gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Selasa, 16 Juni 2009

terproteksi adalah ILUSI... kah... ga lah yo...

Selasa, 16 Juni 2009 | 07:01

INDUSTRI REKSADANA

Terproteksi Masih Menjadi Primadona


JAKARTA. Pasar saham dan obligasi sudah kembali menggeliat. Namun, para manajer investasi tetap beranggapan investor masih lebih memilih produk yang minim risiko. Terbukti, penerbitan produk reksadana terproteksi masih mendominasi pasar reksadana di sepanjang tahun ini.

Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menunjukkan, selama lima bulan pertama 2009, telah terbit 33 produk reksadana terproteksi baru.

Memang, jumlah ini masih kalah dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yakni 35 produk baru. Tapi, jumlah produk terproteksi itu mencapai 75% dari total 44 produk reksadana baru yang terbit tahun ini. Selain terproteksi, ada pula beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham.

Tahun lalu, jumlah penerbitan reksadana baru hingga Mei mencapai 82 produk. Tapi, penerbitan jenis reksadana lain juga marak. Misalnya ada 22 reksadana pendapatan tetap dan 11 reksadana saham baru. Jadi, penerbitan terproteksi tahun lalu hanya 42% dari total produk baru.

Catatan saja, hingga Mei 2009, total dana kelolaan terproteksi telah mencapai Rp 29,96 triliun, naik 2% dari posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 29,33 triliun.

Tak hanya dari jumlah produk, sekarang jumlah MI yang menerbitkan reksadana terproteksi juga bertambah. Tahun ini, ada 15 MI yang menerbitkan terproteksi, adapun tahun lalu hanya 13 MI.

Penerbit terproteksi baru itu antara lain Trimegah Securities, Manulife Asset Manajement Indonesia, dan Fortis Investment. Setahun lalu, MI yang merilis terproteksi antara lain Optima Kharya Capital Management, Mandiri Manajemen Investasi, dan Schroders Investment Management Indonesia.

Direktur Mandiri Manajemen Investasi Andreas M. Gunawidjaja mengamati, reksadana terproteksi marak karena dua hal. Pertama, reksadana ini bisa memberi rasa aman. Kedua, reksadana ini bersifat tertutup. "Kalau sudah ditutup penawarannya, orang tidak bisa masuk lagi," tuturnya.

Tahun ini, Mandiri telah menerbitkan tujuh reksadana terproteksi dan meraih kelolaan Rp 1,4 triliun. "Sangat fantastis," katanya. Mandiri akan menerbitkan tujuh terproteksi baru lagi tahun ini.

Sementara, Direktur Danareksa Investment Management Priyo Santoso menilai, produk terproteksi marak sejak Oktober 2008 karena investor sempat trauma terpukul krisis. Mereka kemudian masuk ke produk terproteksi.

Selain keamanan, imbal hasil (return) terproteksi juga masih lumayan. Berdasarkan riset KONTAN, setahun terakhir, reksadana terproteksi masih memberi return 10%-15% setahun. Sementara, reksadana jenis lain memberikan keuntungan 9%.

Memang, ada reksadana saham yang memberi untung di atas 50% sejak awal tahun ini. Tapi, itu tak bisa jadi patokan karena bursa saham masih fluktuatif. Priyo memperkirakan, reksadana terproteksi masih jadi primadona hingga kuartal II-2009. Di kuartal IV, investor mulai mengalihkan dana ke reksadana campuran, pendapatan tetap, dan reksadana saham.



Abdul Wahid Fauzie KONTAN

Tidak ada komentar: