil
Direktur & Manajer Investasi Panin Sekuritas Winston Sual menilai bahwa pergerakan return reksa dana saham yang besar, terutama yang dikelola perusahaan, disebabkan oleh pergerakan beberapa saham emiten yang berkapitalisasi tidak besar.
Saham jenis itu, tuturnya, masih memiliki fundamental yang baik dan harganya masih cukup rendah sehingga masih layak dikoleksi.
"Salah satu contohnya adalah penggerak bursa saham yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang kapitalisasinya besar dan jadi salah satu portofolio utama industri reksa dana. Karena bulan lalu tidak banyak menguat sebagian besar reksa dana saham return-nya tidak besar."
Data Infovesta Utama itu juga menunjukkan rerata return reksa dana saham masih jauh lebih besar dibandingkan dengan rerata return reksa dana campuran yang dibukukan sebesar 3,12% dari sebanyak 114 produk dan reksa dana pendapatan tetap sebanyak 102 produk sebesar 1,44%.
Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), hingga Februari 2010, total dana kelolaan reksa dana mencapai Rp113,27 triliun dengan jumlah unit yang beredar mencapai 70,81 miliar. (Fahmi Achmad) (irvin.avriano@bisnis.co.id)
Oleh Irvin Avriano A.
Bisnis Indonesia
Senin, 10 Mei 2010 | 17:17
PENUTUPAN BURSA
IHSG ditutup Kokoh
Indeks menutup pasar hari ini dengan performa prima. Pada penutupan perdagangan BEI, Senin, (10/5) IHSG bertengger di level 2.850,427 atau naik 4,06%.
Saham-saham yang naik berjumlah 193 saham sementara yang turun 31 saham dan yang tidak berubah 41 saham. Total volume perdagangan mencapai 6,763 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 6,241 triliun.
Sejumlah saham unggulan seolah menebus penurunan mereka pekan lalu dengan naik cukup tajam. Astra Internasional (ASII) naik 5,971% menjadi Rp 42.600, Bank Central Asia (BBCA) naik 5,58% menjadi Rp 5.200, Bank Mandiri (BMRI) naik 5,83% menjadi Rp 5.450, United Tractor (UNTR) melonjak 10,03% menjadi Rp 18.650, dan Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) naik 7,6% menjadi Rp 15.850. Kenaikan saham-saham bluechip ini mengerek indeks LQ-45 24,049% ke level 549.419.
Sementara itu, saham-saham yang merosot antara lain, Keramika Indonesia (KIAS) yang turun 14,89% menjadi Rp 200, Bank Tabungan Pensiun (BTPN) turun 2,7% menjadi Rp 7.200, Inovisi Infracom turun 7,08% menjadi Rp 1.050. Saham induk-anak Matahari Putra Prima (MPPA) dan Matahari Departement Store (LPPF) juga terseret penurunan. MPPA turun 1,94% menjadi Rp 1.010 dan LPPF turun 0,93% menjadi Rp 2.650.
Astri Karina Bangun kontan
Pengembalian reksa dana saham meredup
Emiten kapitalisasi kecil layak dikoleksi
JAKARTA: Rerata return reksa dana saham sepanjang bulan lalu dibukukan 5,8%, lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 6,98% akibat pergerakan saham berkapitalisasi kecil dan non-blue chip.
Data PT Infovesta Utama menunjukkan rerata return sebanyak 74 produk reksa dana itu hanya terdongkrak oleh sebagian kecil produk investasi yang memiliki return tinggi dibandingkan dengan yang lain.
Tercatat hanya sebanyak 36 produk reksa dana yang membukukan return di atas rerata 5,8%, sedangkan sisanya, sebanyak 38 produk, return-nya di bawah rerata.
Analis Riset Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai hal itu disebabkan oleh sebagian besar reksa dana saham menggunakan saham blue chip sebagai portofolio dalam 10 besar efek komposisi investasinya.
"Penggerak pasar saham bulan lalu sebagian besar adalah saham yang bukan merupakan blue chip, dan menyebabkan reksa dana yang return-nya terangkat itu yang tidak banyak blue chip-nya," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, pekan ini.
Analis Saham Infovesta Utama Praska menambahkan beberapa sektor saham yang 'terbang' bulan lalu sekaligus mendongkrak return bagi reksa dana adalah pertambangan, manufaktur, dan properti.
Menurut dia, saham dari sektor pertambangan itu bisa menguat dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan sektor lain karena pengaruh kenaikan harga komoditas pertambangan seperti nikel dan timah di pasar global.
"Saya mencatat beberapa saham yang naik banyak bulan lalu dari pertambangan yaitu saham PT Adaro Indonesia Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, dan PT United Tractor Tbk."
Dalam data Infovesta itu juga ditunjukkan hanya ada dua reksa dana saham yang membukukan return di atas 10%. Kedua produk itu adalah Reksa Dana Millennium Equity milik PT Millennium Danatama Indonesia dan Reksa Dana Panin Maksima miliki PT Panin Sekuritas Tbk.
Emiten kecil
Direktur & Manajer Investasi Panin Sekuritas Winston Sual menilai bahwa pergerakan return reksa dana saham yang besar, terutama yang dikelola perusahaan, disebabkan oleh pergerakan beberapa saham emiten yang berkapitalisasi tidak besar.
Saham jenis itu, tuturnya, masih memiliki fundamental yang baik dan harganya masih cukup rendah sehingga masih layak dikoleksi.
"Salah satu contohnya adalah penggerak bursa saham yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang kapitalisasinya besar dan jadi salah satu portofolio utama industri reksa dana. Karena bulan lalu tidak banyak menguat sebagian besar reksa dana saham return-nya tidak besar."
Data Infovesta Utama itu juga menunjukkan rerata return reksa dana saham masih jauh lebih besar dibandingkan dengan rerata return reksa dana campuran yang dibukukan sebesar 3,12% dari sebanyak 114 produk dan reksa dana pendapatan tetap sebanyak 102 produk sebesar 1,44%.
Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), hingga Februari 2010, total dana kelolaan reksa dana mencapai Rp113,27 triliun dengan jumlah unit yang beredar mencapai 70,81 miliar. (Fahmi Achmad) (irvin.avriano@bisnis.co.id)
Oleh Irvin Avriano A.
Bisnis Indonesia
Rabu, 05 Mei 2010
euforia itu ada batasnya, ati2 dah ... 050510
... sebagai dokter, gw tau bahwa kejiwaan manusia normal itu selalu mempunyai rentang ciri kejiwaan yang wajar ... euforia itu sebenarnya sebuah ciri kejiwaan yang memasuki wilayah abu2 antara wajar dan tidak wajar ... bila euforia berlangsung terlalu lama, itu jelas sebuah kondisi kejiwaan yang tidak wajar ... ciri kejiwaan yang sama sekali tidak realistis ... sehingga kondisi euforia seperti itu harus dikoreksi supaya menjadi lebe realistis dan tetap optimis konstruktif ... nah, koreksi pada situasi investasi pribadi gw di reksa dana uda cukup banyak yang gw lakukan, yaitu memanen (terutama saat euforia investasi berisiko tinggi, di bursa saham) ... artinya nilai aktiva bersih dan aset total gw dipertahankan dalam jumlah yang cukup wajar, sehinngga gw bisa menikmati redemption/pencairan dana yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan jalan-jalan menikmati masa pensiun dini gw :)
Senin, 26/04/2010 20:56:22 WIB
Reksa dana tembus rekor tertinggi
Oleh: Irvin Avriano A.JAKARTA (Bisnis.com): Reksa dana menembus rekor tertinggi ke level Rp117,58 triliun dari posisi tertinggi sebelumnya pada akhir Maret yang dicatatkan sebesar Rp116,88 triliun. Penguatan itu seiring dengan penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) dua pekan terakhir yang kembali menembus rekor hari ini di level 2.944.
Data Bapepam-LK sore ini menunjukkan dana kelolaan reksa dana bertambah sebesar Rp698,13 miliar dibandingkan dengan posisi akhir bulan lalu. Data yang sama juga menunjukkan penambahan unit penyertaan produk investasi itu sebanyak 1,44 miliar dari sebanyak 70,29 miliar pada akhir Maret menjadi 71,73 miliar kemarin.
Direktur PT Pacific Capital Investment Andreas Yasakasih menilai penguatan di pasar saham dan obligasi mendongkrak nilai investasi di reksa dana. Dia menilai kondisi pasar modal saat ini masih memiliki potensi untuk menguat lagi beberapa bulan ke depan, tetapi masih ada peluang untuk terkoreksi dalam jumlah terbatas dan normal.
“Masih bisa menguat karena banyak saham yang belum cukup tinggi harganya, future value masih ada yang masih rendah saat ini,” ujarnya ketika dihubungi malam ini.
Dia juga tidak menutup kemungkinann bagi investor yang telah menginvestasikan dananya dalam waktu panjang, lebih dari 2 tahun, untuk mengambil sedikit keuntungan untuk merealisasikan gain. “Namun, jangan panik kalau ternyata indeks menembus 3.000.”
Menurut dia, kondisi ekonomi yang menggembirakan membuat peluang berinvestasi di reksa dana terbuka lebar bagi masyarakat. Reksa dana, tuturnya, menjadi instrumen yang lebih tepat kepada masyarakat Indonesia karena memiliki risiko lebih rendah dibandingkan bertransaksi saham atau obligasi secara langsung.
“Ada peluang dari manajer investasi untuk memanfaatkan momentum itu untuk memasarkan reksa dana. Namun harap investor memperhatikan horizon investasinya, jangan hanya sesaat untuk investasi kurang dari setahun, sebaiknya untuk 3 tahun atau bahkan 5 tahun.” (mrp)
Data Bapepam-LK sore ini menunjukkan dana kelolaan reksa dana bertambah sebesar Rp698,13 miliar dibandingkan dengan posisi akhir bulan lalu. Data yang sama juga menunjukkan penambahan unit penyertaan produk investasi itu sebanyak 1,44 miliar dari sebanyak 70,29 miliar pada akhir Maret menjadi 71,73 miliar kemarin.
Direktur PT Pacific Capital Investment Andreas Yasakasih menilai penguatan di pasar saham dan obligasi mendongkrak nilai investasi di reksa dana. Dia menilai kondisi pasar modal saat ini masih memiliki potensi untuk menguat lagi beberapa bulan ke depan, tetapi masih ada peluang untuk terkoreksi dalam jumlah terbatas dan normal.
“Masih bisa menguat karena banyak saham yang belum cukup tinggi harganya, future value masih ada yang masih rendah saat ini,” ujarnya ketika dihubungi malam ini.
Dia juga tidak menutup kemungkinann bagi investor yang telah menginvestasikan dananya dalam waktu panjang, lebih dari 2 tahun, untuk mengambil sedikit keuntungan untuk merealisasikan gain. “Namun, jangan panik kalau ternyata indeks menembus 3.000.”
Menurut dia, kondisi ekonomi yang menggembirakan membuat peluang berinvestasi di reksa dana terbuka lebar bagi masyarakat. Reksa dana, tuturnya, menjadi instrumen yang lebih tepat kepada masyarakat Indonesia karena memiliki risiko lebih rendah dibandingkan bertransaksi saham atau obligasi secara langsung.
“Ada peluang dari manajer investasi untuk memanfaatkan momentum itu untuk memasarkan reksa dana. Namun harap investor memperhatikan horizon investasinya, jangan hanya sesaat untuk investasi kurang dari setahun, sebaiknya untuk 3 tahun atau bahkan 5 tahun.” (mrp)
Langganan:
Postingan (Atom)