gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Rabu, 20 April 2011

PAKE INTERNET, baca BLOG2/SITUS, donK : 200411

Selasa, 19/04/2011 17:58 WIB
Edukasi Reksa Dana di Daerah Masih Minim
Whery Enggo Prayogi - detikFinance
sila baca situs2 bagus ini : INFOVESTA dan PORTAL REKSADANa



Jakarta - Salah satu cara penambahan investor pada produk reksa dana dengan melakukan edukasi di daerah secara efektif dan sistematis. Selama ini edukasi dan sosialisasinya masih kurang.

Menurut Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto, regulator masih melakukan edukasi pasar modal secara sporadis. Belum ada konsep detail atau perencanaan yang matang dalam mengenalkan produk-produk investasi di pasar modal.

"Edukasi saat ini masih terlalu sporadis dan one time-one time. Coba bayangkan satu tahun sekali, terus pulang. Lupa ga? Jadi pemahaman belum ada, lupa pula," jelas Abi saat ditemui detikFinance di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/4/2011).

Pelaku usaha reksa dana juga belum pernah duduk bersama dengan regulator, untuk mengenalkan produk reksa dana yang efektif di daerah-daerah.

"Kita pernah jalan bersama, tapi enggak pernah buat konsep, grand plan. Kalau bisa tidak one time dalam edukasi. Kalau bisa reguler dengan kerja sama di daerah. Dengan kursus di Universitas, tanpa kita datang ke sana, sosialisasi tetap jalan," katanya.

"Selama ini belum sistematis. Edukasi tidak bisa dilakukan satu kali. Yang bisa investornya jeblos," tegas Abi.

Ia menambahkan, meski regulator memandang perlu adanya penambahan jumlah investor di luar Jakarta, namun harus dipahami pula bahwa jumlah uang yang beredar di daerah sangatlah sedikit. Perputaran uang masih mayoritas di wilayah Jabodetabek.

"Daerah punya uang tidak? Harus realistis. Uang yang beredar kecil. Masih banyak beredar di Jabodetabek. Apa mereka sudah layak belum berinvestasi, bisa tidak sisihkan Rp 500 ribu per bulan?," tuturnya.

Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, tidak hanya regulator, namun juga pelaku industri. Namun sosialisasi diharapkan dilakukan secara cermat, dan tepat. "Edukasi kita ga boleh berhenti. Kita sasar yang tepat. Kita harus lihat data, daerah-daerah mana," terang Abi.

"Apalagi daerah memiliki karakter yang beda. Saya ga anti daerah. Ini PR kita semua, pemain, regulator, SRO, hand in hand. Nanti investor bingung, kalau jalan sendiri-sendiri," tegasnya.

Selama ini, Manajer Investasi yang terlibat dalam sosialisasi pasar modal juga mengeluarkan dana cukup besar. Tentu mereka berharap, dapat menambah jumlah investor dalam keikutsertaan ini.

"Enaknya gimana garap market yang sistematis dan efisien. Biaya edukasi besar, kalau tidak sistematis sayang. MI kan dananya terbatas. Dia bukan lembaga sosial. Kalau bisa make some profit, oke dikerjain. Nanti kalau buku merah, kalau belum untung, mereka timbang-timbang," pungkas Abi.

(wep/ang)

Tidak ada komentar: