gW suka BANGET ketidakPASTIan

gW suka BANGET ketidakPASTIan

Selasa, 14 Desember 2010

RDC lampaui RDS ... 141210

Selasa, 14 Desember 2010 | 07:00 oleh Dyah Ayu Kusumaningtyas
KINERJA REKSADANA kontan
Return reksadana campuran melampaui kinerja saham

JAKARTA. Imbal hasil atau return bulanan mayoritas reksadana berbasis saham boleh saja berguguran. Tapi kondisi itu tak berlaku bagi reksadana campuran.
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia sepanjang November anjlok hingga 2,86%. Sebaliknya, kinerja reksadana campuran justru menanjak, bahkan ada produk yang imbal hasilnya hampir menyentuh 5% di bulan November.

Mengacu data PT Infovesta Utama, ada 14 produk reksadana campuran yang mampu mendulang untung sepanjang bulan lalu (periode 29 Oktober 2010-30 November 2010).

Pencapaian itu melampaui kinerja reksadana saham. Di periode yang sama, hanya enam produk reksadana saham yang mencatatkan imbal hasil positif (Lihat KONTAN Edisi 8 Desember 2010).

Kinerja tertinggi untuk reksadana campuran disabet Reksa Dana Pacific Balance Fund terbitan Pacific Capital Investment, dengan return 4,88% selama November. Posisi kedua dan ketiga ditempati Reksadana Kresna Optimus dan Reksadana Prima dengan return masing-masing 2,79% dan 2,75% (Lihat tabel Kinerja 10 Reksadana Campuran di 2010).

Pilihan aset

Apabila dihitung sejak awal tahun hingga akhir November 2010, return terbaik dicetak dua produk Panin Sekuritas. Yakni Reksadana Panin Dana Bersama sebesar 73,29% dan Panin Dana Unggulan sebesar 64,72%. Adapun urutan ketiga diraih Reksadana Keraton Minna Padi Aset Manajemen dengan return 40,82%.

Analis Infovesta Utama, Rudiyanto, berpendapat, sebenarnya wajar apabila kinerja reksadana campuran tidak maksimal sepanjang bulan lalu. Sebab, tak hanya IHSG yang melorot, indeks Surat Utang Negara (SUN) juga ikut lunglai. "Seluruh aset dasar reksadana campuran turun," ujarnya, kemarin (13/12).

Sedangkan untuk produk yang mampu mencatatkan return lumayan, menurut Rudiyanto, disebabkan dua faktor. Pertama, dana kelolaannya terhitung mini sehingga apabila aset dasar menurun, imbal hasilnya tak akan turun drastis. Kedua, produk tersebut sebagian besar beraset dasar surat utang korporasi, dimana imbal hasilnya cenderung lebih tinggi ketimbang surat utang terbitan pemerintah. "Produk kami memang sedang beruntung pada November lalu," ucap Andreas Yasakasih, Direktur Pacific Capital Investment.

Selain hanya memiliki dana kelolaan Rp 35 miliar-Rp36 miliar, Reksadana Pacific Balanced Fund memilih aset-aset dasar yang berharga murah. Alhasil, ketika IHSG terkerek oleh kenaikan harga saham lapis kedua, produk ini pun menuai untung lumayan.

Sedangkan Fund Manajer Panin Sekuritas, Winston Sual, berdalih, penurunan return Reksadana Panin Dana Bersama sepanjang November lalu merupakan momentum ambil untung alias profit taking. Maklumlah, setelah imbal hasilnya melejit dalam 10 tahun terakhir, penurunan harga merupakan hal yang biasa. "Dengan fundamental ekonomi yang baik, kami yakin produk-produk Panin Sekuritas bakal naik kembali tahun depan," imbuhnya.

Dengan asumsi pertumbuhan suku bunga di tahun depan, menurut Winston, Panin bakal memilih saham-saham sektor perbankan sebagai portofolio utama untuk kedua produk reksadana campuran.

Tidak ada komentar: