gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Kamis, 23 Desember 2010

RD 2011 ... 231210

Industri reksa dana masih akan tumbuh dengan dana kelolaan mencapai Rp150 -Rp160 triliun pada 2011. Pertumbuhan ekonomi 6%-7% dan derasnya aliran dana asing, memberikan sentimen positif untuk investasi ini.

Direktur Schroders Investment Management Michael Tjoajadi mengatakan, pertumbuhan industri reksa dana akan didorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai 6%-7% pada 2011, menumbuhkan nasabah baru reksa dana. Selain itu, tingkat suku bunga acuan yang masih bertahan di level 6,5% pada 2011, juga menjadi katalisnya.

Menurutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi naik 20% pada 2011 akan mendorong pertumbuhan industri reksa dana, khususnya reksa dana saham. “kita berharap dana kelolaan reksa dana dapat mencapai Rp150 triliun hingga Rp160 triliun pada 2011, dana kelolaan itu masih ditopang dari reksa dana saham,” kata Michael.

Hal senada diungkapkan oleh Direktur PT First State Investment Putut Endonawarih, saat dihubungi INILAH.COM. Putut menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendorong pertumbuhan dana kelolaan reksadana naik sebesar 15%. “Dana kelolaan reksa dana dapat capai di atas Rp150 triliun dengan catatan tidak ada kepanikan di luar negeri,” tutur Putut.

Putut menuturkan, manajer investasi tidak hanya melirik nasabah prima saja ke depan. Manajer investasi akan mengeluarkan produk reksa dana sesuai karakteristik investor dengan investasi secara rutin di reksa dana. Hal itu membuat dana kelolaan akan tumbuh.

Sementara analis PT Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan, dana kelolaan reksa dana masih akan tumbuh, meskipun tidak setinggi 2010. Dana asing yang masuk dan fundamental ekonomi yang relatif baik, masih menjadi faktor yang positif. “Dana kelolaan ada potensi naik, tapi tidak setinggi tahun ini karena IHSG diprediksikan hanya mencapai level 4.500 pada 2011,” tambah Wawan.

Michael menambahkan, produk reksa dana terproteksi masih paling banyak dikeluarkan oleh manajer investasi pada 2011. Produk ini masih menjadi pilihan utama karena karakternya yang defensif. Selain itu, reksa dana saham juga masih akan dikeluarkan oleh manajer investasi. “Saham itu kapan pun bisa dibeli, ya kita masih percaya produk reksa dana saham masih akan dikeluarkan tahun ini,” tambah Michael.

Sementara Wawan mengatakan, return reksa dana saham masih akan lebih tinggi dari deposito. Diperkirakan reksa dana saham tumbuh 20%-25% pada 2011, meskipun valuasi saham secara historis sudah mahal. “Reksa dana saham masih menarik, tapi tergantung tujuan investasi investor. Saham lebih

menarik karena lebih tinggi 20%-25% dari deposito. Tapi investor harus tetap ingat, reksa dana merupakan investasi jangka panjang,” kata Wawan.

Terkait hal tersebut, Wawan menghimbau investor jeli melihat perkembangan IHSG dan makro, agar tahu saat tepat menaikkan portofolio di reksa dana saham.

Di sisi lain, Putut mengatakan, reksa dana yang menarik pada 2011 tergantung karakteristik investor. Bila investor tersebut masih muda dan berani dengan resiko tinggi, maka dapat menempatkan investasi di reksa dana saham. Sedangkan bila ingin mengurangi resiko, dapat menempatkan investasi di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto berharap, produk reksa dana yang diterbitkan dapat menjangkau masyarakat. Hal itu dilakukan untuk menarik investor baru untuk berinvestasi di reksa dana.

Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), data NAV reksa dana per November 2010 mencapai Rp134,72 triliun dengan jumlah unit reksa dana sekitar 80.434.424.003.18.

Sumber : INILAH.COM

Tidak ada komentar: