HARVESTINDO KECIPRATAN KASUS ELNUSA :p
ini manajer investasi lokal yang pernah TERLILIT KEGAGALAN BAYAR: saat HAM TERLILIT MASALAH
Bapepam Lelet Usut Bobolnya Uang Elnusa di Bank Mega
Penempatan Dana Di Harvestindo & Discovery Ditelusuri
Senin, 02 Mei 2011 , 06:25:00 WIB
RMOL. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai lambat menyelesaikan kasus pembobolan dana PT Elnusa Tbk (ELSA) di PT Bank Mega Tbk (MEGA). Padahal, kasus ini sudah merusak reputasi kepercayaan investor.
Pengamat pasar modal Yanuar Rizki mengatakan, jika kasus ini tidak diselesaikan dengan cepat, maka akan menjadi noda hitam untuk pasar modal di Indonesia. Bapepam, pinta dia, seharusnya langsung mengambil tindakan cepat, jangan hanya menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian.
“Masak semuanya diserahkan ke polisi. Bagaimana pun hal ini menyangkut good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik,” kata Yanuar saat dihubungi Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Dia menegaskan, untuk menjaga kredibilitas pasar modal Indonesia, kasus ini harus diusut secara cepat. Apalagi hal ini dilakukan oknum direktur keuangan yang notabene mengetahui kondisi keuangan perusahaan.
Dikemukakan, jika dalam keterbukaan tertulis dana tersebut ditempatkan di deposito, maka Bapepam harus mengecek kebenarannya. Berdasarkan pemberitaan, dana itu ditaruh ke instrumen lain yang bisa memberi keuntungan lebih besar ketimbang deposito.
Sebelumnya, Bapepam hanya menantikan hasil pemeriksaan pihak kepolisian. “Bank Mega kita tidak panggil karena masalah sudah ditangani kepolisian. Jadi Bapepam sesuai ketentuan yang ada, kalau terjadi hal yang cukup signifikan harus dipaparkan ke publik,” ujar Ketua Bapepam-LK Nurhaida, baru-baru ini.
Kepolisian sebelumnya telah menangkap Direktur Keuangan PT Elnusa SN alias Santun Nainggolan, Kepala Cabang Bank Mega Jababeka Itman Harry Basuki, Direktur PT Discovery berinisial ICL, Komisaris PT Harvestindo berinisial HG, otak pelaku berinisial RL dan staf PT Harvestindo berinisial TZS. Aparat menduga Dirut PT Discovery berinisial IL mengalirkan dananya ke Harvestindo Asset Management. Ivan merupakan Komisaris utama perusahaan tersebut. Dugaan itu berasal dari keterangan Bank Mega yang menjelaskan pencairan dana Elnusa ke dua rekening bisnis atas nama PT Discovery Indonesia.
“Sampai dengan saat ini, dari pemberitaan di media yang saya dengar, tidak ditemukan aliran dana ke Discovery Futures,” kilah Direktur Operasi Discovery Futures TB Andry Adam. [RM]
Polda Telusuri Rekening PT Discovery & Harvestindo
Kamis, 28 April 2011 15:50 wib
okezone
JAKARTA - Penyidik dari Satuan Fiskal Moneter dan Devisa Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya melakukan penelusuran rekening milik PT Harvestindo dan PT Discovery.
Hal itu terkait pembobolan dana PT Elnusa Tbk di Bank Mega cabang Jababeka senilai Rp111 miliar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar mengatakan, penelusuran tersebut dikarenakan penyidik menduga dana PT Elnusa disebar di empat rekening bank milik dua perusahaan tersebut.
"Tiga rekening milik PT Discovery dan satu milik PT Harvestindo," katanya, Kamis (28/4/2011).
Menurutnya, penyidik baru menyita 20% dari Rp111 miliar.
Baharudin melanjutkan, diduga 80% dari dana tersebut digunakan untuk investasi. Selain itu, penyidik juga menduga ada dana yang diinvestasikan ke tempat lain. Namun kemungkinan sebagian juga sudah masuk ke investasi dalam bentuk saham.
"Kami sudah memblokirnya, kami harapkan secepatnya mendapatkan print out rekeningnya," tegasnya.
Pemblokiran rekening ini dilakukan ini untuk mengetahui berapa jumlah pasti jatah masing-masing tersangka, yang telah membobol dana milik Elnusa ini.
"Rekening yang diblokir, tiga rekening milik PT Discovery dan satu rekening milik PT Harvestindo," tuturnya.
Penyidik juga belum tahu berapa total nilai empat rekening yang diblokir itu. Namun, dipastikan empat rekening yang menampung aliran dana kejahatan itu berada di bank-bank milik pemerintah.
Sebelumnya, penyidik menyita barang bukti senilai total Rp11 miliar dari total kerugian PT Elnusa senilai Rp111 miliar. Barang bukti tersebut berupa enam unit mobil mewah, lima unit sepeda kayuh, uang tunai senilai Rp2 miliar dan USD34.400. Sementara, penyidik juga berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi (PPATK) untuk menelusuri aliran dana tersebut. Dari hasil penyidikan sementara, penyidik menemukan dana PT Elnusa mengalir ke lima rekening milik PT Discovery dan PT Harvestindo.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menetapkan enam tersangka terkait kasus ini, masing-masing berinisial SN, selaku Direktur Keuangan PT Elnusa Tbk, IHB yang menjabat sebagai kepala Cabang Bank Mega Jababeka, ICL direksi PT Discovery dan Komisaris PT Harvest, HG Direksi PT Discovery, RL yang merupakan broker dan TZS staf colections PT Harvesind. Polisi juga masih memburu aliran dana yang diduga telah berubah menjadi aset-aset pribadi.
Kasat Fismonedev Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Arismunandar mengatakan, pihaknya juga tengah menelusuri semua aset milik para pelaku. Dia menegaskan, semua aset akan segera disita seandainya memang terkait dengan kasus tersebut.
"Kami akan lakukan pemeriksaan, penyidik saat ini juga tengah melakukan pendalaman," ujarnya.
Dia tegaskan, belum ada tersangka baru dalam kasus ini.
KEEP BUYING, jangka panjang LEBE BAGU$, pindah ke http://investasireksadanaindonesiagw.blogspot.com/ aka INVESTASI REKSA DANA INDONESIA gw
gW suka BANGET ketidakPASTIan
Kamis, 28 April 2011
Selasa, 26 April 2011
syariah, yang gw juga inves ... 260411
Dana Kelola Reksadana Syariah Naik 10%
Oleh M. Tahir Saleh
bisnis indonesia
Published On: 12 April 2011
JAKARTA: Total dana kelolaan reksadana syariah sepanjang kuartal I/2011 mencapai Rp5,19 triliun atau meningkat 10,66% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,69 triliun.
Kenaikan tersebut seiring dengan pertumbuhan dana kelolaan pada beberapa jenis reksadana seperti reksa dana syariah saham, pendapatan tetap, terproteksi, dan reksadana syariah indeks.
Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menunjukkan terjadi peningkatan pada reksadana syariah pendapatan tetap sebesar 58% dari periode kuartal I/2010 sebesar Rp287,10 miliar menjadi Rp 456,45 miliar pada Maret 2011.
Jika dibandingkan dengan Februari 2011, reksa dana syariah pendapatan tetap mencapai Rp433,44 miliar. Tak hanya pendapatan tetap yang tumbuh, reksadana syariah indeks juga naik 27,8% menjadi Rp196,02 miliar dari Rp153,29 miliar, sementara reksadana syariah terproteksi naik 18,3% dari Rp1,47 triliun menjadi Rp1,74 triliun.
Meski demikian dari sisi kontribusi terhadap total nilai aktiva bersih total reksa dana pada kuartal I/2011 yang mencapai Rp150,77 triliun, kontribusi reksa dana syariah baru 3,44% turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,12%.
Penurunan ini sedikit dipengaruhi oleh jumlah reksa dana yang ditawarkan pada kuartal I/2010 yang mencapai 49 jenis reksa dana syariah dari 610 reksa dana keseluruhan, sementara pada kuartal I/2011 hanya 47 jenis reksa dana syariah, sementara total reksa dana mencapai 621. (mrp)
Oleh M. Tahir Saleh
bisnis indonesia
Published On: 12 April 2011
JAKARTA: Total dana kelolaan reksadana syariah sepanjang kuartal I/2011 mencapai Rp5,19 triliun atau meningkat 10,66% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,69 triliun.
Kenaikan tersebut seiring dengan pertumbuhan dana kelolaan pada beberapa jenis reksadana seperti reksa dana syariah saham, pendapatan tetap, terproteksi, dan reksadana syariah indeks.
Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menunjukkan terjadi peningkatan pada reksadana syariah pendapatan tetap sebesar 58% dari periode kuartal I/2010 sebesar Rp287,10 miliar menjadi Rp 456,45 miliar pada Maret 2011.
Jika dibandingkan dengan Februari 2011, reksa dana syariah pendapatan tetap mencapai Rp433,44 miliar. Tak hanya pendapatan tetap yang tumbuh, reksadana syariah indeks juga naik 27,8% menjadi Rp196,02 miliar dari Rp153,29 miliar, sementara reksadana syariah terproteksi naik 18,3% dari Rp1,47 triliun menjadi Rp1,74 triliun.
Meski demikian dari sisi kontribusi terhadap total nilai aktiva bersih total reksa dana pada kuartal I/2011 yang mencapai Rp150,77 triliun, kontribusi reksa dana syariah baru 3,44% turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,12%.
Penurunan ini sedikit dipengaruhi oleh jumlah reksa dana yang ditawarkan pada kuartal I/2010 yang mencapai 49 jenis reksa dana syariah dari 610 reksa dana keseluruhan, sementara pada kuartal I/2011 hanya 47 jenis reksa dana syariah, sementara total reksa dana mencapai 621. (mrp)
LAGE, MI lokal MAEN K0TOR(p) ... 260411
Bapepam-LK Percepat Pemeriksaan Falcon
Oleh M. Tahir Saleh
bisnis indonesia
Published On: 25 April 2011
JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan mempercepat pemeriksaan PT Falcon Asia Resources Management terkait dengan dugaan praktik penggelapan yang dilakukan perusahaan manajer investasi tersebut.
Ketua Bapepam-LK Nurhaida mengungkapkan saat ini regulator masih mendalami pemeriksaan Falcon lebih jauh tetapi belum dapat membeberkan detail pemeriksaan yang dimaksud. Falcon telah mencairkan dana investasi nasabah yang disimpan di bank kustodian PT CIMB Niaga Tbk.
“[Falcon] masih dalam pemeriksaan, kami belum bisa ungkapkan seperti apa tetapi secepatnya pemeriksaan ini dilakukan karena hasilnya ini ditunggu masyarakat [investor] juga, demi kepentingan masyarakat,” katanya, malam ini.
Dia menegaskan pemeriksaan tersebut tidak dapat diberi tenggat lantaran disesuaikan dengan keperluan bukti-bukti yang ada. “Kalau pemeriksaan sulit dibeberkan jangka waktu karena bisanya dari pemeriksaan butuh bukti yang lebih jauh, perlu ada wawancara lagi, minta keterangan, kami belum bisa beberkan intinya,” kata Nurhaida.
Dalam situs resmi Bapepam-LK, status perusahaan yang mendapatkan izin pada 5 Maret 2007 itu masih dalam pembatasan kegiatan usaha.
Selain Falcon masih ada sejumlah perusahaan lain dengan status yang sama di antaranya PT Bumiputera Capital Indonesia dan PT CIMB Principal Asset Management.
Sejak berdiri, Falcon hanya menerbitkan satu jenis reksadana yaitu Reksadana Falcon Asia Optima Plus. Bapepam-LK mencatat nilai aktiva bersih manajer investasi tersebut mencapai Rp1,8 miliar dengan jumlah unit penyertaan sebanyak 1,4 juta.
Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto mengatakan berkas pemeriksaan Falcon sudah masuk ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan.
Namun dia menegaskan pencabutan izin bisa saja menjadi akhir dari pemeriksaan tetapi mesti mempertimbangkan kepentingan investor.
“Yang punya hak atas aset Falcon itu investor atau MI-nya? Status mereka masih dibekukan ini karena mempertimbangkan investornya, mungkin ada argumentasi yang belum mau dicabut. Intinya dalam soal ini tidak hanya bubar atau tidak tapi kepentingan investor,” katanya.(mmh)
Oleh M. Tahir Saleh
bisnis indonesia
Published On: 25 April 2011
JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan mempercepat pemeriksaan PT Falcon Asia Resources Management terkait dengan dugaan praktik penggelapan yang dilakukan perusahaan manajer investasi tersebut.
Ketua Bapepam-LK Nurhaida mengungkapkan saat ini regulator masih mendalami pemeriksaan Falcon lebih jauh tetapi belum dapat membeberkan detail pemeriksaan yang dimaksud. Falcon telah mencairkan dana investasi nasabah yang disimpan di bank kustodian PT CIMB Niaga Tbk.
“[Falcon] masih dalam pemeriksaan, kami belum bisa ungkapkan seperti apa tetapi secepatnya pemeriksaan ini dilakukan karena hasilnya ini ditunggu masyarakat [investor] juga, demi kepentingan masyarakat,” katanya, malam ini.
Dia menegaskan pemeriksaan tersebut tidak dapat diberi tenggat lantaran disesuaikan dengan keperluan bukti-bukti yang ada. “Kalau pemeriksaan sulit dibeberkan jangka waktu karena bisanya dari pemeriksaan butuh bukti yang lebih jauh, perlu ada wawancara lagi, minta keterangan, kami belum bisa beberkan intinya,” kata Nurhaida.
Dalam situs resmi Bapepam-LK, status perusahaan yang mendapatkan izin pada 5 Maret 2007 itu masih dalam pembatasan kegiatan usaha.
Selain Falcon masih ada sejumlah perusahaan lain dengan status yang sama di antaranya PT Bumiputera Capital Indonesia dan PT CIMB Principal Asset Management.
Sejak berdiri, Falcon hanya menerbitkan satu jenis reksadana yaitu Reksadana Falcon Asia Optima Plus. Bapepam-LK mencatat nilai aktiva bersih manajer investasi tersebut mencapai Rp1,8 miliar dengan jumlah unit penyertaan sebanyak 1,4 juta.
Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto mengatakan berkas pemeriksaan Falcon sudah masuk ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan.
Namun dia menegaskan pencabutan izin bisa saja menjadi akhir dari pemeriksaan tetapi mesti mempertimbangkan kepentingan investor.
“Yang punya hak atas aset Falcon itu investor atau MI-nya? Status mereka masih dibekukan ini karena mempertimbangkan investornya, mungkin ada argumentasi yang belum mau dicabut. Intinya dalam soal ini tidak hanya bubar atau tidak tapi kepentingan investor,” katanya.(mmh)
Kamis, 21 April 2011
2011: ihsg 5000, fingers crossed
salah satu indikator perubahan pada harga saham berkapitalisasi RAKSASA, seperti bumi, adalah IHSG, indeks harga saham gabungan
ekspektasi gw, pada Happy Kartini’s Day, adalah 2011: ihsg 5K (analisis sederhana ihsg 5K)
ekspektasi gw, pada Happy Kartini’s Day, adalah 2011: ihsg 5K (analisis sederhana ihsg 5K)
Rabu, 20 April 2011
KRISIS atawa KOREKSI, pokoke LABA bo :) (200411)
gw mau bernostalgila ups, bernostalgia
waktu krisis keuangan global, 28 Oktober 2008, ihsg ditutup ambles ke 1111
siang, saat ihsg sedang merosot dahsyat, gw ke bank penjual reksa dana gw
lalu gw perintahkan masuk beli reksa dana secara bertahap
selama 1 minggu berturut-turut gw masuk beli sebanyak jumlah uang tertentu
setelah ihsg memang mantul naek trus, gw semakin bergairah masukin dana dengan cara DOLLAR COST AVERAGING
selama kira-kira 4 bulanan
bahkan pada bulan Desember 2008, gw jalan2 pake duit dari redemption reksa dana
nah, hari ini gw mengevaluasi besarnya laba (potential gain) pada reksa dana saham gw sbb:
coba lihat kolom yang diberi warna:
biru muda: berarti gain reksa dana tersebut LEBE GEDE DARIPADA GAIN IHSG sejak saat krisis (281008)
kuning : berarti gain reksa dana tersebut LEBE TINGGI DARIPADA GAIN IHSG sejak 30 Desember 2010
hijau : berarti gain reksa dana tersebut LEBE ADUHAI DARIPADA GAIN IHSG sejak 04 Maret 2010 (CARI UNTUNG SESAAT, beli saat KOREKSI, bisa jual berlaba saat TINGGI)
... gw malah sempat MENERTAWAKAN kejatuhan reksa dana dan ihsg, dengan memberi judul pada posting gw setelah ihsg mantul naek kembali : http://ekonomitakserius.wordpress.com/2008/11/30/sempurna-what-crisis-3/
waktu krisis keuangan global, 28 Oktober 2008, ihsg ditutup ambles ke 1111
siang, saat ihsg sedang merosot dahsyat, gw ke bank penjual reksa dana gw
lalu gw perintahkan masuk beli reksa dana secara bertahap
selama 1 minggu berturut-turut gw masuk beli sebanyak jumlah uang tertentu
setelah ihsg memang mantul naek trus, gw semakin bergairah masukin dana dengan cara DOLLAR COST AVERAGING
selama kira-kira 4 bulanan
bahkan pada bulan Desember 2008, gw jalan2 pake duit dari redemption reksa dana
nah, hari ini gw mengevaluasi besarnya laba (potential gain) pada reksa dana saham gw sbb:
coba lihat kolom yang diberi warna:
biru muda: berarti gain reksa dana tersebut LEBE GEDE DARIPADA GAIN IHSG sejak saat krisis (281008)
kuning : berarti gain reksa dana tersebut LEBE TINGGI DARIPADA GAIN IHSG sejak 30 Desember 2010
hijau : berarti gain reksa dana tersebut LEBE ADUHAI DARIPADA GAIN IHSG sejak 04 Maret 2010 (CARI UNTUNG SESAAT, beli saat KOREKSI, bisa jual berlaba saat TINGGI)
... gw malah sempat MENERTAWAKAN kejatuhan reksa dana dan ihsg, dengan memberi judul pada posting gw setelah ihsg mantul naek kembali : http://ekonomitakserius.wordpress.com/2008/11/30/sempurna-what-crisis-3/
soal A MUST to have: EMAS
grafik ini sudah langsung bicara:
gw kutip dari portal reksa dana.
mau baca posting2 gw soal emas sejak 21 Maret 2008: rekam jejak pemantaun emas
kontrak perdagangan emas sekarang ada di BRIS GADAI (bank rakyat indonesia syariah, misalnya, yang di sekira Pal Merah dekat Rawa Belong), disebut sebagai BERKEBUN EMAS, well, ati2 soal biaya dan HARUS MAEN JANGKA PANJANG
gw kutip dari portal reksa dana.
mau baca posting2 gw soal emas sejak 21 Maret 2008: rekam jejak pemantaun emas
kontrak perdagangan emas sekarang ada di BRIS GADAI (bank rakyat indonesia syariah, misalnya, yang di sekira Pal Merah dekat Rawa Belong), disebut sebagai BERKEBUN EMAS, well, ati2 soal biaya dan HARUS MAEN JANGKA PANJANG
PAKE INTERNET, baca BLOG2/SITUS, donK : 200411
Selasa, 19/04/2011 17:58 WIB
Edukasi Reksa Dana di Daerah Masih Minim
Whery Enggo Prayogi - detikFinance
sila baca situs2 bagus ini : INFOVESTA dan PORTAL REKSADANa
Jakarta - Salah satu cara penambahan investor pada produk reksa dana dengan melakukan edukasi di daerah secara efektif dan sistematis. Selama ini edukasi dan sosialisasinya masih kurang.
Menurut Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto, regulator masih melakukan edukasi pasar modal secara sporadis. Belum ada konsep detail atau perencanaan yang matang dalam mengenalkan produk-produk investasi di pasar modal.
"Edukasi saat ini masih terlalu sporadis dan one time-one time. Coba bayangkan satu tahun sekali, terus pulang. Lupa ga? Jadi pemahaman belum ada, lupa pula," jelas Abi saat ditemui detikFinance di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/4/2011).
Pelaku usaha reksa dana juga belum pernah duduk bersama dengan regulator, untuk mengenalkan produk reksa dana yang efektif di daerah-daerah.
"Kita pernah jalan bersama, tapi enggak pernah buat konsep, grand plan. Kalau bisa tidak one time dalam edukasi. Kalau bisa reguler dengan kerja sama di daerah. Dengan kursus di Universitas, tanpa kita datang ke sana, sosialisasi tetap jalan," katanya.
"Selama ini belum sistematis. Edukasi tidak bisa dilakukan satu kali. Yang bisa investornya jeblos," tegas Abi.
Ia menambahkan, meski regulator memandang perlu adanya penambahan jumlah investor di luar Jakarta, namun harus dipahami pula bahwa jumlah uang yang beredar di daerah sangatlah sedikit. Perputaran uang masih mayoritas di wilayah Jabodetabek.
"Daerah punya uang tidak? Harus realistis. Uang yang beredar kecil. Masih banyak beredar di Jabodetabek. Apa mereka sudah layak belum berinvestasi, bisa tidak sisihkan Rp 500 ribu per bulan?," tuturnya.
Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, tidak hanya regulator, namun juga pelaku industri. Namun sosialisasi diharapkan dilakukan secara cermat, dan tepat. "Edukasi kita ga boleh berhenti. Kita sasar yang tepat. Kita harus lihat data, daerah-daerah mana," terang Abi.
"Apalagi daerah memiliki karakter yang beda. Saya ga anti daerah. Ini PR kita semua, pemain, regulator, SRO, hand in hand. Nanti investor bingung, kalau jalan sendiri-sendiri," tegasnya.
Selama ini, Manajer Investasi yang terlibat dalam sosialisasi pasar modal juga mengeluarkan dana cukup besar. Tentu mereka berharap, dapat menambah jumlah investor dalam keikutsertaan ini.
"Enaknya gimana garap market yang sistematis dan efisien. Biaya edukasi besar, kalau tidak sistematis sayang. MI kan dananya terbatas. Dia bukan lembaga sosial. Kalau bisa make some profit, oke dikerjain. Nanti kalau buku merah, kalau belum untung, mereka timbang-timbang," pungkas Abi.
(wep/ang)
Edukasi Reksa Dana di Daerah Masih Minim
Whery Enggo Prayogi - detikFinance
sila baca situs2 bagus ini : INFOVESTA dan PORTAL REKSADANa
Jakarta - Salah satu cara penambahan investor pada produk reksa dana dengan melakukan edukasi di daerah secara efektif dan sistematis. Selama ini edukasi dan sosialisasinya masih kurang.
Menurut Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto, regulator masih melakukan edukasi pasar modal secara sporadis. Belum ada konsep detail atau perencanaan yang matang dalam mengenalkan produk-produk investasi di pasar modal.
"Edukasi saat ini masih terlalu sporadis dan one time-one time. Coba bayangkan satu tahun sekali, terus pulang. Lupa ga? Jadi pemahaman belum ada, lupa pula," jelas Abi saat ditemui detikFinance di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/4/2011).
Pelaku usaha reksa dana juga belum pernah duduk bersama dengan regulator, untuk mengenalkan produk reksa dana yang efektif di daerah-daerah.
"Kita pernah jalan bersama, tapi enggak pernah buat konsep, grand plan. Kalau bisa tidak one time dalam edukasi. Kalau bisa reguler dengan kerja sama di daerah. Dengan kursus di Universitas, tanpa kita datang ke sana, sosialisasi tetap jalan," katanya.
"Selama ini belum sistematis. Edukasi tidak bisa dilakukan satu kali. Yang bisa investornya jeblos," tegas Abi.
Ia menambahkan, meski regulator memandang perlu adanya penambahan jumlah investor di luar Jakarta, namun harus dipahami pula bahwa jumlah uang yang beredar di daerah sangatlah sedikit. Perputaran uang masih mayoritas di wilayah Jabodetabek.
"Daerah punya uang tidak? Harus realistis. Uang yang beredar kecil. Masih banyak beredar di Jabodetabek. Apa mereka sudah layak belum berinvestasi, bisa tidak sisihkan Rp 500 ribu per bulan?," tuturnya.
Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, tidak hanya regulator, namun juga pelaku industri. Namun sosialisasi diharapkan dilakukan secara cermat, dan tepat. "Edukasi kita ga boleh berhenti. Kita sasar yang tepat. Kita harus lihat data, daerah-daerah mana," terang Abi.
"Apalagi daerah memiliki karakter yang beda. Saya ga anti daerah. Ini PR kita semua, pemain, regulator, SRO, hand in hand. Nanti investor bingung, kalau jalan sendiri-sendiri," tegasnya.
Selama ini, Manajer Investasi yang terlibat dalam sosialisasi pasar modal juga mengeluarkan dana cukup besar. Tentu mereka berharap, dapat menambah jumlah investor dalam keikutsertaan ini.
"Enaknya gimana garap market yang sistematis dan efisien. Biaya edukasi besar, kalau tidak sistematis sayang. MI kan dananya terbatas. Dia bukan lembaga sosial. Kalau bisa make some profit, oke dikerjain. Nanti kalau buku merah, kalau belum untung, mereka timbang-timbang," pungkas Abi.
(wep/ang)
Sabtu, 09 April 2011
Kamis, 07 April 2011
mami = MOM REKSA DANA, maseh ... 070411
Dana Kelola Reksa Dana MAMI Capai Rp16 Triliun
2011-04-07 16:41 (okezone)
JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil membukukan dana kelolaan (nilai aktiva bersih/NAB) seluruh jenis reksa dana yang dimilikinya per Maret 2011 mencapai Rp16 triliun.
Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro mengatakan, kontribusi terbesar NAB berasal dari reksa dana saham atau mencapai sekira Rp8,8 triliun. "Kontribusi NAB dari reksa dana saham sekira 55 persen,” kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (7/4/2011).
Sementara itu, total NAB pada akhir Desember 2010 mencapai Rp9,5 triliun. Pada Januari 2011, NAB sekira 15 jenis reksa dana MAMI sedikit menurun lantaran kondisi pasar modal terutama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ikut tertekan karena pengaruh regional dan kekhawatiran inflasi.
Kinerja reksa dana sepanjang Januari tahun ini cenderung menurun dibanding periode yang sama tahun lalu karena didorong pergerakan IHSG yang minus. Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya sebelumnya mengatakan, pertumbuhan reksa dana sepanjang Januari tahun ini, rata-rata negatif disebabkan pergerakan IHSG yang negatif dan pasar obligasi yang juga menurun.
Dia menjelaskan, kinerja IHSG terhitung 30 Desember 2010-31 Januari 2011 minus 7,95 persen. Adapun kinerja reksa dana yang paling terseret kinerja IHSG adalah reksa dana saham. Dalam sebulan kemarin, kinerja reksa dana saham di bawah kinerja IHSG atau minus 9,33 persen. Hal itu terjadi lantaran kinerja reksa dana saham mengikuti pergerakan IHSG.
Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), NAB reksa dana per Maret 2011 tercatat sebesar Rp145,568 triliun dengan jumlah unit sebanyak 83,627 miliar. NAB seluruh reksa dana pada akhir Februari senilai Rp140,088 triliun dengan jumlah unit 83,409 miliar.
Adapun, NAB seluruh reksa dana akhir Januari tercatat sebesar Rp136,869 triliun dengan jumlah unit 82,708 miliar. Sementara, NAB reksa dana per Desember 2010 sebesar Rp146,684 triliun dengan jumlah unit sebanyak 81,465 miliar.
Legowo menambahkan, untuk NAB reksa dana terbitan MAMI pada Desemebr 2010 sebesar Rp9,5 triliun dan NAB pada Januari 2011 menurun tipis menjadi sekira Rp9 triliun. Namun, NAB reksa dana tersebut kembali naik seiring positifnya kinerja IHSG atau menjadi sekitar Rp9,5 triliun. Menurut dia, naiknya NAB reksa dana tersebut didorong penjualan reksa dana MAMI yang bagus seiring membaiknya kondisi pasar modal.
Tahun ini, dia mengungkapkan, MAMI berencana akan menerbitkan sekira dua atau tiga produk reksa dana baru. Namun, dia belum mau menyebut jenis reksa dana tersebut lantaran masih dikaji dan akan dikeluarkan secara bertahap.
“Sekarang masih diproses, tapi kami harapkan produk reksa dana baru yang pertama akan keluar pada awal kuartal III/2011,” ungkap Legowo.
Dengan melihat potensi pertumbuhan industri reksa dana tahun ini sekira 20 persen, menurut Legowo wajar kalau total NAB reksa dana terbitan MAMI bisa meningkat sekira 25 persen dibanding akhir tahun lalu.
Dia memproyeksikan, reksa dana saham masih sangat diminati, meski volatilitas IHSG saat ini masih tinggi. “Return (imbal hasil) reksa dana saham menarik, sehingga minat investor terhadap reksa dana saham masih tinggi,” tandas dia.
Sementara itu, Direktur PT Harvestindo Asset management (HAM) Djoko Herianto menuturkan, perusahaan berencana meluncurkan produk reksa dana pasar, dengan portofolio obligasi, deposito berjangka maupun surat utang negera (SUN) dengan target return sekira 8-11 persen.
Adapun, target NAB produk reksa dana pasar uang tersebut sebesar Rp100 miliar-Rp200 miliar. Selain itu, HAM juga berniat menerbitkan reksa dana saham berbasis saham-saham pilihan di Bursa Efek Indonesia (BEI).(J Erna/Koran SI/ade)
2011-04-07 16:41 (okezone)
JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil membukukan dana kelolaan (nilai aktiva bersih/NAB) seluruh jenis reksa dana yang dimilikinya per Maret 2011 mencapai Rp16 triliun.
Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro mengatakan, kontribusi terbesar NAB berasal dari reksa dana saham atau mencapai sekira Rp8,8 triliun. "Kontribusi NAB dari reksa dana saham sekira 55 persen,” kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (7/4/2011).
Sementara itu, total NAB pada akhir Desember 2010 mencapai Rp9,5 triliun. Pada Januari 2011, NAB sekira 15 jenis reksa dana MAMI sedikit menurun lantaran kondisi pasar modal terutama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ikut tertekan karena pengaruh regional dan kekhawatiran inflasi.
Kinerja reksa dana sepanjang Januari tahun ini cenderung menurun dibanding periode yang sama tahun lalu karena didorong pergerakan IHSG yang minus. Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya sebelumnya mengatakan, pertumbuhan reksa dana sepanjang Januari tahun ini, rata-rata negatif disebabkan pergerakan IHSG yang negatif dan pasar obligasi yang juga menurun.
Dia menjelaskan, kinerja IHSG terhitung 30 Desember 2010-31 Januari 2011 minus 7,95 persen. Adapun kinerja reksa dana yang paling terseret kinerja IHSG adalah reksa dana saham. Dalam sebulan kemarin, kinerja reksa dana saham di bawah kinerja IHSG atau minus 9,33 persen. Hal itu terjadi lantaran kinerja reksa dana saham mengikuti pergerakan IHSG.
Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), NAB reksa dana per Maret 2011 tercatat sebesar Rp145,568 triliun dengan jumlah unit sebanyak 83,627 miliar. NAB seluruh reksa dana pada akhir Februari senilai Rp140,088 triliun dengan jumlah unit 83,409 miliar.
Adapun, NAB seluruh reksa dana akhir Januari tercatat sebesar Rp136,869 triliun dengan jumlah unit 82,708 miliar. Sementara, NAB reksa dana per Desember 2010 sebesar Rp146,684 triliun dengan jumlah unit sebanyak 81,465 miliar.
Legowo menambahkan, untuk NAB reksa dana terbitan MAMI pada Desemebr 2010 sebesar Rp9,5 triliun dan NAB pada Januari 2011 menurun tipis menjadi sekira Rp9 triliun. Namun, NAB reksa dana tersebut kembali naik seiring positifnya kinerja IHSG atau menjadi sekitar Rp9,5 triliun. Menurut dia, naiknya NAB reksa dana tersebut didorong penjualan reksa dana MAMI yang bagus seiring membaiknya kondisi pasar modal.
Tahun ini, dia mengungkapkan, MAMI berencana akan menerbitkan sekira dua atau tiga produk reksa dana baru. Namun, dia belum mau menyebut jenis reksa dana tersebut lantaran masih dikaji dan akan dikeluarkan secara bertahap.
“Sekarang masih diproses, tapi kami harapkan produk reksa dana baru yang pertama akan keluar pada awal kuartal III/2011,” ungkap Legowo.
Dengan melihat potensi pertumbuhan industri reksa dana tahun ini sekira 20 persen, menurut Legowo wajar kalau total NAB reksa dana terbitan MAMI bisa meningkat sekira 25 persen dibanding akhir tahun lalu.
Dia memproyeksikan, reksa dana saham masih sangat diminati, meski volatilitas IHSG saat ini masih tinggi. “Return (imbal hasil) reksa dana saham menarik, sehingga minat investor terhadap reksa dana saham masih tinggi,” tandas dia.
Sementara itu, Direktur PT Harvestindo Asset management (HAM) Djoko Herianto menuturkan, perusahaan berencana meluncurkan produk reksa dana pasar, dengan portofolio obligasi, deposito berjangka maupun surat utang negera (SUN) dengan target return sekira 8-11 persen.
Adapun, target NAB produk reksa dana pasar uang tersebut sebesar Rp100 miliar-Rp200 miliar. Selain itu, HAM juga berniat menerbitkan reksa dana saham berbasis saham-saham pilihan di Bursa Efek Indonesia (BEI).(J Erna/Koran SI/ade)
Minggu, 03 April 2011
01 april mop 2011 BUKAN APRIL MOP, bo
simak bahwa dalam tabel ada 3 produk yang dipersandingkan: SDPP, BNPPE, dan MDS
yang paling lama gw INVES adalah MDS
yang ada dalam tabel ini dan paling pendek waktunya dalah SDPP
ternyata EFEK BUNGA MAJEMUK berfungsi NYATA: MDS melampaui kedua produk lainnya
JADI, INVES JANGKA PANJANG adalah TERBAIK
pekan lalu, tgl 1 April, gw meredeem sebagian kecil reksa dana manulife dana saham ... well, lumayan lah :)
per bulan, karena efek bunga majemuk, dan secara rerata, maka mds memang menggiurkan ... well, sekale lage ini terjadi karena INVESTASI JANGKA PANJANG, bukan jangka pendek loh :)
Dana Kelolaan Reksa Dana Rp145,56T/Maret 2011
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 3 April 2011 | 11:35 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Dana kelolaan reksa dana mencapai Rp145,56 triliun per Maret 2011 atau mengalami kenaikan Rp5,48 triliun dibandingkan Februari 2011 sebesar Rp140,08 triliun.
Demikian seperti dikutip dari data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Minggu (3/4). Kenaikan dana kelolaan juga diikuti kenaikan jumlah unit reksa dana dari 83.408.593.830 unit per Februari 2011 menjadi 83.626.662.048 unit per Maret 2011. Analis PT Infovesta Utama Rudiyanto mengatakan, kenaikan dana kelolaan reksa dana dan jumlah unit pada Maret 2011 ditopang oleh kenaikan harga saham dan obligasi, serta jumlah investor bertambah. Menurut Rudiyanto, kenaikan harga saham mendorong return reksa saham mencapai 6%-10%."Kenaikan harga obligasi dan saham mendominasi kenaikan dana kelolaan reksa dana per Maret," kata Rudiyanto saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (3/4).
Rudiyanto menambahkan, laporan keuangan 2010 dan deflasi yang terjadi pada Maret akan mempengaruhi persepsi investor dalam waktu 1-2 minggu ke depan. Tapi hal yang harus diperhatikan investor yaitu kenaikan harga minyak dan ancaman kenaikan inflasi pada April 2011.
Ada pun komposisi reksa dana per Maret 2011 berdasarkan data Bapepam-LK antara lain: reksa dana terproteksi sebesar Rp40,72 triliun, reksa dana syariah terproteksi sebesar Rp591,77 miliar, reksa dana syariah saham sebesar Rp1,75 triliun, reksa dana syariah mixed sebesar Rp931,31 miliar, reksa dana fixed income sebesar Rp456,45 miliar, reksa dana saham sebesar Rp51,08 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp7,55 triliun, reksa dana campuran sebesar Rp19,86 triliun, reksa dana indeks sebesar Rp276,90 miliar, reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp21,92 triliun, reksa dana ETF-saham sebesar Rp26,30 miliar, dan reksa dana ETF-pendapatan tetap sebesar Rp383,66 miliar.
yang paling lama gw INVES adalah MDS
yang ada dalam tabel ini dan paling pendek waktunya dalah SDPP
ternyata EFEK BUNGA MAJEMUK berfungsi NYATA: MDS melampaui kedua produk lainnya
JADI, INVES JANGKA PANJANG adalah TERBAIK
pekan lalu, tgl 1 April, gw meredeem sebagian kecil reksa dana manulife dana saham ... well, lumayan lah :)
per bulan, karena efek bunga majemuk, dan secara rerata, maka mds memang menggiurkan ... well, sekale lage ini terjadi karena INVESTASI JANGKA PANJANG, bukan jangka pendek loh :)
Dana Kelolaan Reksa Dana Rp145,56T/Maret 2011
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 3 April 2011 | 11:35 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Dana kelolaan reksa dana mencapai Rp145,56 triliun per Maret 2011 atau mengalami kenaikan Rp5,48 triliun dibandingkan Februari 2011 sebesar Rp140,08 triliun.
Demikian seperti dikutip dari data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Minggu (3/4). Kenaikan dana kelolaan juga diikuti kenaikan jumlah unit reksa dana dari 83.408.593.830 unit per Februari 2011 menjadi 83.626.662.048 unit per Maret 2011. Analis PT Infovesta Utama Rudiyanto mengatakan, kenaikan dana kelolaan reksa dana dan jumlah unit pada Maret 2011 ditopang oleh kenaikan harga saham dan obligasi, serta jumlah investor bertambah. Menurut Rudiyanto, kenaikan harga saham mendorong return reksa saham mencapai 6%-10%."Kenaikan harga obligasi dan saham mendominasi kenaikan dana kelolaan reksa dana per Maret," kata Rudiyanto saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (3/4).
Rudiyanto menambahkan, laporan keuangan 2010 dan deflasi yang terjadi pada Maret akan mempengaruhi persepsi investor dalam waktu 1-2 minggu ke depan. Tapi hal yang harus diperhatikan investor yaitu kenaikan harga minyak dan ancaman kenaikan inflasi pada April 2011.
Ada pun komposisi reksa dana per Maret 2011 berdasarkan data Bapepam-LK antara lain: reksa dana terproteksi sebesar Rp40,72 triliun, reksa dana syariah terproteksi sebesar Rp591,77 miliar, reksa dana syariah saham sebesar Rp1,75 triliun, reksa dana syariah mixed sebesar Rp931,31 miliar, reksa dana fixed income sebesar Rp456,45 miliar, reksa dana saham sebesar Rp51,08 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp7,55 triliun, reksa dana campuran sebesar Rp19,86 triliun, reksa dana indeks sebesar Rp276,90 miliar, reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp21,92 triliun, reksa dana ETF-saham sebesar Rp26,30 miliar, dan reksa dana ETF-pendapatan tetap sebesar Rp383,66 miliar.
Sabtu, 02 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)