gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Sabtu, 31 Juli 2010

RDS dicemasi, gw mah RDSANTE :) (2) 310710


fortis ekuitas yang gw mulai inves sejak 2005 pada NAB: 3454,97, sementara pada 18 Agustus 2010: 12.016,50 ... maka gain = + 247,8 % dalam waktu sekira 5 taon

Minggu, 18 Juli 2010

RDS dicemasi, gw mah RDSANTE :) 180710

Sabtu, 17/07/2010 09:19:40 WIB
Saatnya beralih dari reksa dana saham
Oleh: Rahayuningsih
JAKARTA (Bisnis.com): Memasuki pertengahan tahun ini, pemodal reksa dana disarankan untuk mulai mengurangi berinvestasi pada reksa dana jenis saham dan mengalihkannya pada produk reksa dana campuran, pendapatan tetap atau terproteksi.
... gw mah uda diversifikasi, jadi peringatan seperti ini mah gw cermati aja, aksi mah uda dari kapan-kapan :)... contoh:
fortis ekuitas per tgl 16 Juli 2010: 11.651,43; per
manulife dana saham per tgl 16 Juli 2010: 8.118,09; 7,724.2000(01-07-2010); gain =+5,09%
manulife saham andalan per 16/07/10: 1.306,82; 1,252.14 (01-07-2010) gain =+ 4,36%
manulife sektoral syariah amanah per 16/07/10: 2.395,30;
pnm ekuitas syariah per 16/07/10: 1.385,94;
schroder 90+ equity fund per tgl 16/07/10: 1.086,24;
schroder dana istimewa per 160710: 3.970,61;
schroder dana prestasi plus per 160710: 17.920,64;

Pasalnya, harga saham dinilai sudah ketinggian dan dikhawatirkan suatu saat dapat turun secara drastis. Akibatnya, pemodal yang tidak siap akan buru-buru menarik dananya hingga berujung pada kerugian yang tak semestinya dialami jika memiliki strategi dan horizon investasi yang baik.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan 12 Juli ditutup di level 2.958,79, naik 14,88% dibandingkan dengan posisi pembukaan perdagangan pada tahun ini yaitu sebesar 2.575,41.

Padahal, sebagian besar analis memperkirakan IHSG hingga akhir tahun mencapai level 3.000. Jadi wajar saja, kalau posisi saat ini dinilai sudah terlalu tinggi dan kemungkinan untuk jatuh semakin besar.

Analis riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan dengan posisi saat ini, minimal pemodal yang berinvestasi pada reksa dana saham telah menikmati keuntungan sebesar 14,88%, dan tak ada salahnya mulai mengamankan dana yang ada dengan melirik jenis investasi lainnya.

"Reksa dana campuran, pendapatan tetap dan terproteksi tetap masih menjanjikan keuntungan bagi pemodal, meski mungkin nilainya tak semaksimal reksa dana saham," tuturnya.

Berdasarkan data Infovesta, periode Januari-Juni 2010, rata-rata 74 reksa dana saham membukukan keuntungan sebesar 7,21%, reksa dana campuran sebesar 4,79% dari 107 produk yang dipasarkan. Adapun, reksa dana pendapatan tetap berhasil membukukan keuntungan sebesar 5,81% dari 96 produk.

Rerata return reksa dana saham yang lebih rendah dari IHSG itu disebabkan oleh volatilitas saham berkapitasasi pasar kecil dan cenderung bertahannya saham berkapitalisasi besar.

"Volatilitas yang tinggi di saham itu biasanya disebabkan oleh saham berkapitalisasi pasar kecil yang bisa menguat tinggi ketika IHSG terkoreksi," ujarnya.

Saat ini, investor yang menginginkan return yang standar tetapi juga ingin melindungi nilai investasi disarankan untuk masuk ke reksa dana campuran. Dengan produk reksa dana jenis itu, investor berpotensi mendapatkan gain dari kenaikan IHSG sekaligus masih menjaga risiko penurunan return ketika pasar saham terkoreksi.

Return tertinggi

Data Infovesta itu menjelaskan beberapa produk yang memberikan return tertinggi pada periode Januari-Juni 2010. Untuk reksa dana saham dengan gain tertinggi yaitu yaitu reksa dana Panin Dana Maksima 37,48%, Panin Dana Prima 23,26%, Syailendra Equity Opportunity Fund 19,37%, Batavia Dana Saham Optimal 14,45% dan reksa dana Manulife Saham Andalan 13,81%.

Untuk reksa dana campuran yang memberikan keuntungan tertinggi adalah reksa dana Panin Dana Bersama sebesar 30,87%, Panin Dana Unggulan 27,28%, Keraton 26,09%, Pacific Balance Fund 21,47% dan reksa dana Nusadana Kombinasi Maxima sebesar 16,67%.

Adapun, reksa dana pendapatan tetap dengan return tertinggi adalah Tiga Pilar Dana tetap 13,34%, Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal 12,84%, Fortis Prima II 12,26%, reksa dana PAPI 12,26% dan reksa dana Rido Dua 11,96%.

Sementara itu, reksa dana yang belum memberikan keuntungan bagi pemodal adalah reksa dana saham Paramitra Premium yang membukukan -21,74%, campuran yaitu Optima Seimbang -86,01%, dan pendapatan tetap Pavilion Dana Anugrah -14,13%.

Menurut Edbert, saat yang tepat bagi pemodal untuk masuk ke reksa dana saham adalah saat IHSG menyentuh level 2.500 karena potensi indeks menyentuh 3.000 hingga akhir tahun sangat besar.

"Melihat kondisi ekonomi saat ini, angka 3.000 itu menjadi level psikologis yang dengan mudah dicapai," ujarnya.

Tingkat kepercayaan pemodal terhadap reksa dana ditunjukkan dengan tingginya pembelian unit reksa dana hingga mencapai 74,10 miliar unit per Juni 2010 melonjak dari posisi Januari 2010 yaitu 69,77 miliar unit.

Akibatnya, total dana kelolaan pun meningkat tajam menjadi Rp123,20 triliun per Juni dari Rp110,38 triliun per Januari.

Data Bapepam-LK menunjukkan total dana kelolaan reksa dana saham Rp35,96 triliun, pasar uang Rp7,39 triliun, campuran Rp15,34 triliun, pendapatan tetap Rp22,74 triliun, terproteksi Rp36,82 triliun, Exchange traded fund (ETF) saham Rp40,11 miliar, ETF Pendapatan tetap Rp423,21 miliar, indeks Rp185,76 miliar dan reksa dana syariah Rp3,67 triliun.

Direktur Utama PT BNP Paribas Investment Partners Tino Moorrees mengatakan saham berkapitalisasi pasar menengah-kecil memang membuktikan unggul pada semester I/2010, dan ada baiknya untuk mendiversifikasi investasi masing-masing investor pada reksa dana saham berbasis saham itu.

"Mengalokasikan lebih banyak di reksa dana berisiko rendah itu bagus, tetapi jangan lupa dengan risiko profil investasi masing-masing yang tentunya berbeda."

Menurut dia, volatilitas harga saham sepanjang semester I/2010 serta negatifnya kondisi perekonomian Eropa dan global tidak banyak berpengaruh banyak terhadap Indonesia. Sehingga, investor tetap disarankan untuk tetap menerapkan kebijakan investasinya, baik jangka panjang, menengah, atau pendek. (htr)

Selasa, 13 Juli 2010

30 saham RDS Mawar kinclong ... 130710

13/07/2010 - 11:10
Dana Kelolaan Reksa Dana Danareksa Mawar Fokus Naik 369,3%
Susan Silaban


(inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta - Reksa Dana Danareksa Mawar Fokus 10 yang diluncurkan PT Danareksa Investment Management pada 2 Maret 2010 telah mencapai dana kelolaan sebesar Rp204 miliar atau naik 369,2% dari nilai dana kelolaan pada saat peluncuran Rp56,4 miliar.

“Kami merasa senang sekali, karena pasar merespons Mawar Fokus 10 dengan amat baik,” ujar John D. Item, Direktur Utama PT Danareksa Investment Manajement dalam keterangan resminya kepada INILAH.COM di Jakarta, Selasa (13/7).

Menurutnya, peningkatan dana kelolaan tersebut disebabkan tingginya minat investor terhadap Danareksa Mawar Fokus 10 ini, baik dari investor institusi seperti dana pensiun, asuransi dan lainnya maupun dari investor retail dan juga didukung oleh kinerja Danareksa Mawar Fokus 10 yang kompetitif dibanding kinerja kompetitor-kompetitornya.

Danareksa Mawar Fokus 10 merupakan Reksa Dana Saham yang memiliki karakteristik berbeda dari reksa dana lainnya. Reksa Dana ini menggunakan strategi investasi yang unik dibanding Reksa Dana Saham pada umumnya dalam industri Reksa Dana.

Sesuai namanya, Danareksa Mawar Fokus 10 hanya berfokus pada 10 saham kapitalisasi menengah yang dinilai memiliki fundamental yang sangat baik. Fokus 10 saham tersebut dititikberatkan pada 30 saham peringkat teratas IHSG berdasarkan kapitalisasinya dan kemudian dilakukan seleksi dengan memilih saham peringkat 16-30. Dari 15 saham tersebut, kemudian dipilih 10 saham berdasarkan kriteria fundamentalnya.

Pengelolaan Reksa Dana ini juga dilakukan secara semi aktif, di mana proses rebalancing dilakukan sebulan sekali. Dengan strategi tersebut, saham-saham Danareksa Mawar Fokus 10 diharapkan memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar jika dibandingkan dengan saham-saham dalam berkapitalisasi besar maupun kecil. ”Selain karakteristinya yang unik, kita sudah bisa mulai berinvestasi hanya dengan pembelian minimum Rp100 ribu," imbuh John.

Dengan semua keunggulan ini, diharapkan Danareksa Mawar Fokus 10 akan terus menunjukkan perkembangan yang baik, tidak hanya dari sisi kinerja saja, melainkan juga dari sisi pertumbuhan dana kelolaan dan jumlah investor. Danareksa Mawar Fokus 10 dapat dibeli melaui DIM secara langsung, agen penjual BII dan Reksa Dana Online. [san/cms]

Senin, 12 Juli 2010

bapepam NGACO, gw cek ke commonwealth bank

ini hasil pemantauan reksa dana gw :


NAVDate
1,771.8000 IDR09-07-2010
1,759.6400 IDR08-07-2010
1,747.1700 IDR07-07-2010
1,748.0800 IDR06-07-2010
1,736.3200 IDR05-07-2010
1,732.9300 IDR02-07-2010
1,734.2500 IDR01-07-2010

manulife dana campuran II :
dibandingkan dengan 23 Januari 2009: NAB mdc II = 1000.00
gain pada tgl 09 Juli 2010 = +77.18%
dibandingkan dengan 25 Mei 2010: NAB mdc II = 1,591.1400
gain pada tgl 09 Juli 2010 = +11.35%

NAVDate
2,771.9600 IDR09-07-2010
2,765.0700 IDR08-07-2010
2,756.6800 IDR07-07-2010
2,757.5300 IDR06-07-2010
2,751.4500 IDR05-07-2010
2,747.6400 IDR02-07-2010
2,747.3700 IDR01-07-2010
fortis equitra:
dibandingkan dengan 25 Mei 2010: NAB = 2,672.63
gain pada tgl 09 Juli 2010 = +3.71%

NAVDate
18,031.7300 IDR09-07-2010
17,835.4900 IDR08-07-2010
17,609.5800 IDR07-07-2010
17,687.1200 IDR06-07-2010
17,478.4000 IDR05-07-2010
17,416.0200 IDR02-07-2010
17,439.6400 IDR01-07-2010
schroder dana prestasi :
dibandingkan dengan 09-06-2010 : NAB = 16,677.53
gain pada 9 Juli 2010 = +8.11%

NAVDate
2,174.7400 IDR09-07-2010
2,167.2600 IDR08-07-2010
2,154.8800 IDR07-07-2010
2,163.8600 IDR06-07-2010
2,149.8500 IDR05-07-2010
2,145.2600 IDR02-07-2010
2,145.8700 IDR01-07-2010
schroder dana terpadu II :

NAVDate
2,174.7400 IDR09-07-2010
2,167.2600 IDR08-07-2010
2,154.8800 IDR07-07-2010
2,163.8600 IDR06-07-2010
2,149.8500 IDR05-07-2010
2,145.2600 IDR02-07-2010
2,145.8700 IDR01-07-2010
manulife dana tetap pemerintah:

NAVDate
1,315.4700 IDR09-07-2010
1,313.4100 IDR08-07-2010
1,309.0700 IDR07-07-2010
1,305.7300 IDR06-07-2010
1,305.7100 IDR05-07-2010
1,304.5500 IDR02-07-2010
1,302.0700 IDR01-07-2010
manulife dana tetap pemerintah:

fsi indoequity sectoral fund:

NAVDate
3,578.0400 IDR09-07-2010
3,547.3800 IDR08-07-2010
3,519.7900 IDR07-07-2010
3,533.0100 IDR06-07-2010
3,490.0100 IDR05-07-2010
3,479.4100 IDR02-07-2010
3,487.2100 IDR01-07-2010
manulife saham andalan:
NAVDate
1,288.3200 IDR09-07-2010
1,272.1000 IDR08-07-2010
1,258.3900 IDR07-07-2010
1,264.9100 IDR06-07-2010
1,250.7500 IDR05-07-2010
1,248.7000 IDR02-07-2010
1,252.1400 IDR01-07-2010
manulife dana saham:

NAVDate
7,966.9200 IDR09-07-2010
7,873.9100 IDR08-07-2010
7,792.1200 IDR07-07-2010
7,818.2200 IDR06-07-2010
7,718.5900 IDR05-07-2010
7,698.7500 IDR02-07-2010
7,724.2000 IDR01-07-2010
fortis ekuitas:

NAVDate
11,436.9400 IDR09-07-2010
11,346.1700 IDR08-07-2010
11,241.9000 IDR07-07-2010
11,280.2800 IDR06-07-2010
11,153.5600 IDR05-07-2010
11,124.7200 IDR02-07-2010
11,118.0800 IDR01-07-2010
schroder 90+ equity fund:

NAVDate
1,068.6400 IDR09-07-2010
1,049.1400 IDR08-07-2010
1,026.6400 IDR07-07-2010
1,032.8200 IDR06-07-2010
1,020.7000 IDR05-07-2010
1,016.8800 IDR02-07-2010
1,015.9000 IDR01-07-2010
fortis solaris:

NAVDate
1,343.4900 IDR09-07-2010
1,343.4400 IDR09-07-2010
1,335.3300 IDR08-07-2010
1,318.9300 IDR07-07-2010
1,328.9100 IDR06-07-2010
1,309.7200 IDR05-07-2010
1,310.1500 IDR02-07-2010
schroder dana istimewa:

NAVDate
3,931.8100 IDR09-07-2010
3,873.2400 IDR08-07-2010
3,782.5200 IDR07-07-2010
3,808.0200 IDR06-07-2010
3,768.4700 IDR05-07-2010
3,755.5400 IDR02-07-2010
3,758.3800 IDR01-07-2010

Juli saat LIBUR PANJANG + INFLASI + MASUK SEKOLAH

Senin, 12/07/2010 17:17 WIB
Data Reksa Dana Bapepam Simpang Siur, Masyarakat Kebingungan
Whery Enggo Prayogi,Indro Bagus - detikFinance
Jakarta - Situs Pusat Informasi Reksa Dana Bapepam-LK yang sudah kembali beroperasi setelah menjalani renovasi selama 2 tahun lebih rupanya belum juga berjalan dengan baik. Data yang disajikan sempat kacau balau dan membuat masyarakat panik.

"Bapepam bagaimana sih, masak data aja bisa ngaco? Padahal dulu sudah direnovasi 2 tahun. Tidak profesional banget sih, bikin panik saja," tegas salah satu pembaca dalam fasilitas komentar detikFinance, Senin (12/7/2010).

Pada situs Pusat Informasi Reksa Dana Bapepam-LK siang tadi, tertulis jumlah unit penyertaan reksa dana per 12 Juli 2010 sebanyak 60,956 miliar unit. Dengan data resmi tersebut, berarti telah terjadi penurunan jumlah unit penyertaan sebanyak 17,74% dibandingkan posisi akhir Juni 2010 sebanyak 74,106 miliar unit.

Hal serupa terjadi pada angka Nilai Aktiva Bersih (NAB) seluruh produk reksa dana. Semula tertulis nilainya sebesar Rp 103,807 triliun, atau turun 15,74% dari posisi akhir Juni 2010 sebesar Rp 123,207 triliun.

Rupanya, Bapepam-LK kemudian merevisi data resmi yang sewajarnya boleh dikutip dan menjadi konsumsi publik tersebut tanpa harus disertai konfirmasi.

Angka unit penyertaan per 12 Juli 2010 diubah menjadi 74,620 miliar unit yang berarti mengalami kenaikan tipis 0,69% dari posisi akhir Juni 2010. Sedangkan angka NAB per 12 Juli 2010 ternyata tercatat sebesar Rp 120,153 triliun, hanya turun 2,47% dari posisi akhir Juni 2010.

Tidak diketahui apakah angka ini sudah final atau masih akan ada revisi susulan. Hingga saat ini, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, Djoko Hendratto, pejabat yang berwenang atas kekacauan data ini, belum menjawab panggilan telepon, maupun membalas pesan singkat detikFinance untuk mengkonfirmasi mengenai hal tersebut.

Untungnya, Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Abiprayadi Riyanto angkat bicara soal ini. Menurutnya, angka yang tertuang dalam revisi tersebut sudah benar.

"Cuma turun tipis kok, bukan dari Rp 123 triliun ke Rp 103 triliun, tetapi dari Rp 123 triliun ke Rp 120 triliun. Ini juga baru 10 hari kok. Tidak ada isu khusus, memang ada fluktuasi pasar saham serta adanya reksa dana terproteksi yang jatuh tempo. Masih alamiah kok," ujar Abi.



(dro/qom)
12 Hari, Reksa Dana Berkurang Rp19,4 T
Pada akhir Juni, tercatat dana kelola reksa dana menyentuh angka Rp123 triliun.
SENIN, 12 JULI 2010, 14:44 WIB
Hadi Suprapto, Purborini

ilustrasi reksa dana (sharemarketbasics.com)
BERITA TERKAIT
Asosiasi Incar 2 Juta Investor Reksa Dana
Instrumen Surat Utang Jangka Pendek Diminati
Reksa Dana Syariah Bakal Pimpin Pasar
Bapepam Buka Kembali Data Reksa Dana
BNP Paribas-Fortis Terbitkan Reksa Dana
Web Tools

VIVAnews - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menyatakan, selama 12 hari pertama Juli 2010 dana kelola reksa dana berkurang Rp19,4 triliun menjadi Rp103,81 triliun.

Data Babepepam yang dikutip VIVAnews, Senin 12 Juni 2010, pada akhir Juni tercatat dana kelola reksa dana menyentuh angka Rp123 triliun.

Artinya, dana kelola industri reksa dana sebesar Rp103,81 triliun telah berkurang hingga 15,7 persen. Angka ini merupakan yang terendah dalam tahun ini.

Berkurangnya dana kelolaan ini berbarengan dengan penurunan jumlah unit penyertaan sebesar 17,7 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jumlah unit berkurang dari 74,11 miliar menjadi 60,96 miliar unit.

• VIVAnews
Senin, 12/07/2010 15:29 WIB
Redemption Besar-Besaran, NAB Reksa Dana Merosot Rp 19,4 Triliun
Indro Bagus,Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk reksa dana merosot tajam mencapai Rp 19,4 triliun selama periode Juli 2010. Hal itu terjadi dengan penurunan jumlah unit reksa dana sebesar 17,74% dalam dua pekan.

Demikian seperti dikutip detikFinance dari Pusat Informasi Reksa Dana Bapepam-LK, Senin (12/7/2010).

Berdasarkan data tersebut, posisi NAB alias dana kelolaan reksa dana dari seluruh manajer investasi tercatat sebesar Rp 103,807 triliun hingga hari ini. Nilai tersebut mengalami penurunan tajam sebesar Rp 19,4 triliun atau 15,74% dari posisi NAB akhir Juni 2010 sebesar Rp 123,207 triliun.

Penurunan tersebut terjadi beriringan dengan merosotnya jumlah unit penyertaan reksa dana alias terjadi redemption besar-besaran selama dua pekan pertama Juli 2010. Hingga hari ini, jumlah unit penyertaan tercatat sebanyak 60,956 miliar unit, merosot 13,15 miliar unit atau 17,74% dari posisi akhir Juni 2010 sebanyak 74,106 miliar.

Sayangnya data Bapepam-LK tidak menyebutkan secara rinci penurunan NAB dan jumlah unit terjadi pada produk reksa dana mana saja. Namun penurunan ini sangat tajam, bahkan lebih rendah dari NAB dan jumlah unit pada akhir tahun 2009.

Pada akhir 2009, jumlah unit penyertaan reksa dana tercatat sebanyak 69,978 miliar unit dengan NAB sebesar Rp 116,732 triliun. Mengacu pada data tersebut, maka posisi unit penyertaan saat ini telah menurun 12,89% dari akhir tahun lalu. Sedangkan posisi NAB saat ini juga merosot 11,07% dari posisi akhir tahun lalu.




(dro/qom)

Kamis, 08 Juli 2010

investasi asuransi @reksa dana ... 080710

08/07/2010 - 17:48
Asuransi Jiwa Tempatkan 36,43% Dana di Saham dan Obligasi
Susan Silaban


(IST)
INILAH.COM, Jakarta - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan jumlah investasi asurasi terbanyak terdapat di saham dan obligasi menguasai 36,43% pada kuartal I-2010 setara dengan Rp43.284 miliar.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Evelina Pietruschka dalam keterangan resmi yang diterima INILAH.COM, Kamis (8/7). Posisi kedua dikuasai reksadana sekitar 34,46% atau Rp40.946 miliar, deposito berjangka dan sertifikat deposito menguasai 13,71% atau RP16,287 miliar.

Kemudian, surat pengakuan utang lebih dari 1 tahun menguasai 6,21% atau Rp7,374 miliar, SBI menguasai 3,73% atau Rp4.430 miliar, pinjaman polis menguasai 2% atau Rp2,381 miliar, bangunan, tanah dan bangunan untuk investasi menguasai 1,66% atau Rp1.971 miliar, penyertaan langsung menguasai 1,32% atau Rp1.571 miliar. Disusul SPBU sekitar 0,21% atau Rp251.661 juta, lain-lain sekitar 0,16% atau Rp188.176 juta serta pinjaman hipotik menguasai 0,11% atau Rp124.875 juta. "Jumlah investasi meningkat sebesar 24,9% dari Rp95,2 triliun di kuartal 1-2009

menjadi Rp118,8 triliun pada kuartal I-2010," ujar Evelina. [san/cms]

Rabu, 07 Juli 2010

pajak = imbas NEGATIF @ RD ... 070710

Rabu, 07 Juli 2010 | 10:13

PAJAK REKSADANA OBLIGASI

Infovesta: Pajak Reksadana 5% Belum Berpengaruh



JAKARTA. Direktur PT Infovesta Utama Parto Karwito menilai, penarikan pajak kupon reksadana sebesar 5% tak akan mengurangi minat investor. Sebab, dia menilai profil investor lokal masih cenderung konservatif. "Pemotongan pajak 5% tak terlalu menggerus keuntungan apabila dibandingkan risiko fluktuasi saham," katanya.

Menurutnya, pemotongan keuntungan mungkin baru akan terasa signifikan ketika pengenaan pajak 15% diberlakukan. Parto memperkirakan dana kelolaan reksadana berbasis obligasi bakal kian menyusut seiring pengurangan jarak keuntungan dengan deposito.

"Tapi juga bukan akan berdampak menghilangkan peminat reksadana berbasis obligasi. Karena investor kita masih ada yang alergi terhadap jenis investasi yang berhubungan dengan saham," ujarnya, Selasa (6/7).

Untuk menghindari penarikan dana kelolaan reksadana secara besar-besaran seperti pada tahun 2005, Parto menyarankan kepada Asosiasi Pengelola Reksa Dana dan Indonesia (APRDI) dan otoritas pasar modal mulai gencar mensosialisasikan reksadana agar dana kelolaan tidak hanya bertumpu pada satu profil investor. Sehingga, Parwito yakin ketika pengenaan pajak itu diberlakukan aksi penarikan dana kelolaan tidak akan terlalu mengguncang industri.

Seperti diketahui, pemerintah mulai memberlakukan penarikan pajak reksadana pendapatan tetap dan terproteksi. Penarikan pajak itu akan dilakukan secara bertahap. Untuk 2011-2013, tarif pajaknya sebesar 5%. Baru mulai 2014, besaran pajak mencapai 15%.




Ade Jun Firdaus kontan
07/07/2010 - 22:05
Tarif Pajak Bunga Reksadana Bawa Imbas Negatif
Asteria


(IST)
INILAH.COM, Jakarta – Penerapan tarif pajak penghasilan (PPh) bertahap atas bunga atau kupon obligasi yang menjadi aset reksadana, akan berimbas negatif. Bagi manajer investasi dan juga investor reksadana.

Demikian ungkap Direktur PT Shcroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi. Menurutnya, penerapan pajak tersebut pasti akan menggerus imbal hasil reksadana obligasi.

Namun besaran pajak ini baru akan terasa pada 2014, saat besarannya menjadi 15%.

"Yang paling terasa di 2014, saat pemberlakuan sudah full 15%," ujarnya kepada INILAH.COM, Rabu (7/7).

Seperti diketahui, Pemerintah akan memberlakukan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi pada instrumen investasi reksadana mulai 2011. Pengenaan PPh tersebut diterapkan secara bertahap. Untuk 2009-2010, masih dikenakan tarif 0%, mulai 2011 hingga 2013 dikenakan tarif 5%, sedangkan untuk 2014 dan selanjutnya, dikenakan pajak 15%.

Pemberlakuan PPh oleh Direktorat Jenderal Pajak ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2009 tentang PPh atas penghasilan, yaitu bunga obligasi diatur bagi mereka yang bertransaksi reksa dana.

Ini berarti, instrumen reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dikenakan aturan pengenaan pemotongan PPh. Pemotongan pajak juga diberlakukan sesuai dengan peraturan terbaru dalam undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang PPh.

Michael menyayangkan penerapan PPh atas bunga obligasi di instrumen reksadana. Pasalnya, selain menggerus profit reksadana pendapatan tetap, kebijakan itu juga akan berdampak pada imbal hasil reksadana terproteksi. Investor pun akan terimbas secara psikologis. “Pasalnya, volume transaksi berkurang. Peluang untuk adanya obligasi juga berkurang.” keluhnya.

Ia pun menambahkan, tarif pajak ini sebenarnya berseberangan dengan keinginan regulator pasar modal untuk meningkatkan likuiditas di pasar, dengan meredam kepemilikan asing dan menambah porsi investasi dari pasar domestik. "Kalau ini jadi diterapkan, maka akan menjadi hal yang negatif," paparnya.

Senada dengan analis PT Infovesta Utama, Rudiyanto. Menurutnya, meski rencana pajak reksadana ini bukan berita baru, penerapan pajak 5% yang dimulai tahun depan, akan membawa ekses negatif, terutama bagi reksadana pendapatan tetap dan reksadana terproteksi. “Namun, pemotongan keuntungan mungkin baru akan terasa signifikan ketika pengenaan pajak 15% diberlakukan,” katanya dihubungi terpisah.

Rudiyanto menuturkan, saat ini return reksadana terproteksi, yang portofolionya sebagian besar di obligasi, rata-rata 8,2% per tahun. Pemberlakuan pajak 5% pada 2011, menyebabkan return-nya tergerus ke level 7,8%.

Kendati mengakui, dana kelolaan reksadana berbasis obligasi akan merosot, Rudi optimistis peminatnya masih tetap ada. Apalagi return sebesar 7,8% masih lebih tinggi dari bunga deposito, yang pada 2011 diperkirakan sekitar 5,4%.

“Dengan profil investor lokal yang cenderung konservatif, pemangkasan pajak 5% tampaknya belum terlalu menggerus keuntungan, ketimbang risiko fluktuasi saham,”paparnya.

Bagaimanapun, pengenaan pajak ini mengindikasikan akan adanya penarikan dana kelolaan reksadana secara besar-besaran. Terkait hal ini, manajer investasi sebaiknya memutar otak untuk mempertahankan return nasabah reksadana terproteksi. Bisa dengan memperbesar porsi obligasi korporasi ketimbang obligasi negara, atau mengurangi management fee.

Peran Asosiasi Pengelola Reksa Dana dan Indonesia (APRDI) dan otoritas pasar modal pun tidak bisa dianggap remeh. Terutama untuk mulai mensosialisasikan reksadana, agar dana kelolaan tidak hanya bertumpu pada satu profil investor. [ast]

Selasa, 06 Juli 2010

well, liat aja dah ... 060710

Direktorat Jenderal Pajak akan menerapkan pajak penghasilan (PPh) untuk pendapatan (return) yang didapat dari reksa dana mulai 2011. Besaran PPh yang dikenakan adalah 5%.

Kepala Subdirektorat Peraturan Pajak Penghasilan (PPh), Pemotongan, Pemungutan, dan PPh Orang Pribadi Direktorat Jenderal Pajak Dasto Ledyanto mengatakan, pihaknya akan mulai mengenakan PPh atas pendapatan dari reksa dana secara bertahap mulai tahun 2011.

"Mulanya ini kan tidak ada, baru diatur kemudian," ujar Dasto dalam seminar di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (6/7/2010).

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2009 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi diatur bagi mereka yang bertransaksi reksa dana, maka instrumen reksa dana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dikenakan aturan pengenaan pemotongan PPh.

Pengenaan PPh tersebut diterapkan secara bertahap, agar memberi kelonggaran waktu sekaligus kesiapan transisi bagi para nasabah reksa dana. Untuk 2009-2010, masih dikenakan tarif 0%, mulai awal 2011 hingga 2013 dikenakan tarif 5%, dan untuk tahun 2014 dan selanjutnya dikenakan pajak 15%.

Pemotongan pajak diberlakukan sesuai dengan peraturan terbaru dalam undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang PPh.

Namun, bukan hanya reksa dana, penerapan tarif baru juga akan diberlakukan bagi obligasi lain dengan kupon atau diskonto dari obligasi tanpa bunga.

"Atas penghasilan yang diterima dan atau diperoleh wajib pajak berupa bunga obligasi, itu dikenakan pemotongan pajak penghasilan yang bersifat final," jelasnya.

Ketentuan ini berlaku bagi semua bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. Dan juga berlaku untuk wajib pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.



Sumber: detikcom

pefindo beraksi TRU$ ... 060710

Selasa, 06/07/2010 11:24 WIB
Pefindo Beri Peringkat Reksa Dana di 3 Manajer Investasi
Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) realisasikan rating terhadap produk reksa dana. Hingga 31 Mei 2010 terdapat sembilan reksa dana dari tiga manajer investasi yang telah dirating. Seluruhnya mendapat peringkat yang beragam, mulai idAAA+f sampai idA-f.

Demikian disampaikan Pefindo dalam media gathering di kantornya Setiabudi Atrium Jalan HOUR Rasuna Said Jakarta, selasa (6/7/2010).

Rating reksa dana ini tertuang dalam produk Pefindo bernama Pefindo's Credit Quality Rating (PCR). Sampai dengan 31 Mei 2010 terdapat sembilan produk reksa dana yang telah di rating, dengan hasil peringkat PCR berdasarkan portofolio.

Kesembilan produk tersebut adalah:


Batavia Dana Kas Maxima milik Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Jenis reksa dana Pasar Uang, PCR-31 Mei 2010 portofolio idAA+f
Seruni Pasar Uang II milik Danareksa Investment Management. Jenis reksa dana Pasar Uang, PCR-31 Mei 2010 portofolio idAAAf.
Seruni Pasar Uang III milik Danareksa Investment Management. Jenis reksa dana Pasar Uang, PCR-31 Mei 2010 portofolio idAA+f.
Gebyar Dana Likuid milik Danareksa Investment Management. Jenis reksa dana Pasar Uang, PCR-31 Mei 2010 idAA+f.
Gebyar Indonesia II milik Danareksa Investment Management. Jenis reksa dana Pendapatan Tetap, PCR-31 Mei 2010 portofolio idAAAf.
Melati Dolar Amerika Serikat milik Danareksa Investment Management. Jenis reksa dana Pendapatan Tetap, PCR 31 Mei 2010 portfolio idAAAf.
Melati Premium Dolar milik Danareksa Investment Management. Jenis reksa dana Pendapatan Tetap, PCR-31 Mei 2010 portfolio idAAAf.
PNM Pasar Uang Andalan Saya milik PNM Investment Management. Jenis reksa dana Pasar Uang, PCR-31 Mei 2010 Portfolio idAA-f.
PNM Amanah Syariah milik PNM Investment Management. Jenis reksa dana Pendapatan Tetap, PCR-31 Mei 2010 portfolio idA-f.

Menurut Pefindo, rating reksa dana ini akan menganalisis kualitas aset produk tersebut, bukan imbal hasilnya. Semakin banyak asetnya maka semakin tinggi rating produk reksa dananya.

Ia menambahkan, selama ini, investor hanya mengetahui bagus atau tidaknya produk reksa dana hanya dari manajer investasi dan distributor.

"Dengan adanya rating ini kan jadi lebih transparan. Investor juga punya pihak lain yang membantu penilaian sebuah produk reksa dana," jelasnya.

Rating bersifat soliciated, yaitu peringkat dilakukan berdasarkan permintaan manajer investasi yang ingin reksa dananya diperingkat. Sehingga data yang Pefindo berikan merupakan data dari MI yang bersangkutan.

Saat ini, Pefindo masih menunggu respon dari para manajer investasi yang sudah dihubungi. Jumlah reksa dana yang akan diperingkat akan lebih banyak jumlahnya karena dari 15 manajer investasi rata-rata memiliki lebih dari satu produk reksa dana.

(wep/ang)

Selasa, 06/07/2010 12:37 WIB
Permintaan Pemeringkatan Reksa Dana Syariah Minim
Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Jakarta - Permintaan pemeringkatan (rating) untuk produk reksa dana syariah tercatat masih rendah. Pasalnya, aset yang menjadi instrumen investasi, macam surat utang obligasi juga masih sangat minim.

Demikian disampaikan Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra di kantornya, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (6/7/2010).

"Permintaan masih rendah, karena pasar pun penyerapannya masih rendah juga," jelas Salyadi.

Ia menambahkan, komposisi aset yang dijadikan investasi (underlying assest) dalam produk reksa dana masih didominasi produk obligasi. Dan, sangat dimengerti bagaimana pemeringkatan terhadap reksa dana syariah masih rendah.

"Obligasi syariah selama ini tidak memiliki keunggulan apa-apa. Rata-rata hanya compliances (pengganti) dari produk konvensional. Tidak ada yang menarik bagi investor, yield terutama. Kalao jumlahnya sedikit kan, aset yang dijaminkan (ke reksa dana) tidak ada," tegasnya.

Dijelaskan Salyadi, bisa saja underlying assets reksa dana syariah, non obligasi syariah, yaitu direct investment berbentuk saham. Namun Pefindo menegaskan, tidak bisa melakukan pemeringkatan terhadap produk reksa dana jika aset yang dijaminkan berupa saham (equity).

"Saham kan perusahaan tidak punya kewajiban dalam mengembalikan modal. Beda dengan obligasi. Surat utang kan ada perjanjian pengembalian, plus bunga. Dia juga berpotensi gagal bayar, jadi bisa di-rating," paparnya.

Khusus untuk peringkatan reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap, perseroan sedang melakukan pendekatan dengan tiga perusahaan efek (PE) yang juga selaku Manager Investasi (MI). Satu diantaranya telah menyatakan permintaan secara tertulis.

"Ada tiga yang kita sedang jajaki, untuk menambah jumlah yang saat ini mencapai tiga MI dengan sembilan produk reksa dana," jelasnya.

MI yang akan dilakukan pemeringkatan oleh Pefindo, akan dikenakan biaya (fee) sebesar Rp 25 juta per produk reksa dana per tahun. Biaya ini sudah termasuk penilaian terhadap produk reksa dana plus, analisa kuantitatif dari aset yang ada. Plus penilaian atas kinerja MI yang bersangkutan, berdasarkan riset kualitatif, dengan menunjukkan kredibilitas dalam pengelolaan reksa dana sehari-hari.

"Untuk aset yang tidak masuk dalam peringkat Pefindo, akan kami hitung ulang sesuai dengan standar kami," imbuhnya.

(wep/ang)

Senin, 05 Juli 2010

NAB RD H1 2010_berita lengkap ... 050710


silakan klik di gambar teks berita ini supaya perbesaran gambar dapat dibaca lebih enak

NAB RD H1 2010 ... 050710

Jumat, 02 Juli 2010

rd gw: PNM AS lumayan ... 020710

Kamis, 01/07/2010 18:17:10 WIB
Reksa dana PNM raih peringkat A-
Oleh: Arif Gunawan S.
JAKARTA (Bisnis.com): PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat kualitas kredit produk reksa dana PNM Amanah Syariah pada level A-. Produk tersebut dikeluarkan oleh PT PNM Investment Managament.

Analis Pefindo Yulia Ansari dan Dimas Aditya mengatakan peringkat itu ditetapkan berdasarkan portofolio dana perseroan per 31 Mei 2010, yang merefleksikan aset yang mendasari reksa dana itu memiliki perlindungan yang cukup terhadap kerugian dan kemungkinan gagal bayar kredit.

“Portofolio dana perseroan didominasi aset-aset investasi yang memiliki peringkat AA, dengan kontribusi sebesar 28% dari total portofolio kelolaan investasi mereka,” tutur keduanya dalam keterangan resmi hari ini.

Investasi berperingkat di bawah A, lanjutnya, hanya menyumbang 19,4% dari total portofolio dan surat utang negara (SUN) yang masuk dalam pemeringkatan AAA menyumbang 21,3% dari total portofolio aset investasi reksa dana tersebut.

Meski Pefindo tidak memeringkat surat berharga pemerintah, namun kedua analis tersebut percaya instrumen negara teresbut memiliki kualitas kredit terkuat di antara instrumen surat utang di pasar modal Indonesia.

“Oleh karena itu, Pefindo mengasumsikan SUN memiliki peringkat AAA,” ujar Yulia dan Dimas.

PNM Investment Management adalah perusahaan pengelola aset yang 99% sahamnya dimiliki PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Badan usaha milik negara ini bergerak di pengembangan perusahaan mikro, kecil dan menengah, serta koperasi. (htr)