Investasi asuransi tumbuh 159%
Dominasi reksa dana genjot kinerja industri
Selasa, 22/06/2010 01:19:31 WIB
Oleh:
JAKARTA: Total investasi industri asuran si pada kuartal I/2010 mencapai Rp306,06 triliun atau melonjak hingga 159% dibanding kan dengan pencapai an kuartal I/2009, yaitu Rp117,73 triliun.
Kepala Biro Perasuransian Ba dan Pengawas Pasar Modal dan Lem baga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata menga ta kan kenaikan nilai investasi in dus tri asuransi nasional yang cu kup signifikan itu didorong oleh mem baiknya kinerja pasar mo dal.
Selain itu, kenaikan nilai inves ta si ini terdongkrak oleh pertum buh an premi asuransi yang se ca ra nasional tumbuh sebesar 20,75% dibandingkan dengan pe riode sama tahun lalu.
"Investasi industri asu ransi me nin g kat nya cukup pe sat bu kan ha nya di se babkan oleh nilai in ves tasi yang membaik di bursa, me lain kan ju ga ka re na pertum buh an pre mi," ka ta nya be lum lama ini.
Adapun, total nilai in vestasi asu ransi ji wa mencapai Rp137,70 tri liun atau naik 48,5% diban ding kan dengan kuartal I/2009, yaitu sebesar Rp92,71 triliun.
Isa menuturkan ber dasarkan kom po sisi portofolio investasi pa da industri asuransi jiwa, instrumen investasi reksadana masih men dominasi penempatan investasi dengan kontribusi sebesar 32% dari total investasi.
Investasi pada reksadana men ca pai Rp44,08 triliun dan disusul oleh investasi pada saham sebesar Rp28,51 triliun dengan kontri bu si sebesar 20% dari total investasi. Adapun, untuk surat utang ne gara (SUN) mencapai Rp25,33 tri liun dan deposito sebesar Rp16,67 triliun.
"Pada asuransi jiwa komposisi in vestasi masih didominasi oleh rek sadana dengan kontribusi se be sar 32%, ini karena sebagian be sar perusahaan masih meman fa atkan jenis instrumen investasi ini," tuturnya.
Selanjutnya, asuransi kerugian pa da kuartal pertama tahun ini menca tat kan pertumbuhan ni lai in ves tasi sebesar 17,4% menjadi Rp29,39 triliun di bandingkan de ngan kuartal pertama ta hun la lu, yaitu sebesar Rp25,03 triliun.
Berbeda dengan asu ransi jiwa, por to fo lio investasi pada asu ransi kerugian dan re asuransi lebih di do minasi oleh pene m pat an pa da deposito yang mencapai Rp10,47 triliun atau mem beri kon tribusi 35,6% dari to tal nilai in ve s tasi.
Penempatan investasi
Portofolio terbesar kedua, yaitu pa da penyertaan langsung sebesar Rp6,05 triliun yang berkontri busi sebesar 20,6% terhadap pe nem patan portofolio investasi se cara keseluruhan, sedangkan rek s a dana memberi kontribusi sebesar 17% yaitu mencapai Rp4,99 tri liun.
"Penempatan portofolio investasi pada asuransi kerugian dan re asuransi karakteristiknya me mang lebih didominasi oleh de po sito mengingat kebutuhan li kui ditas perusahaan dalam jangka pendek," tuturnya.
Executive Vice President and Chief Operating Officer PT Asu ransi Jiwa Manulife Indonesia (Ma nulife Indonesia) Nelly Hus na yati mengatakan penempatan por tofolio investasi Manulife In do nesia selalu mengacu pada arahan dan parameter investasi yang telah ditentukan oleh ko mi te investasi.
Saat ini, lanjut dia, komposisi por tofolio investasi ter di ver si fi kasi pada beberapa instrumen in vestasi yang hingga akhir kuar tal I/2010, sebagian besar por tofolio di investasikan pada surat utang ne gara Republik Indonesia (ob li ga si pemerintah) sebesar 74%.
"Sisanya, saham dan obligasi kor porasi sebesar 15%, di de po si to berjangka se be sar 8% dan 3% da lam instrumen pasar uang," ujar nya. (06) (redaksi@bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia
Kepala Biro Perasuransian Ba dan Pengawas Pasar Modal dan Lem baga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata menga ta kan kenaikan nilai investasi in dus tri asuransi nasional yang cu kup signifikan itu didorong oleh mem baiknya kinerja pasar mo dal.
Selain itu, kenaikan nilai inves ta si ini terdongkrak oleh pertum buh an premi asuransi yang se ca ra nasional tumbuh sebesar 20,75% dibandingkan dengan pe riode sama tahun lalu.
"Investasi industri asu ransi me nin g kat nya cukup pe sat bu kan ha nya di se babkan oleh nilai in ves tasi yang membaik di bursa, me lain kan ju ga ka re na pertum buh an pre mi," ka ta nya be lum lama ini.
Adapun, total nilai in vestasi asu ransi ji wa mencapai Rp137,70 tri liun atau naik 48,5% diban ding kan dengan kuartal I/2009, yaitu sebesar Rp92,71 triliun.
Isa menuturkan ber dasarkan kom po sisi portofolio investasi pa da industri asuransi jiwa, instrumen investasi reksadana masih men dominasi penempatan investasi dengan kontribusi sebesar 32% dari total investasi.
Investasi pada reksadana men ca pai Rp44,08 triliun dan disusul oleh investasi pada saham sebesar Rp28,51 triliun dengan kontri bu si sebesar 20% dari total investasi. Adapun, untuk surat utang ne gara (SUN) mencapai Rp25,33 tri liun dan deposito sebesar Rp16,67 triliun.
"Pada asuransi jiwa komposisi in vestasi masih didominasi oleh rek sadana dengan kontribusi se be sar 32%, ini karena sebagian be sar perusahaan masih meman fa atkan jenis instrumen investasi ini," tuturnya.
Selanjutnya, asuransi kerugian pa da kuartal pertama tahun ini menca tat kan pertumbuhan ni lai in ves tasi sebesar 17,4% menjadi Rp29,39 triliun di bandingkan de ngan kuartal pertama ta hun la lu, yaitu sebesar Rp25,03 triliun.
Berbeda dengan asu ransi jiwa, por to fo lio investasi pada asu ransi kerugian dan re asuransi lebih di do minasi oleh pene m pat an pa da deposito yang mencapai Rp10,47 triliun atau mem beri kon tribusi 35,6% dari to tal nilai in ve s tasi.
Penempatan investasi
Portofolio terbesar kedua, yaitu pa da penyertaan langsung sebesar Rp6,05 triliun yang berkontri busi sebesar 20,6% terhadap pe nem patan portofolio investasi se cara keseluruhan, sedangkan rek s a dana memberi kontribusi sebesar 17% yaitu mencapai Rp4,99 tri liun.
"Penempatan portofolio investasi pada asuransi kerugian dan re asuransi karakteristiknya me mang lebih didominasi oleh de po sito mengingat kebutuhan li kui ditas perusahaan dalam jangka pendek," tuturnya.
Executive Vice President and Chief Operating Officer PT Asu ransi Jiwa Manulife Indonesia (Ma nulife Indonesia) Nelly Hus na yati mengatakan penempatan por tofolio investasi Manulife In do nesia selalu mengacu pada arahan dan parameter investasi yang telah ditentukan oleh ko mi te investasi.
Saat ini, lanjut dia, komposisi por tofolio investasi ter di ver si fi kasi pada beberapa instrumen in vestasi yang hingga akhir kuar tal I/2010, sebagian besar por tofolio di investasikan pada surat utang ne gara Republik Indonesia (ob li ga si pemerintah) sebesar 74%.
"Sisanya, saham dan obligasi kor porasi sebesar 15%, di de po si to berjangka se be sar 8% dan 3% da lam instrumen pasar uang," ujar nya. (06) (redaksi@bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar