Reksa dana banjiri pasar
OLEH RATNA ARIYANTI & FAHMI ACHMAD Bisnis Indonesia
Portofolio saham unggulan kurang beri keuntungan JAKARTA: Industri reksa dana mulai memperlihatkan kepercayaan diri dengan membanjiri pasar melalui produk ba ru di tengah optimisme peningkatan profil pasar modal nasional.
Analis riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengemukakan tren produk yang dirilis manajer investasi saat ini disesuaikan dengan minat para investor, yang lebih banyak mengarah ke reksa dana saham dan terproteksi.
“Investor yang high risk menjatuhkan pilihan pada reksa dana saham. Sementara itu, investor yang low risk memilih ke reksa dana terproteksi,“ ujarnya kemarin.
Adanya tren itu juga diakui oleh Ketua Bapepam-LK Ahmad Fuad Rahmany. Menurut dia, reksa dana menunjukkan perkembangan yang menggembirakan seiring dengan perluasan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Sebagai gambaran, selama Agustus, Bapepam-LK telah mengeluarkan 16 pernyataan efektif untuk produk reksa dana baru. Secara akumulasi, ada 108 pernyataan efektif untuk reksa dana selama 8 bulan tahun ini.
Tak hanya itu, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana sejak Januari hingga pekan pertama Agustus meningkat 15,19% dari Rp129,18 triliun menjadi Rp148,81 triliun. Fuad menyatakan data tersebut merepresentasikan kenaikan kepercayaan masyarakat terhadap reksa dana.
Dari total 108 reksa dana yang dinyatakan efektif hingga Agustus, sebanyak 87 produk berasal dari reksa dana terproteksi. Sisanya, enam produk reksa dana saham, enam produk reksa dana campuran, empat reksa dana pasar uang, dan lima reksa dana pendapatan tetap.
Sementara itu, bila dilihat dari kategori reksa dana itu selama periode yang sama, sebanyak 102 reksa dana merupakan jenis reksa dana nonsyariah. Sementara itu, produk berjenis syariah selama kurun waktu yang sama hanya terdapat enam reksa dana.
“Sosialisasi dan edukasi dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan produk itu,“ ujar Direktur & Head of Distribution PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi.
Return turun Namun demikian, di tengah membanjirnya produk reksa dana, imbal hasil reksa dana saham, campuran, dan pendapatan tetap periode Januari-Agustus 2010 justru menurun dibandingkan dengan yang dihasilkan pada periode yang sama tahun lalu.
Indeks reksa dana saham PT Infovesta Utama, perusahaan riset untuk reksa dana dan obligasi, memperlihatkan pada periode Januari-Agustus 2010 return mencapai 13,15% atau anjlok dari posisi tahun lalu yang sebesar 89,14%. Adapun, indeks return reksa dana campuran yang pada JanuariAgustus 2009 mencapai 44,12% kini turun menjadi 11,50% dan indeks return reksa dana pendapatan tetap yang pada 8 bulan pertama tahun lalu dapat mencapai 9,66% melemah menjadi 9,55%.
Berkaitan dengan penurunan itu, Edbert Suryajaya mengemukakan penurunan imbal hasil reksa dana saham dan campuran yang signifikan terjadi akibat pelemahan return indeks harga saham gabungan (IHSG).
“Pertumbuhan IHSG pada periode Januari-Agustus 2009 mencapai 72,75%. Bandingkan dengan pertumbuhan IHSG pada 8 bulan pertama tahun ini yang mencapai 21,60%. Meski masih positif, perbedaan kinerjanya terlihat jauh,“ jelas Edbert.
Penempatan portofolio reksa dana saham dan reksa dana campuran ke saham-saham unggulan menyebabkan kedua jenis reksa dana ini menjadi terpengaruh dengan pergerakan IHSG.
Edbert mengatakan return dari reksa dana pendapatan tetap terlihat lebih stabil mengingat efek pendapatan tetap, seperti surat utang, tidak menunjukkan fluktuasi yang tinggi. (ratna.ariyanti@ bisnis.coid/fahmi.achmad@bisnis.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar