gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Senin, 12 Desember 2011

rdc 2011 v. 2012, lah ... 121211

Jumat, 09 Desember 2011 | 08:24 oleh Wahyu Satriani INDUSTRI REKSADANA Hasil jeblok tahun ini tidak mengubah prospek campuran JAKARTA. Reksadana campuran terseok-seok mengiringi indeks saham. Reksadana campuran mengikuti nasib indeks yang jeblok karena tingginya porsi saham di keranjang reksadana campuran. Rata-rata imbal hasil yang dibukukan produk reksadana campuran, minus. Beberapa produk bahkan tergerus kinerjanya hingga di bawah 20%. Menilik hitungan Infovesta Utama, sejak awal tahun sampai akhir November lalu, rata-rata hanya sebesar 0,23%. Para manajer investasi (MI) pesimistis kinerja reksadana campuran hingga akhir tahun nanti bisa kinclong. Idhamshah Runizam, Direktur Utama BNI Asset Management, memperkirakan, return reksadana campuran kelolaan BNI mungkin hanya 9%. Reksadana, yang sebagian besar berisikan saham dan obligasi itu, mendapat tekanan di dua sisi. Pasar saham terseret sentimen negatif global. Sedang obligasi terimbas penurunan bunga acuan BI rate yang mempengaruhi imbal hasil surat utang. Alhasil, potensi return reksadana campuran menjadi ikut tertekan. Dua kendala itu terutama dirasakan oleh produk-roduk baru. Sedangkan untuk produk lama masih bisa menikmati keuntungan akibat kenaikan harga obligasi di pasar. "Mengharapkan saham juga sulit karena situasinya masih seperti ini," ujar Idham, Senin (5/12). Reksadana campuran dari BNI Asset Management sejauh ini masih mampu meraih return sekitar 6%. Winston Sual, Presiden Direktur Panin Asset Management Winston Sual, juga pesimistis imbal hasil reksadana campuran tahun ini bisa sesuai harapan. "Namun, prospek ke depan menurut saya masih bagus," katanya. Michael Tjoajadi, Presiden Direktur Schroder Investment Management, mengamini. Reksadana campuran cocok menjadi pilihan investasi tahun depan untuk mengurangi risiko fluktuasi pasar. Sejumlah analis pasar optimistis, kondisi pasar keuangan sepanjang tahun depan akan jauh lebih fluktuatif dengan tingkat ketidakpastian makin tinggi. "Berinvestasi di reksadana campuran berpeluang mendapat return tinggi, namun risikonya terbagi karena asetnya lebih fleksibel," papar Tjoajadi.

Tidak ada komentar: