KEEP BUYING, jangka panjang LEBE BAGU$, pindah ke http://investasireksadanaindonesiagw.blogspot.com/ aka INVESTASI REKSA DANA INDONESIA gw
gW suka BANGET ketidakPASTIan
Kamis, 31 Maret 2011
Senin, 28 Maret 2011
RD @15-20% ... 280311
Jangan Berlebihan Investasi di Emas
Editor: Erlangga Djumena
Senin, 28 Maret 2011 | 09:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana masih menjadi pilihan menjanjikan untuk investasi pada 2011. Diperkirakan, tahun ini reksa dana akan memberikan tingkat pengembalian sebesar 15-20 persen untuk reksa dana campuran dan 25-30 persen untuk reksa dana saham.
Perkiraan itu dipaparkan Agus B Yanuar, President Director Samuel Aset Manajemen, dalam acara Independent Financial Planner Expo di Jakarta hari Sabtu (26/3/2011).
Agus memaparkan, dalam satu tahun terakhir, nilai reksa dana campuran tumbuh sekitar 22 persen. Pertumbuhan itu masih di bawah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 46 persen, tetapi di atas emas yang sebesar 22 persen. ”Keunggulan reksa dana adalah nilainya yang variatif,” ujar Agus.
Pemahaman masyarakat mengenai investasi terus berkembang. Produk investasi juga kian diminati masyarakat, seiring kesadaran untuk mengelola dana dengan hasil melampaui inflasi.
Saat ini, kata Agus, produk investasi yang terus berkembang adalah saham, reksa dana, dan emas. ”Kelas menengah yang terus tumbuh juga membuat ragam investasi berkembang. Mereka dalam berinvestasi berpikir, akan beli apa, yang mengalahkan inflasi,” ujar Agus.
Reksa dana sebagai salah satu pilihan investasi dinilai berpotensi berkembang. Dengan dana pihak ketiga sekitar Rp 2.300 triliun, besaran reksa dana di Indonesia baru Rp 140 triliun.
Porsi ini cukup kecil dibandingkan, misalnya, Malaysia, yang pasar reksa dananya sudah mencapai 40 persen dana pihak ketiga. ”Karena itu, menurut saya, reksa dana di Indonesia masih mungkin tumbuh menjadi Rp 240 triliun karena peralihan masyarakat dari produk perbankan ke reksa dana,” kata Agus.
Indria, seorang peserta ekspo hari Sabtu lalu, mengatakan, ia sudah membeli reksa dana sekitar setahun lalu. ”Saya belinya sedikit saja dulu karena tidak mungkin semua uang untuk beli reksa dana,” katanya.
Novita, petugas pemasaran sebuah bank yang hadir di dalam ekspo menuturkan, masih banyak masyarakat yang tertarik menjadi nasabah tabungan perbankan, khususnya tabungan berjangka waktu tertentu.
Emas dan saham
Budi Raharjo, perencana keuangan dari ONE Consulting, dalam ekspo menegaskan, emas merupakan produk investasi yang tumbuh dan memberikan imbal hasil terus meningkat dalam lima tahun ini. Dalam kondisi ketidakpastian, nilai emas akan terus meningkat.
Namun, Budi mengingatkan, agar jangan berinvestasi berlebihan pada emas. Terutama produk turunannya, membutuhkan pengamatan yang lebih jeli. ”Jangan spekulatif. Membeli emas dengan harapan akan segera naik sudah disebut spekulatif,” kata Budi.
Soal saham, Agus B Yanuar mengingatkan kondisi dunia saat ini yang terpengaruh krisis kredit di Eropa, krisis politik di Timur Tengah, dan bencana di Jepang. Jumlah penduduk dunia yang terus membengkak turut menyumbangkan kebutuhan pangan dan energi yang luar biasa.
Oleh karena itu, saham yang akan menarik tahun ini adalah yang berkaitan dengan energi dan sumber daya alam. (IDR)
Editor: Erlangga Djumena
Senin, 28 Maret 2011 | 09:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana masih menjadi pilihan menjanjikan untuk investasi pada 2011. Diperkirakan, tahun ini reksa dana akan memberikan tingkat pengembalian sebesar 15-20 persen untuk reksa dana campuran dan 25-30 persen untuk reksa dana saham.
Perkiraan itu dipaparkan Agus B Yanuar, President Director Samuel Aset Manajemen, dalam acara Independent Financial Planner Expo di Jakarta hari Sabtu (26/3/2011).
Agus memaparkan, dalam satu tahun terakhir, nilai reksa dana campuran tumbuh sekitar 22 persen. Pertumbuhan itu masih di bawah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 46 persen, tetapi di atas emas yang sebesar 22 persen. ”Keunggulan reksa dana adalah nilainya yang variatif,” ujar Agus.
Pemahaman masyarakat mengenai investasi terus berkembang. Produk investasi juga kian diminati masyarakat, seiring kesadaran untuk mengelola dana dengan hasil melampaui inflasi.
Saat ini, kata Agus, produk investasi yang terus berkembang adalah saham, reksa dana, dan emas. ”Kelas menengah yang terus tumbuh juga membuat ragam investasi berkembang. Mereka dalam berinvestasi berpikir, akan beli apa, yang mengalahkan inflasi,” ujar Agus.
Reksa dana sebagai salah satu pilihan investasi dinilai berpotensi berkembang. Dengan dana pihak ketiga sekitar Rp 2.300 triliun, besaran reksa dana di Indonesia baru Rp 140 triliun.
Porsi ini cukup kecil dibandingkan, misalnya, Malaysia, yang pasar reksa dananya sudah mencapai 40 persen dana pihak ketiga. ”Karena itu, menurut saya, reksa dana di Indonesia masih mungkin tumbuh menjadi Rp 240 triliun karena peralihan masyarakat dari produk perbankan ke reksa dana,” kata Agus.
Indria, seorang peserta ekspo hari Sabtu lalu, mengatakan, ia sudah membeli reksa dana sekitar setahun lalu. ”Saya belinya sedikit saja dulu karena tidak mungkin semua uang untuk beli reksa dana,” katanya.
Novita, petugas pemasaran sebuah bank yang hadir di dalam ekspo menuturkan, masih banyak masyarakat yang tertarik menjadi nasabah tabungan perbankan, khususnya tabungan berjangka waktu tertentu.
Emas dan saham
Budi Raharjo, perencana keuangan dari ONE Consulting, dalam ekspo menegaskan, emas merupakan produk investasi yang tumbuh dan memberikan imbal hasil terus meningkat dalam lima tahun ini. Dalam kondisi ketidakpastian, nilai emas akan terus meningkat.
Namun, Budi mengingatkan, agar jangan berinvestasi berlebihan pada emas. Terutama produk turunannya, membutuhkan pengamatan yang lebih jeli. ”Jangan spekulatif. Membeli emas dengan harapan akan segera naik sudah disebut spekulatif,” kata Budi.
Soal saham, Agus B Yanuar mengingatkan kondisi dunia saat ini yang terpengaruh krisis kredit di Eropa, krisis politik di Timur Tengah, dan bencana di Jepang. Jumlah penduduk dunia yang terus membengkak turut menyumbangkan kebutuhan pangan dan energi yang luar biasa.
Oleh karena itu, saham yang akan menarik tahun ini adalah yang berkaitan dengan energi dan sumber daya alam. (IDR)
Jumat, 25 Maret 2011
fluktuasi ihsg dan RDS ...250311
Fluktuasi IHSG Tidak Terlalu Berdampak pada Reksadana
Kamis, 24 Maret 2011 | 16:47
investor daily
JAKARTA - Fluktuasi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang disebabkan oleh kisruh politik di Timur Tengah, bencana alam di Jepang hingga perang di Libya, tidak berdampak signifikan terhadap instrumen investasi reksadana.
Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan, salah satu instrumen investasi dipasar modal yakni, reksadana pergerakkannya tidak terlalu berdampak pada kondisi gejolak global yang terjadi saat ini.
"Kendati pasar global fluktuatif, namun produk reksadana itu tergantung dari Manajemen Investasi-nya (MI) yang mengelola," kata dia.
Ia menambahkan, saat indeks BEI bergerak melemah, MI yang mempunyai pengamatan jeli akan memilih saham yang aman disaat posisi sekarang ini. Dengan demikian reksadana yang dikelola MI itu tetap positif.
"Jika IHSG mengalami penurunan, pasti ada beberapa saham yang mengalami kenaikkan, tidak semua saham mengalami penurunan. Nah disitulah peran MI mencermati saham mana yang aman," kata dia.
Reza mengaku, saat ini belum melihat adanya penarikan atau pencairan dana oleh investor (redemption). Bahkan, kepemilikan asing terhadap dana yang dikelola MI dalam bentuk reksadana cenderung meningkat. Sampai saat ini, porsi kepemilikan asing terhadap total NAB reksadana mencapai 50 persen hingga 60 persen.
"Kepemilikan asing masih besar, khususnya pada produk reksadana saham, yaitu berkisar 50-60 persen," ucap dia.
Dari total Nilai Aktiva Bersih (NAB) industri reksa dana saat ini, menurutnya, yang paling dominan dan paling banyak diminati investor adalah reksadana saham lalu disusul reksadana terproteksi.
Tercatat dalam data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) jumlah NAB reksadana saham per Februari 2011 sebesar Rp50,232 triliun. Sementara reksadana saham terproteksi sebesar Rp40,721 triliun.
"Return reksadana saham lebih tinggi dan yang dominan dan disusul dengan reksadana terproteksi dibanding reksadana lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan besarnya peluang IHSG untuk terus tunbuh pada 2011, imbal hasil (return) reksadana akan semakin besar, sehingga minat masyarakat untuk berinvestasi pada reksadana juga meningkat.
"Tidak semua investor berani melakukan investasi high risk, high return, sehingga investas yang dominan tetap reksadana. Itu karena investor merasa lebih aman," kata dia.
Prospek bisnis investasi yang positif ini membuat Indosurya Asset Managemet berencana akan menerbitkan produk reksadana.
"Rencananya perusahaan akan mengeluarkan produk reksadana, tapi ini masih proses," kata dia.
Tercatat kenaikan indeks BEI pada 2010 ikut mengangkat imbal hasil pasar reksadana. Berdasarkan riset Indosurya Asset Managemet, reksadana saham membukukan imbal hasil sebesar 30,7 persen, Reksadana Campuran sebesar 26,7 persen, Reksadana pendapatan Tetap sebesar 11,4 persen.
Sementara itu, pada 2011 diprediksi imbal hasil reksadana tidak jauh berbeda dengan pencapaian 2010, Reksadana Saham akan menghasilkan rata-rata imbal hasil 34-35 persen, Reksadana Campuran 26-27 persen, dan reksadana Pendapatan Tetap 12 persen. (tk/ant)
Kamis, 24 Maret 2011 | 16:47
investor daily
JAKARTA - Fluktuasi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang disebabkan oleh kisruh politik di Timur Tengah, bencana alam di Jepang hingga perang di Libya, tidak berdampak signifikan terhadap instrumen investasi reksadana.
Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan, salah satu instrumen investasi dipasar modal yakni, reksadana pergerakkannya tidak terlalu berdampak pada kondisi gejolak global yang terjadi saat ini.
"Kendati pasar global fluktuatif, namun produk reksadana itu tergantung dari Manajemen Investasi-nya (MI) yang mengelola," kata dia.
Ia menambahkan, saat indeks BEI bergerak melemah, MI yang mempunyai pengamatan jeli akan memilih saham yang aman disaat posisi sekarang ini. Dengan demikian reksadana yang dikelola MI itu tetap positif.
"Jika IHSG mengalami penurunan, pasti ada beberapa saham yang mengalami kenaikkan, tidak semua saham mengalami penurunan. Nah disitulah peran MI mencermati saham mana yang aman," kata dia.
Reza mengaku, saat ini belum melihat adanya penarikan atau pencairan dana oleh investor (redemption). Bahkan, kepemilikan asing terhadap dana yang dikelola MI dalam bentuk reksadana cenderung meningkat. Sampai saat ini, porsi kepemilikan asing terhadap total NAB reksadana mencapai 50 persen hingga 60 persen.
"Kepemilikan asing masih besar, khususnya pada produk reksadana saham, yaitu berkisar 50-60 persen," ucap dia.
Dari total Nilai Aktiva Bersih (NAB) industri reksa dana saat ini, menurutnya, yang paling dominan dan paling banyak diminati investor adalah reksadana saham lalu disusul reksadana terproteksi.
Tercatat dalam data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) jumlah NAB reksadana saham per Februari 2011 sebesar Rp50,232 triliun. Sementara reksadana saham terproteksi sebesar Rp40,721 triliun.
"Return reksadana saham lebih tinggi dan yang dominan dan disusul dengan reksadana terproteksi dibanding reksadana lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan besarnya peluang IHSG untuk terus tunbuh pada 2011, imbal hasil (return) reksadana akan semakin besar, sehingga minat masyarakat untuk berinvestasi pada reksadana juga meningkat.
"Tidak semua investor berani melakukan investasi high risk, high return, sehingga investas yang dominan tetap reksadana. Itu karena investor merasa lebih aman," kata dia.
Prospek bisnis investasi yang positif ini membuat Indosurya Asset Managemet berencana akan menerbitkan produk reksadana.
"Rencananya perusahaan akan mengeluarkan produk reksadana, tapi ini masih proses," kata dia.
Tercatat kenaikan indeks BEI pada 2010 ikut mengangkat imbal hasil pasar reksadana. Berdasarkan riset Indosurya Asset Managemet, reksadana saham membukukan imbal hasil sebesar 30,7 persen, Reksadana Campuran sebesar 26,7 persen, Reksadana pendapatan Tetap sebesar 11,4 persen.
Sementara itu, pada 2011 diprediksi imbal hasil reksadana tidak jauh berbeda dengan pencapaian 2010, Reksadana Saham akan menghasilkan rata-rata imbal hasil 34-35 persen, Reksadana Campuran 26-27 persen, dan reksadana Pendapatan Tetap 12 persen. (tk/ant)
Senin, 21 Maret 2011
time2buy@WB... 210311
Investor miliarder Warren Buffett mengatakan gempa terbesar Jepang merupakan kesempatan membeli. Belum berubahnya masa depan negeri Sakura ini menunjukkan bahwa ia belum akan menjual saham miliknya.
"Jika saya memiliki saham Jepang, saya pasti tidak akan menjual, gara-gara peristiwa 10 hari terakhir," kata Buffett kepada wartawan di kota Daegu Korea Selatan. Ia tiba kemarin untuk menghadiri upacara peresmian pabrik baru yang dibangun oleh TaeguTec Ltd. "Suatu peristiwa luar biasa, benar-benar menciptakan kesempatan membeli."
Buffett mengatakan, bencana di Jepang mungkin akan memakan waktu untuk pembangunan kembali, “Tapi tidak akan mengubah masa depan ekonomi Jepang," katanya.
Ketua dan CEO Berkshire ini membatalkan perjalanan ke Jepang untuk mengunjungi pabrik Tungaloy Corp, milik Iscar Metalworking Cos di prefektur Fukushima, tempat reaktor yang rusak dalam gempa bumi dan tsunami 11 Maret. Berkshire Hathaway Inc memiliki 80% dari Iscar, perusahaan pembuat alat pemotong.
Indeks acuan Jepang Nikkei 225 Stock Average telah anjlok 12% sejak 10 Maret, sehari sebelum gempa 9 richter-nya. Bursa saham di negara Tirai Bambu ini tutup hari ini karena libur umum.
Ketua Iscar, Wertheimer Eitan mengatakan, penjualan mungkin turun di Jepang setelah pabrik Tungaloy menghentikan pekerjaan di Iwaki, prefektur Fukushima, dan mengevakuasi sebagian besar 1.400 karyawan dari kantor pusat setempat di tengah kebocoran radiasi PLTN Tokyo Electric Power Co.
Buffett, yang lebih suka perusahaan besar menuturkan, bahwa Korea Selatan adalah ladang berburu untuk akuisisi. Berkshire sudah berkomitmen lebih dari US$35 miliar untuk pengambilalihan dalam dua tahun terakhir.
"Kami sudah siap berinvestasi, dan pada dasarnya lebih besar lebih baik," kata investor miliarder berusia 80 tahun tersebut. "Perusahaan-perusahaan besar menarik bagi saya dan Korea memiliki sejumlah perusahaan besar, jadi negara itu adalah ladang untuk berburu."
Buffett menegaskan bahwa ia terbuka untuk membeli perusahaan selain AS, namun tetap mengakui, bisnis AS tetap mungkin menjadi targetnya. Berkshire berinvestasi di TaeguTec melalui Iscar, Tefen, unit pembuatan peralatan yang berbasis di Israel.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1342952/buffett-gempa-jepang-adalah-kesempatan-beli
Sumber : INILAH.COM
"Jika saya memiliki saham Jepang, saya pasti tidak akan menjual, gara-gara peristiwa 10 hari terakhir," kata Buffett kepada wartawan di kota Daegu Korea Selatan. Ia tiba kemarin untuk menghadiri upacara peresmian pabrik baru yang dibangun oleh TaeguTec Ltd. "Suatu peristiwa luar biasa, benar-benar menciptakan kesempatan membeli."
Buffett mengatakan, bencana di Jepang mungkin akan memakan waktu untuk pembangunan kembali, “Tapi tidak akan mengubah masa depan ekonomi Jepang," katanya.
Ketua dan CEO Berkshire ini membatalkan perjalanan ke Jepang untuk mengunjungi pabrik Tungaloy Corp, milik Iscar Metalworking Cos di prefektur Fukushima, tempat reaktor yang rusak dalam gempa bumi dan tsunami 11 Maret. Berkshire Hathaway Inc memiliki 80% dari Iscar, perusahaan pembuat alat pemotong.
Indeks acuan Jepang Nikkei 225 Stock Average telah anjlok 12% sejak 10 Maret, sehari sebelum gempa 9 richter-nya. Bursa saham di negara Tirai Bambu ini tutup hari ini karena libur umum.
Ketua Iscar, Wertheimer Eitan mengatakan, penjualan mungkin turun di Jepang setelah pabrik Tungaloy menghentikan pekerjaan di Iwaki, prefektur Fukushima, dan mengevakuasi sebagian besar 1.400 karyawan dari kantor pusat setempat di tengah kebocoran radiasi PLTN Tokyo Electric Power Co.
Buffett, yang lebih suka perusahaan besar menuturkan, bahwa Korea Selatan adalah ladang berburu untuk akuisisi. Berkshire sudah berkomitmen lebih dari US$35 miliar untuk pengambilalihan dalam dua tahun terakhir.
"Kami sudah siap berinvestasi, dan pada dasarnya lebih besar lebih baik," kata investor miliarder berusia 80 tahun tersebut. "Perusahaan-perusahaan besar menarik bagi saya dan Korea memiliki sejumlah perusahaan besar, jadi negara itu adalah ladang untuk berburu."
Buffett menegaskan bahwa ia terbuka untuk membeli perusahaan selain AS, namun tetap mengakui, bisnis AS tetap mungkin menjadi targetnya. Berkshire berinvestasi di TaeguTec melalui Iscar, Tefen, unit pembuatan peralatan yang berbasis di Israel.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1342952/buffett-gempa-jepang-adalah-kesempatan-beli
Sumber : INILAH.COM
Rabu, 16 Maret 2011
RDS bernuansa konsumtif ... 160311
Reksa dana saham di sektor konsumer atau barang-barang konsumsi diperkirakan bakal diminati investor. Sebab, sektor tersebut dipilih karena kontribusinya signifikan dalam perekonomian Indonesia.
Menurut Direktur Utama Trimegah Asset Management, Denny Thaher, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 237 juta jiwa dan pendapatan per kapita yang telah melewati US$3.000 di tahun lalu (2010), bisnis konsumer diperkirakan bakal terus mengalami pertumbuhan.
"Untuk itu, kami akan meluncurkan reksa dana saham yang rencananya akan berbasis saham-saham di sektor konsumer," ujarnya dalam keterangannya yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 16 Maret 2011.
Denny menambahkan, produk reksa dana sektor konsumer itu nantinya diluncurkan dengan dua jenis, yakni Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas atau RDPT. "Melalui penerbitan reksa dana saham ini, kami menargetkan dana kelolaan Trimegah bertambah Rp1 triliun," ujarnya.
Sementara untuk produk RDPT, aset yang dijaminkan (underlying asset) yang akan digunakan Trimegah adalah proyek di sektor riil, yaitu proyek power plant berupa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Lokasi proyek power plant tersebut berada di Kalimantan dan Sumatera.
Menurut Denny, proyek power plant dipilih sebagai underlying produk RDPT karena tenornya yang relatif pendek, yaitu sekitar dua tahun. Selain itu, jika proyek power plant selesai, pemanfaatannya bisa langsung maksimal mengingat kebutuhan listrik di Indonesia masih cukup besar.
Sementara itu, dia mengaku hingga Februari 2011, nilai dana kelolaan Trimegah sudah mencapai sekitar Rp3 triliun. Jumlah tersebut bertambah sebesar Rp400 miliar dibandingkan akhir Desember 2010 sebesar Rp2,6 triliun. Sedangkan hingga akhir 2011, perseroan menargetkan dana kelolaannya sebesar Rp5,5 triliun.
Denny memperkirakan, di tahun ini industri reksa dana masih mengalami pertumbuhan cukup bagus. Ia memprediksi, nilai aset bersih (NAB) reksa dana yang pada Februari 2011 berada di posisi Rp145 triliun bisa tumbuh antara 30-40 persen pada akhir tahun ini. "Bila mengacu rata-rata return selama 10 tahun terakhir, potensi imbal hasil investasi di reksa dana saham berkisar antara 20-25 persen per tahun," ujarnya.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/209726-reksa-dana-saham-konsumer-menarik-
Sumber : VIVANEWS.COM
Menurut Direktur Utama Trimegah Asset Management, Denny Thaher, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 237 juta jiwa dan pendapatan per kapita yang telah melewati US$3.000 di tahun lalu (2010), bisnis konsumer diperkirakan bakal terus mengalami pertumbuhan.
"Untuk itu, kami akan meluncurkan reksa dana saham yang rencananya akan berbasis saham-saham di sektor konsumer," ujarnya dalam keterangannya yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 16 Maret 2011.
Denny menambahkan, produk reksa dana sektor konsumer itu nantinya diluncurkan dengan dua jenis, yakni Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas atau RDPT. "Melalui penerbitan reksa dana saham ini, kami menargetkan dana kelolaan Trimegah bertambah Rp1 triliun," ujarnya.
Sementara untuk produk RDPT, aset yang dijaminkan (underlying asset) yang akan digunakan Trimegah adalah proyek di sektor riil, yaitu proyek power plant berupa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Lokasi proyek power plant tersebut berada di Kalimantan dan Sumatera.
Menurut Denny, proyek power plant dipilih sebagai underlying produk RDPT karena tenornya yang relatif pendek, yaitu sekitar dua tahun. Selain itu, jika proyek power plant selesai, pemanfaatannya bisa langsung maksimal mengingat kebutuhan listrik di Indonesia masih cukup besar.
Sementara itu, dia mengaku hingga Februari 2011, nilai dana kelolaan Trimegah sudah mencapai sekitar Rp3 triliun. Jumlah tersebut bertambah sebesar Rp400 miliar dibandingkan akhir Desember 2010 sebesar Rp2,6 triliun. Sedangkan hingga akhir 2011, perseroan menargetkan dana kelolaannya sebesar Rp5,5 triliun.
Denny memperkirakan, di tahun ini industri reksa dana masih mengalami pertumbuhan cukup bagus. Ia memprediksi, nilai aset bersih (NAB) reksa dana yang pada Februari 2011 berada di posisi Rp145 triliun bisa tumbuh antara 30-40 persen pada akhir tahun ini. "Bila mengacu rata-rata return selama 10 tahun terakhir, potensi imbal hasil investasi di reksa dana saham berkisar antara 20-25 persen per tahun," ujarnya.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/209726-reksa-dana-saham-konsumer-menarik-
Sumber : VIVANEWS.COM
Selasa, 08 Maret 2011
RDS, yang katanya. LAMPAUI ihsg ... 080311
Kinerja reksa dana bergerak positif pada Februari 2011, setelah pada Januari mengalami koreksi seiring minusnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tercatat, sebanyak 32 reksa dana saham berhasil melampaui kinerja IHSG .
Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, reksa dana sepanjang Februari 2011 menunjukkan kinerja yang positif seiring positifnya kinerja IHSG. “Bulan Februari,sentimen positif sudah mulai, sehingga memberi imbas terhadap kinerja reksa dana, terutama reksa dana saham,” kata dia ketika dihubungi SINDO kemarin.
Menurut dia,penggerak positif pertumbuhan reksa dana di antaranya tingkat inflasi yang rendah pada bulan lalu sekitar 0,13%.Hal itu menyebabkan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga (BI rate) pada level 6,75%. “Selain itu, keluarnya laporan keuangan emiten yang positif dan ditundanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) memberi pengaruh positif terhadap pasar reksa dana,”paparnya. Edbert menambahkan, dengan rata-rata kinerja IHSG sepanjang bulan lalu 1,79%, kinerja reksa dana saham juga positif menjadi 1,59%.Adapun,32 reksa dana saham yang berhasil melampaui kinerja IHSG di antaranya CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah dengan imbal hasil (return) 4,04%, Manulife Syariah Sektoral Amanah senilai 3,83%, Makinta Mantap 3,51%, Cipta Syariah Equity 2,94%,dan BNP Paribas Pesona Amanah 2,84%.
Sel
Sumber : SEPUTAR INDONESIA
Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, reksa dana sepanjang Februari 2011 menunjukkan kinerja yang positif seiring positifnya kinerja IHSG. “Bulan Februari,sentimen positif sudah mulai, sehingga memberi imbas terhadap kinerja reksa dana, terutama reksa dana saham,” kata dia ketika dihubungi SINDO kemarin.
Menurut dia,penggerak positif pertumbuhan reksa dana di antaranya tingkat inflasi yang rendah pada bulan lalu sekitar 0,13%.Hal itu menyebabkan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga (BI rate) pada level 6,75%. “Selain itu, keluarnya laporan keuangan emiten yang positif dan ditundanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) memberi pengaruh positif terhadap pasar reksa dana,”paparnya. Edbert menambahkan, dengan rata-rata kinerja IHSG sepanjang bulan lalu 1,79%, kinerja reksa dana saham juga positif menjadi 1,59%.Adapun,32 reksa dana saham yang berhasil melampaui kinerja IHSG di antaranya CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah dengan imbal hasil (return) 4,04%, Manulife Syariah Sektoral Amanah senilai 3,83%, Makinta Mantap 3,51%, Cipta Syariah Equity 2,94%,dan BNP Paribas Pesona Amanah 2,84%.
Sel
Sumber : SEPUTAR INDONESIA
Minggu, 06 Maret 2011
SAAT untuk BELI, sekarang ... 060311
Tanggal | RDS | NAB | Periode | GAIN | |
04/03/11 | bnp paribas infrastruktur plus | 2122.35 | |||
manulife dana saham | 8620.45 | ||||
manulife saham andalan | 1429.81 | ||||
Schroder 90+ equity fund | 1246.09 | ||||
schroder dana istimewa | 4387.69 | ||||
pnm ekuitas syariah | 1493.66 | ||||
schroder dana prestasi plus | 19618.09 | ||||
bnp paribas solaris | 1569.12 | ||||
bnp paribas ekuitas | 12663.18 | ||||
first state indoequity sector | 3872.54 | ||||
30/12/10 | IHSG | 3703.51 | |||
04/03/11 | IHSG | 3542.9 | 30/12/10-04/03/11 | -4.34% | time2BUY |
30/12/10 | schroder dana istimewa | 4695.64 | 30/12/10-04/03/11 | -6.56% | time2BUY |
12/01/07 | schroder dana istimewa | 1752.82 | 12/01/07-04/03/11 | 150.32% | |
30/12/10 | schroder 90+ equity fund | 1324.27 | 30/12/10-04/03/11 | -5.90% | time2BUY |
14/06/10 | schroder 90+ equity fund | 995.74 | 14/06/10-04/03/11 | 25.14% | |
30/12/10 | schroder dana prestasi plus | 20817.21 | 30/12/10-04/03/11 | -5.76% | time2BUY |
22/12/06 | schroder dana prestasi plus | 8503.44 | 22/12/06-04/03/11 | 130.71% | |
15-12-2009 | first state indoequity sector | 3106.8 | 15/12/09-04/03/11 | 24.65% | |
30/12/10 | bnp paribas ekuitas | 13813.87 | 30/12/10-04/03/11 | -8.33% | time2BUY |
22/12/06 | bnp paribas ekuitas | 5532.3 | 22/12/06-04/03/11 | 128.90% | |
29-12-2005 | bnp paribas ekuitas | 3454.97 | 29/12/05-04/03/11 | 266.52% | |
30/12/10: | manulife saham andalan | 1536.99 | 30/12/10-04/03/11 | -6.97% | time2BUY |
15-12-2009 | manulife saham andalan | 1104.56 | 15/12/09-04/03/11 | 29.45% | |
05-01-2009 | pnm ekuitas syariah | 748.79 | 05/01/09-04/03/11 | 99.48% | |
30/12/10: | manulife dana saham | 9301.49 | 30/12/10-04/03/11 | -7.32% | time2BUY |
05/01/09 | manulife dana saham | 3647.92 | 05/01/09-04/03/11 | 136.31% | |
29-09-2003 | manulife dana saham | 1190.74 | 29/09/03-04/03/11 | 623.96% | |
30/12/10: | bnp paribas infrastruktur plus | 2289.67 | 30/12/10-04/03/11 | -7.31% | time2BUY |
07/09/10 | bnp paribas infrastruktur plus | 2076.26 | 07/09/10-04/03/11 | 2.22% | |
30/12/10: | bnp paribas solaris | 1714.43 | 30/12/10-04/03/11 | -8.48% | time2BUY |
25/05/10 | bnp paribas solaris | 1171.5 | 25/05/10-04/03/11 | 33.94% |
Kamis, 03 Maret 2011
RD terbaek, n JAGA BATAS AMAN ... 030311
Panin Sekuritas dan Sinarmas Sekuritas Borong Penghargaan Reksa Dana Terbaik 2011
Rabu, 2 Maret 2011 | 17:39
JAKARTA- Panin Sekuritas dan Sinarmas Sekuritas memborong award di ajang Penghargaan Reksa Dana Terbaik 2011 Majalah Investor dengan meraih masing-masing tujuh award.
Reksa dana Panin Dana Maksima bahkan meraih empat award untuk kategori reksa dana saham terbaik periode 1, 3, 5 dan 7 tahun. Sementara Danamas Fleksi yang dikelola Sinarmas Sekuritas meraih tiga penghargaan untuk kategori reksa dana campuran terbaik B periode 1,3 dan 5 tahun.
Penghargaan kepada reksa dana yang dinilai memiliki kinerja terbaik itu diberikan pada acara Penganugerahan Reksa Dana Terbaik 2011 yang diselenggarakan di Intercontinental Hotel, Mid Plaza, Jakarta, Rabu (2/3).
Tahun ini adalah tahun ke-10 Majalah Investor melakukan pemeringkatan reksa dana. Ada 24 penghargaan yang diberikan kepada 15 reksa dana.
“Pemberian penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap reksa dana yang mampu bertahan dan memiliki kinerja terbaik, sekaligus mendorong pengelola reksa dana agar terus meningkatkan kinerja,” kata Direktur Globe Media Group Primus Dorimulu.
Pemeringkatan reksa dana dihitung berdasarkan dua komponen penilaian, yaitu Sharpe ratio dan likuiditas serta kualitas portofolio. Periode pemeringkatan menggunakan 4 kategori jangka waktu untuk masing-masing jenis reksa dana.
Pada pemeringkatan reksa dana setiap tahunnya, reksa dana yang datanya tidak diterima hingga batas waktu yang ditetapkan, tidak akan diperingkat. Syarat dasar untuk dilakukan kegiatan pemeringkatan adalah minimal empat reksa dana untuk masing-masing kelas yang sudah ditetapkan. Periode pemeringkatan dibagi menjadi 1, 3, 5 dan 7 tahun. Namun dalam hal ini dilakukan pengecualian untuk reksa dana pasar uang dan reksa dana campuran.
Pemeringkatan yang dibuat PT Infovesta Utama, lembaga riset reksa dana yang membantu tim litbang Majalah Investor dalam melakukan pemeringkatan reksa dana menghasilkan 10 penghargaan untuk reksa dana saham. Berikutnya, enam reksa dana campuran, enam reksa dana pendapatan tetap, dan dua reksa dana pasar uang.
Proses Pemeringkatan
Tahun ini adalah tahun ketiga Majalah Investor bekerjasama dengan Infovesta Utama. Sebelum diperingkat, reksa dana harus melewati seleksi awal, meliputi, waktu beroperasi minimal tiga tahun untuk kategori pemeringkatan berdasarkan kinerja tiga tahun, beroperasi minimal lima tahun untuk kategori pemeringkatan berdasarkan kinerja lima tahun, dan beroperasi minimal tujuh tahun untuk kategori pemeringkatan berdasarkan kinerja tujuh tahun.
Seleksi lain menyangkut pelanggaran dan sanksi dari Bapepam. Sikap kooperatif dari pengelola reksa dana juga dipertimbangkan. Sikap kooperatif itu ditandai dengan kerjasama dalam pengumpulan data dan pemberian informasi terkait pemeringkatan.
Sementara itu, reksa dana terproteksi tidak diikutkan dalam pemeringkatan.
Kriteria pemeringkatan dibagi menjadi dua yaitu, risk and return dengan bobot 80% dan likuiditas serta kualitas portofolio dengan bobot 20%.
Penilaian terhadap risk and return dilakukan dengan menggunakan metode Sharpe Ratio. Semakin besar Sharpe Ratio, maka bisa dikatakan semakin optimal suatu reksa dana. Metode Sharpe Ratio juga merupakan metode standar yang digunakan lembaga international dalam memberikan rating terhadap reksa dana. (*/gor)
Highlights Reksa Dana Terbaik 2011
No Nama Reksa Dana / Manajer Investasi / Kategori
Jenis Saham
1 Panin Dana Maksima/ Panin Sekuritas Tbk / Reksa Dana Saham - Periode 1 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
2 Panin Dana Prima/ Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 1 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar - Rp 1 Triliun
3 BIG Bhakti Ekuitas/ MNC Asset Management /Reksa Dana Saham - Periode 1 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 4 Panin Dana Maksima/ Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 3 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
5 Panin Dana Prima /Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 3 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar - Rp 1 Triliun
6 Reksa Dana Grow-2-Prosper /Corfina Capital /Reksa Dana Saham - Periode 3 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 7 Panin Dana Maksima /Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 5 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
8 Batavia Dana Saham /Batavia Prosperindo Aset Manajemen /Reksa Dana Saham - Periode 5 Tahun - Aset < Rp 1 Triliun 9 Panin Dana Maksima /Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 7 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
10 Batavia Dana Saham /Batavia Prosperindo Aset Manajemen /Reksa Dana Saham - Periode 7 Tahun - Aset < Rp 1 Triliun Jenis Campuran 1 Reksa Dana Panin Dana Bersama / Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Campuran A - Periode 1 Tahun 2 Schroder Dana Terpadu II /Schroder Investment Management Indonesia / Reksa Dana Campuran A - Periode 3 Tahun
3 Semesta Dana Maxima /Semesta Indovest /Reksa Dana Campuran A - Periode 5 Tahun
4 Danamas Fleksi /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Campuran B - Periode 1 Tahun
5 Danamas Fleksi /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Campuran B - Periode 3 Tahun
6 Danamas Fleksi /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Campuran B - Periode 5 Tahun
Jenis Pendapatan Tetap
1 Reksadana GMT Dana Pasti 2 /GMT Aset Manajemen /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 1 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar
2 Simas Danamas Instrumen Negara /Sinarmas Sekuritas / Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 1 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 3 Simas Danamas Mantap Plus /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 3 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar
4 Simas Danamas Instrumen Negara /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 3 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 5 Danamas Stabil /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 5 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar
6 Prospera Obligasi Plus /Prospera Asset Management /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 5 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar
Jenis Pasar Uang
1 BIG Dana Lancar /MNC Asset Management /Reksa Dana Pasar Uang - Periode 1 Tahun
2 BIG Dana Lancar /MNC Asset Management /Reksa Dana Pasar Uang - Periode 3 Tahun
Bapepam-LK Minta Stakeholder Industri Reksa Dana Jaga Kepercayaan
Kamis, 3 Maret 2011 | 8:42
JAKARTA-Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida mengajak seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan industri reksa dana saling menjaga dan mengingatkan agar tidak terjadi fraud yang dapat berakibat fatal bagi industri reksa dana.
“Setiap industri akan selalu terbuka bagi kemungkinan terjadinya fraud yang berisiko menghancurkan kredibilitas industri reksa dana. Usaha dan kerja keras kita selama ini akan sia-sia ketika industri kita kehilangan kepercayaan dari para investor,” kata Nurhaida dalam pernyataan tertulis yang dibacakan Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto pada acara Pemeringkatan dan Diskusi Reksa Dana Terbaik 2011 yang digelar Majalah Investor di Jakarta, Rabu (2/3).
Selain Djoko Hendratto diskusi bertema “Tantangan dan Propek Industri Reksa Dana 2011” yang dipandu Direktur Globe Media Group Primus Dorimulu itu juga menghadirkan pembicara Kepala Wakil Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Bowo Suhardjo , Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito, dan VP Product Development Wealth Management PT BNI Tbk Teddy Atmadja.
Menurut Nurhaida, usaha-usaha untuk memupuk kepercayaan investor harus terus dilakukan berkesinambungan. Sebagai regulator, Bapapem- LK akan terus membenahi kualitas seluruh pemangku kepentingan, dari manajer investasi (MI), bank kustodian, hingga agen penjual.
“Kami juga mengajak seluruh pihak untuk memperbaiki dan memperluas jaringan distribusi, sehingga reksa dana dapat lebih dikenal masyarakat secara luas, bukan hanya di Jakarta, tapi juga di daerah-daerah lain,” ujarnya.
Di sisi lain, Djoko Hendratto mengakui, masalah perpajakan yang diatur PP No 16 Tahun 2009 termasuk tantangan yang dihadapi industri reksa dana di Tanah Air.
PP tersebut, kata dia, menyebutkan bahwa reksa dana yang pada periode 2009-2010 belum dikenakan pajak. Namun pada periode 2011- 2013 akan dikenai pajak sebesar 5% dan meningkat menjadi 15% mulai tahun 2014.
Makin menjanjikan
Wakil Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia Bowo W Suhardjo mengatakan, bisnis reksa dana di tanah air semakin menjanjikan. Sebab, potensi pasar di industri tersebut masih sangat luas mengingat jumlah investor reksa dana yang masih minim.
Berdasarkan data Bapepam seperti dikemukakan Djoko Hendratto, total data investor individu hanya sebanyak 91.407. Sedangkan total data investor institusi hanya sebesar 1.917 dan ditambah lagi dengan total data transaksi sebesar 364.020.
Bowo mengatakan, selama ini banyak pihak yang mengatakan bahwa pemodal reksa dana mencapai 300-an investor. Namun, kenyataanya hanya bersisa sebanyak 91 ribuan. Angka tersebut menyusut karena banyak investor yang menaruh modal mereka lebih dari satu manajemen investasi (MI). Selain itu lokasi penyebaran dari pemasaran reksa dana pun masih terkonsentrasi di Jakarta yakni sebesar 78% dari total pemodal.
“Inilah yang harus kita kembangkan dari sisi investor agar lebih kuat. Salah satunya adalah mengembangkan chanel distribusi. Kami bahkan tengah menyiapkan strategi independent agent, distibusi elektronik, dan juga perluasan pasar baru,” ungkap dia. (*/gor)
Rabu, 2 Maret 2011 | 17:39
JAKARTA- Panin Sekuritas dan Sinarmas Sekuritas memborong award di ajang Penghargaan Reksa Dana Terbaik 2011 Majalah Investor dengan meraih masing-masing tujuh award.
Reksa dana Panin Dana Maksima bahkan meraih empat award untuk kategori reksa dana saham terbaik periode 1, 3, 5 dan 7 tahun. Sementara Danamas Fleksi yang dikelola Sinarmas Sekuritas meraih tiga penghargaan untuk kategori reksa dana campuran terbaik B periode 1,3 dan 5 tahun.
Penghargaan kepada reksa dana yang dinilai memiliki kinerja terbaik itu diberikan pada acara Penganugerahan Reksa Dana Terbaik 2011 yang diselenggarakan di Intercontinental Hotel, Mid Plaza, Jakarta, Rabu (2/3).
Tahun ini adalah tahun ke-10 Majalah Investor melakukan pemeringkatan reksa dana. Ada 24 penghargaan yang diberikan kepada 15 reksa dana.
“Pemberian penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap reksa dana yang mampu bertahan dan memiliki kinerja terbaik, sekaligus mendorong pengelola reksa dana agar terus meningkatkan kinerja,” kata Direktur Globe Media Group Primus Dorimulu.
Pemeringkatan reksa dana dihitung berdasarkan dua komponen penilaian, yaitu Sharpe ratio dan likuiditas serta kualitas portofolio. Periode pemeringkatan menggunakan 4 kategori jangka waktu untuk masing-masing jenis reksa dana.
Pada pemeringkatan reksa dana setiap tahunnya, reksa dana yang datanya tidak diterima hingga batas waktu yang ditetapkan, tidak akan diperingkat. Syarat dasar untuk dilakukan kegiatan pemeringkatan adalah minimal empat reksa dana untuk masing-masing kelas yang sudah ditetapkan. Periode pemeringkatan dibagi menjadi 1, 3, 5 dan 7 tahun. Namun dalam hal ini dilakukan pengecualian untuk reksa dana pasar uang dan reksa dana campuran.
Pemeringkatan yang dibuat PT Infovesta Utama, lembaga riset reksa dana yang membantu tim litbang Majalah Investor dalam melakukan pemeringkatan reksa dana menghasilkan 10 penghargaan untuk reksa dana saham. Berikutnya, enam reksa dana campuran, enam reksa dana pendapatan tetap, dan dua reksa dana pasar uang.
Proses Pemeringkatan
Tahun ini adalah tahun ketiga Majalah Investor bekerjasama dengan Infovesta Utama. Sebelum diperingkat, reksa dana harus melewati seleksi awal, meliputi, waktu beroperasi minimal tiga tahun untuk kategori pemeringkatan berdasarkan kinerja tiga tahun, beroperasi minimal lima tahun untuk kategori pemeringkatan berdasarkan kinerja lima tahun, dan beroperasi minimal tujuh tahun untuk kategori pemeringkatan berdasarkan kinerja tujuh tahun.
Seleksi lain menyangkut pelanggaran dan sanksi dari Bapepam. Sikap kooperatif dari pengelola reksa dana juga dipertimbangkan. Sikap kooperatif itu ditandai dengan kerjasama dalam pengumpulan data dan pemberian informasi terkait pemeringkatan.
Sementara itu, reksa dana terproteksi tidak diikutkan dalam pemeringkatan.
Kriteria pemeringkatan dibagi menjadi dua yaitu, risk and return dengan bobot 80% dan likuiditas serta kualitas portofolio dengan bobot 20%.
Penilaian terhadap risk and return dilakukan dengan menggunakan metode Sharpe Ratio. Semakin besar Sharpe Ratio, maka bisa dikatakan semakin optimal suatu reksa dana. Metode Sharpe Ratio juga merupakan metode standar yang digunakan lembaga international dalam memberikan rating terhadap reksa dana. (*/gor)
Highlights Reksa Dana Terbaik 2011
No Nama Reksa Dana / Manajer Investasi / Kategori
Jenis Saham
1 Panin Dana Maksima/ Panin Sekuritas Tbk / Reksa Dana Saham - Periode 1 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
2 Panin Dana Prima/ Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 1 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar - Rp 1 Triliun
3 BIG Bhakti Ekuitas/ MNC Asset Management /Reksa Dana Saham - Periode 1 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 4 Panin Dana Maksima/ Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 3 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
5 Panin Dana Prima /Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 3 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar - Rp 1 Triliun
6 Reksa Dana Grow-2-Prosper /Corfina Capital /Reksa Dana Saham - Periode 3 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 7 Panin Dana Maksima /Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 5 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
8 Batavia Dana Saham /Batavia Prosperindo Aset Manajemen /Reksa Dana Saham - Periode 5 Tahun - Aset < Rp 1 Triliun 9 Panin Dana Maksima /Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Saham - Periode 7 Tahun - Aset > Rp 1 Triliun
10 Batavia Dana Saham /Batavia Prosperindo Aset Manajemen /Reksa Dana Saham - Periode 7 Tahun - Aset < Rp 1 Triliun Jenis Campuran 1 Reksa Dana Panin Dana Bersama / Panin Sekuritas Tbk /Reksa Dana Campuran A - Periode 1 Tahun 2 Schroder Dana Terpadu II /Schroder Investment Management Indonesia / Reksa Dana Campuran A - Periode 3 Tahun
3 Semesta Dana Maxima /Semesta Indovest /Reksa Dana Campuran A - Periode 5 Tahun
4 Danamas Fleksi /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Campuran B - Periode 1 Tahun
5 Danamas Fleksi /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Campuran B - Periode 3 Tahun
6 Danamas Fleksi /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Campuran B - Periode 5 Tahun
Jenis Pendapatan Tetap
1 Reksadana GMT Dana Pasti 2 /GMT Aset Manajemen /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 1 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar
2 Simas Danamas Instrumen Negara /Sinarmas Sekuritas / Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 1 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 3 Simas Danamas Mantap Plus /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 3 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar
4 Simas Danamas Instrumen Negara /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 3 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar 5 Danamas Stabil /Sinarmas Sekuritas /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 5 Tahun - Aset > Rp 100 Miliar
6 Prospera Obligasi Plus /Prospera Asset Management /Reksa Dana Pendapatan Tetap - Periode 5 Tahun - Aset < Rp 100 Miliar
Jenis Pasar Uang
1 BIG Dana Lancar /MNC Asset Management /Reksa Dana Pasar Uang - Periode 1 Tahun
2 BIG Dana Lancar /MNC Asset Management /Reksa Dana Pasar Uang - Periode 3 Tahun
Bapepam-LK Minta Stakeholder Industri Reksa Dana Jaga Kepercayaan
Kamis, 3 Maret 2011 | 8:42
JAKARTA-Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida mengajak seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan industri reksa dana saling menjaga dan mengingatkan agar tidak terjadi fraud yang dapat berakibat fatal bagi industri reksa dana.
“Setiap industri akan selalu terbuka bagi kemungkinan terjadinya fraud yang berisiko menghancurkan kredibilitas industri reksa dana. Usaha dan kerja keras kita selama ini akan sia-sia ketika industri kita kehilangan kepercayaan dari para investor,” kata Nurhaida dalam pernyataan tertulis yang dibacakan Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto pada acara Pemeringkatan dan Diskusi Reksa Dana Terbaik 2011 yang digelar Majalah Investor di Jakarta, Rabu (2/3).
Selain Djoko Hendratto diskusi bertema “Tantangan dan Propek Industri Reksa Dana 2011” yang dipandu Direktur Globe Media Group Primus Dorimulu itu juga menghadirkan pembicara Kepala Wakil Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Bowo Suhardjo , Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito, dan VP Product Development Wealth Management PT BNI Tbk Teddy Atmadja.
Menurut Nurhaida, usaha-usaha untuk memupuk kepercayaan investor harus terus dilakukan berkesinambungan. Sebagai regulator, Bapapem- LK akan terus membenahi kualitas seluruh pemangku kepentingan, dari manajer investasi (MI), bank kustodian, hingga agen penjual.
“Kami juga mengajak seluruh pihak untuk memperbaiki dan memperluas jaringan distribusi, sehingga reksa dana dapat lebih dikenal masyarakat secara luas, bukan hanya di Jakarta, tapi juga di daerah-daerah lain,” ujarnya.
Di sisi lain, Djoko Hendratto mengakui, masalah perpajakan yang diatur PP No 16 Tahun 2009 termasuk tantangan yang dihadapi industri reksa dana di Tanah Air.
PP tersebut, kata dia, menyebutkan bahwa reksa dana yang pada periode 2009-2010 belum dikenakan pajak. Namun pada periode 2011- 2013 akan dikenai pajak sebesar 5% dan meningkat menjadi 15% mulai tahun 2014.
Makin menjanjikan
Wakil Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia Bowo W Suhardjo mengatakan, bisnis reksa dana di tanah air semakin menjanjikan. Sebab, potensi pasar di industri tersebut masih sangat luas mengingat jumlah investor reksa dana yang masih minim.
Berdasarkan data Bapepam seperti dikemukakan Djoko Hendratto, total data investor individu hanya sebanyak 91.407. Sedangkan total data investor institusi hanya sebesar 1.917 dan ditambah lagi dengan total data transaksi sebesar 364.020.
Bowo mengatakan, selama ini banyak pihak yang mengatakan bahwa pemodal reksa dana mencapai 300-an investor. Namun, kenyataanya hanya bersisa sebanyak 91 ribuan. Angka tersebut menyusut karena banyak investor yang menaruh modal mereka lebih dari satu manajemen investasi (MI). Selain itu lokasi penyebaran dari pemasaran reksa dana pun masih terkonsentrasi di Jakarta yakni sebesar 78% dari total pemodal.
“Inilah yang harus kita kembangkan dari sisi investor agar lebih kuat. Salah satunya adalah mengembangkan chanel distribusi. Kami bahkan tengah menyiapkan strategi independent agent, distibusi elektronik, dan juga perluasan pasar baru,” ungkap dia. (*/gor)
RD terus Tebar PesonA ... 030311
Pesona Reksa Dana
Kamis, 3 Maret 2011 | 10:42
Reksa dana tetap menjadi primadona investasi. Industri ini berpeluang untuk tumbuh lebih besar lagi. Potensi pasar pun masih terbuka lebar. Dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, industri ini baru mampu menggarap sekitar 91 ribu jiwa dengan 353,7 ribu unit reksa dana. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kekayaan orang Indonesia meningkat lima kali lipat. Jumlah orang kaya pun terus bertambah meski jumlah orang miskin juga masih besar.
Beberapa hasil riset menunjukkan, kekayaan orang Indonesia tumbuh tercepat di dunia. Pada 2010, Merrill Lynch dan Capgemini menyebutkan, jumlah miliarder di negeri ini ditaksir mencapai 24 ribu orang. Mereka memiliki kekayaan rata-rata di atas Rp 9 miliar (US$ 1 miliar) dengan total nilai US$ 80 miliar. Bahkan, Credit Suisse memperkirakan jumlah pemilik kekayaan di atas Rp 9 miliar mencapai 60 ribu orang. Jumlah itu diyakini bakal terus bertambah seiring dengan potensi pertumbuhan ekonomi. Tahun ini, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,5%.
Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), saat ini terdapat sekitar 2,3 juta rekening di perbankan dengan nilai simpanan di atas Rp 100 juta. Total dana mereka sekitar Rp 1.924 triliun atau 82,6% dari total dana masyarakat di perbankan. Dengan asumsi satu orang memiliki tiga rekening, setidaknya terdapat 766 ribu orang yang masuk kategori ini. Kelompok orang kaya itu merupakan pasar yang menarik bagi industri reksa dana. Namun, pebisnis reksa dana harus bersaing dengan perbankan. Sebab, orang-orang itu adalah nasabah prioritas yang dilayani perbankan.
Peluang bisnis reksa dana akan lebih luas lagi bila pelaku industri ini mampu menggarap pemilik simpanan di bawah Rp 100 juta. Dari total 97 juta rekening simpanan di perbankan, setidaknya terdapat 95,2 juta rekening yang masuk kelompok ini. Dengan asumsi satu orang memiliki dua rekening, maka ada sekitar 48,7 juta orang yang memiliki akses perbankan. Mereka merupakan calon nasabah yang potensial bagi industri reksa dana.
Untuk membidik potensi nasabah itu, para pelaku bisnis reksa dana dituntut kreatif. Mereka harus menyiapkan tenaga pemasar yang andal dan benar-benar menguasai industri ini. Pengalaman pahit di masa lalu tak boleh terulang. Bila ingin industri ini terus bertumbuh, para manajer investasi hendaknya menjaga kepercayaan investor.
Kita pun yakin industri ini bakal berkembang. Sejumlah indicator ekonomi, seperti tren suku bunga rendah, bakal mendukung bertumbuh dan berkembangnya industri reksa dana. Regulasi dan pengawasan yang kian baik ikut menunjang industri ini. Angka-angka itu kian menguatkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri reksa dana. Selama ini, 80% orang kaya di negeri ini cenderung memilih instrumen investasi tradisional seperti properti dan deposito. Alokasi dana untuk investasi di bursa saham diperkirakan hanya sekitar 19- 20%. Di Indonesia, jumlah dana yang masuk ke produk reksa dana sekitar Rp 150 triliun, jauh di bawah dana pihak ketiga di perbankan yang mencapai Rp 2.330 triliun.
Mencermati perkembangan selama ini, setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi industri reksa dana di Indonesia. Pertama, tidak ada pertambahan investor secara signifikan. Kedua, penjualan reksa dana lebih banyak mengandalkan jaringan bank. Ketiga, perlu peningkatan kualitas agen penjual reksa dana. Keempat, tidak ada insentif bagi investor reksa dana. Bahkan, pengenaan pajak atas obligasi justru mengurangi daya tarik reksa dana berbasis obligasi. Kelima, pajak obligasi yang harus dibayarkan oleh pengelola reksa dana akan berdampak pada likuiditas obligasi korporasi.
Kita khawatir pemberlakuan pajak 5% untuk reksa dana obligasi bakal menggerus pesona instrumen investasi yang sedang tumbuh mekar ini. Terlebih lagi bila pajaknya dinaikkan menjadi 15%. Mengingat industri ini sedang bertumbuh, pemerintah selayaknya memberikan kelonggaran waktu bagi industri ini. Ke depan, kita berharap industri reksa dana bisa menjadi pilar utama pasar modal Indonesia.
Besar kecilnya dana masyarakat di pasar modal bisa menjadi indicator kemajuan perekonomian suatu bangsa. Amerika Serikat yang berpenduduk 280 juta jiwa, 60% masyarakatnya menginvestasikan dananya di pasar modal, yakni 70% di pasar modal dalam negeri dan 30% di pasar modal negara lain.
Sementara itu, Tiongkok merupakan negara berkembang yang mengalami kemajuan luar biasa di bidang pasar modal. Dalam tempo kurang dari lima tahun, Negeri Tirai Bambu itu berhasil mendirikan empat bursa efek dan tujuh bursa berjangka. ***
Kamis, 3 Maret 2011 | 10:42
Reksa dana tetap menjadi primadona investasi. Industri ini berpeluang untuk tumbuh lebih besar lagi. Potensi pasar pun masih terbuka lebar. Dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, industri ini baru mampu menggarap sekitar 91 ribu jiwa dengan 353,7 ribu unit reksa dana. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kekayaan orang Indonesia meningkat lima kali lipat. Jumlah orang kaya pun terus bertambah meski jumlah orang miskin juga masih besar.
Beberapa hasil riset menunjukkan, kekayaan orang Indonesia tumbuh tercepat di dunia. Pada 2010, Merrill Lynch dan Capgemini menyebutkan, jumlah miliarder di negeri ini ditaksir mencapai 24 ribu orang. Mereka memiliki kekayaan rata-rata di atas Rp 9 miliar (US$ 1 miliar) dengan total nilai US$ 80 miliar. Bahkan, Credit Suisse memperkirakan jumlah pemilik kekayaan di atas Rp 9 miliar mencapai 60 ribu orang. Jumlah itu diyakini bakal terus bertambah seiring dengan potensi pertumbuhan ekonomi. Tahun ini, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,5%.
Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), saat ini terdapat sekitar 2,3 juta rekening di perbankan dengan nilai simpanan di atas Rp 100 juta. Total dana mereka sekitar Rp 1.924 triliun atau 82,6% dari total dana masyarakat di perbankan. Dengan asumsi satu orang memiliki tiga rekening, setidaknya terdapat 766 ribu orang yang masuk kategori ini. Kelompok orang kaya itu merupakan pasar yang menarik bagi industri reksa dana. Namun, pebisnis reksa dana harus bersaing dengan perbankan. Sebab, orang-orang itu adalah nasabah prioritas yang dilayani perbankan.
Peluang bisnis reksa dana akan lebih luas lagi bila pelaku industri ini mampu menggarap pemilik simpanan di bawah Rp 100 juta. Dari total 97 juta rekening simpanan di perbankan, setidaknya terdapat 95,2 juta rekening yang masuk kelompok ini. Dengan asumsi satu orang memiliki dua rekening, maka ada sekitar 48,7 juta orang yang memiliki akses perbankan. Mereka merupakan calon nasabah yang potensial bagi industri reksa dana.
Untuk membidik potensi nasabah itu, para pelaku bisnis reksa dana dituntut kreatif. Mereka harus menyiapkan tenaga pemasar yang andal dan benar-benar menguasai industri ini. Pengalaman pahit di masa lalu tak boleh terulang. Bila ingin industri ini terus bertumbuh, para manajer investasi hendaknya menjaga kepercayaan investor.
Kita pun yakin industri ini bakal berkembang. Sejumlah indicator ekonomi, seperti tren suku bunga rendah, bakal mendukung bertumbuh dan berkembangnya industri reksa dana. Regulasi dan pengawasan yang kian baik ikut menunjang industri ini. Angka-angka itu kian menguatkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri reksa dana. Selama ini, 80% orang kaya di negeri ini cenderung memilih instrumen investasi tradisional seperti properti dan deposito. Alokasi dana untuk investasi di bursa saham diperkirakan hanya sekitar 19- 20%. Di Indonesia, jumlah dana yang masuk ke produk reksa dana sekitar Rp 150 triliun, jauh di bawah dana pihak ketiga di perbankan yang mencapai Rp 2.330 triliun.
Mencermati perkembangan selama ini, setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi industri reksa dana di Indonesia. Pertama, tidak ada pertambahan investor secara signifikan. Kedua, penjualan reksa dana lebih banyak mengandalkan jaringan bank. Ketiga, perlu peningkatan kualitas agen penjual reksa dana. Keempat, tidak ada insentif bagi investor reksa dana. Bahkan, pengenaan pajak atas obligasi justru mengurangi daya tarik reksa dana berbasis obligasi. Kelima, pajak obligasi yang harus dibayarkan oleh pengelola reksa dana akan berdampak pada likuiditas obligasi korporasi.
Kita khawatir pemberlakuan pajak 5% untuk reksa dana obligasi bakal menggerus pesona instrumen investasi yang sedang tumbuh mekar ini. Terlebih lagi bila pajaknya dinaikkan menjadi 15%. Mengingat industri ini sedang bertumbuh, pemerintah selayaknya memberikan kelonggaran waktu bagi industri ini. Ke depan, kita berharap industri reksa dana bisa menjadi pilar utama pasar modal Indonesia.
Besar kecilnya dana masyarakat di pasar modal bisa menjadi indicator kemajuan perekonomian suatu bangsa. Amerika Serikat yang berpenduduk 280 juta jiwa, 60% masyarakatnya menginvestasikan dananya di pasar modal, yakni 70% di pasar modal dalam negeri dan 30% di pasar modal negara lain.
Sementara itu, Tiongkok merupakan negara berkembang yang mengalami kemajuan luar biasa di bidang pasar modal. Dalam tempo kurang dari lima tahun, Negeri Tirai Bambu itu berhasil mendirikan empat bursa efek dan tujuh bursa berjangka. ***
Langganan:
Postingan (Atom)