Selasa, 14 Desember 2010 | 19:45 oleh Dyah Ayu Kusumaningtyas
PASAR REKSADANA
Rupiah melemah, reksadana pasar uang tetap menarik
JAKARTA. Sempat melemahnya kurs rupiah terhadap dollar ke level Rp 9010, Selasa (14/12), tidak meredupkan optimisme pemegang reksadana pasar uang.
Pasalnya, dengan suku bunga acuan (BI rate) 6,5% untuk November dan Desember ini, masih dapat mengatasi kenaikan inflasi tahunan pada Desember 2010 yang diperkirakan 6,33%.
Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai dengan karakter reksadana Pasar uang yang memiliki resiko dan return kecil, wajar jika reksadana Pasar Uang tidak merugi.
Menurut Edbert, dengan BI Rate yang masih 6,5%, dapat menutupi ancaman pergolakan tingkat inflasi. Pengaruh makro ekonomi, seperti tingkat kurs rupiah dan kenaikan bunga acuan BI diakuinya tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana pasar uang sampai akhir tahun.
Lebih lanjut, dia menyebut umumnya untuk produk reksadana pasar uang, manajer investasi (MI) meletakkan asetnya pada instrumen surat utang (obligasi) bertenor kurang dari 1 tahun. "Itu sebabnya, runtuhnya indeks Surat Utang Negara (SUN), tidak memengaruhi imbal hasilnya," ujar Edbert.
Maka, dia menyarankan investor yang tidak mau beresiko tinggi, untuk masuk ke produk reksadana ini. Umummya investor diberi kemudahan untuk penarikan hasil investasinya setiap bulan.
"Biasanya tipe investor di reksadana jenis ini adalah yang memanfaatkan dana nganggur untuk mendapatkan hasil besar dalam jangka pendek", ujar Edbert
Tidak ada komentar:
Posting Komentar