gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Kamis, 19 November 2009

RD emang ANTI KRISIS seh...

... gw udah buktikan 2 KALI, yaitu saat KRISMON DENGAN RDPU YANG MENCAPAI GAIN +100% DENGAN UNDERLYING DEPOSITO DAN OBLIGASI DI BAWAH 1 TAHUN... yang kedua: saat KRISFINALO DENGAN SEMUA REKSA DANA, baik RDPU, RD Pendapatan Tetap, RD Campuran, dan RD Saham, bahkan RDS mencapai di atas 120% ...


DANA KELOLAAN MI TUMBUH HINGGA 100%, Tiga Manajer Investasi Bukukan AUM Rp 62,4 Triliun
19/11/2009 09:16:42 WIB
Oleh Yohana SP Philips

JAKARTA, INVESTOR DAILY
Tiga manajer investasi (MI) membukukan total dana kelolaan (asset under management/AUM)sebesar Rp 62,4 triliun hingga akhir Oktober 2009 dengan pertumbuhan 40-103%. Ketiga MI itu adalah PT Schroder Investment Management Indonesia, PT Bahana TCW Investment Management, dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Menurut Direktur Schroder Michael Tjoajadi, dana kelolaan Schroder hingga akhir Oktober 2009 mencapai Rp 34 triliun, tumbuh 70% dibanding akhir tahun lalu sekitar Rp 20 triliun. Total dana kelolaan Schroder disumbang produk reksa dana sekitar Rp 22 triliun (64,7%) dan produk rekening terpisah (segregated account) sekitar Rp 12 triliun (35,2%).

“Pertumbuhan dana kelolaan reksa dana kami didukung peningkatan nilai dana produk reksa dana saham dan terproteksi. Tahun ini kami mengeluarkan empat produk baru, yakni dua produk reksa dana saham dan terproteksi,” kata Michael saat dihubungi Investor Daily di Jakarta, Rabu (18/11).

Sementara itu, PT Bahana TCW Investment Management mencetak pertumbuhan total dana kelolaan hingga 103% dari Rp 6,4 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 13 triliun pada akhir Oktober tahun ini. “Dana kelolaan Bahana terdiri atas Rp 10 triliun reksa dana dan Rp 3 triliun kontrak pengelolaan dana (KPD),” ujar Direktur Bahan Edward P Lubis kepada Investor Daily.

Edward mengakui, kenaikan dana kalolaan Bahana antara lain dipicu naiknya nilai saham yang menjadi underlying asset reksa dana saham, menyusul kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Pemicu lainnya adalah pertumbuhan unit reksa dana saham dan terproteksi,” ujar Edward yang memperkirakan dana kelolaan Bahana masih bisa tumbuh Edward memperkirakan dana kelolanya masih bisa tumbuh hingga Rp 13,5 triliun.

Di pihak lain, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) sampai 31 Oktober membukukan dana kelolaan Rp 22 triliun, naik 40,1% dibanding akhir tahun silam sekitar Rp 16,94 triliun. Namun, angka itu turun tipis dibandingkan akhir 30 September 2009 sebesar Rp 23,72 triliun.

Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia Denny Thaher mengungkapkan, dana kelolaan Manulife Aset Manajemen terdiri atas reksa dana Rp 8,7 triliun dan KPD (discretionary fund)senilai Rp 13,3 triliun. “Kami menargetkan hingga akhir tahun ini dana kelolaan Manulife bisa mencapai Rp 24-25 triliun,” tuturnya.

Denny menambahkan, Manulife juga akan merilis dua produk reksadana baru berbasis saham pada 2010 guna mencapai pertumbuhan dana kelolaan dan jumlah nasabah sebesar 20%.

Total nilai aktiva bersih reksa dana hingga Oktober diperkirakan mencapai Rp 107 triliun. Sedangkan KPD diprediksi berjumlah sekitar Rp 40-60 triliun.

Menurut Analis Infovesta Utama Wawan Hendrayana, NAB reksa dana terproteksi berpotensi turun 20% pada 2010 seiring bakal diberlakukannya Pajak Penghasilan (PPh) obligasi yang menjadi underlying asset reksa dana. Sedangkan NAB reksa dana pendapatan tetap (fixed income) diprediksi stagnan pada kisaran saat ini Rp 12 triliun.

Dia menjelaskan, terkoreksinya NAB reksa dana terproteksi terutama akan disebabkan keluarnya perusahaan-perusahaan asuransi dari investasi di reksa dana sebagai dampak penerapan PPh obligasi yang menjadi underlying asset reksa dana.

“Soalnya, selama ini asuransi berinvestasi pada reksa dana untuk menghindari pajak. Setelah kena PPh, mereka terkena dua kali, karena mereka juga kena pajak fee reksa dana,” ujar Wawan.

Wawan juga memperkirakan reksa dana pendapatan tetap kelak tak menarik lagi bagi investor. Pasalnya, reksa dana ini menggunakan perhitungan nilai pasar (marked to market),sehingga lebih volatile.

Kurang diminatinya reksa dana pendapatan tetap sudah terlihat. Berdasarkan data per Agustus 2009, NAB reksa dana terproteksi meningkat 50% menjadi Rp 30 triliun dibanding Rp 20 triliun pada awal tahun. Sedangkan NAB reksa dana pendapatan tetap cenderung stagnan pada level Rp 12 triliun.

Tidak ada komentar: