dua kale gw mendapatkan perhatian langsung dari para penulis artikel di internet atas posting di blog2 gw ... wow, ga nyangka bahwa blog2 gw memang mendapatkan perhatian cukup lua$ ... well, terima kasih atas perhatiannya ... gw mah cuma sharing doank lah
... rupanya transparansi industri reksa dana MASEH PERLU DIPERTAJAM lage, karena tampaknya secara diam-diam ada gerakan mencegah perluasan info semacam blog ini ... mosok transparansi yang jernih NGGA BOLE SEH :(
KEEP BUYING, jangka panjang LEBE BAGU$, pindah ke http://investasireksadanaindonesiagw.blogspot.com/ aka INVESTASI REKSA DANA INDONESIA gw
gW suka BANGET ketidakPASTIan
Kamis, 30 Desember 2010
RD bukan Obyek Pajak
karena produk reksa dana adalah produk Manajer Investasi maka MI harus membayarkan pajak penghasilan atas keuntungan dan transaksi yang terjadi. Jika produk reksa dana berasal dari bunga deposito, maka bank yang bersangkutan sudah melakukan pemotongan pajak deposito 20% langsung. Pajak ini final. Pajak telah dibayarkan pada saat dana dikelola dan juga dibayarkan pada saat dana diterima kembali oleh investor (redemption).
Aset RD NAEK @2010 ... 301210
NAB Reksadana Capai Rp142,81 T/28 Desember 2010
Headline
Foto:Istimewa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Kamis, 30 Desember 2010 | 17:53 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana mencapai Rp142,81 triliun pada 28 Desember 2010 dari Rp116,73 triliun pada akhir Desember 2009 atau naik 22,34%.
Demikian seperti dikutip dari data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Kamis (30/12). Jumlah unit penyertaan reksa dana meningkat 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi
81,59 miliar unit atau meningkat sebesar 16,6%. Bapepam-LK juga mencatatkan peningkatan reksa dana dari 672 reksa dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 reksa dana. Termasuk di dalamnya 97 reksa danapenyertaan terbatas atau mengalami peningkatan 6,25%.
Ada pun komposisi nilai aktiva bersih reksa dana yaitu Reksa Dana Pendapatan Tetap sebesar Rp26,392 triliun, reksa dana saham Rp44,769 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp7,388 triliun, reksa dana campuran Rp17,743 triliun, reksa dana terproteksi Rp42,120 triliun, dan reksa dana indeks Rp0,177 triliun, reksa dana syarah pendapatan tetap Rp0,515 triliun, reksa dana syariah saham Rp1,625 triliun. Reksa dana syariah campuran Rp0,901 triliun, reksa dana syariah terproteksi Rp0,692 triliun.
Reksa dana syariah indeks Rp0,080 triliun, dan reksa dana ETF sebesar Rp0,409 triliun. Sedangkan reksa dana penyertaan terbatas sebesar Rp28,117 triliun per 28 Desember 2010. [hid]
Headline
Foto:Istimewa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Kamis, 30 Desember 2010 | 17:53 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana mencapai Rp142,81 triliun pada 28 Desember 2010 dari Rp116,73 triliun pada akhir Desember 2009 atau naik 22,34%.
Demikian seperti dikutip dari data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Kamis (30/12). Jumlah unit penyertaan reksa dana meningkat 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi
81,59 miliar unit atau meningkat sebesar 16,6%. Bapepam-LK juga mencatatkan peningkatan reksa dana dari 672 reksa dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 reksa dana. Termasuk di dalamnya 97 reksa danapenyertaan terbatas atau mengalami peningkatan 6,25%.
Ada pun komposisi nilai aktiva bersih reksa dana yaitu Reksa Dana Pendapatan Tetap sebesar Rp26,392 triliun, reksa dana saham Rp44,769 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp7,388 triliun, reksa dana campuran Rp17,743 triliun, reksa dana terproteksi Rp42,120 triliun, dan reksa dana indeks Rp0,177 triliun, reksa dana syarah pendapatan tetap Rp0,515 triliun, reksa dana syariah saham Rp1,625 triliun. Reksa dana syariah campuran Rp0,901 triliun, reksa dana syariah terproteksi Rp0,692 triliun.
Reksa dana syariah indeks Rp0,080 triliun, dan reksa dana ETF sebesar Rp0,409 triliun. Sedangkan reksa dana penyertaan terbatas sebesar Rp28,117 triliun per 28 Desember 2010. [hid]
Selasa, 28 Desember 2010
Jelang Akhir 2010, NAB BNP PARIBAS EKUITAS, et al : 271210
NAB manulife saham andalan per tgl 05 Jan 2009: 555,30 ==> gain per tgl 23/12/2010= +170.08%
NAB bnp paribas ekuitas per tgl 29 Des 2005: 3,454.97 ==> gain per tgl 23/12/2010 = +288.33%
NAB schroder dana prestasi plus per tgl 22 Des 2006: 8,503.44 ==> gain per tgl 23/12/10= +137.81%
NAB bnp paribas ekuitas per tgl 29 Des 2005: 3,454.97 ==> gain per tgl 23/12/2010 = +288.33%
NAB schroder dana prestasi plus per tgl 22 Des 2006: 8,503.44 ==> gain per tgl 23/12/10= +137.81%
Minggu, 26 Desember 2010
PENGANTAR investasi BERISIKO TINGGI, BERLABA RAKSASA
|
Kamis, 23 Desember 2010
RD 2011 ... 231210
Industri reksa dana masih akan tumbuh dengan dana kelolaan mencapai Rp150 -Rp160 triliun pada 2011. Pertumbuhan ekonomi 6%-7% dan derasnya aliran dana asing, memberikan sentimen positif untuk investasi ini.
Direktur Schroders Investment Management Michael Tjoajadi mengatakan, pertumbuhan industri reksa dana akan didorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai 6%-7% pada 2011, menumbuhkan nasabah baru reksa dana. Selain itu, tingkat suku bunga acuan yang masih bertahan di level 6,5% pada 2011, juga menjadi katalisnya.
Menurutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi naik 20% pada 2011 akan mendorong pertumbuhan industri reksa dana, khususnya reksa dana saham. “kita berharap dana kelolaan reksa dana dapat mencapai Rp150 triliun hingga Rp160 triliun pada 2011, dana kelolaan itu masih ditopang dari reksa dana saham,” kata Michael.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur PT First State Investment Putut Endonawarih, saat dihubungi INILAH.COM. Putut menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendorong pertumbuhan dana kelolaan reksadana naik sebesar 15%. “Dana kelolaan reksa dana dapat capai di atas Rp150 triliun dengan catatan tidak ada kepanikan di luar negeri,” tutur Putut.
Putut menuturkan, manajer investasi tidak hanya melirik nasabah prima saja ke depan. Manajer investasi akan mengeluarkan produk reksa dana sesuai karakteristik investor dengan investasi secara rutin di reksa dana. Hal itu membuat dana kelolaan akan tumbuh.
Sementara analis PT Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan, dana kelolaan reksa dana masih akan tumbuh, meskipun tidak setinggi 2010. Dana asing yang masuk dan fundamental ekonomi yang relatif baik, masih menjadi faktor yang positif. “Dana kelolaan ada potensi naik, tapi tidak setinggi tahun ini karena IHSG diprediksikan hanya mencapai level 4.500 pada 2011,” tambah Wawan.
Michael menambahkan, produk reksa dana terproteksi masih paling banyak dikeluarkan oleh manajer investasi pada 2011. Produk ini masih menjadi pilihan utama karena karakternya yang defensif. Selain itu, reksa dana saham juga masih akan dikeluarkan oleh manajer investasi. “Saham itu kapan pun bisa dibeli, ya kita masih percaya produk reksa dana saham masih akan dikeluarkan tahun ini,” tambah Michael.
Sementara Wawan mengatakan, return reksa dana saham masih akan lebih tinggi dari deposito. Diperkirakan reksa dana saham tumbuh 20%-25% pada 2011, meskipun valuasi saham secara historis sudah mahal. “Reksa dana saham masih menarik, tapi tergantung tujuan investasi investor. Saham lebih
menarik karena lebih tinggi 20%-25% dari deposito. Tapi investor harus tetap ingat, reksa dana merupakan investasi jangka panjang,” kata Wawan.
Terkait hal tersebut, Wawan menghimbau investor jeli melihat perkembangan IHSG dan makro, agar tahu saat tepat menaikkan portofolio di reksa dana saham.
Di sisi lain, Putut mengatakan, reksa dana yang menarik pada 2011 tergantung karakteristik investor. Bila investor tersebut masih muda dan berani dengan resiko tinggi, maka dapat menempatkan investasi di reksa dana saham. Sedangkan bila ingin mengurangi resiko, dapat menempatkan investasi di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.
Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto berharap, produk reksa dana yang diterbitkan dapat menjangkau masyarakat. Hal itu dilakukan untuk menarik investor baru untuk berinvestasi di reksa dana.
Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), data NAV reksa dana per November 2010 mencapai Rp134,72 triliun dengan jumlah unit reksa dana sekitar 80.434.424.003.18.
Sumber : INILAH.COM
Direktur Schroders Investment Management Michael Tjoajadi mengatakan, pertumbuhan industri reksa dana akan didorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai 6%-7% pada 2011, menumbuhkan nasabah baru reksa dana. Selain itu, tingkat suku bunga acuan yang masih bertahan di level 6,5% pada 2011, juga menjadi katalisnya.
Menurutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi naik 20% pada 2011 akan mendorong pertumbuhan industri reksa dana, khususnya reksa dana saham. “kita berharap dana kelolaan reksa dana dapat mencapai Rp150 triliun hingga Rp160 triliun pada 2011, dana kelolaan itu masih ditopang dari reksa dana saham,” kata Michael.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur PT First State Investment Putut Endonawarih, saat dihubungi INILAH.COM. Putut menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendorong pertumbuhan dana kelolaan reksadana naik sebesar 15%. “Dana kelolaan reksa dana dapat capai di atas Rp150 triliun dengan catatan tidak ada kepanikan di luar negeri,” tutur Putut.
Putut menuturkan, manajer investasi tidak hanya melirik nasabah prima saja ke depan. Manajer investasi akan mengeluarkan produk reksa dana sesuai karakteristik investor dengan investasi secara rutin di reksa dana. Hal itu membuat dana kelolaan akan tumbuh.
Sementara analis PT Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan, dana kelolaan reksa dana masih akan tumbuh, meskipun tidak setinggi 2010. Dana asing yang masuk dan fundamental ekonomi yang relatif baik, masih menjadi faktor yang positif. “Dana kelolaan ada potensi naik, tapi tidak setinggi tahun ini karena IHSG diprediksikan hanya mencapai level 4.500 pada 2011,” tambah Wawan.
Michael menambahkan, produk reksa dana terproteksi masih paling banyak dikeluarkan oleh manajer investasi pada 2011. Produk ini masih menjadi pilihan utama karena karakternya yang defensif. Selain itu, reksa dana saham juga masih akan dikeluarkan oleh manajer investasi. “Saham itu kapan pun bisa dibeli, ya kita masih percaya produk reksa dana saham masih akan dikeluarkan tahun ini,” tambah Michael.
Sementara Wawan mengatakan, return reksa dana saham masih akan lebih tinggi dari deposito. Diperkirakan reksa dana saham tumbuh 20%-25% pada 2011, meskipun valuasi saham secara historis sudah mahal. “Reksa dana saham masih menarik, tapi tergantung tujuan investasi investor. Saham lebih
menarik karena lebih tinggi 20%-25% dari deposito. Tapi investor harus tetap ingat, reksa dana merupakan investasi jangka panjang,” kata Wawan.
Terkait hal tersebut, Wawan menghimbau investor jeli melihat perkembangan IHSG dan makro, agar tahu saat tepat menaikkan portofolio di reksa dana saham.
Di sisi lain, Putut mengatakan, reksa dana yang menarik pada 2011 tergantung karakteristik investor. Bila investor tersebut masih muda dan berani dengan resiko tinggi, maka dapat menempatkan investasi di reksa dana saham. Sedangkan bila ingin mengurangi resiko, dapat menempatkan investasi di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.
Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto berharap, produk reksa dana yang diterbitkan dapat menjangkau masyarakat. Hal itu dilakukan untuk menarik investor baru untuk berinvestasi di reksa dana.
Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), data NAV reksa dana per November 2010 mencapai Rp134,72 triliun dengan jumlah unit reksa dana sekitar 80.434.424.003.18.
Sumber : INILAH.COM
Rabu, 22 Desember 2010
gain NAB BNP PARIBAS EKUITAS jangka panjang (2005-2010) (2)
investasi untuk mengalahkan inflasi dengan gain 60% adalah KALKULASI gw di posting ini : GAIN 60% p.a.
bahana nambah RDS ... 221210
Pada 2011 nanti, PT Bahana TCW Investment Management akan menerbitkan produk reksadana saham bernama Bahana Quantitative Strategy. Target dana kelolaan untuk 6 bulan pertama produk ini sebesar Rp 300 miliar. Edward Lubis, Direktur PT Bahana TCW Investment Management optimistis bisa mencapai target tersebut.
Meski reksadana saham rentan akan fluktuasi, Bahana lebih mempercayai investasi di sektor ini. Menurutnya, Bahana memiliki strategi tersendiri untuk mengatasi fluktuasi harian. "Kami menggunakan metode kuantitatif untuk mengatasi fluktuasinya", kata Edward.
Menurutnya, produk ini sangat tepat untuk customer yang baru mau masuk ke saham. Adapun target nasabah reksadana ini adalah nasabah ritel dengan setoran pertama minimal Rp 100 ribu per bulan. Sementara itu, target imbal hasilnya sepanjang 2011 minimal 18%.
Sumber : KONTAN.CO.ID
Meski reksadana saham rentan akan fluktuasi, Bahana lebih mempercayai investasi di sektor ini. Menurutnya, Bahana memiliki strategi tersendiri untuk mengatasi fluktuasi harian. "Kami menggunakan metode kuantitatif untuk mengatasi fluktuasinya", kata Edward.
Menurutnya, produk ini sangat tepat untuk customer yang baru mau masuk ke saham. Adapun target nasabah reksadana ini adalah nasabah ritel dengan setoran pertama minimal Rp 100 ribu per bulan. Sementara itu, target imbal hasilnya sepanjang 2011 minimal 18%.
Sumber : KONTAN.CO.ID
Sabtu, 18 Desember 2010
RD mandiri
Industri Reksa Dana Butuh Kreativitas
Tribunnews.com - Rabu, 15 Desember 2010 11:01 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Untuk bertahan hidup dan menghasilkan laba, perusahaan pengelola investasi wajib memiliki kreativitas tinggi dalam menerbitkan produk-produk reksa dana unggulannya.
Setiap produk reksa dana harus sudah siap diterbitkan ke pasar sebelum produk reksa dana terdahulu jatuh tempo, sehingga investor tidak lari ke perusahaan pengelola investasi yang lain.
Demikian tips yang diungkapkan Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (lebih dikenal Mandiri Investasi) Andreas Muljadi Gunawidjaja di Singapura, Rabu (15/12/2010) saat diminta pendapatnya tentang tantangan industri reksa dana ke depan.
Menurut Andreas, Mandiri Investasi mencatatkan dana kelolaan senilai Rp 17,05 triliun yang diinvestasikan pada produk reksa dana.
Sebagian besar produk reksa dana yang diterbitkan adalah produk reksa dana terproteksi dengan nilai Rp 11,2 triliun. Lalu disusul produk reksa dana pasar uang senilai Rp 3,2 triliun; reksa dana saham sebesar Rp 1,4 triliun; reksa dana pendapatan tetap Rp 1 triliun; dan reksa dana campuran Rp 263 miliar.
"Total dana kelolaan reksa dana di seluruh industri saat ini sudah mencapai Rp 140,09 triliun. Ini sudah bagus karena terus tumbuh sekitar 20,5 persen dibandingkan posisi Desember 2009. Namun, ini dipelihara dengan kreativitas," ungkapnya.
Sebagai gambaran, nama-nama produk reksa dana yang saat ini telah diterbitkan Mandiri Investasi antara lain adalah Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang (MPU) pada kelompok reksa dana pasar uang.
Adapun pada kelompok reksa dana pendapatan tetap terdapat produk investasi Reksa Dana Mandiri Investa Dana Utama (MIDU), Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II (MIDO II), Reksa Dana Mandiri Investa Keluarga (MI-Keluarga), dan Reksa Dana Mandiri Investa Dana Syariah (MIdSya).
Sementara pada kelompok reksa dana pendapatan tetap berdenominasi dollar AS terdapat produk Reksa Dana Investa Dana Dollar Mandiri (IDAMAN). Ada juga reksa dana campuran, yakni Reksa Dana Mandiri Investa Aktif (MIA). Selain itu ada pula reksa dana campuran syariah yakni produk Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB).
Khusus untuk reksa dana saham, Mandiri Investasi juga menerbitkan Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif (MITRA), dan Mandiri Investa UGM (Mandiri Investa UGM). Terakhir adalah kelompok Reksa Dana Saham Syariah.
Editor: Anwar Sadat Guna | Sumber: Kompas.com
Tribunnews.com - Rabu, 15 Desember 2010 11:01 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Untuk bertahan hidup dan menghasilkan laba, perusahaan pengelola investasi wajib memiliki kreativitas tinggi dalam menerbitkan produk-produk reksa dana unggulannya.
Setiap produk reksa dana harus sudah siap diterbitkan ke pasar sebelum produk reksa dana terdahulu jatuh tempo, sehingga investor tidak lari ke perusahaan pengelola investasi yang lain.
Demikian tips yang diungkapkan Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (lebih dikenal Mandiri Investasi) Andreas Muljadi Gunawidjaja di Singapura, Rabu (15/12/2010) saat diminta pendapatnya tentang tantangan industri reksa dana ke depan.
Menurut Andreas, Mandiri Investasi mencatatkan dana kelolaan senilai Rp 17,05 triliun yang diinvestasikan pada produk reksa dana.
Sebagian besar produk reksa dana yang diterbitkan adalah produk reksa dana terproteksi dengan nilai Rp 11,2 triliun. Lalu disusul produk reksa dana pasar uang senilai Rp 3,2 triliun; reksa dana saham sebesar Rp 1,4 triliun; reksa dana pendapatan tetap Rp 1 triliun; dan reksa dana campuran Rp 263 miliar.
"Total dana kelolaan reksa dana di seluruh industri saat ini sudah mencapai Rp 140,09 triliun. Ini sudah bagus karena terus tumbuh sekitar 20,5 persen dibandingkan posisi Desember 2009. Namun, ini dipelihara dengan kreativitas," ungkapnya.
Sebagai gambaran, nama-nama produk reksa dana yang saat ini telah diterbitkan Mandiri Investasi antara lain adalah Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang (MPU) pada kelompok reksa dana pasar uang.
Adapun pada kelompok reksa dana pendapatan tetap terdapat produk investasi Reksa Dana Mandiri Investa Dana Utama (MIDU), Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II (MIDO II), Reksa Dana Mandiri Investa Keluarga (MI-Keluarga), dan Reksa Dana Mandiri Investa Dana Syariah (MIdSya).
Sementara pada kelompok reksa dana pendapatan tetap berdenominasi dollar AS terdapat produk Reksa Dana Investa Dana Dollar Mandiri (IDAMAN). Ada juga reksa dana campuran, yakni Reksa Dana Mandiri Investa Aktif (MIA). Selain itu ada pula reksa dana campuran syariah yakni produk Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB).
Khusus untuk reksa dana saham, Mandiri Investasi juga menerbitkan Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif (MITRA), dan Mandiri Investa UGM (Mandiri Investa UGM). Terakhir adalah kelompok Reksa Dana Saham Syariah.
Editor: Anwar Sadat Guna | Sumber: Kompas.com
Rabu, 15 Desember 2010
ihsg AMBLES ke 3500, lage :) ... 151210
tampaknya ihsg akan mencoba support 3500-an lage pada saat asien-K sibuk berbenah komposisi saham dan persiapan windows dressing oleh emiten ... gw mah tetap disiplin beli pada saat BLOOD IN THE STREETS, buy the opportunities :)
Dana kelolaan reksa dana melonjak 20%
Oleh Yeni H. Simanjuntak | 15 December 2010
bisnis
SINGAPURA: Total dana kelolaan industri reksa dana per akhir November mencapai Rp140,09 triliun, naik 20,5% dibandingkan dengan posisi awal tahun Rp116 triliun.
Apabila dibandingkan posisi per akhir November tahun lalu (yoy) naik 27,9%. Adapun, komposisi dana kelolaan industri reksa dana tersebut terdiri dari reksa dana pasar uang Rp7,3 triliun, pendapatan tetap Rp27,9 triliun, terproteksi Rp43,03 triliun, campuran Rp18,8 triliun, dan saham Rp42,9 triliun.
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Andreas Muljadi Gunawidjaja menyebutkan naiknya dana kelolaan reksa dana saham didorong oleh peningkatan harga saham sebagai aset acuan (underlying asset) produk reksa dana tersebut.
Adapun dana kelolaan reksa dana terproteksi didorong oleh bertambahnya pembelian unit penyertaan (submission). “Sebanyak 99% penyebab naiknya dana kelolaan reksa dana terproteksi adalah submission,” ujarnya tadi malam.
Dalam hal pengelolaan dana, posisi tiga besar ditempati oleh PT Schroder Investment Management Indonesia dengan dana kelolaan reksa dana Rp35,5 triliun, BNP Paribas (d/h Fortis Investments) Rp20,6 triliun, dan PT Mandiri Manajemen Investasi Rp17,05 triliun.
Dari total Rp17,05 triliun dana kelolaan reksa dana Mandiri Investasi, sebanyak Rp3,2 triliun merupakan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap RpRp1 triliun, terproteksi Rp11,2 triliun, campuran Rp263 miliar, dan saham Rp1,4 triliun. Total pangsa pasar reksa dana Mandiri Investasi 12,17%.
Sejak awal tahun hingga akhir November, Mandiri Investasi meluncurkan 16 produk reksa dana baru. Tambahan dana kelolaan untuk reksa dana terproteksi sepanjang periode tersebut Rp3,1 triliun. Adapun, sebanyak delapan reksa dana jatuh tempo pada periode tersebut dengan total dana kelolaan yang harus dibayarkan kembali Rp1,3 triliun.
“Jadi kunci dalam mengelola produk reksa dana terproteksi adalah menerbitkan produk baru sebelum reksa dana terproteksi yang lama jatuh tempo.” (mrp)
Dana kelolaan reksa dana melonjak 20%
Oleh Yeni H. Simanjuntak | 15 December 2010
bisnis
SINGAPURA: Total dana kelolaan industri reksa dana per akhir November mencapai Rp140,09 triliun, naik 20,5% dibandingkan dengan posisi awal tahun Rp116 triliun.
Apabila dibandingkan posisi per akhir November tahun lalu (yoy) naik 27,9%. Adapun, komposisi dana kelolaan industri reksa dana tersebut terdiri dari reksa dana pasar uang Rp7,3 triliun, pendapatan tetap Rp27,9 triliun, terproteksi Rp43,03 triliun, campuran Rp18,8 triliun, dan saham Rp42,9 triliun.
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Andreas Muljadi Gunawidjaja menyebutkan naiknya dana kelolaan reksa dana saham didorong oleh peningkatan harga saham sebagai aset acuan (underlying asset) produk reksa dana tersebut.
Adapun dana kelolaan reksa dana terproteksi didorong oleh bertambahnya pembelian unit penyertaan (submission). “Sebanyak 99% penyebab naiknya dana kelolaan reksa dana terproteksi adalah submission,” ujarnya tadi malam.
Dalam hal pengelolaan dana, posisi tiga besar ditempati oleh PT Schroder Investment Management Indonesia dengan dana kelolaan reksa dana Rp35,5 triliun, BNP Paribas (d/h Fortis Investments) Rp20,6 triliun, dan PT Mandiri Manajemen Investasi Rp17,05 triliun.
Dari total Rp17,05 triliun dana kelolaan reksa dana Mandiri Investasi, sebanyak Rp3,2 triliun merupakan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap RpRp1 triliun, terproteksi Rp11,2 triliun, campuran Rp263 miliar, dan saham Rp1,4 triliun. Total pangsa pasar reksa dana Mandiri Investasi 12,17%.
Sejak awal tahun hingga akhir November, Mandiri Investasi meluncurkan 16 produk reksa dana baru. Tambahan dana kelolaan untuk reksa dana terproteksi sepanjang periode tersebut Rp3,1 triliun. Adapun, sebanyak delapan reksa dana jatuh tempo pada periode tersebut dengan total dana kelolaan yang harus dibayarkan kembali Rp1,3 triliun.
“Jadi kunci dalam mengelola produk reksa dana terproteksi adalah menerbitkan produk baru sebelum reksa dana terproteksi yang lama jatuh tempo.” (mrp)
RDPU mah gw juga PUNYA ... 151210
Selasa, 14 Desember 2010 | 19:45 oleh Dyah Ayu Kusumaningtyas
PASAR REKSADANA
Rupiah melemah, reksadana pasar uang tetap menarik
JAKARTA. Sempat melemahnya kurs rupiah terhadap dollar ke level Rp 9010, Selasa (14/12), tidak meredupkan optimisme pemegang reksadana pasar uang.
Pasalnya, dengan suku bunga acuan (BI rate) 6,5% untuk November dan Desember ini, masih dapat mengatasi kenaikan inflasi tahunan pada Desember 2010 yang diperkirakan 6,33%.
Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai dengan karakter reksadana Pasar uang yang memiliki resiko dan return kecil, wajar jika reksadana Pasar Uang tidak merugi.
Menurut Edbert, dengan BI Rate yang masih 6,5%, dapat menutupi ancaman pergolakan tingkat inflasi. Pengaruh makro ekonomi, seperti tingkat kurs rupiah dan kenaikan bunga acuan BI diakuinya tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana pasar uang sampai akhir tahun.
Lebih lanjut, dia menyebut umumnya untuk produk reksadana pasar uang, manajer investasi (MI) meletakkan asetnya pada instrumen surat utang (obligasi) bertenor kurang dari 1 tahun. "Itu sebabnya, runtuhnya indeks Surat Utang Negara (SUN), tidak memengaruhi imbal hasilnya," ujar Edbert.
Maka, dia menyarankan investor yang tidak mau beresiko tinggi, untuk masuk ke produk reksadana ini. Umummya investor diberi kemudahan untuk penarikan hasil investasinya setiap bulan.
"Biasanya tipe investor di reksadana jenis ini adalah yang memanfaatkan dana nganggur untuk mendapatkan hasil besar dalam jangka pendek", ujar Edbert
PASAR REKSADANA
Rupiah melemah, reksadana pasar uang tetap menarik
JAKARTA. Sempat melemahnya kurs rupiah terhadap dollar ke level Rp 9010, Selasa (14/12), tidak meredupkan optimisme pemegang reksadana pasar uang.
Pasalnya, dengan suku bunga acuan (BI rate) 6,5% untuk November dan Desember ini, masih dapat mengatasi kenaikan inflasi tahunan pada Desember 2010 yang diperkirakan 6,33%.
Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai dengan karakter reksadana Pasar uang yang memiliki resiko dan return kecil, wajar jika reksadana Pasar Uang tidak merugi.
Menurut Edbert, dengan BI Rate yang masih 6,5%, dapat menutupi ancaman pergolakan tingkat inflasi. Pengaruh makro ekonomi, seperti tingkat kurs rupiah dan kenaikan bunga acuan BI diakuinya tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana pasar uang sampai akhir tahun.
Lebih lanjut, dia menyebut umumnya untuk produk reksadana pasar uang, manajer investasi (MI) meletakkan asetnya pada instrumen surat utang (obligasi) bertenor kurang dari 1 tahun. "Itu sebabnya, runtuhnya indeks Surat Utang Negara (SUN), tidak memengaruhi imbal hasilnya," ujar Edbert.
Maka, dia menyarankan investor yang tidak mau beresiko tinggi, untuk masuk ke produk reksadana ini. Umummya investor diberi kemudahan untuk penarikan hasil investasinya setiap bulan.
"Biasanya tipe investor di reksadana jenis ini adalah yang memanfaatkan dana nganggur untuk mendapatkan hasil besar dalam jangka pendek", ujar Edbert
Selasa, 14 Desember 2010
RDC lampaui RDS ... 141210
Selasa, 14 Desember 2010 | 07:00 oleh Dyah Ayu Kusumaningtyas
KINERJA REKSADANA kontan
Return reksadana campuran melampaui kinerja saham
JAKARTA. Imbal hasil atau return bulanan mayoritas reksadana berbasis saham boleh saja berguguran. Tapi kondisi itu tak berlaku bagi reksadana campuran.
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia sepanjang November anjlok hingga 2,86%. Sebaliknya, kinerja reksadana campuran justru menanjak, bahkan ada produk yang imbal hasilnya hampir menyentuh 5% di bulan November.
Mengacu data PT Infovesta Utama, ada 14 produk reksadana campuran yang mampu mendulang untung sepanjang bulan lalu (periode 29 Oktober 2010-30 November 2010).
Pencapaian itu melampaui kinerja reksadana saham. Di periode yang sama, hanya enam produk reksadana saham yang mencatatkan imbal hasil positif (Lihat KONTAN Edisi 8 Desember 2010).
Kinerja tertinggi untuk reksadana campuran disabet Reksa Dana Pacific Balance Fund terbitan Pacific Capital Investment, dengan return 4,88% selama November. Posisi kedua dan ketiga ditempati Reksadana Kresna Optimus dan Reksadana Prima dengan return masing-masing 2,79% dan 2,75% (Lihat tabel Kinerja 10 Reksadana Campuran di 2010).
Pilihan aset
Apabila dihitung sejak awal tahun hingga akhir November 2010, return terbaik dicetak dua produk Panin Sekuritas. Yakni Reksadana Panin Dana Bersama sebesar 73,29% dan Panin Dana Unggulan sebesar 64,72%. Adapun urutan ketiga diraih Reksadana Keraton Minna Padi Aset Manajemen dengan return 40,82%.
Analis Infovesta Utama, Rudiyanto, berpendapat, sebenarnya wajar apabila kinerja reksadana campuran tidak maksimal sepanjang bulan lalu. Sebab, tak hanya IHSG yang melorot, indeks Surat Utang Negara (SUN) juga ikut lunglai. "Seluruh aset dasar reksadana campuran turun," ujarnya, kemarin (13/12).
Sedangkan untuk produk yang mampu mencatatkan return lumayan, menurut Rudiyanto, disebabkan dua faktor. Pertama, dana kelolaannya terhitung mini sehingga apabila aset dasar menurun, imbal hasilnya tak akan turun drastis. Kedua, produk tersebut sebagian besar beraset dasar surat utang korporasi, dimana imbal hasilnya cenderung lebih tinggi ketimbang surat utang terbitan pemerintah. "Produk kami memang sedang beruntung pada November lalu," ucap Andreas Yasakasih, Direktur Pacific Capital Investment.
Selain hanya memiliki dana kelolaan Rp 35 miliar-Rp36 miliar, Reksadana Pacific Balanced Fund memilih aset-aset dasar yang berharga murah. Alhasil, ketika IHSG terkerek oleh kenaikan harga saham lapis kedua, produk ini pun menuai untung lumayan.
Sedangkan Fund Manajer Panin Sekuritas, Winston Sual, berdalih, penurunan return Reksadana Panin Dana Bersama sepanjang November lalu merupakan momentum ambil untung alias profit taking. Maklumlah, setelah imbal hasilnya melejit dalam 10 tahun terakhir, penurunan harga merupakan hal yang biasa. "Dengan fundamental ekonomi yang baik, kami yakin produk-produk Panin Sekuritas bakal naik kembali tahun depan," imbuhnya.
Dengan asumsi pertumbuhan suku bunga di tahun depan, menurut Winston, Panin bakal memilih saham-saham sektor perbankan sebagai portofolio utama untuk kedua produk reksadana campuran.
KINERJA REKSADANA kontan
Return reksadana campuran melampaui kinerja saham
JAKARTA. Imbal hasil atau return bulanan mayoritas reksadana berbasis saham boleh saja berguguran. Tapi kondisi itu tak berlaku bagi reksadana campuran.
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia sepanjang November anjlok hingga 2,86%. Sebaliknya, kinerja reksadana campuran justru menanjak, bahkan ada produk yang imbal hasilnya hampir menyentuh 5% di bulan November.
Mengacu data PT Infovesta Utama, ada 14 produk reksadana campuran yang mampu mendulang untung sepanjang bulan lalu (periode 29 Oktober 2010-30 November 2010).
Pencapaian itu melampaui kinerja reksadana saham. Di periode yang sama, hanya enam produk reksadana saham yang mencatatkan imbal hasil positif (Lihat KONTAN Edisi 8 Desember 2010).
Kinerja tertinggi untuk reksadana campuran disabet Reksa Dana Pacific Balance Fund terbitan Pacific Capital Investment, dengan return 4,88% selama November. Posisi kedua dan ketiga ditempati Reksadana Kresna Optimus dan Reksadana Prima dengan return masing-masing 2,79% dan 2,75% (Lihat tabel Kinerja 10 Reksadana Campuran di 2010).
Pilihan aset
Apabila dihitung sejak awal tahun hingga akhir November 2010, return terbaik dicetak dua produk Panin Sekuritas. Yakni Reksadana Panin Dana Bersama sebesar 73,29% dan Panin Dana Unggulan sebesar 64,72%. Adapun urutan ketiga diraih Reksadana Keraton Minna Padi Aset Manajemen dengan return 40,82%.
Analis Infovesta Utama, Rudiyanto, berpendapat, sebenarnya wajar apabila kinerja reksadana campuran tidak maksimal sepanjang bulan lalu. Sebab, tak hanya IHSG yang melorot, indeks Surat Utang Negara (SUN) juga ikut lunglai. "Seluruh aset dasar reksadana campuran turun," ujarnya, kemarin (13/12).
Sedangkan untuk produk yang mampu mencatatkan return lumayan, menurut Rudiyanto, disebabkan dua faktor. Pertama, dana kelolaannya terhitung mini sehingga apabila aset dasar menurun, imbal hasilnya tak akan turun drastis. Kedua, produk tersebut sebagian besar beraset dasar surat utang korporasi, dimana imbal hasilnya cenderung lebih tinggi ketimbang surat utang terbitan pemerintah. "Produk kami memang sedang beruntung pada November lalu," ucap Andreas Yasakasih, Direktur Pacific Capital Investment.
Selain hanya memiliki dana kelolaan Rp 35 miliar-Rp36 miliar, Reksadana Pacific Balanced Fund memilih aset-aset dasar yang berharga murah. Alhasil, ketika IHSG terkerek oleh kenaikan harga saham lapis kedua, produk ini pun menuai untung lumayan.
Sedangkan Fund Manajer Panin Sekuritas, Winston Sual, berdalih, penurunan return Reksadana Panin Dana Bersama sepanjang November lalu merupakan momentum ambil untung alias profit taking. Maklumlah, setelah imbal hasilnya melejit dalam 10 tahun terakhir, penurunan harga merupakan hal yang biasa. "Dengan fundamental ekonomi yang baik, kami yakin produk-produk Panin Sekuritas bakal naik kembali tahun depan," imbuhnya.
Dengan asumsi pertumbuhan suku bunga di tahun depan, menurut Winston, Panin bakal memilih saham-saham sektor perbankan sebagai portofolio utama untuk kedua produk reksadana campuran.
Sabtu, 11 Desember 2010
tua BUKAN renta ... 111210
Sedia dana sebelum tua
Oleh Fita Indah Maulani | 10 December 2010
bisnis indonesia
Bekerja tidak hanya untuk memenuhi kehidupan saat ini, tetapi juga tabungan pada masa mendatang, hari tua, kesejahteraan anak, pendidikan, liburan, dan berbagai keperluan lainnya.
Bagi karyawan yang bekerja di perusahaan, tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dan berbagai tunjangan lainnya sudah dipikirkan oleh perusahaan, meskipun setiap bulan pendapatan dipotong berbagai biaya tersebut dan nominalnya tidak sebesar harapan.
Namun, apa yang terjadi pada kesejahteraan wiraswasta seperti dokter, penulis lepas, fotografer profesional, hingga konsultan teknik, yang tidak memiliki dan terdftar sebagai karyawan di satu perusahaan tertentu.
Robert T. Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad dan pemilik The Rich Dad Company menjelaskan dalam Cashflow Quadrant yang sangat terkenal bahwa wiraswasta berbeda dengan pemilik bisnis.
Ketika wiraswasta berlibur, maka pemasukkan bagi mereka juga akan berhenti. Sementara kehadiran pemilik bisnis bahkan tidak terlalu membantu jalannya perusahaan. Hal ini terjadi karena wiraswasta memiliki bisnis dan bekerja dalam bisnis tersebut sebagai sumber pendapatan tunggal.
Pemilik bisnis bergantung kepada orang lain yang bekerja di dalam bisnisnya dan menjalankan usahanya dengan sistem yang sangat baik.
Wiraswasta harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan kesejahteraan yang diperoleh, namun dengan ketelitian dan kecermatan mengalokasikan pendapatan, bukan hal mustahil mereka bisa menikmati hidup seperti pemilik bisnis.
Perencana Keuangan dari IMPlanner, Rico Satria, mengatakan pekerja mandiri atau wiraswasta wajib memiliki asuransi, khususnya asuransi kesehatan dan tabungan atau investasi untuk hari tua guna memastikan kelangsungan hidupnya ketika sudah tidak bekerja lagi.
"Asuransi kesehatan sangat penting karena pendapatan akan berhenti ketika dia sakit dan itu berbahaya bagi kelangsungan keluarganya seperti istri dan anak, apalagi jika istri tidak bekerja," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Beberapa hal perlu diperhatikan ketika mengambil asuransi kesehatan misalnya rawat inap, rawat jalan, jenis penyakit yang ditanggung, harga maksimum kamar yang ditanggung, hingga alokasi dana obat-obatan.
Asuransi jiwa juga bisa diambil jika masih ada tanggungan seperti anak yang masih sekolah, atau untuk meninggalkan warisan. Pendapatan wiraswasta memang tidak bisa dipastikan besarnya setiap bulan, tetapi biasanya bisa dibuat rata-rata atau estimasi pendapatan minimal.
Sebagai pekerja mandiri, misalkan seorang konsultan lingkungan, perlu diperhatikan berapa besar jumlah dana yang diperlukan untuk masa pensiun. Dana hari tua minimal bisa menghidupi diri dan pasangan tanpa harus membuka usaha baru atau meminta bantuan anak.
Jumlah dana yang bisa disimpan untuk berbagai alokasi ini biasanya 10% hingga 20% dari penghasilan yang diperoleh, tetapi bisa ditambah ketika ada penghasilan tambahan.
Pada prinsipnya persiapkan untuk diri sendiri dan pasangan terlebih dahulu, karena anak bisa dianggap sudah mandiri ketika wiraswasta berhenti bekerja. Kecuali, selama masa bekerja bisa menyimpan dana dalam jumlah lebih banyak untuk diwariskan atau tunjangan anak.
Reksa dana
Tabungan di hari tua juga bisa diperoleh dengan menyisihkan dana untuk membeli produk reksa dana setiap bulannya, minimal Rp500.000 per bulan. Pada transaksi online trading pembelian mulai dari Rp100.000 per transaksi.
Perlindungan bagi para pekerja mandiri ini ternyata menarik dijadikan sebagai lahan bisnis. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran dari para wiraswasta tersebut. Beberapa perusahaan bahkan menawarkan asuransi bagi mereka.
CV Utama Sejahtera merupakan salah satu yang gencar menawarkan asuransi bagi pekerja mandiri secara online. Perusahaan tersebut menawarkan program perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi para wiraswasta, pekerja lepas, kontrak, hingga buruh harian. Mereka didaftarkan sebagai anggota CV tersebut.
Setiap peserta dijanjikan memperoleh jaminan kesehatan rawat jalan dan inap menggunakan kartu Jamsostek, jaminan kecelakaan kerja bersifar reimbers maksimum Rp8 juta, santunan kematian Rp12 juta, dan tabungan hari tua yang dicairkan setelah masa keanggotaan peserta melampaui waktu 5 tahun 6 bulan.
Setiap peserta disyaratkan berusia maksimal 55 tahun, iuran bulanan Rp130.000 menikah atau Rp95.000 bagi peserta yang masih lajang, dan biaya pendaftaran Rp20.000 di bayar saat pendaftaran awal.
Persyaratan dan kemudahan yang ditawarkan oleh perusahaan seperti ini sebaiknya diteliti terlebih dahulu, jangan sampai tertipu karena penawaran tersebut bukan berasal dari perusahaan asuransi langsung, tetapi perusahaan yang menawarkan jasa agar Anda bisa dicatatkan sebagai karyawan mereka untuk kemudian didaftarkan mengikuti asuransi Jamsostek. (ts) (fita.indah@bisnis.co.id)
Oleh Fita Indah Maulani | 10 December 2010
bisnis indonesia
Bekerja tidak hanya untuk memenuhi kehidupan saat ini, tetapi juga tabungan pada masa mendatang, hari tua, kesejahteraan anak, pendidikan, liburan, dan berbagai keperluan lainnya.
Bagi karyawan yang bekerja di perusahaan, tabungan hari tua, asuransi kesehatan, dan berbagai tunjangan lainnya sudah dipikirkan oleh perusahaan, meskipun setiap bulan pendapatan dipotong berbagai biaya tersebut dan nominalnya tidak sebesar harapan.
Namun, apa yang terjadi pada kesejahteraan wiraswasta seperti dokter, penulis lepas, fotografer profesional, hingga konsultan teknik, yang tidak memiliki dan terdftar sebagai karyawan di satu perusahaan tertentu.
Robert T. Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad dan pemilik The Rich Dad Company menjelaskan dalam Cashflow Quadrant yang sangat terkenal bahwa wiraswasta berbeda dengan pemilik bisnis.
Ketika wiraswasta berlibur, maka pemasukkan bagi mereka juga akan berhenti. Sementara kehadiran pemilik bisnis bahkan tidak terlalu membantu jalannya perusahaan. Hal ini terjadi karena wiraswasta memiliki bisnis dan bekerja dalam bisnis tersebut sebagai sumber pendapatan tunggal.
Pemilik bisnis bergantung kepada orang lain yang bekerja di dalam bisnisnya dan menjalankan usahanya dengan sistem yang sangat baik.
Wiraswasta harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan kesejahteraan yang diperoleh, namun dengan ketelitian dan kecermatan mengalokasikan pendapatan, bukan hal mustahil mereka bisa menikmati hidup seperti pemilik bisnis.
Perencana Keuangan dari IMPlanner, Rico Satria, mengatakan pekerja mandiri atau wiraswasta wajib memiliki asuransi, khususnya asuransi kesehatan dan tabungan atau investasi untuk hari tua guna memastikan kelangsungan hidupnya ketika sudah tidak bekerja lagi.
"Asuransi kesehatan sangat penting karena pendapatan akan berhenti ketika dia sakit dan itu berbahaya bagi kelangsungan keluarganya seperti istri dan anak, apalagi jika istri tidak bekerja," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Beberapa hal perlu diperhatikan ketika mengambil asuransi kesehatan misalnya rawat inap, rawat jalan, jenis penyakit yang ditanggung, harga maksimum kamar yang ditanggung, hingga alokasi dana obat-obatan.
Asuransi jiwa juga bisa diambil jika masih ada tanggungan seperti anak yang masih sekolah, atau untuk meninggalkan warisan. Pendapatan wiraswasta memang tidak bisa dipastikan besarnya setiap bulan, tetapi biasanya bisa dibuat rata-rata atau estimasi pendapatan minimal.
Sebagai pekerja mandiri, misalkan seorang konsultan lingkungan, perlu diperhatikan berapa besar jumlah dana yang diperlukan untuk masa pensiun. Dana hari tua minimal bisa menghidupi diri dan pasangan tanpa harus membuka usaha baru atau meminta bantuan anak.
Jumlah dana yang bisa disimpan untuk berbagai alokasi ini biasanya 10% hingga 20% dari penghasilan yang diperoleh, tetapi bisa ditambah ketika ada penghasilan tambahan.
Pada prinsipnya persiapkan untuk diri sendiri dan pasangan terlebih dahulu, karena anak bisa dianggap sudah mandiri ketika wiraswasta berhenti bekerja. Kecuali, selama masa bekerja bisa menyimpan dana dalam jumlah lebih banyak untuk diwariskan atau tunjangan anak.
Reksa dana
Tabungan di hari tua juga bisa diperoleh dengan menyisihkan dana untuk membeli produk reksa dana setiap bulannya, minimal Rp500.000 per bulan. Pada transaksi online trading pembelian mulai dari Rp100.000 per transaksi.
Perlindungan bagi para pekerja mandiri ini ternyata menarik dijadikan sebagai lahan bisnis. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran dari para wiraswasta tersebut. Beberapa perusahaan bahkan menawarkan asuransi bagi mereka.
CV Utama Sejahtera merupakan salah satu yang gencar menawarkan asuransi bagi pekerja mandiri secara online. Perusahaan tersebut menawarkan program perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi para wiraswasta, pekerja lepas, kontrak, hingga buruh harian. Mereka didaftarkan sebagai anggota CV tersebut.
Setiap peserta dijanjikan memperoleh jaminan kesehatan rawat jalan dan inap menggunakan kartu Jamsostek, jaminan kecelakaan kerja bersifar reimbers maksimum Rp8 juta, santunan kematian Rp12 juta, dan tabungan hari tua yang dicairkan setelah masa keanggotaan peserta melampaui waktu 5 tahun 6 bulan.
Setiap peserta disyaratkan berusia maksimal 55 tahun, iuran bulanan Rp130.000 menikah atau Rp95.000 bagi peserta yang masih lajang, dan biaya pendaftaran Rp20.000 di bayar saat pendaftaran awal.
Persyaratan dan kemudahan yang ditawarkan oleh perusahaan seperti ini sebaiknya diteliti terlebih dahulu, jangan sampai tertipu karena penawaran tersebut bukan berasal dari perusahaan asuransi langsung, tetapi perusahaan yang menawarkan jasa agar Anda bisa dicatatkan sebagai karyawan mereka untuk kemudian didaftarkan mengikuti asuransi Jamsostek. (ts) (fita.indah@bisnis.co.id)
Kamis, 09 Desember 2010
RDPT nunggu yang dari atas ... 091210
Manajer investasi (MI) yang ingin menerbitkan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) harus bersabar. Aturan main yang baru mengenai aset dasar RDPT hingga kini belum pasti waktu penerbitannya.
Padahal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah mewanti-wanti seluruh MI mengenai rencana peraturan baru tersebut sejak beberapa bulan lalu.
Satu rancangan aturan yang sempat disosialisasikan Bapepam LK adalah RDPT hanya boleh memiliki aset dasar berupa surat utang untuk pembiayaan proyek sektor riil. Pemberitahuan rancangan aturan itu bertujuan agar MI merapikan produk RDPT masing-masing.
Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto beralasan, penyelesaian rancangan aturan RDPT tertunda karena instansi itu harus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pelanggaran di industri reksadana. Bapepam LK juga harus merancang sejumlah aturan main selain RDPT.
Sedang Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany menyatakan, aturan RDPT tertunda karena lembaga yang dipimpinnya sedang sibuk membahas Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Nanti saya cek lagi apa sudah selesai bahasannya," ujar dia.
Sumber : KONTAN.CO.ID
Padahal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah mewanti-wanti seluruh MI mengenai rencana peraturan baru tersebut sejak beberapa bulan lalu.
Satu rancangan aturan yang sempat disosialisasikan Bapepam LK adalah RDPT hanya boleh memiliki aset dasar berupa surat utang untuk pembiayaan proyek sektor riil. Pemberitahuan rancangan aturan itu bertujuan agar MI merapikan produk RDPT masing-masing.
Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto beralasan, penyelesaian rancangan aturan RDPT tertunda karena instansi itu harus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pelanggaran di industri reksadana. Bapepam LK juga harus merancang sejumlah aturan main selain RDPT.
Sedang Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany menyatakan, aturan RDPT tertunda karena lembaga yang dipimpinnya sedang sibuk membahas Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Nanti saya cek lagi apa sudah selesai bahasannya," ujar dia.
Sumber : KONTAN.CO.ID
Panin berRDS-ria ... 111210
Reksa Dana Saham Panin Cetak Untung
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Sabtu, 11 Desember 2010 | 18:07 WIB
TERKAIT
* Reksa Dana Saham Panin Cetak Untung
INILAH.COM, Jakarta - Dua produk reksa dana saham PT Panin Sekuritas yaitu Panin Dana Maksima dan Panin Dana Prima mencatatkan keuntungan tertinggi di antara produk reksa dana saham lain.
Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari data www.infovesta.com, Sabtu (11/12). Reksa dana saham Panin Dana Maksima mencatatkan keuntungan sebesar 96,57% sedangkan Panin Dana Prima mencatatkan untung sebesar 57,86% per periode 30 Desember 2009 hingga November 2010.
Analis PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, reksa dana saham Panin mencatatkan untung tertinggi. PT Panin Sekuritas Tbk dinilai telah menempatkan portofolio saham-saham second liner tetapi memiliki fundamental baik.
Tapi ia menilai, return reksa dana saham masih kalah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Saham-saham yang berlari kencang pada 2010 bukan saham bluechip tapi saham second liner. Panin menempatkan saham second liner dengan fundamental baik," kata Wawan, saat dihubungi INILAH.COM beberapa waktu lalu.
Produk reksa dana saham lain yang mencatatkan keuntungan tinggi yaitu reksa dana saham Syailendra Equity Oppurtunity Fund dari PT Syailendra Capital dengan return year to date sekitar 47,94%. Reksa dana saham lain yang mencatatkan untung yaitu reksa dana saham Big Bhakti Ekuitas dari PT Bhakti Asset Management dengan return year to date sekitar 40,45% dari 30 Desember 2009 hingga 30 November 2010. [ast]
Investasi
MARKET
Kamis, 09 Desember 2010 | 07:38 oleh Avanty Nurdiana
REKSADANA PANIN SEKURITAS
Dongkrak kinerja Reksadana, Panin pindahkan aset
JAKARTA. Kinerja reksadana saham Panin Sekuritas sejak awal tahun sampai bulan November mengalami penurunan. Namun, hal itu tidak membuat manajemen Panin Sekuritas putus asa. Sejumlah strategi sudah disiapkan sehingga mereka bisa meningkatkan kinerjanya sampai akhir tahun.
Penurunan kinerja reksadana saham ini disebabkan adanya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 2,86% selama bulan November. Tak pelak, kinerja reksadana Panin Dana Maksima juga ikut merosot 1,35% menjadi 96,57% dari awal tahun sampai November. Padahal sampai Oktober lalu, kinerja reksadana mencapai 99,26%.
Meski begitu, Wiston Sual, fund manajer Panin Sekuritas mengungkapkan kalau mereka akan berusaha meningkatkan kinerja sampai di atas 100% di akhir tahun. "Kami yakin bisa meningkatkan kinerja reksadana saham," jelasnya. Hal tersebut terlihat dari kenaikan IHSG yang terjadi sejak awal bulan Desember ini.
Untuk meningkatkan kinerja reksadana saham tersebut, Wiston bilang akan memindahkan dana kelolaan mereka dari sebelumnya di saham kelas dua ke saham yang berbasis pertambangan dan sektor keuangan. Maklum, saham-saham ini dirasa masih mempunyai potensi kenaikan cukup besar.
Selain itu, Panin Sekuritas juga menargetkan kenaikan dana kelolaannya. "Kami berusaha meningkatkan dana kelolaan 2%-3% sampai akhir tahun," jelas Wiston. Terakhir, total dana kelolaan Panin mencapai Rp 4,5 triliun.
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Sabtu, 11 Desember 2010 | 18:07 WIB
TERKAIT
* Reksa Dana Saham Panin Cetak Untung
INILAH.COM, Jakarta - Dua produk reksa dana saham PT Panin Sekuritas yaitu Panin Dana Maksima dan Panin Dana Prima mencatatkan keuntungan tertinggi di antara produk reksa dana saham lain.
Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari data www.infovesta.com, Sabtu (11/12). Reksa dana saham Panin Dana Maksima mencatatkan keuntungan sebesar 96,57% sedangkan Panin Dana Prima mencatatkan untung sebesar 57,86% per periode 30 Desember 2009 hingga November 2010.
Analis PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, reksa dana saham Panin mencatatkan untung tertinggi. PT Panin Sekuritas Tbk dinilai telah menempatkan portofolio saham-saham second liner tetapi memiliki fundamental baik.
Tapi ia menilai, return reksa dana saham masih kalah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Saham-saham yang berlari kencang pada 2010 bukan saham bluechip tapi saham second liner. Panin menempatkan saham second liner dengan fundamental baik," kata Wawan, saat dihubungi INILAH.COM beberapa waktu lalu.
Produk reksa dana saham lain yang mencatatkan keuntungan tinggi yaitu reksa dana saham Syailendra Equity Oppurtunity Fund dari PT Syailendra Capital dengan return year to date sekitar 47,94%. Reksa dana saham lain yang mencatatkan untung yaitu reksa dana saham Big Bhakti Ekuitas dari PT Bhakti Asset Management dengan return year to date sekitar 40,45% dari 30 Desember 2009 hingga 30 November 2010. [ast]
Investasi
MARKET
Kamis, 09 Desember 2010 | 07:38 oleh Avanty Nurdiana
REKSADANA PANIN SEKURITAS
Dongkrak kinerja Reksadana, Panin pindahkan aset
JAKARTA. Kinerja reksadana saham Panin Sekuritas sejak awal tahun sampai bulan November mengalami penurunan. Namun, hal itu tidak membuat manajemen Panin Sekuritas putus asa. Sejumlah strategi sudah disiapkan sehingga mereka bisa meningkatkan kinerjanya sampai akhir tahun.
Penurunan kinerja reksadana saham ini disebabkan adanya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 2,86% selama bulan November. Tak pelak, kinerja reksadana Panin Dana Maksima juga ikut merosot 1,35% menjadi 96,57% dari awal tahun sampai November. Padahal sampai Oktober lalu, kinerja reksadana mencapai 99,26%.
Meski begitu, Wiston Sual, fund manajer Panin Sekuritas mengungkapkan kalau mereka akan berusaha meningkatkan kinerja sampai di atas 100% di akhir tahun. "Kami yakin bisa meningkatkan kinerja reksadana saham," jelasnya. Hal tersebut terlihat dari kenaikan IHSG yang terjadi sejak awal bulan Desember ini.
Untuk meningkatkan kinerja reksadana saham tersebut, Wiston bilang akan memindahkan dana kelolaan mereka dari sebelumnya di saham kelas dua ke saham yang berbasis pertambangan dan sektor keuangan. Maklum, saham-saham ini dirasa masih mempunyai potensi kenaikan cukup besar.
Selain itu, Panin Sekuritas juga menargetkan kenaikan dana kelolaannya. "Kami berusaha meningkatkan dana kelolaan 2%-3% sampai akhir tahun," jelas Wiston. Terakhir, total dana kelolaan Panin mencapai Rp 4,5 triliun.
Rabu, 08 Desember 2010
RDS di atas ihsg ... 081210
10 Reksa Dana Lampaui Kinerja IHSG
Rabu, 8 Desember 2010 - 07:37 wib
JAKARTA - Sebanyak 10 reksa dana berhasil melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adapun, imbal hasil (return) IHSG hingga akhir November 2010 mencapai 39,33 persen.
Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, berdasarkan data yang diolah Infovesta hingga akhir bulan lalu, setidaknya ada sekitar 10 reksa dana yang secara kinerja return telah berhasil melampaui kinerja IHSG hingga periode yang sama tahun ini.
“Ada 10 reksa dana terbitan Manajer Investasi (MI), return-nya di atas 39,33 persen,” kata dia di Jakarta, kemarin.
Sebanyak 10 reksa dana tersebut terdiri atas lima reksa dana berbasis saham dan sisanya merupakan reksa dana campuran. Lima reksa dana saham itu, yakni reksa dana terbitan PT Bhakti Asset Management bernama Big Bhakti Ekuitas dengan return hingga akhir November 2010 sebesar 40,45 persen, Syailendra Equity Opportunity Fund terbitan PT Syailendra Capital dengan return senilai 47,94 persen.
Kemudian BNP Paribas Solaris terbitan PT BNP Paribas Investment Partners dengan return 39,39 persen serta dua reksa dana terbitan PT Panin Sekuritas, yakni Panin dana Prima dengan return 57,86 persen, dan Panin Dana Maksima dengan return paling tinggi dari keseluruhan produk reksa dana, yang mencapai 96,57 persen.
Sementara itu, reksa dana campuran yang kinerjanya selama 11 bulan ini di atas IHSG adalah reksa dana terbitan PT Mega Capital Indonesia bernama Mega Dana Kombinasi dengan return senilai 39,6 persen, Reksa Dana Keraton terbitan PT Minna Padi Asset Manajemen dengan return 40,82 persen, Reksa Dana Pacific Balance Fund terbitan PT Pacific Capital Investment dengan return mencapai 40,63 persen.
Sisanya, merupakan reksa dana campuran terbitan PT Panin Sekuritas bernama Panin Dana Unggulan dengan return sebesar 64,72 persen dan Reksa Dana Panin Dana Bersama yang memberikan return tertinggi senilai 73,29 persen.
Edbert menjelaskan, rata-rata pertumbuhan reksa dana saham hingga akhir November mencapai 23,4 persen. Sedangkan, reksa dana campuran tumbuh 21,32 persen dan reksa dana pendapatan tetap sekira 12,96 persen.
Hingga penghujung tahun ini, produk reksa dana tersebut masih akan tumbuh positif. Infovesta memprediksi pertumbuhan IHSG pada bulan ini bisa mencapai sekira 2,7-5,4 persen atau berpotensi menuju level 3.800-3.900.
“Kalau reksa dana saham tumbuh sekirs 4-5 persen dalam satu bulan, sedangkan reksa dana campuran sekitar 3-4 persen,” ungkap Edbert.
Adapun, total dana kelolaan MI hingga akhir November 2010 meningkat sekira 0,848 persen dibanding periode bulan sebelumnya. Berdasarkan data reksa dana yang baru dirilis Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), total dana kelolaan reksa dana pada akhir Oktober sebesar Rp133,588 triliun, sedangkan pada akhir November meningkat menjadi Rp134,721 triliun.
Jika dibandingkan total dana kelolaan reksa dana pada awal tahun ini hingga akhir November 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 22,04 persen. Adapun, total dana keloaan reksa dana pada akhir Januari 2010 tercatat sebesar Rp110,389 triliun. Sementara unit reksa dana hingga penghujung November mencapai sebanyak 80,434 miliar unit.
Angka tersebut naik sekira 2,85 persen dari posisi bulan sebelumnya 78,204 miliar unit. Namun, jika dibandingkan awal tahun, jumlah unit reksa dana naik mencapai 15,27 persen dari posisi akhir Januari sebesar 69,779 miliar unit.
PT Danareksa Investment Management (DIM) hingga per 26 November 2010 mencatat total dana kelolaan sebesar Rp9,85 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari reksa dana saham, salah satunya adalah Reksa Dana Mawar Fokus 10.
Menurut Head of Marketing and Sales DIM Diah Sofiyanti, total dana kelolaan Mawar Fokus 10 hingga November mendekati target akhir tahun senilai Rp500 miliar. “Hingga November, total dana kelolaan Mawar Fokus 10 sudah mencapai Rp403,59 miliar,” ujar dia.
Sementara itu, meski tidak tercatat dalam data Infovesta Utama, namun berdasarkan return, reksa dana berbasis 10 saham berkapitalisasi menengah ini juga berhasil melampaui kinerja return IHSG.
“Return mawar Fokus 10 mengalahkan return IHSG,” tandas Diah. Tercatat, sejak peluncuran pada awal Maret lalu hingga November 2010, return Reksa Dana Mawar Fokus 10 telah mencapai 42,67 persen.(J Erna/Koran SI/ade)
Rabu, 8 Desember 2010 - 07:37 wib
JAKARTA - Sebanyak 10 reksa dana berhasil melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adapun, imbal hasil (return) IHSG hingga akhir November 2010 mencapai 39,33 persen.
Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, berdasarkan data yang diolah Infovesta hingga akhir bulan lalu, setidaknya ada sekitar 10 reksa dana yang secara kinerja return telah berhasil melampaui kinerja IHSG hingga periode yang sama tahun ini.
“Ada 10 reksa dana terbitan Manajer Investasi (MI), return-nya di atas 39,33 persen,” kata dia di Jakarta, kemarin.
Sebanyak 10 reksa dana tersebut terdiri atas lima reksa dana berbasis saham dan sisanya merupakan reksa dana campuran. Lima reksa dana saham itu, yakni reksa dana terbitan PT Bhakti Asset Management bernama Big Bhakti Ekuitas dengan return hingga akhir November 2010 sebesar 40,45 persen, Syailendra Equity Opportunity Fund terbitan PT Syailendra Capital dengan return senilai 47,94 persen.
Kemudian BNP Paribas Solaris terbitan PT BNP Paribas Investment Partners dengan return 39,39 persen serta dua reksa dana terbitan PT Panin Sekuritas, yakni Panin dana Prima dengan return 57,86 persen, dan Panin Dana Maksima dengan return paling tinggi dari keseluruhan produk reksa dana, yang mencapai 96,57 persen.
Sementara itu, reksa dana campuran yang kinerjanya selama 11 bulan ini di atas IHSG adalah reksa dana terbitan PT Mega Capital Indonesia bernama Mega Dana Kombinasi dengan return senilai 39,6 persen, Reksa Dana Keraton terbitan PT Minna Padi Asset Manajemen dengan return 40,82 persen, Reksa Dana Pacific Balance Fund terbitan PT Pacific Capital Investment dengan return mencapai 40,63 persen.
Sisanya, merupakan reksa dana campuran terbitan PT Panin Sekuritas bernama Panin Dana Unggulan dengan return sebesar 64,72 persen dan Reksa Dana Panin Dana Bersama yang memberikan return tertinggi senilai 73,29 persen.
Edbert menjelaskan, rata-rata pertumbuhan reksa dana saham hingga akhir November mencapai 23,4 persen. Sedangkan, reksa dana campuran tumbuh 21,32 persen dan reksa dana pendapatan tetap sekira 12,96 persen.
Hingga penghujung tahun ini, produk reksa dana tersebut masih akan tumbuh positif. Infovesta memprediksi pertumbuhan IHSG pada bulan ini bisa mencapai sekira 2,7-5,4 persen atau berpotensi menuju level 3.800-3.900.
“Kalau reksa dana saham tumbuh sekirs 4-5 persen dalam satu bulan, sedangkan reksa dana campuran sekitar 3-4 persen,” ungkap Edbert.
Adapun, total dana kelolaan MI hingga akhir November 2010 meningkat sekira 0,848 persen dibanding periode bulan sebelumnya. Berdasarkan data reksa dana yang baru dirilis Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), total dana kelolaan reksa dana pada akhir Oktober sebesar Rp133,588 triliun, sedangkan pada akhir November meningkat menjadi Rp134,721 triliun.
Jika dibandingkan total dana kelolaan reksa dana pada awal tahun ini hingga akhir November 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 22,04 persen. Adapun, total dana keloaan reksa dana pada akhir Januari 2010 tercatat sebesar Rp110,389 triliun. Sementara unit reksa dana hingga penghujung November mencapai sebanyak 80,434 miliar unit.
Angka tersebut naik sekira 2,85 persen dari posisi bulan sebelumnya 78,204 miliar unit. Namun, jika dibandingkan awal tahun, jumlah unit reksa dana naik mencapai 15,27 persen dari posisi akhir Januari sebesar 69,779 miliar unit.
PT Danareksa Investment Management (DIM) hingga per 26 November 2010 mencatat total dana kelolaan sebesar Rp9,85 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari reksa dana saham, salah satunya adalah Reksa Dana Mawar Fokus 10.
Menurut Head of Marketing and Sales DIM Diah Sofiyanti, total dana kelolaan Mawar Fokus 10 hingga November mendekati target akhir tahun senilai Rp500 miliar. “Hingga November, total dana kelolaan Mawar Fokus 10 sudah mencapai Rp403,59 miliar,” ujar dia.
Sementara itu, meski tidak tercatat dalam data Infovesta Utama, namun berdasarkan return, reksa dana berbasis 10 saham berkapitalisasi menengah ini juga berhasil melampaui kinerja return IHSG.
“Return mawar Fokus 10 mengalahkan return IHSG,” tandas Diah. Tercatat, sejak peluncuran pada awal Maret lalu hingga November 2010, return Reksa Dana Mawar Fokus 10 telah mencapai 42,67 persen.(J Erna/Koran SI/ade)
Selasa, 07 Desember 2010
RD bertambah aset ... 071210
Dana kelolaan reksa dana November naik
Oleh Irvin Avriano A. | 07 December 2010
bisnis
JAKARTA: Dana kelolaan dan unit penyertaan reksa dana sepanjang November naik, mengonfirmasi peningkatan pembelian unit produk investasi tersebut, terlepas dari penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang November terkoreksi dari level 3.638 ke 3.531.
Data Bapepam-LK menunjukkan dana kelolaan reksa dana meningkat 0,84% atau Rp1,13 triliun dari Rp133,58 triliun per akhir Oktober ke level Rp134,72 triliun per akhir November. Jumlah unit penyertaan juga bertambah 2,22 miliar unit dari 78,2 miliar menjadi 80,43 miliar unit.
Tino Robert Henri Moorrees, Direktur Utama PT BNP Paribas Investment Partners (dahulu bernama PT Fortis Investments), mengatakan koreksi indeks membuat nilai awal aset dasar reksa dana terbesar itu menurun. Namun, dengan penambahan unit, dana kelolaan reksa dana meningkat.
"Namun, di perusahaan, dan mungkin secara umum, pembelian reksa dana baru membantu dana kelolaan kami meningkat," ujarnya ketika dihubungi akhir pekan lalu.
Dia mengatakan reksa dana perusahaan yang meraup dana kelolaan terbesar adalah produk pendapatan tetap BNP Paribas Prima USD, reksa dana campuran BNP Paribas Spektra sekitar Rp300 miliar, dan reksa dana saham BNP Paribas Ekuitas sebesar Rp200 miliar.
Berdasarkan data Bapepam-LK, BNP Paribas Prima USD membukukan peningkatan dana kelolaan sebesar US$11,71 juta dolar menjadi US$137,03 juta dan penambahan unit sebanyak 14,04 juta menjadi 138,63 juta unit sepanjang September.
Dalam data itu juga ditunjukkan beberapa peralihan posisi 10 besar dana kelolaan reksa dana. Posisi PT Danareksa Investment Management naik satu level dari posisi ketujuh ke posisi keenam, mengungguli PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen yang di posisi keenam pada Oktober.
Peningkatan itu ditopang kenaikan dana kelolaan Rp1 triliun dari Rp5,16 triliun menjadi Rp6,16 triliun. Posisi lain yang berubah adalah PT Sinarmas Sekuritas yang menempati posisi kesembilan dalam posisi dana kelolaan reksa dana dengan dana sebesar Rp3,58 triliun.
Sinarmas sebelumnya menempati posisi 10 dengan dana kelolaan Rp3,47 triliun. Perubahan posisi Sinarmas membuat penduduk posisi sembilan sebelumnya, PT NISP Sekuritas, turun ke posisi 10 dengan dana kelolaan sebesar Rp2,81 triliun.
Diah Sofiyanti, Head of Marketing Danareksa Investment, mengatakan strategi penjualan yang didukung oleh 14 bank distributor menjadi salah satu kunci peningkatan dana kelolaan perusahaan. "Inovasi juga menjadi pendorong. Tahun ini kami banyak memperkenalkan produk," katanya.
Namun, hal itu tak terjadi untuk posisi lima besar yang dipuncaki PT Schroder Investment Management Indonesia. Di bawah Schroder ada BNP Paribas, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Bahana TCW Investment Management, dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. (bsi)
Oleh Irvin Avriano A. | 07 December 2010
bisnis
JAKARTA: Dana kelolaan dan unit penyertaan reksa dana sepanjang November naik, mengonfirmasi peningkatan pembelian unit produk investasi tersebut, terlepas dari penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang November terkoreksi dari level 3.638 ke 3.531.
Data Bapepam-LK menunjukkan dana kelolaan reksa dana meningkat 0,84% atau Rp1,13 triliun dari Rp133,58 triliun per akhir Oktober ke level Rp134,72 triliun per akhir November. Jumlah unit penyertaan juga bertambah 2,22 miliar unit dari 78,2 miliar menjadi 80,43 miliar unit.
Tino Robert Henri Moorrees, Direktur Utama PT BNP Paribas Investment Partners (dahulu bernama PT Fortis Investments), mengatakan koreksi indeks membuat nilai awal aset dasar reksa dana terbesar itu menurun. Namun, dengan penambahan unit, dana kelolaan reksa dana meningkat.
"Namun, di perusahaan, dan mungkin secara umum, pembelian reksa dana baru membantu dana kelolaan kami meningkat," ujarnya ketika dihubungi akhir pekan lalu.
Dia mengatakan reksa dana perusahaan yang meraup dana kelolaan terbesar adalah produk pendapatan tetap BNP Paribas Prima USD, reksa dana campuran BNP Paribas Spektra sekitar Rp300 miliar, dan reksa dana saham BNP Paribas Ekuitas sebesar Rp200 miliar.
Berdasarkan data Bapepam-LK, BNP Paribas Prima USD membukukan peningkatan dana kelolaan sebesar US$11,71 juta dolar menjadi US$137,03 juta dan penambahan unit sebanyak 14,04 juta menjadi 138,63 juta unit sepanjang September.
Dalam data itu juga ditunjukkan beberapa peralihan posisi 10 besar dana kelolaan reksa dana. Posisi PT Danareksa Investment Management naik satu level dari posisi ketujuh ke posisi keenam, mengungguli PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen yang di posisi keenam pada Oktober.
Peningkatan itu ditopang kenaikan dana kelolaan Rp1 triliun dari Rp5,16 triliun menjadi Rp6,16 triliun. Posisi lain yang berubah adalah PT Sinarmas Sekuritas yang menempati posisi kesembilan dalam posisi dana kelolaan reksa dana dengan dana sebesar Rp3,58 triliun.
Sinarmas sebelumnya menempati posisi 10 dengan dana kelolaan Rp3,47 triliun. Perubahan posisi Sinarmas membuat penduduk posisi sembilan sebelumnya, PT NISP Sekuritas, turun ke posisi 10 dengan dana kelolaan sebesar Rp2,81 triliun.
Diah Sofiyanti, Head of Marketing Danareksa Investment, mengatakan strategi penjualan yang didukung oleh 14 bank distributor menjadi salah satu kunci peningkatan dana kelolaan perusahaan. "Inovasi juga menjadi pendorong. Tahun ini kami banyak memperkenalkan produk," katanya.
Namun, hal itu tak terjadi untuk posisi lima besar yang dipuncaki PT Schroder Investment Management Indonesia. Di bawah Schroder ada BNP Paribas, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Bahana TCW Investment Management, dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. (bsi)
sang pengelola RD beraksi korporasi ... 071210
DBS jual anak usaha ke Nikko
Oleh Hendri T. Asworo | 06 December 2010
bisnis
JAKARTA: DBS Bank Ltd melepaskan kepemilikan saham mayoritas anak usahanya, DBS Asset Management (DBSAM), kepada Nikko Asset Management Co Ltd.
Kesepakatan itu tercapai karena kedua belah pihak akan meningkatkan ekspansi di kawasan Asia. Melalui akuisisi tersebut, DBS akan menjadi pemegang saham strategis di dalam Nikko Asset Management, yakni 7,25% saham pada perusahaan yang berbasis di Tokyo.
Transaksi tersebut akan menambah aset dana kelolaan Nikko Asset Management sebesar US$7 miliar dan juga memperluas kemampuan distribusi perusahaan itu di kawasan Asia secara signifikan.
Chairman dan CEO Nikko Tim McCarthy mengatakan kesepakatan itu membentuk aliansi strategis antara Nikko dan DBS dengan menggabungkan dua kekuatan yang saling melengkapi dalam hal produk, platform investasi, saluran serta serta wilayah distribusi.
“Kami akan menantikan kerja sama dengan DBS untuk terus menyempurnakan produk-produk wealth management bagi nasabah perbankan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, hari ini.
Menurut dia, Nikko dan DBS akan terikat dalam kesepakatan distribusi non-eksklusif sehingga produk investasi Nikko bisa ditawarkan melalui jaringan DBS di pasar utama Asia.
DBS juga akan memberikan komitmen kepada Nikko berupa anak perusahaan manajemen asetnya, pertama, kepemilikan saham sebesar 30% di HwangDBS Investment Management Berhad, salah satu perusahaan fund management independen terdepan di Malaysia.
Kedua, kepemilikan saham sebesar 51% di Asian Islamic Investment Management Sdn Bhd, sebuah perusahaan fund management berbasis Islam di Malaysia (49% saham lainnya dimiliki oleh HwangDBS Investment Management).Ketiga, anak perusahaan fund management DBS di Hong Kong.
Melalui akuisisi itu, sebanyak 107 orang karyawan DBS akan dipindahkan ke Nikko. Namun, 33% kepemilikan saham DBSAM di Changsheng Fund Management, sebuah joint venture fund management di Cina tidak akan menjadi bagian dari transaksi tersebut dan tetap dimiliki oleh DBS.
Nikko AM telah memiliki 40% saham di Rongtong Fund Management Company, perusahaan terbesar ke-6 untuk fund management berstatus joint venture Cina dan pihak asing di negara tersebut.
Transaksi itu berlangsung tiga pekan setelah Nikko sebelumnya menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi Tyndall Investments, sebuah perusahaan manajemen investasi terkemuka di Australia dan Selandia Baru, dan membentuk aliansi distribusi yang strategis bersama Suncorp.
Nikko telah mengumumkan keinginannya membangun basis yang kuat di Jepang guna menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi terdepan di seluruh wilayah Asia. Dari dua transaksi yang diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2011, Nikko akan mempunyai tambahan dana kelolaan sebesar US$32 miliar sekaligus menjadikan total dana kelolaan perusahaan lebih dari US$150 miliar.(mmh)
Nikko Asset Management Akuisisi Manajemen Aset DBS
Senin, 6 Desember 2010 - 17:16 wib
Andina Meryani - Okezone
JAKARTA - Nikko Asset Management Co. Ltd. (Nikko AM) dan DBS Bank Ltd. (DBS Bank) mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi manajemen aset milik DBS, DBS Asset Management (DBSAM).
Dengan demikian, DBS akan menjadi pemegang saham minoritas yang strategis di dalam Nikko AM, yaitu 7,25 persen saham di perusahaan yang berbasis di Tokyo tersebut. Transaksi ini akan menambah aset kelolaan Nikko AM sebesar USD7 miliar dan juga memperluas kemampuan distribusi perusahaan tersebut di wilayah Asia secara signifikan.
Nikko AM dan Bank DBS akan terikat dalam kesepakatan distribusi noneksklusif dimana produk-produk investasi Nikko AM dapat didistribusikan melalui jaringan DBS di pasar-pasar utama Asia.
Sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui, Bank DBS akan memberikan hal-hal berikut ini kepada Nikko AM:
- Anak perusahaan manajemen asetnya di Singapura;
- kepemilikan saham sebesar 30 persen di HwangDBS Investment Management Berhad, salah satu perusahaan fund management independen terdepan di Malaysia
- kepemilikan saham sebesar 51 persen di Asian Islamic Investment Management Sdn Bhd,
sebuah perusahaan fund management berbasis Islam di Malaysia (49 persen saham
lainnya dimiliki oleh HwangDBS Investment Management); dan
- Anak perusahaan fund management DBS di Hong Kong.
Dari akuisisi ini, sebanyak 107 orang karyawan akan dipindahkan ke Nikko AM. Namun demikian, 33 persen kepemilikan saham DBSAM di Changsheng Fund Management, sebuah joint venture (perusahaan gabungan) fund management di Cina tidak akan menjadi bagian dari transaksi tersebut dan akan tetap dipegang oleh Bank DBS.
Nikko AM sendiri telah memiliki 40 persen saham di Rongtong Fund Management Company, perusahaan terbesar ke-6 untuk fund management berstatus joint venture China dan pihak asing di China.
Transaksi ini berlangsung hanya tiga pekan setelah Nikko AM sebelumnya menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi Tyndall Investments, sebuah perusahaan manajemen investasi terkemuka di Australia dan Selandia Baru, dan membentuk aliansi distribusi yang strategis bersama Suncorp.
Nikko AM telah mengumumkan keinginannya membangun basis yang kuat di Jepang guna menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi terdepan di seluruh wilayah Asia. Dari dua transaksi yang diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2011 ini, Nikko AM akan mempunyai tambahan dana kelolaan sebesar USD32 miliar sekaligus menjadikan total dana kelolaan perusahaan lebih dari USD150 miliar.
Dalam proses ini, Nikko AM juga telah menegaskan kekuatan posisinya di Australia, Selandia Baru, dan Malaysia sekaligus meningkatkan keberadaannya secara signifikan di Singapura dan Hong Kong.
DBSAM telah memperoleh sejumlah penghargaan dan merupakan salah satu perusahaan manajemen aset terbesar dan paling berpengalaman di Singapura dan juga Asia Tenggara, mengelola investasi bagi investor ritel, swasta, dan institusi. DBSAM menawarkan rangkaian solusi manajemen investasi yang lengkap untuk semua kelompok aset, dengan kompetensi utama pada fixed income Asia, saham Asia, dan strategi absolute return.
Berkat transaksi ini dan juga akuisisi perusahaan terhadap Tyndall sebelumnya, sebanyak 30 persen aset Nikko AM akan berasal dari luar Jepang dan hampir 40 persen karyawannya berbasis di luar wilayah Jepang.
“Kami bahagia, bersama DBS untuk mengakuisisi divisi manajemen asetnya yang nomor satu, yaitu DBSAM. Kami menyambut DBS sebagai pemegang saham strategis yang penting di Nikko AM dan amat menantikan kerjasama dengan DBS untuk terus menyempurnakan produk-produk wealth management bagi nasabah perbankan,” ungkap Chairman dan CEO Nikko AM Tim McCarthy dalam keterangan tertulisnya yang diterima okezone, di Jakarta, Senin (6/12/2010).
Aliansi strategis dengan DBS Group akan memperkuat kemampuan kami dalam mendistribusikan produk-pro uk investasi di pasar-pasar Asia yang berkembang.
“Aliansi strategis antara Bank DBS dan Nikko AM ini sangatlah menarik. Bank DBS memiliki visi menjadi bank regional terdepan di Asia, sedangkan kami ingin menjadi salah satu perusahaan manajemen aset nomor satu di wilayah ini, sehingga akan ada banyak ruang bagi kami untuk tumbuh bersama,” tandas Head of Asia and Global Chief Marketing Officer Blair Pickerell.(ade)
Oleh Hendri T. Asworo | 06 December 2010
bisnis
JAKARTA: DBS Bank Ltd melepaskan kepemilikan saham mayoritas anak usahanya, DBS Asset Management (DBSAM), kepada Nikko Asset Management Co Ltd.
Kesepakatan itu tercapai karena kedua belah pihak akan meningkatkan ekspansi di kawasan Asia. Melalui akuisisi tersebut, DBS akan menjadi pemegang saham strategis di dalam Nikko Asset Management, yakni 7,25% saham pada perusahaan yang berbasis di Tokyo.
Transaksi tersebut akan menambah aset dana kelolaan Nikko Asset Management sebesar US$7 miliar dan juga memperluas kemampuan distribusi perusahaan itu di kawasan Asia secara signifikan.
Chairman dan CEO Nikko Tim McCarthy mengatakan kesepakatan itu membentuk aliansi strategis antara Nikko dan DBS dengan menggabungkan dua kekuatan yang saling melengkapi dalam hal produk, platform investasi, saluran serta serta wilayah distribusi.
“Kami akan menantikan kerja sama dengan DBS untuk terus menyempurnakan produk-produk wealth management bagi nasabah perbankan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, hari ini.
Menurut dia, Nikko dan DBS akan terikat dalam kesepakatan distribusi non-eksklusif sehingga produk investasi Nikko bisa ditawarkan melalui jaringan DBS di pasar utama Asia.
DBS juga akan memberikan komitmen kepada Nikko berupa anak perusahaan manajemen asetnya, pertama, kepemilikan saham sebesar 30% di HwangDBS Investment Management Berhad, salah satu perusahaan fund management independen terdepan di Malaysia.
Kedua, kepemilikan saham sebesar 51% di Asian Islamic Investment Management Sdn Bhd, sebuah perusahaan fund management berbasis Islam di Malaysia (49% saham lainnya dimiliki oleh HwangDBS Investment Management).Ketiga, anak perusahaan fund management DBS di Hong Kong.
Melalui akuisisi itu, sebanyak 107 orang karyawan DBS akan dipindahkan ke Nikko. Namun, 33% kepemilikan saham DBSAM di Changsheng Fund Management, sebuah joint venture fund management di Cina tidak akan menjadi bagian dari transaksi tersebut dan tetap dimiliki oleh DBS.
Nikko AM telah memiliki 40% saham di Rongtong Fund Management Company, perusahaan terbesar ke-6 untuk fund management berstatus joint venture Cina dan pihak asing di negara tersebut.
Transaksi itu berlangsung tiga pekan setelah Nikko sebelumnya menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi Tyndall Investments, sebuah perusahaan manajemen investasi terkemuka di Australia dan Selandia Baru, dan membentuk aliansi distribusi yang strategis bersama Suncorp.
Nikko telah mengumumkan keinginannya membangun basis yang kuat di Jepang guna menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi terdepan di seluruh wilayah Asia. Dari dua transaksi yang diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2011, Nikko akan mempunyai tambahan dana kelolaan sebesar US$32 miliar sekaligus menjadikan total dana kelolaan perusahaan lebih dari US$150 miliar.(mmh)
Nikko Asset Management Akuisisi Manajemen Aset DBS
Senin, 6 Desember 2010 - 17:16 wib
Andina Meryani - Okezone
JAKARTA - Nikko Asset Management Co. Ltd. (Nikko AM) dan DBS Bank Ltd. (DBS Bank) mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi manajemen aset milik DBS, DBS Asset Management (DBSAM).
Dengan demikian, DBS akan menjadi pemegang saham minoritas yang strategis di dalam Nikko AM, yaitu 7,25 persen saham di perusahaan yang berbasis di Tokyo tersebut. Transaksi ini akan menambah aset kelolaan Nikko AM sebesar USD7 miliar dan juga memperluas kemampuan distribusi perusahaan tersebut di wilayah Asia secara signifikan.
Nikko AM dan Bank DBS akan terikat dalam kesepakatan distribusi noneksklusif dimana produk-produk investasi Nikko AM dapat didistribusikan melalui jaringan DBS di pasar-pasar utama Asia.
Sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui, Bank DBS akan memberikan hal-hal berikut ini kepada Nikko AM:
- Anak perusahaan manajemen asetnya di Singapura;
- kepemilikan saham sebesar 30 persen di HwangDBS Investment Management Berhad, salah satu perusahaan fund management independen terdepan di Malaysia
- kepemilikan saham sebesar 51 persen di Asian Islamic Investment Management Sdn Bhd,
sebuah perusahaan fund management berbasis Islam di Malaysia (49 persen saham
lainnya dimiliki oleh HwangDBS Investment Management); dan
- Anak perusahaan fund management DBS di Hong Kong.
Dari akuisisi ini, sebanyak 107 orang karyawan akan dipindahkan ke Nikko AM. Namun demikian, 33 persen kepemilikan saham DBSAM di Changsheng Fund Management, sebuah joint venture (perusahaan gabungan) fund management di Cina tidak akan menjadi bagian dari transaksi tersebut dan akan tetap dipegang oleh Bank DBS.
Nikko AM sendiri telah memiliki 40 persen saham di Rongtong Fund Management Company, perusahaan terbesar ke-6 untuk fund management berstatus joint venture China dan pihak asing di China.
Transaksi ini berlangsung hanya tiga pekan setelah Nikko AM sebelumnya menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi Tyndall Investments, sebuah perusahaan manajemen investasi terkemuka di Australia dan Selandia Baru, dan membentuk aliansi distribusi yang strategis bersama Suncorp.
Nikko AM telah mengumumkan keinginannya membangun basis yang kuat di Jepang guna menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi terdepan di seluruh wilayah Asia. Dari dua transaksi yang diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2011 ini, Nikko AM akan mempunyai tambahan dana kelolaan sebesar USD32 miliar sekaligus menjadikan total dana kelolaan perusahaan lebih dari USD150 miliar.
Dalam proses ini, Nikko AM juga telah menegaskan kekuatan posisinya di Australia, Selandia Baru, dan Malaysia sekaligus meningkatkan keberadaannya secara signifikan di Singapura dan Hong Kong.
DBSAM telah memperoleh sejumlah penghargaan dan merupakan salah satu perusahaan manajemen aset terbesar dan paling berpengalaman di Singapura dan juga Asia Tenggara, mengelola investasi bagi investor ritel, swasta, dan institusi. DBSAM menawarkan rangkaian solusi manajemen investasi yang lengkap untuk semua kelompok aset, dengan kompetensi utama pada fixed income Asia, saham Asia, dan strategi absolute return.
Berkat transaksi ini dan juga akuisisi perusahaan terhadap Tyndall sebelumnya, sebanyak 30 persen aset Nikko AM akan berasal dari luar Jepang dan hampir 40 persen karyawannya berbasis di luar wilayah Jepang.
“Kami bahagia, bersama DBS untuk mengakuisisi divisi manajemen asetnya yang nomor satu, yaitu DBSAM. Kami menyambut DBS sebagai pemegang saham strategis yang penting di Nikko AM dan amat menantikan kerjasama dengan DBS untuk terus menyempurnakan produk-produk wealth management bagi nasabah perbankan,” ungkap Chairman dan CEO Nikko AM Tim McCarthy dalam keterangan tertulisnya yang diterima okezone, di Jakarta, Senin (6/12/2010).
Aliansi strategis dengan DBS Group akan memperkuat kemampuan kami dalam mendistribusikan produk-pro uk investasi di pasar-pasar Asia yang berkembang.
“Aliansi strategis antara Bank DBS dan Nikko AM ini sangatlah menarik. Bank DBS memiliki visi menjadi bank regional terdepan di Asia, sedangkan kami ingin menjadi salah satu perusahaan manajemen aset nomor satu di wilayah ini, sehingga akan ada banyak ruang bagi kami untuk tumbuh bersama,” tandas Head of Asia and Global Chief Marketing Officer Blair Pickerell.(ade)
kedekatan dan tahu BUKAN JAMINAN INVESTASI
dalam kehidupan gw yang uda bole dibilank lumayan hepi, gw YAKIN BAHWA FAKTOR INVESTASI amat NYATA berkontribusi
tapi orang2 yang mengenal gw dan berada dekat dengan gw LEBE BANYAK YANG GA IKUT-IKUTAN INVES
coba simak berapa banyak follower blog ini, cuma 13 orang
well, yang PALING PENTING BWAT GW INDIKATOR KENYAMANAN dan LABA YANG GW DAPAT DARI INVESTASI LAH (orang laen mo jungkir balik kek, mo pake cara lain untuk meraih keuntungan, EGP)
... sesuai dengan judul di atas, banyak orang SEMAKIN KRITIS MENGEVALUASI HIDUP GW SEAKAN-AKAN MEREKA PAKAR KEHIDUPAN GW
well, gw seh pasrah aja soal analisis mereka
tapi bwat gw YANG LEBE UTAMA ADALAH MENGANALISIS PERKEMBANGAN dan LABA YANG GW RAIH DARI BERINVESTASI REKSA DANA (terutama saham)
nah, hikmah ini barangkali juga akan menggugah anda, bahwa investasi itu sudah ada ILMU dan CARANYA, tinggal anda MEMUTUSKAN YANG TERBAEK BWAT HIDUP ANDA SENDIRI
setelah lewat uji nyali berinvestasi, maka anda harus punya modal dulu, TABUNG DULU S/D BATAS MINIMUM BELI (sayangnya kebanyakan bank penjual reksa dana mematok batas 50Jt, tapi di 2 bank asing yang gw ikutan sekarang uda bisa cuma 5Jt bahkan mungkin maseh bisa nego lage ... coba aja sendiri)
terus terang beberapa teman gw dampingi saat beli reksa dana, bukan sebagai broker, jadi gw ga dapat komisi sama sekali, semata-mata teman2 ini uda yakin dengan ilmu dan laba yang gw raih ... :) ... tapi anda harus mencari info tambahan soal bank penjualnya, neh gw kasih clue-nya: bank asink, terutama yang dari oz dan amrik
bahkan sudah lebe dari 2 taon gw maen reksa dana online lewat internet banking di salah satu bank penjual (subscription doank seh)
di bank asing laen gw bisa jual (redemption) lewat phone banking
tapi orang2 yang mengenal gw dan berada dekat dengan gw LEBE BANYAK YANG GA IKUT-IKUTAN INVES
coba simak berapa banyak follower blog ini, cuma 13 orang
well, yang PALING PENTING BWAT GW INDIKATOR KENYAMANAN dan LABA YANG GW DAPAT DARI INVESTASI LAH (orang laen mo jungkir balik kek, mo pake cara lain untuk meraih keuntungan, EGP)
... sesuai dengan judul di atas, banyak orang SEMAKIN KRITIS MENGEVALUASI HIDUP GW SEAKAN-AKAN MEREKA PAKAR KEHIDUPAN GW
well, gw seh pasrah aja soal analisis mereka
tapi bwat gw YANG LEBE UTAMA ADALAH MENGANALISIS PERKEMBANGAN dan LABA YANG GW RAIH DARI BERINVESTASI REKSA DANA (terutama saham)
nah, hikmah ini barangkali juga akan menggugah anda, bahwa investasi itu sudah ada ILMU dan CARANYA, tinggal anda MEMUTUSKAN YANG TERBAEK BWAT HIDUP ANDA SENDIRI
setelah lewat uji nyali berinvestasi, maka anda harus punya modal dulu, TABUNG DULU S/D BATAS MINIMUM BELI (sayangnya kebanyakan bank penjual reksa dana mematok batas 50Jt, tapi di 2 bank asing yang gw ikutan sekarang uda bisa cuma 5Jt bahkan mungkin maseh bisa nego lage ... coba aja sendiri)
terus terang beberapa teman gw dampingi saat beli reksa dana, bukan sebagai broker, jadi gw ga dapat komisi sama sekali, semata-mata teman2 ini uda yakin dengan ilmu dan laba yang gw raih ... :) ... tapi anda harus mencari info tambahan soal bank penjualnya, neh gw kasih clue-nya: bank asink, terutama yang dari oz dan amrik
bahkan sudah lebe dari 2 taon gw maen reksa dana online lewat internet banking di salah satu bank penjual (subscription doank seh)
di bank asing laen gw bisa jual (redemption) lewat phone banking
andaikan 1 T modal gw di RDS
pernahkan anda membayangkan berapa modal yang gw inves di reksa dana
well, ga usa dibayangin lah, pokoke lebe gede daripada rerata modal investor lah
tapi pernah kah anda membayangkan bahwa kalo gw punya 100 Jt, atawa 1M atawa 1T akan punya imbas nyata dalam kehidupan gw dari bulan ke bulan, hari ke hari, jam ke jam, detik ke detik :
berdasarkan data mutakhir gain reksa dana saham gw, maka secara kasar dan rerata dalam 1 taon sekira 140% (dibandingkan dengan NAB/nilai aktiva bersih sejak Oktober 2008) ... itu berarti 140/12 = 11% lebe gain-nya per bulan rerata kasar ... anggap aja 10% supaya lebe mudah ngitungnya
10% dari 100 Jt = 10 Jt per bulan
10% dari 1 M = 100 Jt per bulan
10% dari 1 T = 100 M per bulan
jadi dengan TINGKAT RISIKO LEBE GEDE, TERNYATA IMBAL HASIL REKSA DANA SEMAKIN TINGGI ... ini yg gw sebut SEBAGAI PENGUNGKIT
well, persoalannya, anda punya dananya atawa tidak?
persoalan kedua, anda LULUS UJI NYALI INVESTASI yang gw bwat link-nya di sini?
jika 2 soal itu anda sudah lewat, maka persoalan YANG PALING PENTING, apakah imbal hasil dalam periode ke depan akan sama? well, uda pasti jawabannya TIDAK TAHU
namun karena gw uda sekira 8 taon (96 bulan) inves reksa dana (terutama saham) dengan perkiraan imbal hasil mencapai di atas 500% (berarti sekira 500/96 = 5% per bulan kasar) ... maka gw memperkirakan 5-10% rerata per bulan dalam jangka panjang untuk imbal hasil reksa dana saham (terutama) maseh mungkin terjadi :)
well, ga usa dibayangin lah, pokoke lebe gede daripada rerata modal investor lah
tapi pernah kah anda membayangkan bahwa kalo gw punya 100 Jt, atawa 1M atawa 1T akan punya imbas nyata dalam kehidupan gw dari bulan ke bulan, hari ke hari, jam ke jam, detik ke detik :
berdasarkan data mutakhir gain reksa dana saham gw, maka secara kasar dan rerata dalam 1 taon sekira 140% (dibandingkan dengan NAB/nilai aktiva bersih sejak Oktober 2008) ... itu berarti 140/12 = 11% lebe gain-nya per bulan rerata kasar ... anggap aja 10% supaya lebe mudah ngitungnya
10% dari 100 Jt = 10 Jt per bulan
10% dari 1 M = 100 Jt per bulan
10% dari 1 T = 100 M per bulan
jadi dengan TINGKAT RISIKO LEBE GEDE, TERNYATA IMBAL HASIL REKSA DANA SEMAKIN TINGGI ... ini yg gw sebut SEBAGAI PENGUNGKIT
well, persoalannya, anda punya dananya atawa tidak?
persoalan kedua, anda LULUS UJI NYALI INVESTASI yang gw bwat link-nya di sini?
jika 2 soal itu anda sudah lewat, maka persoalan YANG PALING PENTING, apakah imbal hasil dalam periode ke depan akan sama? well, uda pasti jawabannya TIDAK TAHU
namun karena gw uda sekira 8 taon (96 bulan) inves reksa dana (terutama saham) dengan perkiraan imbal hasil mencapai di atas 500% (berarti sekira 500/96 = 5% per bulan kasar) ... maka gw memperkirakan 5-10% rerata per bulan dalam jangka panjang untuk imbal hasil reksa dana saham (terutama) maseh mungkin terjadi :)
Welcome to THE THIRTEENTH FOLLOWER, RDS turun BELI ... donk: 071210
Senin, 06 Desember 2010 | 13:26 oleh Avanty Nurdiana
KINERJA REKSADANA kontan
Kinerja reksadana saham turun pada November
JAKARTA. Kinerja reksadana saham sepanjang bulan November 2010 menunjukkan penurunan kinerja. Hal ini sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan kemunduran.
Asal tahu saja, selama November, kinerja IHSG turun 2,86% ke 3.531,21. Penurunan indeks tersebut mengakibatnya kinerja reksadana saham secara rata-rata turun 3,79% selama sebulan.
... ini berarti KESEMPATAN BELI pada harga lebe murah di RD ... buy when blood in the streets :)... ini yang uda gw KERJAKAN, LANJUTKAN :)
Berdasarkan data Infovesta Equity Fund Index, kinerja reksadana saham dari awal tahun sampai 30 November juga menciut menjadi 23,4% saja. Padahal sampai Oktober kinerja rata-rata reksadana saham mencapai 28,26%.
Beberapa reksadana saham yang menduduki kinerja terbaik seperti Panin Dana Maksima kinerjanya juga turun 1,35%. Akibatnya imbal hasil kinerja dari awal tahun sampai 30 November kinerja reksadana Panin Dana Maksima hanya mencatatkan kinerja 96,57%. Turun dari bulan lalu yang mampu mencatatkan kinerja 99,26%.
TERIMA KASIH MAS KURHI SUDAH MAU GABUNG blog sederhana ini ... semoga Anda bisa meraup banyak manfaat, yaitu ilmu, dan doku DARI BERINVESTASI REKSA DANA SECARA SERIUS, BENERAN, JANGKA PANJANG DAN MELEBAR (diversifikasi) :)
KINERJA REKSADANA kontan
Kinerja reksadana saham turun pada November
JAKARTA. Kinerja reksadana saham sepanjang bulan November 2010 menunjukkan penurunan kinerja. Hal ini sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan kemunduran.
Asal tahu saja, selama November, kinerja IHSG turun 2,86% ke 3.531,21. Penurunan indeks tersebut mengakibatnya kinerja reksadana saham secara rata-rata turun 3,79% selama sebulan.
... ini berarti KESEMPATAN BELI pada harga lebe murah di RD ... buy when blood in the streets :)... ini yang uda gw KERJAKAN, LANJUTKAN :)
Berdasarkan data Infovesta Equity Fund Index, kinerja reksadana saham dari awal tahun sampai 30 November juga menciut menjadi 23,4% saja. Padahal sampai Oktober kinerja rata-rata reksadana saham mencapai 28,26%.
Beberapa reksadana saham yang menduduki kinerja terbaik seperti Panin Dana Maksima kinerjanya juga turun 1,35%. Akibatnya imbal hasil kinerja dari awal tahun sampai 30 November kinerja reksadana Panin Dana Maksima hanya mencatatkan kinerja 96,57%. Turun dari bulan lalu yang mampu mencatatkan kinerja 99,26%.
TERIMA KASIH MAS KURHI SUDAH MAU GABUNG blog sederhana ini ... semoga Anda bisa meraup banyak manfaat, yaitu ilmu, dan doku DARI BERINVESTASI REKSA DANA SECARA SERIUS, BENERAN, JANGKA PANJANG DAN MELEBAR (diversifikasi) :)
Minggu, 05 Desember 2010
DESEMBER datang lah, segera (2)... 051210
NEH SAAT GW MENIKMATI IMBAL HASIL RD THN 2009 ... taon 2010, gw sebenarnya uda banyak melakukan redemption ... lalu pada Desember 2010 ini gw uda mulai redeem (jual) sebagian kecil dana kelolaan RD gw dah ... terutama gw lakukan pada saat tren ihsg sedang naek (seperti minggu ini)
tapi sebenarnya beli reksa dana juga gw jalankan seh ... gw masuk beli (subscription) pada saat ihsg sedang dilanda anjlok, terutama yang dahsyat ... supaya saat tren naek, dana kelolaan RD gw bisa melesat saat ihsg naek pesat :)
tapi sebenarnya beli reksa dana juga gw jalankan seh ... gw masuk beli (subscription) pada saat ihsg sedang dilanda anjlok, terutama yang dahsyat ... supaya saat tren naek, dana kelolaan RD gw bisa melesat saat ihsg naek pesat :)
dana kelolaan RD indon November 2010 ... 051210
AUM Reksa Dana Capai Rp134,72 T per November
Headline
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 5 Desember 2010 | 11:31 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Total dana kelolaan reksa dana per November 2010 mencapai Rp134,72 triliun atau naik Rp1,13 triliun dari periode Oktober 2010 sebesar Rp133,58 triliun.
Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari data Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Minggu (5/12). Total dana kelolaan per November 2010 sebesar Rp134,72 triliun dengan jumlah unit 80,434,424,003 unit. Ada pun komposisi NAB reksadana yaitu ETF-Fixed Income sebesar Rp459,74 miliar, reksa dana fixed income sebesar Rp288,68 miliar, reksadana campuran sebesar Rp582,74 miliar, reksa dana pasar uang sebesar Rp107,42 miliar.
Untuk reksadana saham sebesar Rp3,95 triliun, reksa dana campuran syariah sebesar Rp171,10 miliar serta reksa dana saham syariah sebesar Rp539,90 miliar dan reksa danasyariah terproteksi sebesar Rp474,84 miliar dan reksa dana terproteksi sebesar Rp3,31 triiun.
Direktur PT Schroder Investment Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan,
dana kelolaan reksadana diperkirakan akan naik sebesar Rp155 triliun hingga Rp160 triliun pada 2011. Dana kelolaan reksa dana ini akan didukung dari reksadana saham. Michael memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tumbuh 20% pada 2011. "Hopefully masih didukung dari reksa dana saham," ujar Michael, Jumat (3/12) lalu.
Sementara itu, Michael mengharapkan, nilai AUM PT Schroders Invesment Indonesia akan tumbuh 10% menjadi Rp55 triliun pada 2011. Hingga akhir tahun 2010 dana kelolaan PT Schroders Invesment Indonesia menjadi Rp50 triliun.
Michael menuturkan, dana kelolaan AUM sebesar Rp50 triliun maka jumlah dana kelolaan reksa dana sebesar Rp34 triliun dan segreated account sebesar Rp16 triliun. Selain itu, PT Schroders Investment Indonesia akan meluncurkan reksa dana baru pada 2011. "Kita akan luncurkan reksa dana balance dan terstruktur pada 2011," kata Michael. [hid]
Headline
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 5 Desember 2010 | 11:31 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Total dana kelolaan reksa dana per November 2010 mencapai Rp134,72 triliun atau naik Rp1,13 triliun dari periode Oktober 2010 sebesar Rp133,58 triliun.
Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari data Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Minggu (5/12). Total dana kelolaan per November 2010 sebesar Rp134,72 triliun dengan jumlah unit 80,434,424,003 unit. Ada pun komposisi NAB reksadana yaitu ETF-Fixed Income sebesar Rp459,74 miliar, reksa dana fixed income sebesar Rp288,68 miliar, reksadana campuran sebesar Rp582,74 miliar, reksa dana pasar uang sebesar Rp107,42 miliar.
Untuk reksadana saham sebesar Rp3,95 triliun, reksa dana campuran syariah sebesar Rp171,10 miliar serta reksa dana saham syariah sebesar Rp539,90 miliar dan reksa danasyariah terproteksi sebesar Rp474,84 miliar dan reksa dana terproteksi sebesar Rp3,31 triiun.
Direktur PT Schroder Investment Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan,
dana kelolaan reksadana diperkirakan akan naik sebesar Rp155 triliun hingga Rp160 triliun pada 2011. Dana kelolaan reksa dana ini akan didukung dari reksadana saham. Michael memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tumbuh 20% pada 2011. "Hopefully masih didukung dari reksa dana saham," ujar Michael, Jumat (3/12) lalu.
Sementara itu, Michael mengharapkan, nilai AUM PT Schroders Invesment Indonesia akan tumbuh 10% menjadi Rp55 triliun pada 2011. Hingga akhir tahun 2010 dana kelolaan PT Schroders Invesment Indonesia menjadi Rp50 triliun.
Michael menuturkan, dana kelolaan AUM sebesar Rp50 triliun maka jumlah dana kelolaan reksa dana sebesar Rp34 triliun dan segreated account sebesar Rp16 triliun. Selain itu, PT Schroders Investment Indonesia akan meluncurkan reksa dana baru pada 2011. "Kita akan luncurkan reksa dana balance dan terstruktur pada 2011," kata Michael. [hid]
NAB RD bukan MISTERI NOVEMBER ... 051210
021210:
GAIN 02 Des 2010 (dibandingkan dengan NAB per tgl 28 Oktober 2008/krisfinalo) :
schroder dana istimewa (1.316,16)= +259,04%
manulife saham andalan (391,76) = +291,64%
bnp paribas (d/h fortis) ekuitas (3.535,35) = +291,72%
schroder dana prestasi plus (5.980,66) = +250,52%
coba bandingkan sendiri neh : NAB RD saat krisfinalo
GAIN 02 Des 2010 (dibandingkan dengan NAB per tgl 28 Oktober 2008/krisfinalo) :
schroder dana istimewa (1.316,16)= +259,04%
manulife saham andalan (391,76) = +291,64%
bnp paribas (d/h fortis) ekuitas (3.535,35) = +291,72%
schroder dana prestasi plus (5.980,66) = +250,52%
coba bandingkan sendiri neh : NAB RD saat krisfinalo
transit baru: RD... tukh : 051210
Sabtu, 04/12/2010 15:05 WIB
Bunga Deposito Turun, Reksa Dana Jadi Alternatif Menjanjikan
Wahyu Daniel - detikFinance
Jakarta - Tren penurunan suku bunga deposito yang terjadi saat ini membuat instrumen investasi reksa dana menjadi buruan masyarakat sebagai alternatif investasi. Karena return yang lebih menjanjikan.
Menurut Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Triwulan IV-2010 yang dikutip, Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana sepanjang 2010 ini naik 19,1%, sementara NAB per unit naik 4%.
"Penurunan suku bunga deposito menjadikan reksa dana sebagai alternatif investasi yang cukup menjanjikan, khususnya bagi kalangan pemodal ritel," ujar laporan yang dikutip, Sabtu (4/12/2010).
Dalam laporannya, BI mengatakan NAB reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan terproteksi tercatat paling tinggi, yaitu masing-masing 43,6%, 42,2%, dan 19,3%.
Produk-produk reksa dana berbasis surat utang, seperti pendapatan tetap, pasar uang, dan terproteksi, kinerjanya di atas benchmark kenaikan harga IDMA Bond Index yang tumbuh sebesar 13,3% secara year to date.
Seperti diketahui, selama 2010 ini, bunga deposito perbankan telah turun sebesar 82 bps. Rata-rata suku bunga deposito 1 bulan perbankan adalah 6,51%.
(dnl/dnl)
Bunga Deposito Turun, Reksa Dana Jadi Alternatif Menjanjikan
Wahyu Daniel - detikFinance
Jakarta - Tren penurunan suku bunga deposito yang terjadi saat ini membuat instrumen investasi reksa dana menjadi buruan masyarakat sebagai alternatif investasi. Karena return yang lebih menjanjikan.
Menurut Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Triwulan IV-2010 yang dikutip, Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana sepanjang 2010 ini naik 19,1%, sementara NAB per unit naik 4%.
"Penurunan suku bunga deposito menjadikan reksa dana sebagai alternatif investasi yang cukup menjanjikan, khususnya bagi kalangan pemodal ritel," ujar laporan yang dikutip, Sabtu (4/12/2010).
Dalam laporannya, BI mengatakan NAB reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan terproteksi tercatat paling tinggi, yaitu masing-masing 43,6%, 42,2%, dan 19,3%.
Produk-produk reksa dana berbasis surat utang, seperti pendapatan tetap, pasar uang, dan terproteksi, kinerjanya di atas benchmark kenaikan harga IDMA Bond Index yang tumbuh sebesar 13,3% secara year to date.
Seperti diketahui, selama 2010 ini, bunga deposito perbankan telah turun sebesar 82 bps. Rata-rata suku bunga deposito 1 bulan perbankan adalah 6,51%.
(dnl/dnl)
Rabu, 01 Desember 2010
PNM sang manajer investasi YANG BERUTANk ... 011210
Sebanyak empat bank memberikan pinjaman kepada PT Permodalan Nasional Madani (PNM) senilai Rp 600 miliar untuk pembiayaan pada tahun depan. Empat bank itu adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank Mega Tbk. Untuk pembiayaan kredit tahun depan kami sudah mendapatkan Rp 600 miliar dari empat bank. Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja pada acara kerja sama PNM dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) dalam penerbitan reksa dana penyertaaan terbatas (RDPT) di Jakarta, Selasa (30/11).
Sumber : INVESTORINDONESIA
Sumber : INVESTORINDONESIA
Selasa, 30 November 2010
RD danareksa ... lage : 301110
Danareksa Targetkan Rp100 Miliar untuk RDPT
Selasa, 30 November 2010 - 18:09 wib
Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
JAKARTA - PT Danareksa (Persero) menargetkan Rp100 miliar untuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang diinvestasikan pada surat utang yang diterbitkan oleh PNM akhir tahun ini.
"Rp100 miliar hanya awal. Pada tahun 2011 akan mungkin bertambah," ungkap Direktur Utama PT Danareksa Investment Management John D Item, di Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Penerbitan surat utang ini rencananya akan digunakan untuk membiayai usaha mikro kecil melalui ULaMM-PNM. "Rp100 miliar ini digunakan untuk memberikan modal bagi sekira 1.100 pengusaha mikro," katanya.
Dia pun mengharapkan bila pada tahun 2011 mendatang akan ada tambahan kantor sebanyak 100 unit, di mana total kantor unit dan cluster mencapai 400 lebih, serta non-performing loan (NPL) tetap di bawah dua persen.
Dengan RDPT, minimal sebesar Rp5 miliar dari reksa dana di mana bunganya sebesar 10,5 persen akan diberikan ke investor. Sementara untuk peminjaman di bawah Rp50 juta jaminan akan diberikan Jampindo. Sedangkan di atas itu diperlukan jaminan.
Diharapkan, produk ini dapat menarik para investor. Hingga Oktober 2010, PNM telah berhasil menghimpun fasilitas pinjaman dari perbankan dan investor pasar modal dengan total fasilitas mencapai Rp2 triliun.(ade)
PT Danareksa Investment Management (DIM) berencana mengeluarkan 5 produk reksadana investasi. DIM akan meluncurkan produk tersebut di kuartal IV-2010 ini.
Satu diantaranya DIM meluncurkan reksa dana Dollar AS berjenis pendapatan tetap bernama Danareksa Melati Platinum Dollar AS.
DIM menangkap potensi imbal hasil yang menarik dengan menempatkan maksimal 20% portofolionya pada efek saham di pasar saham Indonesia dan global.
"Dengan terbitnya Danareksa Melati Platinum Dollar AS, investor makin mempunyai pilihan yang beragam untuk berinvestasi di Reksa Dana Dollar yang sesuai dengan profil risikonya," ujar Direktur Danareksa Investment Management Prihatmo dalam Siaran Persnya di Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Ia mengungkapkan, dengan kisaran target kinerja 6-8% net per tahun, DIM yakin Danareksa Melati Platinum Dollar AS pada tahun pertama mampu meraih dana kelolaan hingga US$ 25 juta.
Lebih jauh Prihatmo mengatakan, 4 reksadana dari 5 yang diluncurkan tersebut diantaranya telah menghimpun dana kelolaan hingga Rp 570 miliar.
Kelima reksa dana yang diluncurkan DIM tersebut terdiri dari 4 reksadana proteksi dan 1 reksa dana pendapatan tetap denominasi Dollar AS. Dengan berbasis pada obligasi berperingkat minimal AA-, reksa dana terproteksi yang diterbitkan DIM menetapkan imbal hasil 7,5-8 persen.
Sumber: detikcom
Selasa, 30 November 2010 - 18:09 wib
Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
JAKARTA - PT Danareksa (Persero) menargetkan Rp100 miliar untuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang diinvestasikan pada surat utang yang diterbitkan oleh PNM akhir tahun ini.
"Rp100 miliar hanya awal. Pada tahun 2011 akan mungkin bertambah," ungkap Direktur Utama PT Danareksa Investment Management John D Item, di Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Penerbitan surat utang ini rencananya akan digunakan untuk membiayai usaha mikro kecil melalui ULaMM-PNM. "Rp100 miliar ini digunakan untuk memberikan modal bagi sekira 1.100 pengusaha mikro," katanya.
Dia pun mengharapkan bila pada tahun 2011 mendatang akan ada tambahan kantor sebanyak 100 unit, di mana total kantor unit dan cluster mencapai 400 lebih, serta non-performing loan (NPL) tetap di bawah dua persen.
Dengan RDPT, minimal sebesar Rp5 miliar dari reksa dana di mana bunganya sebesar 10,5 persen akan diberikan ke investor. Sementara untuk peminjaman di bawah Rp50 juta jaminan akan diberikan Jampindo. Sedangkan di atas itu diperlukan jaminan.
Diharapkan, produk ini dapat menarik para investor. Hingga Oktober 2010, PNM telah berhasil menghimpun fasilitas pinjaman dari perbankan dan investor pasar modal dengan total fasilitas mencapai Rp2 triliun.(ade)
PT Danareksa Investment Management (DIM) berencana mengeluarkan 5 produk reksadana investasi. DIM akan meluncurkan produk tersebut di kuartal IV-2010 ini.
Satu diantaranya DIM meluncurkan reksa dana Dollar AS berjenis pendapatan tetap bernama Danareksa Melati Platinum Dollar AS.
DIM menangkap potensi imbal hasil yang menarik dengan menempatkan maksimal 20% portofolionya pada efek saham di pasar saham Indonesia dan global.
"Dengan terbitnya Danareksa Melati Platinum Dollar AS, investor makin mempunyai pilihan yang beragam untuk berinvestasi di Reksa Dana Dollar yang sesuai dengan profil risikonya," ujar Direktur Danareksa Investment Management Prihatmo dalam Siaran Persnya di Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Ia mengungkapkan, dengan kisaran target kinerja 6-8% net per tahun, DIM yakin Danareksa Melati Platinum Dollar AS pada tahun pertama mampu meraih dana kelolaan hingga US$ 25 juta.
Lebih jauh Prihatmo mengatakan, 4 reksadana dari 5 yang diluncurkan tersebut diantaranya telah menghimpun dana kelolaan hingga Rp 570 miliar.
Kelima reksa dana yang diluncurkan DIM tersebut terdiri dari 4 reksadana proteksi dan 1 reksa dana pendapatan tetap denominasi Dollar AS. Dengan berbasis pada obligasi berperingkat minimal AA-, reksa dana terproteksi yang diterbitkan DIM menetapkan imbal hasil 7,5-8 persen.
Sumber: detikcom
Minggu, 28 November 2010
RD Schroders 2011
Schroders Incar AUM Rp57 T di 2011
Headline
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 28 November 2010 | 13:45 WIB
INILAH.COM, Jakarta - PT Schroders Investment Management Indonesia mengharapkan total Asset Under Management (AUM) sebesar Rp57 triliun dengan komposisi dana kelolaan reksa dana mencapai Rp40 triliun pada 2011.
Hal itu disampaikan Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (28/11). Michael menuturkan, kenaikan dana kelolaan reksa dana menjadi Rp40 triliun pada 2011 didukung dari reksadana saham, reksadana terproteksi, dan campuran.
"Kita berharap ada pertumbuhan di reksadana terproteksi sebesar Rp1 triliun. Schroders berencana akan meluncurkan reksa dana balance satu lagi pada 2011," kata Michael.
Michael pun optimis, pihaknya dapat meraih dana kelolaan mencapai Rp37 triliun pada 2011. Hingga Oktober 2010, dana kelolaan reksa dana PT Schroders Investment Management Indonesia mencapai Rp36,12 triliun. Total AUM PT Schroders Investment Management Indonesia sebesar Rp52,33 triliun per 31 Oktober 2010. Komposisi reksa dana tersebut didominasi oleh reksadana saham sebesar 70%.
"Dari dana kelolaan sebesar Rp36 triliun itu, reksa dana saham mencatatkan dana kelolaan sebesar Rp16 triliun per Oktober 2010 kemudian disusul reksa dana balance, pasar uang, dan pendapatan tetap," tambah Michael. [hid]
Headline
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 28 November 2010 | 13:45 WIB
INILAH.COM, Jakarta - PT Schroders Investment Management Indonesia mengharapkan total Asset Under Management (AUM) sebesar Rp57 triliun dengan komposisi dana kelolaan reksa dana mencapai Rp40 triliun pada 2011.
Hal itu disampaikan Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (28/11). Michael menuturkan, kenaikan dana kelolaan reksa dana menjadi Rp40 triliun pada 2011 didukung dari reksadana saham, reksadana terproteksi, dan campuran.
"Kita berharap ada pertumbuhan di reksadana terproteksi sebesar Rp1 triliun. Schroders berencana akan meluncurkan reksa dana balance satu lagi pada 2011," kata Michael.
Michael pun optimis, pihaknya dapat meraih dana kelolaan mencapai Rp37 triliun pada 2011. Hingga Oktober 2010, dana kelolaan reksa dana PT Schroders Investment Management Indonesia mencapai Rp36,12 triliun. Total AUM PT Schroders Investment Management Indonesia sebesar Rp52,33 triliun per 31 Oktober 2010. Komposisi reksa dana tersebut didominasi oleh reksadana saham sebesar 70%.
"Dari dana kelolaan sebesar Rp36 triliun itu, reksa dana saham mencatatkan dana kelolaan sebesar Rp16 triliun per Oktober 2010 kemudian disusul reksa dana balance, pasar uang, dan pendapatan tetap," tambah Michael. [hid]
Senin, 22 November 2010
TRIM buang MI ... 221110
Senin, 22/11/2010 20:00:51 WIB
Trimegah bersiap lepas unit manajer investasi
Oleh: Irvin Avriano A.
JAKARTA: PT Trimegah Securities Tbk berencana memisahkan divisi manajer investasinya menjadi PT Trimegah Asset Management dan memprediksi dapat meningkatkan laba per saham perseroan menjadi Rp11,5 dari Rp5,8 pada 2009.
Direksi Trimegah Securities dalam keterbukaan informasi kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini juga memprediksi laba per saham perseroan akan mencapai Rp56,3 per saham pada 2015.
Proyeksi lain yang juga ditetapkan perseroan adalah nilai buku ekuitas yang diprediksi meningkat dari Rp99,1 per saham pada 2009 menjadi Rp110 per saham pada 2011 dan menjadi Rp198,3 per saham pada 2015.
Manajemen perseroan juga mengatakan rencana pemisahan divisi perseroan itu telah dinyatakan layak oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Felix Sutandar & Rekan.
Dalam perusahaan baru itu, Trimegah Securities akan memiliki sebanyak 99,9% saham Trimegah Asset Management. Perseroan juga akan meminta persetujuan pemegang sahamnya dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk melancarkan rencana itu. RUPSLB itu direncanakan digelar pada 21 Desember.
Pemisahan perusahaan itu juga dilakukan akibat adanya peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi.
Selain memenuhi ketentuan peraturan itu, perseroan juga ingin memisahkan anak usaha itu sehingga perseroan dan Trimegah Asset Management dapat lebih fokus pada kegiatan usaha utama masing-masing. (faa)
Nikmati kemudahan mengakses koran Bisnis Indonesia dalam berbagai
Trimegah bersiap lepas unit manajer investasi
Oleh: Irvin Avriano A.
JAKARTA: PT Trimegah Securities Tbk berencana memisahkan divisi manajer investasinya menjadi PT Trimegah Asset Management dan memprediksi dapat meningkatkan laba per saham perseroan menjadi Rp11,5 dari Rp5,8 pada 2009.
Direksi Trimegah Securities dalam keterbukaan informasi kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini juga memprediksi laba per saham perseroan akan mencapai Rp56,3 per saham pada 2015.
Proyeksi lain yang juga ditetapkan perseroan adalah nilai buku ekuitas yang diprediksi meningkat dari Rp99,1 per saham pada 2009 menjadi Rp110 per saham pada 2011 dan menjadi Rp198,3 per saham pada 2015.
Manajemen perseroan juga mengatakan rencana pemisahan divisi perseroan itu telah dinyatakan layak oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Felix Sutandar & Rekan.
Dalam perusahaan baru itu, Trimegah Securities akan memiliki sebanyak 99,9% saham Trimegah Asset Management. Perseroan juga akan meminta persetujuan pemegang sahamnya dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk melancarkan rencana itu. RUPSLB itu direncanakan digelar pada 21 Desember.
Pemisahan perusahaan itu juga dilakukan akibat adanya peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi.
Selain memenuhi ketentuan peraturan itu, perseroan juga ingin memisahkan anak usaha itu sehingga perseroan dan Trimegah Asset Management dapat lebih fokus pada kegiatan usaha utama masing-masing. (faa)
Nikmati kemudahan mengakses koran Bisnis Indonesia dalam berbagai
RDPT versi Ciptadana ... 221110
Ciptadana Asset Management Akan Terbitkan 3-5 Reksa Dana
Senin, 22 November 2010 - 17:15 wib
Widi Agustian - Okezone
JAKARTA - PT Ciptadana Asset Management bakal menerbitkan sekira tiga sampai lima reksa dana baru pada tahun 2011 mendatang.
"Sekira tiga sampai lima produk reksa dana baru akan dikeluarkan tahun depan," jelas Presiden Direktur Ciptadana Asset Management John Budiharsana di Hotel Four Season, Jakarta, Senin (22/11/2010).
Sekarang ini, dia menjelaskan ada sekira dua produk yang akan dilepaskan pada tahun depan. "Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang dalam pipeline ada dua," imbuhnya.
Pada 2011 mendatang, dia mengatakan akan memfokuskan dini dengan memasarkan produknya melalui agen pemasaran atau bank. "Kita akan memfokuskan pemasaran dengan pihak bank untuk memasarkan reksa dananya," ungkap dia.
Sementara untuk reksa dana lainnya, dia mengaku belum memiliki rencana untuk penerbitan. Dia hanya akan menjaga (maintanance) reksa dana yang sudah ada.(ade)
Senin, 22 November 2010 - 17:15 wib
Widi Agustian - Okezone
JAKARTA - PT Ciptadana Asset Management bakal menerbitkan sekira tiga sampai lima reksa dana baru pada tahun 2011 mendatang.
"Sekira tiga sampai lima produk reksa dana baru akan dikeluarkan tahun depan," jelas Presiden Direktur Ciptadana Asset Management John Budiharsana di Hotel Four Season, Jakarta, Senin (22/11/2010).
Sekarang ini, dia menjelaskan ada sekira dua produk yang akan dilepaskan pada tahun depan. "Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) yang dalam pipeline ada dua," imbuhnya.
Pada 2011 mendatang, dia mengatakan akan memfokuskan dini dengan memasarkan produknya melalui agen pemasaran atau bank. "Kita akan memfokuskan pemasaran dengan pihak bank untuk memasarkan reksa dananya," ungkap dia.
Sementara untuk reksa dana lainnya, dia mengaku belum memiliki rencana untuk penerbitan. Dia hanya akan menjaga (maintanance) reksa dana yang sudah ada.(ade)
RD 2010, mana favorit elo ... 221110
(Jenis) Reksa Dana Pilihan Investor 2010
November 15th, 2010 Rudiyanto KONTAN
Berikut adalah arsip artikel yang sudah dipublikasikan di mingguan kontan yang ditulis bersama rekan tim riset di www.infovesta.com bapak Edbert A. Suryajaya.
Apa jenis reksa dana favorit anda? Apakah reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, terproteksi atau reksa dana indeks? Dalam artikel kali ini kami akan membahas apa yang menjadi pilihan para investor untuk tahun 2010 ini.
Dalam melihat apakah suatu reksa dana menjadi pilihan para investor, umumnya orang akan menggunakan Asset Under Management (AUM / Jumlah Dana Kelolaan) sebagai indikator. Logikanya semakin banyak jumlah dana kelolaan reksa dana ini, berarti semakin banyak pula investor yang berinvestasi pada reksa dana tersebut.
Penggunaan indikator tersebut tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya tepat. Sebab kenaikan harga saham dan obligasi juga dapat menyebabkan kenaikan pada AUM walaupun jumlah investasi investor tetap sama. Untuk itu, masih ada satu indikator lainnya yaitu Jumlah Unit Penyertaannya (UP).
Pada saat investor berinvestasi pada reksa dana, maka Manajer Investasi akan menerbitkan sejumlah unit penyertaan. Semakin banyak investor yang berinvestasi, maka semakin banyak pula Unit Penyertaan yang diterbitkan. Sebaliknya, ketika investor menjual investasi reksa dananya, maka Manajer Investasi akan membeli Unit Penyertaan dari investor. Aktivitas ini akan menyebabkan Unit Penyertaan yang ada semakin berkurang.
Aspek kenaikan harga saham dan obligasi tidak mempengaruhi jumlah unit penyertaan. Hanya saja tetap ada kelemahan dari penggunaan jumlah unit penyertaan sebagai indikator. Sebagai ilustrasi jika investor berinvestasi masing-masing 100 juta pada reksa dana saham yang harganya Rp 10.000 dan reksa dana pendapatan tetap yang harganya Rp 1.000, maka dari sisi Unit Penyertaan, akan terlihat seolah-olah reksa dana pendapatan tetap yang lebih diminati karena pertambahan jumlah unit yang lebih besar, padahal sebetulnya sama saja. Kelemahan yang kedua adalah jenis reksa dana pasar uang yang harganya selalu Rp 1000. Pendapatan dalam bentuk dividen, kupon, bunga deposito atau kenaikan harga akan dikonversikan ke dalam unit sehingga menambah jumlah unit penyertaan.
Oleh karena itu, dalam menentukan pilihan investor kami menggunakan 2 indikator sekaligus. Berdasarkan data per akhir Oktober 2010, sebagai berikut:
Sumber: BAPEPAM-LK dan Infovesta.com, diolah
Reksa Dana Saham
Per Oktober 2010, jenis reksa dana saham merupakan reksa dana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai Rp 43 triliun atau tumbuh 10% dari posisi akhir tahun 2009 yang sebesar Rp 39,7 triliun. Tahun ini pun jenis reksa dana ini mendapat angin segar karena pertumbuhan IHSG yang mencapai lebih dari 43%. Tapi jika melihat data Jumlah Unit Penyertaan, ternyata turun dari 11,79 juta menjadi 10,17 juta unit.
Angka di atas mengindikasikan bahwa meski jumlah dana kelolaan bertambah ternyata tidak diikuti dengan pertambahan jumlah investor. Oleh karena itu besar kemungkinan kenaikan jumlah dana kelolaan lebih ditopang karena kenaikan harga saham secara umum. Dari sisi psikologis investor, kami melihat bahwa momen kenaikan ini digunakan sebagian investor sebagai peluang untuk melakukan profit taking.
Reksa Dana Pasar Uang
Karena fiturnya yang unik, maka agak sulit untuk menjelaskan apakah kenaikan jumlah dana kelolaan lebih disebabkan karena investor atau kenaikan aset. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melihat persentase returnnya. Dengan asumsi kenaikan unit karena kupon dan bunga deposito adalah sekitar 6% – 7%, maka diperkirakan sekitar 35%nya merupakan dana tambahan baru. Angka ini terhitung cukup lumayan meski secara angka absolut, AUM sebesar RP 7 triliun masih relatif kecil.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Dari sisi persentase pertumbuhan Jumlah Dana Kelolaan dan Jumlah Unit Penyertaan, bisa dibilang bahwa jenis reksa dana ini merupakan salah satu favorit pilihan investor 2010. Kombinasi antara naiknya harga obligasi dan kondisi suku bunga yang stabil dan rendah disertai dengan kekhawatiran terhadap potensi capital outflow terhadap kinerja reksa dana saham membuat jenis reksa dana ini menjadi pilihan utama.
Kebijakan pengenaan pajak atas kupon dan capital gain obligasi yang akan mulai berlaku secara bertahap mulai tahun 2011 nanti menurut kami tidak terlalu mempengaruhi minat investor. Dibandingkan isu pajak, kami lebih melihat faktor kebijakan akan naik atau tidaknya suku bunga lebih menjadi penentu apakah jenis reksa dana ini masih akan tetap menjadi favorit di tahun depan.
Reksa Dana Campuran
Jika dilihat dari pertumbuhan AUM yang positif dan Unit Penyertaan yang negatif, reksa dana campuran memiliki karakteristik yang hampir sama dengan reksa dana saham. Hal ini disebabkan karena reksa dana campuran yang ada saat ini sebagian besar memiliki kebijakan alokasi yang mendekati reksa dana saham. Oleh karena itu, naiknya harga digunakan oleh sebagian investor sebagai momentum untuk melakukan profit taking.
Reksa Dana Terproteksi
Dari sisi pertumbuhan AUM dan UP jenis reksa dana memang di bawah Reksa Dana Pendapatan Tetap, tapi jika ditambah aspek besaran absolut Jumlah Dana Kelolaan, maka bisa dikatakan inilah reksa dana pilihan investor yang paling favorit untuk tahun 2010 ini.
Karakteristik reksa dana ini merupakan instrumen investasi yang paling mendekati deposito karena memberikan dividen secara periodik. Didukung lagi dengan pemasaran yang banyak dilakukan melalui perbankan, kemungkinan besar jenis reksa dana ini akan menjadi reksa dana dengan dana kelolaan terbesar pada tahun 2011 nanti. Salah satu aspek yang dapat menghambat pertumbuhan jenis reksa dana ini adalah kebijakan pajak atas kupon dan capital gain obligasi yang akan berlaku nanti. Karena pengenaannya secara bertahap yaitu sebesar 5% hingga tahun 2013, prospek pertumbuhan masih ada meskipun tingkat imbal hasil yang diterima investor akan menurun.
Reksa Dana Indeks dan ETF (Exchange Traded Fund)
Dilihat dari pertumbuhan AUM dan Unit Penyertaannya, jenis reksa dana ini merupakan reksa dana yang tidak menjadi pilihan investor bahkan semakin menurun. Penyebabnya beragam, mulai dari produk yang hanya sedikit (hanya ada 4 reksa dana untuk kategori ini), sosialisasi yang kurang, hingga pada kinerja produk ini yang tidak terlalu luar biasa sehingga investor lebih memilih jenis reksa dana konvensional lainnya.
Dalam waktu yang tersisa 2 bulan ini, kecil kemungkinan peta di atas dapat berubah secara signifikan. Melihat kondisi sekarang ini, tampaknya jenis reksa dana yang akan mendominasi adalah reksa dana terproteksi. Peluang reksa dana saham untuk menjadi nomor 1 tetap ada sepanjang IHSG tetap mendulang return positif pada tahun depan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.
November 15th, 2010 Rudiyanto KONTAN
Berikut adalah arsip artikel yang sudah dipublikasikan di mingguan kontan yang ditulis bersama rekan tim riset di www.infovesta.com bapak Edbert A. Suryajaya.
Apa jenis reksa dana favorit anda? Apakah reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, terproteksi atau reksa dana indeks? Dalam artikel kali ini kami akan membahas apa yang menjadi pilihan para investor untuk tahun 2010 ini.
Dalam melihat apakah suatu reksa dana menjadi pilihan para investor, umumnya orang akan menggunakan Asset Under Management (AUM / Jumlah Dana Kelolaan) sebagai indikator. Logikanya semakin banyak jumlah dana kelolaan reksa dana ini, berarti semakin banyak pula investor yang berinvestasi pada reksa dana tersebut.
Penggunaan indikator tersebut tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya tepat. Sebab kenaikan harga saham dan obligasi juga dapat menyebabkan kenaikan pada AUM walaupun jumlah investasi investor tetap sama. Untuk itu, masih ada satu indikator lainnya yaitu Jumlah Unit Penyertaannya (UP).
Pada saat investor berinvestasi pada reksa dana, maka Manajer Investasi akan menerbitkan sejumlah unit penyertaan. Semakin banyak investor yang berinvestasi, maka semakin banyak pula Unit Penyertaan yang diterbitkan. Sebaliknya, ketika investor menjual investasi reksa dananya, maka Manajer Investasi akan membeli Unit Penyertaan dari investor. Aktivitas ini akan menyebabkan Unit Penyertaan yang ada semakin berkurang.
Aspek kenaikan harga saham dan obligasi tidak mempengaruhi jumlah unit penyertaan. Hanya saja tetap ada kelemahan dari penggunaan jumlah unit penyertaan sebagai indikator. Sebagai ilustrasi jika investor berinvestasi masing-masing 100 juta pada reksa dana saham yang harganya Rp 10.000 dan reksa dana pendapatan tetap yang harganya Rp 1.000, maka dari sisi Unit Penyertaan, akan terlihat seolah-olah reksa dana pendapatan tetap yang lebih diminati karena pertambahan jumlah unit yang lebih besar, padahal sebetulnya sama saja. Kelemahan yang kedua adalah jenis reksa dana pasar uang yang harganya selalu Rp 1000. Pendapatan dalam bentuk dividen, kupon, bunga deposito atau kenaikan harga akan dikonversikan ke dalam unit sehingga menambah jumlah unit penyertaan.
Oleh karena itu, dalam menentukan pilihan investor kami menggunakan 2 indikator sekaligus. Berdasarkan data per akhir Oktober 2010, sebagai berikut:
Sumber: BAPEPAM-LK dan Infovesta.com, diolah
Reksa Dana Saham
Per Oktober 2010, jenis reksa dana saham merupakan reksa dana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai Rp 43 triliun atau tumbuh 10% dari posisi akhir tahun 2009 yang sebesar Rp 39,7 triliun. Tahun ini pun jenis reksa dana ini mendapat angin segar karena pertumbuhan IHSG yang mencapai lebih dari 43%. Tapi jika melihat data Jumlah Unit Penyertaan, ternyata turun dari 11,79 juta menjadi 10,17 juta unit.
Angka di atas mengindikasikan bahwa meski jumlah dana kelolaan bertambah ternyata tidak diikuti dengan pertambahan jumlah investor. Oleh karena itu besar kemungkinan kenaikan jumlah dana kelolaan lebih ditopang karena kenaikan harga saham secara umum. Dari sisi psikologis investor, kami melihat bahwa momen kenaikan ini digunakan sebagian investor sebagai peluang untuk melakukan profit taking.
Reksa Dana Pasar Uang
Karena fiturnya yang unik, maka agak sulit untuk menjelaskan apakah kenaikan jumlah dana kelolaan lebih disebabkan karena investor atau kenaikan aset. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melihat persentase returnnya. Dengan asumsi kenaikan unit karena kupon dan bunga deposito adalah sekitar 6% – 7%, maka diperkirakan sekitar 35%nya merupakan dana tambahan baru. Angka ini terhitung cukup lumayan meski secara angka absolut, AUM sebesar RP 7 triliun masih relatif kecil.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Dari sisi persentase pertumbuhan Jumlah Dana Kelolaan dan Jumlah Unit Penyertaan, bisa dibilang bahwa jenis reksa dana ini merupakan salah satu favorit pilihan investor 2010. Kombinasi antara naiknya harga obligasi dan kondisi suku bunga yang stabil dan rendah disertai dengan kekhawatiran terhadap potensi capital outflow terhadap kinerja reksa dana saham membuat jenis reksa dana ini menjadi pilihan utama.
Kebijakan pengenaan pajak atas kupon dan capital gain obligasi yang akan mulai berlaku secara bertahap mulai tahun 2011 nanti menurut kami tidak terlalu mempengaruhi minat investor. Dibandingkan isu pajak, kami lebih melihat faktor kebijakan akan naik atau tidaknya suku bunga lebih menjadi penentu apakah jenis reksa dana ini masih akan tetap menjadi favorit di tahun depan.
Reksa Dana Campuran
Jika dilihat dari pertumbuhan AUM yang positif dan Unit Penyertaan yang negatif, reksa dana campuran memiliki karakteristik yang hampir sama dengan reksa dana saham. Hal ini disebabkan karena reksa dana campuran yang ada saat ini sebagian besar memiliki kebijakan alokasi yang mendekati reksa dana saham. Oleh karena itu, naiknya harga digunakan oleh sebagian investor sebagai momentum untuk melakukan profit taking.
Reksa Dana Terproteksi
Dari sisi pertumbuhan AUM dan UP jenis reksa dana memang di bawah Reksa Dana Pendapatan Tetap, tapi jika ditambah aspek besaran absolut Jumlah Dana Kelolaan, maka bisa dikatakan inilah reksa dana pilihan investor yang paling favorit untuk tahun 2010 ini.
Karakteristik reksa dana ini merupakan instrumen investasi yang paling mendekati deposito karena memberikan dividen secara periodik. Didukung lagi dengan pemasaran yang banyak dilakukan melalui perbankan, kemungkinan besar jenis reksa dana ini akan menjadi reksa dana dengan dana kelolaan terbesar pada tahun 2011 nanti. Salah satu aspek yang dapat menghambat pertumbuhan jenis reksa dana ini adalah kebijakan pajak atas kupon dan capital gain obligasi yang akan berlaku nanti. Karena pengenaannya secara bertahap yaitu sebesar 5% hingga tahun 2013, prospek pertumbuhan masih ada meskipun tingkat imbal hasil yang diterima investor akan menurun.
Reksa Dana Indeks dan ETF (Exchange Traded Fund)
Dilihat dari pertumbuhan AUM dan Unit Penyertaannya, jenis reksa dana ini merupakan reksa dana yang tidak menjadi pilihan investor bahkan semakin menurun. Penyebabnya beragam, mulai dari produk yang hanya sedikit (hanya ada 4 reksa dana untuk kategori ini), sosialisasi yang kurang, hingga pada kinerja produk ini yang tidak terlalu luar biasa sehingga investor lebih memilih jenis reksa dana konvensional lainnya.
Dalam waktu yang tersisa 2 bulan ini, kecil kemungkinan peta di atas dapat berubah secara signifikan. Melihat kondisi sekarang ini, tampaknya jenis reksa dana yang akan mendominasi adalah reksa dana terproteksi. Peluang reksa dana saham untuk menjadi nomor 1 tetap ada sepanjang IHSG tetap mendulang return positif pada tahun depan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.
Sabtu, 20 November 2010
RDS kalah dari ihsg, lah ... konsisten : 201110
Mencermati Konsistensi Return Reksa Dana Saham
Selasa, 16 November 2010 - 09:54 wib
Cara memilih reksa dana untuk pilihan investasi tentu boleh berbeda-beda. Ada yang melihat tingkat keuntungan saja (return), ada yang mengombinasikan antara return dan risikonya, dan ada pula yang hanya melihat bonafiditas atau popularitas manajer investasi (MI) pengelola reksa dana tersebut.
Memang tidak ada yang salah dengan ketiga cara tersebut. Namun, ada satu hal yang investor mungkin terlewati, yaitu konsistensi. Konsistensi sebuah reksa dana merupakan hal yang penting karena menunjukkan karakteristik reksa dana itu sendiri. Kata ”konsisten” bisa mengacu pada beberapa hal. Misalnya, seperti konsisten dalam mengalahkan reksa dana lain yang sejenis.
Namun, dalam hal ini konsistensi yang dimaksud adalah konsistensi kinerja reksa dana untuk mengalahkan indeks acuan dari sisi return-nya selama setahun penuh. Semakin sering reksa dana mengalahkan indeks acuannya,maka reksa dana tersebut dikatakan semakin konsisten.
Artinya cenderung memberikan return yang lebih tinggi dibanding indeks acuannya. Melalui tulisan ini, penulis ingin sedikit membahas mengenai masalah konsistensi return reksa dana.
Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada sedikit informasi bahwa return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang umumnya dipublikasikan sebenarnya belum memasukkan unsur dividen tunai. Jadi, return riil IHSG seharusnya ditambahkan dengan imbal hasil dividen (dividend yield) dari semua saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari bobot kapitalisasi pasarnya.
Dividend yield merupakan tingkat keuntungan investor atas perolehan dividen tunai per saham berdasarkan harga beli saham tersebut.
Misalnya, saham ASII membagikan dividen tunai sebesar Rp470 per saham, sedangkan investor A membeli saham ASII di Rp55.000.Maka,besarnya dividend yield saham ASII yang diterima oleh investor A sebesar 0,85 persen.
Dalam hal ini, penulis menggunakan rata-rata dividend yield pada tahun 2009 dari 10 saham berkapitalisasi besar dalam IHSG sebagai asumsi dividend yield untuk tahun-tahun sebelumnya.
Kesepuluh saham tersebut, yaitu ASII, BBCA, TLKM, BBRI, BMRI, UNVR, PGAS, GGRM, UNTR, dan ADRO. Rata-rata tertimbang dividend yield dari kesepuluh saham tersebut kurang lebih sebesar dua persen.
Sementara untuk reksa dana saham, return riil seharusnya sudah memasukkan unsur fee (biaya) pembelian dan penjualan kembali. Maksudnya adalah jika investor melakukan pembelian atas Unit Penyertaan (UP) sebuah reksa dana, maka ia akan dikenakan fee pembelian sehingga harga belinya akan menjadi lebih tinggi.
Demikian pula dalam hal penjualan kembali UP, investor juga akan dikenakan fee penjualan kembali dan hasil yang diterima akan terlihat lebih rendah. Besarnya fee pembelian dan penjualan ditentukan dalam prospektus reksa dana tersebut.
Jadi secara keseluruhan, dampak dari fee tersebut akan mengurangi return reksa dana yang dihitung dari perubahan nilai aktiva bersih (NAB) per UP. Pada akhirnya, return riil reksa dana tersebut tentunya akan lebih rendah.
Oleh karena terdapat perbedaan return, maka penulis membagi return menjadi dua, yaitu gross return (return yang belum memperhitungkan dividend yield untuk IHSG dan fee beli-jual untuk reksa dana) dan adjusted return (return yang sudah memperhitungkan dividend yield untuk IHSG dan fee beli-jual untuk reksa dana). Sebagai data pendukung, penulis mengambil contoh kasus pada reksa dana saham.
Tujuan penulis melakukan pembedaan return adalah untuk melihat apakah konsistensi reksa dana saham yang mengalahkan kinerja IHSG berdasarkan gross return selama setahun masih tercermin jika menggunakan adjusted return.
Alasan penggunaan return selama setahun karena investor diasumsikan memulai investasinya di awal tahun dan melepasnya di akhir tahun. Periode pengamatan yang digunakan, yaitu selama tujuh tahun terakhir dengan populasi sebanyak 14 reksa dana saham.
Namun, di bawah ini penulis hanya menyajikan tabel yang berisi tiga reksa dana saham yang mampu konsisten mengalahkan kinerja IHSG berdasarkan gross return. Tabel di atas hanya menyajikan tiga reksa dana saham yang konsisten mengalahkan IHSG selama tujuh tahun terakhir berdasarkan gross return.
Warna kuning menunjukkan bahwa return reksa dana saham yang lebih tinggi dari return IHSG. Dengan menggunakan adjusted return, tidak ada satu pun reksa dana saham yang bisa konsisten mengalahkan kinerja IHSG di setiap tahunnya.
Rata-rata fee pembelian dan penjualan kembali dari ketiga reksa dana saham tersebut kurang lebih sebesar 1,5 persen. Meski tidak selalu konsisten di atas IHSG, adjusted return dari ketiga reksa dana saham tersebut masih lebih banyak yang di atas IHSG.
Hanya terdapat dua periode yang berada di bawah IHSG. Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kinerja reksa dana saham tersebut sebenarnya sudah cukup baik.
Namun, pengaruh unsur fee reksa dana dan dividend yield dari IHSG ternyata cukup berpengaruh dalam mengukur konsistensi return reksa dana saham. Sayang sekali nilai IHSG di BEI belum memasukkan unsur dividend yield sehingga investor masih sulit untuk mengukur return riilnya.
Intinya, dalam membandingkan kinerja reksa dana saham terhadap IHSG dari gross return saja tidak lah cukup. Namun ada baiknya, investor juga memperhatikan unsur fee reksa dana itu sendiri. Dengan demikian, investor dapat melihat reksa dana saham mana yang return riilnya benar-benar konsisten di atas IHSG. Selamat berinvestasi! (*)
Theodorus P Putrantyo
Analis Infovesta(Koran SI/Koran SI/ade)
Selasa, 16 November 2010 - 09:54 wib
Cara memilih reksa dana untuk pilihan investasi tentu boleh berbeda-beda. Ada yang melihat tingkat keuntungan saja (return), ada yang mengombinasikan antara return dan risikonya, dan ada pula yang hanya melihat bonafiditas atau popularitas manajer investasi (MI) pengelola reksa dana tersebut.
Memang tidak ada yang salah dengan ketiga cara tersebut. Namun, ada satu hal yang investor mungkin terlewati, yaitu konsistensi. Konsistensi sebuah reksa dana merupakan hal yang penting karena menunjukkan karakteristik reksa dana itu sendiri. Kata ”konsisten” bisa mengacu pada beberapa hal. Misalnya, seperti konsisten dalam mengalahkan reksa dana lain yang sejenis.
Namun, dalam hal ini konsistensi yang dimaksud adalah konsistensi kinerja reksa dana untuk mengalahkan indeks acuan dari sisi return-nya selama setahun penuh. Semakin sering reksa dana mengalahkan indeks acuannya,maka reksa dana tersebut dikatakan semakin konsisten.
Artinya cenderung memberikan return yang lebih tinggi dibanding indeks acuannya. Melalui tulisan ini, penulis ingin sedikit membahas mengenai masalah konsistensi return reksa dana.
Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada sedikit informasi bahwa return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang umumnya dipublikasikan sebenarnya belum memasukkan unsur dividen tunai. Jadi, return riil IHSG seharusnya ditambahkan dengan imbal hasil dividen (dividend yield) dari semua saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari bobot kapitalisasi pasarnya.
Dividend yield merupakan tingkat keuntungan investor atas perolehan dividen tunai per saham berdasarkan harga beli saham tersebut.
Misalnya, saham ASII membagikan dividen tunai sebesar Rp470 per saham, sedangkan investor A membeli saham ASII di Rp55.000.Maka,besarnya dividend yield saham ASII yang diterima oleh investor A sebesar 0,85 persen.
Dalam hal ini, penulis menggunakan rata-rata dividend yield pada tahun 2009 dari 10 saham berkapitalisasi besar dalam IHSG sebagai asumsi dividend yield untuk tahun-tahun sebelumnya.
Kesepuluh saham tersebut, yaitu ASII, BBCA, TLKM, BBRI, BMRI, UNVR, PGAS, GGRM, UNTR, dan ADRO. Rata-rata tertimbang dividend yield dari kesepuluh saham tersebut kurang lebih sebesar dua persen.
Sementara untuk reksa dana saham, return riil seharusnya sudah memasukkan unsur fee (biaya) pembelian dan penjualan kembali. Maksudnya adalah jika investor melakukan pembelian atas Unit Penyertaan (UP) sebuah reksa dana, maka ia akan dikenakan fee pembelian sehingga harga belinya akan menjadi lebih tinggi.
Demikian pula dalam hal penjualan kembali UP, investor juga akan dikenakan fee penjualan kembali dan hasil yang diterima akan terlihat lebih rendah. Besarnya fee pembelian dan penjualan ditentukan dalam prospektus reksa dana tersebut.
Jadi secara keseluruhan, dampak dari fee tersebut akan mengurangi return reksa dana yang dihitung dari perubahan nilai aktiva bersih (NAB) per UP. Pada akhirnya, return riil reksa dana tersebut tentunya akan lebih rendah.
Oleh karena terdapat perbedaan return, maka penulis membagi return menjadi dua, yaitu gross return (return yang belum memperhitungkan dividend yield untuk IHSG dan fee beli-jual untuk reksa dana) dan adjusted return (return yang sudah memperhitungkan dividend yield untuk IHSG dan fee beli-jual untuk reksa dana). Sebagai data pendukung, penulis mengambil contoh kasus pada reksa dana saham.
Tujuan penulis melakukan pembedaan return adalah untuk melihat apakah konsistensi reksa dana saham yang mengalahkan kinerja IHSG berdasarkan gross return selama setahun masih tercermin jika menggunakan adjusted return.
Alasan penggunaan return selama setahun karena investor diasumsikan memulai investasinya di awal tahun dan melepasnya di akhir tahun. Periode pengamatan yang digunakan, yaitu selama tujuh tahun terakhir dengan populasi sebanyak 14 reksa dana saham.
Namun, di bawah ini penulis hanya menyajikan tabel yang berisi tiga reksa dana saham yang mampu konsisten mengalahkan kinerja IHSG berdasarkan gross return. Tabel di atas hanya menyajikan tiga reksa dana saham yang konsisten mengalahkan IHSG selama tujuh tahun terakhir berdasarkan gross return.
Warna kuning menunjukkan bahwa return reksa dana saham yang lebih tinggi dari return IHSG. Dengan menggunakan adjusted return, tidak ada satu pun reksa dana saham yang bisa konsisten mengalahkan kinerja IHSG di setiap tahunnya.
Rata-rata fee pembelian dan penjualan kembali dari ketiga reksa dana saham tersebut kurang lebih sebesar 1,5 persen. Meski tidak selalu konsisten di atas IHSG, adjusted return dari ketiga reksa dana saham tersebut masih lebih banyak yang di atas IHSG.
Hanya terdapat dua periode yang berada di bawah IHSG. Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kinerja reksa dana saham tersebut sebenarnya sudah cukup baik.
Namun, pengaruh unsur fee reksa dana dan dividend yield dari IHSG ternyata cukup berpengaruh dalam mengukur konsistensi return reksa dana saham. Sayang sekali nilai IHSG di BEI belum memasukkan unsur dividend yield sehingga investor masih sulit untuk mengukur return riilnya.
Intinya, dalam membandingkan kinerja reksa dana saham terhadap IHSG dari gross return saja tidak lah cukup. Namun ada baiknya, investor juga memperhatikan unsur fee reksa dana itu sendiri. Dengan demikian, investor dapat melihat reksa dana saham mana yang return riilnya benar-benar konsisten di atas IHSG. Selamat berinvestasi! (*)
Theodorus P Putrantyo
Analis Infovesta(Koran SI/Koran SI/ade)
Kamis, 18 November 2010
DESEMBER datang lah, segera ... 181110
Kamis, 18/11/2010 03:03:42 WIB
Tenggat perusahaan 13 MI sampai Desember
Oleh: Irvin Avriano A.
JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberikan waktu hingga Desember bagi perusahaan 13 manajer investasi (MI) yang belum memiliki direksi atau masih dalam tahap pembenahan untuk memperbaiki perseroan, dengan ancaman penutupan perusahaan.
“Kami berikan waktu hingga Desember untuk membenahi diri,” ujar Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto ketika dihubungi pers awal pekan ini.
Data Bapepam-LK menunjukkan dari 13 MI yang masih diperiksa biro pemeriksaan dan penyidikan otoritas pasar modal (Biro PP) atau terkena suspensi kegiatan, beberapa di antaranya disebabkan oleh kurangnya direksi perseroan dari jumlah yang ditetapkan.
Beberapa MI yang kekurangan direksi adalah PT NatPac Asset Management dan PT Reliance Asset Management. MI yang dianggap belum memenuhi ketentuan Bapepam-LK adalah PT Credit Suisse Asset Management Indonesia, PT Ekokapital Securities, dan PT Falcon Asia Resources Management.
Djoko mengatakan Reliance Asset Management sudah mengajukan calon direksi baru dan sedang dilakukan proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
Namun, Sekretaris Perusahaan PT Reliance Securities Tbk Kriswitaluri mengatakan direksi perseroan sudah ditunjuk, dan tinggal menunggu fit and proper test calon komisaris.
Selain itu, ada PT Sarijaya Permana Sekuritas yang disuspensi karena masih terkait pemeriksaan kasus penggelapan dana dari divisi pialang efeknya yang terungkap pada 2008.
Beberapa MI yang kegiatannya disuspensi karena diperiksa Biro PP dan diindikasi melakukan pelanggaran adalah PT Bumiputera Capital Indonesia, PT Eficorp Sekuritas, dan PT Harvestindo Asset Management.
Selanjutnya PT Optima Kharya Capital Management, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Pavillion Capital, dan PT Signature Capital Indonesia.
Djoko menjelaskan untuk Harvestindo, pemeriksaannya oleh Biro PP sudah selesai dan tinggal menunggu vonis bersalah atau tidak di Komisi Penetapan Sanksi dan Keberatan (KPSK) Bapepam-LK.(luz)
Tenggat perusahaan 13 MI sampai Desember
Oleh: Irvin Avriano A.
JAKARTA: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberikan waktu hingga Desember bagi perusahaan 13 manajer investasi (MI) yang belum memiliki direksi atau masih dalam tahap pembenahan untuk memperbaiki perseroan, dengan ancaman penutupan perusahaan.
“Kami berikan waktu hingga Desember untuk membenahi diri,” ujar Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto ketika dihubungi pers awal pekan ini.
Data Bapepam-LK menunjukkan dari 13 MI yang masih diperiksa biro pemeriksaan dan penyidikan otoritas pasar modal (Biro PP) atau terkena suspensi kegiatan, beberapa di antaranya disebabkan oleh kurangnya direksi perseroan dari jumlah yang ditetapkan.
Beberapa MI yang kekurangan direksi adalah PT NatPac Asset Management dan PT Reliance Asset Management. MI yang dianggap belum memenuhi ketentuan Bapepam-LK adalah PT Credit Suisse Asset Management Indonesia, PT Ekokapital Securities, dan PT Falcon Asia Resources Management.
Djoko mengatakan Reliance Asset Management sudah mengajukan calon direksi baru dan sedang dilakukan proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
Namun, Sekretaris Perusahaan PT Reliance Securities Tbk Kriswitaluri mengatakan direksi perseroan sudah ditunjuk, dan tinggal menunggu fit and proper test calon komisaris.
Selain itu, ada PT Sarijaya Permana Sekuritas yang disuspensi karena masih terkait pemeriksaan kasus penggelapan dana dari divisi pialang efeknya yang terungkap pada 2008.
Beberapa MI yang kegiatannya disuspensi karena diperiksa Biro PP dan diindikasi melakukan pelanggaran adalah PT Bumiputera Capital Indonesia, PT Eficorp Sekuritas, dan PT Harvestindo Asset Management.
Selanjutnya PT Optima Kharya Capital Management, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Pavillion Capital, dan PT Signature Capital Indonesia.
Djoko menjelaskan untuk Harvestindo, pemeriksaannya oleh Biro PP sudah selesai dan tinggal menunggu vonis bersalah atau tidak di Komisi Penetapan Sanksi dan Keberatan (KPSK) Bapepam-LK.(luz)
Rabu, 17 November 2010
NAB RD bukan MISTERI oKTOBER (2) ... 091110
151110
IDR 13.784,1200 15-11-2010 BNP PARIBAS EKUITAS
IDR 4.676,3300 15-11-2010 SCHRODER DANA ISTIMEWA
IDR 1.549,2600 15-11-2010 SCHRODER DANA MANTAP PLUS II
IDR 2.514,3700 15-11-2010 SCHRODER DANA MANTAP PLUS
IDR 20.689,4000 15-11-2010 SCHRODER DANA PRESTASI PLUS
IDR 2.396,7300 15-11-2010 SCHRODER DANA TERPADU II
1,531.8200 IDR 15-11-2010 MANULIFE SAHAM ANDALAN
2,820.6100 IDR 15-11-2010 MANULIFE SYARIAH SEKTORAL AMANAH
1,672.1100 IDR 15-11-2010 BNP PARIBAS SOLARIS
1,303.3400 IDR 15-11-2010 SCHRODER 90 PLUS EQUITY FUND
2,292.1600 IDR 15-11-2010 BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS
4,181.0500 IDR 15-11-2010 FSI INDOEQUITY SECTORAL FUND
9,409.6900 IDR 15-11-2010 MANULIFE DANA SAHAM
1,549.2600 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA MANTAP PLUS II
1,056.6800 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA ANDALAN II
1,330.7800 IDR 15-11-2010 MANULIFE OBLIGASI NEGARA INDO II
1,237.6900 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA OBLIGASI EKSTRA
1,370.7200 IDR 15-11-2010 MANULIFE DANA TETAP PEMERINTAH
1,975.9600 IDR 15-11-2010 MANULIFE DANA CAMPURAN II
2,944.5800 IDR 15-11-2010 BNP PARIBAS EQUITRA
21,165.7600 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA PRESTASI
IDR 13.784,1200 15-11-2010 BNP PARIBAS EKUITAS
IDR 4.676,3300 15-11-2010 SCHRODER DANA ISTIMEWA
IDR 1.549,2600 15-11-2010 SCHRODER DANA MANTAP PLUS II
IDR 2.514,3700 15-11-2010 SCHRODER DANA MANTAP PLUS
IDR 20.689,4000 15-11-2010 SCHRODER DANA PRESTASI PLUS
IDR 2.396,7300 15-11-2010 SCHRODER DANA TERPADU II
1,531.8200 IDR 15-11-2010 MANULIFE SAHAM ANDALAN
2,820.6100 IDR 15-11-2010 MANULIFE SYARIAH SEKTORAL AMANAH
1,672.1100 IDR 15-11-2010 BNP PARIBAS SOLARIS
1,303.3400 IDR 15-11-2010 SCHRODER 90 PLUS EQUITY FUND
2,292.1600 IDR 15-11-2010 BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS
4,181.0500 IDR 15-11-2010 FSI INDOEQUITY SECTORAL FUND
9,409.6900 IDR 15-11-2010 MANULIFE DANA SAHAM
1,549.2600 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA MANTAP PLUS II
1,056.6800 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA ANDALAN II
1,330.7800 IDR 15-11-2010 MANULIFE OBLIGASI NEGARA INDO II
1,237.6900 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA OBLIGASI EKSTRA
1,370.7200 IDR 15-11-2010 MANULIFE DANA TETAP PEMERINTAH
1,975.9600 IDR 15-11-2010 MANULIFE DANA CAMPURAN II
2,944.5800 IDR 15-11-2010 BNP PARIBAS EQUITRA
21,165.7600 IDR 15-11-2010 SCHRODER DANA PRESTASI
RDPT lage terseok-seok ... 191110
Jumat, 19/11/2010 10:46 WIB
Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Turun karena Aksi Rebalancing
Wahyu Daniel - detikFinance
Jakarta - Aksi profit taking atau rebalancing yang dilakukan para investor memicu penurunan kinerja reksa dana pendapatan tetap akhir-akhir ini. Investor asing melakukan rebalancing sehingga menyebabkan melemahnya harga obligasi dengan tenor 10 tahun ke atas, namun obligasi di bawah 7 tahun mengalami penguatan harga.
"Sebagian investor asing menjual obligasi bertenor panjang, untuk dipindahkan ke obligasi yang bertenor pendek," ujar Eli Djurfanto, Head of Fixed Income First State Investments Indonesia dalam siaran persnya, Jumat (19/11/2010).
Eli memperkirakan, dengan quantitative easing 2 (QE2) yang diputuskan pemerintah AS akan menambah jumlah aliran dana masuk dari luar negeri. Efeknya, yield obligasi akan tetap bertahan atau bahkan bisa juga turun beberapa basis point lagi, tetapi tidak akan jauh dari posisi sekarang.
Seperti diketahui, Bank Sentral AS telah menetapkan kebijakan QE2 melalui penambahan likuiditas hingga US$ 600 miliar dalam 8 bulan ke depan. Kebijakan itu ditujukan untuk menambah likuiditas di pasar dengan harapan bisa menggerakkan lagi perekonomian AS yang proses pemulihannya belum berjalan sesuai rencana.
Ia menambahkan, kepemilikan asing yang telah melebihi 30% dari obligasi pemerintah akan berisiko bagi pasar obligasi, terutama pada saat mereka melakukan penarikan dana atau seperti saat ini ketika para investor asing melakukan rebalancing sehingga volatilitas pasar obligasi tinggi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, reksa dana First State Indonesian Bond Fund (disingkat FSI Bond Fund) telah menetapkan durasi portofolionya relatif pendek (3,8 tahun), dengan sebagian besar portofolio FSI Bond Fund adalah obligasi bertenor sangat pendek. Menurut Eli, hal ini sebagai upaya untuk mengurangi volatilitas FSI Bond Fund serta sebagai antisipasi akan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia di tahun 2011. (qom/dnl)
Tergelincirnya NAB Reksa Dana Pendapatan Tetap
Headline
Oleh: Andika Sugiarto
Pasar Modal - Rabu, 17 November 2010 | 16:46 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Kinerja reksa dana pendapatan tetap akhir-akhir ini terus mengalami penurunan. Salah satunya disebabkan aksi profit taking / rebalancing yang dilakukan investor asing.
"Sebagian investor asing menjual obligasi bertenor panjang, untuk dipindahkan ke obligasi bertenor pendek," ujar Eli Djurfanto, Head of Fixed Income First State Investments Indonesia.
Aksi profit taking / rebalancing ini menyebabkan pelemahan harga obligasi dengan tenor 10 tahun ke atas. Sementara itu, oblihasi dengan tenor di bawah 7 tahun
mengalami penguatan harga.
Eli memperkirakan, terjadinya quantitave easing jilid 2 di Amerika Serikat akan menambah jumlah aliran dana masuk dari luar negeri. Efeknya, yield obligasi akan tetap bertahan atau bahkan juga bisa turun beberapa basis point lagi, tetapi tidak akan jauh dari posisi sekarang.
Kepemilikan asing yang telah melebihi 30% dari obligasi pemerintah akan berisiko bagi pasar obligasi, terutama pada saat mereka melakukan penarikan dana atau seperti saat ini dimana para investor asing melakukan rebalancing sehingga volatilitas pasar obligasi masih tinggi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, reksa dana First State Indonesian Bond Fund (disingkat FSI Bond Fund) telah menetapkan durasi portfolionya relatif pendek (3,8
tahun) dimana sebagian besar portfolio FSI Bond Fund adalah obligasi bertenor sangat pendek.
Menurut Eli, hal ini sebagai upaya untuk mengurangi volatilitas FSI Bond Funa serta sebagai antisipasi akan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia di tahun 2011.
Posisi defensif FSI Bond Fund membuat produk ini memiliki volatilitas yang relatif rendah dibanding reksa dana pendapatan tetap lainnya yang memiliki portfolio dengan durasi yang lebih panjang. [ast]
Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Turun karena Aksi Rebalancing
Wahyu Daniel - detikFinance
Jakarta - Aksi profit taking atau rebalancing yang dilakukan para investor memicu penurunan kinerja reksa dana pendapatan tetap akhir-akhir ini. Investor asing melakukan rebalancing sehingga menyebabkan melemahnya harga obligasi dengan tenor 10 tahun ke atas, namun obligasi di bawah 7 tahun mengalami penguatan harga.
"Sebagian investor asing menjual obligasi bertenor panjang, untuk dipindahkan ke obligasi yang bertenor pendek," ujar Eli Djurfanto, Head of Fixed Income First State Investments Indonesia dalam siaran persnya, Jumat (19/11/2010).
Eli memperkirakan, dengan quantitative easing 2 (QE2) yang diputuskan pemerintah AS akan menambah jumlah aliran dana masuk dari luar negeri. Efeknya, yield obligasi akan tetap bertahan atau bahkan bisa juga turun beberapa basis point lagi, tetapi tidak akan jauh dari posisi sekarang.
Seperti diketahui, Bank Sentral AS telah menetapkan kebijakan QE2 melalui penambahan likuiditas hingga US$ 600 miliar dalam 8 bulan ke depan. Kebijakan itu ditujukan untuk menambah likuiditas di pasar dengan harapan bisa menggerakkan lagi perekonomian AS yang proses pemulihannya belum berjalan sesuai rencana.
Ia menambahkan, kepemilikan asing yang telah melebihi 30% dari obligasi pemerintah akan berisiko bagi pasar obligasi, terutama pada saat mereka melakukan penarikan dana atau seperti saat ini ketika para investor asing melakukan rebalancing sehingga volatilitas pasar obligasi tinggi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, reksa dana First State Indonesian Bond Fund (disingkat FSI Bond Fund) telah menetapkan durasi portofolionya relatif pendek (3,8 tahun), dengan sebagian besar portofolio FSI Bond Fund adalah obligasi bertenor sangat pendek. Menurut Eli, hal ini sebagai upaya untuk mengurangi volatilitas FSI Bond Fund serta sebagai antisipasi akan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia di tahun 2011. (qom/dnl)
Tergelincirnya NAB Reksa Dana Pendapatan Tetap
Headline
Oleh: Andika Sugiarto
Pasar Modal - Rabu, 17 November 2010 | 16:46 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Kinerja reksa dana pendapatan tetap akhir-akhir ini terus mengalami penurunan. Salah satunya disebabkan aksi profit taking / rebalancing yang dilakukan investor asing.
"Sebagian investor asing menjual obligasi bertenor panjang, untuk dipindahkan ke obligasi bertenor pendek," ujar Eli Djurfanto, Head of Fixed Income First State Investments Indonesia.
Aksi profit taking / rebalancing ini menyebabkan pelemahan harga obligasi dengan tenor 10 tahun ke atas. Sementara itu, oblihasi dengan tenor di bawah 7 tahun
mengalami penguatan harga.
Eli memperkirakan, terjadinya quantitave easing jilid 2 di Amerika Serikat akan menambah jumlah aliran dana masuk dari luar negeri. Efeknya, yield obligasi akan tetap bertahan atau bahkan juga bisa turun beberapa basis point lagi, tetapi tidak akan jauh dari posisi sekarang.
Kepemilikan asing yang telah melebihi 30% dari obligasi pemerintah akan berisiko bagi pasar obligasi, terutama pada saat mereka melakukan penarikan dana atau seperti saat ini dimana para investor asing melakukan rebalancing sehingga volatilitas pasar obligasi masih tinggi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, reksa dana First State Indonesian Bond Fund (disingkat FSI Bond Fund) telah menetapkan durasi portfolionya relatif pendek (3,8
tahun) dimana sebagian besar portfolio FSI Bond Fund adalah obligasi bertenor sangat pendek.
Menurut Eli, hal ini sebagai upaya untuk mengurangi volatilitas FSI Bond Funa serta sebagai antisipasi akan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia di tahun 2011.
Posisi defensif FSI Bond Fund membuat produk ini memiliki volatilitas yang relatif rendah dibanding reksa dana pendapatan tetap lainnya yang memiliki portfolio dengan durasi yang lebih panjang. [ast]
Jumat, 12 November 2010
KPD Natpac BERLANJUT ... 121110
umat, 12/11/2010 13:59 WIB
BI Nilai Penjualan KPD Natpac oleh Bank Bumiputers Legal
Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengklaim kasus penyelewengan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) produk PT Natpac Asset Management (Natpac) yang dijual melalui PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) merupakan tindakan legal. Bank sentral merasa tidak "kebobolan" karena telah mengetahui produk BABP sejak sebelum keluarnya aturan BI tahun 2009 dan keluarnya peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) pada 2010.
"Tidak (kebobolan), ijin KPD itu kita berikan sebelum ada aturan-aturan Bapepam yang baru. Jadi sebelum aturan kita sendiri tahun 2009 juga dan aturan Bapepam tahun 2010," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah ketika ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (12/11/2010).
Menurut Halim, pada dasarnya bank sentral itu tidak memberikan secara khusus sebuah ijin, tetapi ketika bank mengeluarkan sebuah produk baru harus melaporkannya ke BI. "Kita tidak memberikan ijin sebenarnya, namun mereka (bank) melaporkan. Dia harus melaporkan ketika menjual produk baru itu yang kita lakukan," ungkap Halim.
Namun dengan adanya aturan BI yang baru di 2009 dimana setiap bank yang ingin mengeluarkan produk baru, terkait profil risikonya maka seluruh bank harus melapor dan meminta ijin. "Kaitannya jika dengan produk lama (sebelum aturan 2009) maka kalau kolektibilitasnya lancar kita tidak melihatnya sebagai suatu masalah," tegas Halim.
Halim justru menyalahkan Natpac karena bermasalah dalam pengelolaannya sehingga masalahnya meluas ke BABP. "Masalah ini muncul setelah Natpac menjadi masalah, dari sisi bank tidak ada masalah jadi harus bisa bedakan," tuturnya.
Lebih jauh Halim menceritakan, BABP memang telah menghadap BI pada Agustus 2008 mengenai produk tersebut. Menurut Halim dari hasil penelitian BI produk tersebut adalah produk bandling antara tabungan dan KPD. "Di mana masing-masing kontrak itu terpisah, kontrak dengan nasabah bank terpisah, kontrak dengan KPD terpisah," jelasnya.
Sepanjang data-data yang dimiliki, lanjut Halim, bank sentral hanya memerilksa kolektibilitas tabungan tersebut. "Sepanjang perhatian kami lancar dan tidak ada masalah, sampai bulan Oktober 2010 pun tidak ada masalah," tukasnya.
Secara terpisah Deputi Gubernur Bank Indonesia S Budi Rochadi mengatakan, produk KPD secara luas sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perbankan. "Sebenarnya itu tidak ada hubungannya dengan perbankan," katanya.
Ia mengatakan, jika memang dijual di bank atau bank sebagai agen memang harus bertanggung jawab. "Itu tergantung dari dia apakah sebagai agen atau tidak, jika sebagai agen ya harus bertanggung jawab," ungkapnya.
Selain itu, KPD Natpac diduga bermasalah lantaran tidak memiliki aset jaminan (underlying asset) yang sesuai dengan nilai KPD. Hingga saat ini nilai KPD Natpac telah mencapai Rp 407 miliar yang konon lebih dari Rp 200 miliar dibeli oleh nasabah-nasabah Bumiputera.
Sedangkan nilai aset jaminan yang telah diletakkan di bank kustodian baru sebesar Rp 53 miliar hingga Juni 2010, sisanya masih diupayakan oleh manajemen Natpac. Sebab, Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberi tenggat bagi seluruh manajer investasi (MI) untuk menempatkan aset jaminan di bank kustodian atas KPD-KPD yang dimilikinya paling lambat 15 April 2010.
Kabiro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, Djoko Hendratto mengancam akan mencabut izin usaha Natpac jika tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut. Bapepam-LK juga tidak memberi izin kepada seluruh MI untuk memperpanjang jatuh tempo KPD yang telah diterbitkan sebelumnya. Ancaman bagi MI yang melanggar adalah pencabutan izin usaha.
Penempatan dana KPD Natpac pun diduga bermasalah. Sebab, KPD Natpac menawarkan imbal hasil (return) 13% dari total nilai Rp 407 miliar atau sekitar Rp 52,91 miliar per tahun. Namun penempatan dana KPD sebesar 81,81% atau sekitar Rp 333 miliar justru diinvestasikan di proyek yang belum berjalan, yakni proyek tol Mojokerto-Kertosono.
Artinya, Natpac harus mampu menghasilkan return Rp 52,91 miliar per tahun dengan sisa dana tunai sebesar Rp 74 miliar. Ada dugaan kalau untuk membayar bunga-bunga tersebut, Natpac menggunakan skema Ponzi, yaitu mencari dana dari nasabah baru untuk dibayarkan sebagai bunga pada nasabah lama. Manajemen Natpac enggan berkomentar soal ini. (dru/ang)
BI Nilai Penjualan KPD Natpac oleh Bank Bumiputers Legal
Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengklaim kasus penyelewengan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) produk PT Natpac Asset Management (Natpac) yang dijual melalui PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) merupakan tindakan legal. Bank sentral merasa tidak "kebobolan" karena telah mengetahui produk BABP sejak sebelum keluarnya aturan BI tahun 2009 dan keluarnya peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) pada 2010.
"Tidak (kebobolan), ijin KPD itu kita berikan sebelum ada aturan-aturan Bapepam yang baru. Jadi sebelum aturan kita sendiri tahun 2009 juga dan aturan Bapepam tahun 2010," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah ketika ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (12/11/2010).
Menurut Halim, pada dasarnya bank sentral itu tidak memberikan secara khusus sebuah ijin, tetapi ketika bank mengeluarkan sebuah produk baru harus melaporkannya ke BI. "Kita tidak memberikan ijin sebenarnya, namun mereka (bank) melaporkan. Dia harus melaporkan ketika menjual produk baru itu yang kita lakukan," ungkap Halim.
Namun dengan adanya aturan BI yang baru di 2009 dimana setiap bank yang ingin mengeluarkan produk baru, terkait profil risikonya maka seluruh bank harus melapor dan meminta ijin. "Kaitannya jika dengan produk lama (sebelum aturan 2009) maka kalau kolektibilitasnya lancar kita tidak melihatnya sebagai suatu masalah," tegas Halim.
Halim justru menyalahkan Natpac karena bermasalah dalam pengelolaannya sehingga masalahnya meluas ke BABP. "Masalah ini muncul setelah Natpac menjadi masalah, dari sisi bank tidak ada masalah jadi harus bisa bedakan," tuturnya.
Lebih jauh Halim menceritakan, BABP memang telah menghadap BI pada Agustus 2008 mengenai produk tersebut. Menurut Halim dari hasil penelitian BI produk tersebut adalah produk bandling antara tabungan dan KPD. "Di mana masing-masing kontrak itu terpisah, kontrak dengan nasabah bank terpisah, kontrak dengan KPD terpisah," jelasnya.
Sepanjang data-data yang dimiliki, lanjut Halim, bank sentral hanya memerilksa kolektibilitas tabungan tersebut. "Sepanjang perhatian kami lancar dan tidak ada masalah, sampai bulan Oktober 2010 pun tidak ada masalah," tukasnya.
Secara terpisah Deputi Gubernur Bank Indonesia S Budi Rochadi mengatakan, produk KPD secara luas sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perbankan. "Sebenarnya itu tidak ada hubungannya dengan perbankan," katanya.
Ia mengatakan, jika memang dijual di bank atau bank sebagai agen memang harus bertanggung jawab. "Itu tergantung dari dia apakah sebagai agen atau tidak, jika sebagai agen ya harus bertanggung jawab," ungkapnya.
Selain itu, KPD Natpac diduga bermasalah lantaran tidak memiliki aset jaminan (underlying asset) yang sesuai dengan nilai KPD. Hingga saat ini nilai KPD Natpac telah mencapai Rp 407 miliar yang konon lebih dari Rp 200 miliar dibeli oleh nasabah-nasabah Bumiputera.
Sedangkan nilai aset jaminan yang telah diletakkan di bank kustodian baru sebesar Rp 53 miliar hingga Juni 2010, sisanya masih diupayakan oleh manajemen Natpac. Sebab, Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberi tenggat bagi seluruh manajer investasi (MI) untuk menempatkan aset jaminan di bank kustodian atas KPD-KPD yang dimilikinya paling lambat 15 April 2010.
Kabiro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, Djoko Hendratto mengancam akan mencabut izin usaha Natpac jika tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut. Bapepam-LK juga tidak memberi izin kepada seluruh MI untuk memperpanjang jatuh tempo KPD yang telah diterbitkan sebelumnya. Ancaman bagi MI yang melanggar adalah pencabutan izin usaha.
Penempatan dana KPD Natpac pun diduga bermasalah. Sebab, KPD Natpac menawarkan imbal hasil (return) 13% dari total nilai Rp 407 miliar atau sekitar Rp 52,91 miliar per tahun. Namun penempatan dana KPD sebesar 81,81% atau sekitar Rp 333 miliar justru diinvestasikan di proyek yang belum berjalan, yakni proyek tol Mojokerto-Kertosono.
Artinya, Natpac harus mampu menghasilkan return Rp 52,91 miliar per tahun dengan sisa dana tunai sebesar Rp 74 miliar. Ada dugaan kalau untuk membayar bunga-bunga tersebut, Natpac menggunakan skema Ponzi, yaitu mencari dana dari nasabah baru untuk dibayarkan sebagai bunga pada nasabah lama. Manajemen Natpac enggan berkomentar soal ini. (dru/ang)
Kamis, 11 November 2010
RDS $ tukh ...
Rabu, 10/11/2010 20:21:26 WIB
BNP Paribas incar dana kelolaan Rp1 triliun
Oleh: Irvin Avriano A.
JAKARTA: PT BNP Paribas Investment Partners menargetkan dapat mengelola dana sebesar Rp1 triliun dari reksa dana pendapatan tetap BNP Paribas Prima Asia USD hingga akhir tahun ini.
Presiden Emeritus BNP Paribas Investment Eko Priyo Pratomo mengatakan perseroan optimistis kelolaan dana itu akan tercapai karena minat berinvestasi pada jenis reksa dana pendapatan tetap itu akan besar.
"Jika dibandingkan dengan deposito dolar AS, maka yang ditawarkan hanya sekitar 1%, dengan produk reksa dana ini yang pasti akan lebih besar dari nilai itu," ujarnya kepada Bisnis pekan ini.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) produk itu menggunakan jasa dari Citibank NA.
BNP Paribas Investment pada akhir Oktober sudah mengelola reksa dana senilai Rp19,28 triliun, yang meningkat 21,16% dari Rp15,91 triliun pada posisi akhir tahun lalu.
Secara terpisah, PT Syailendra Capital menargetkan penghimpunan dana investor institusi untuk dua produk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang baru saja mendapatkan pernyataan efektif untuk terbit sebesar Rp1 triliun.
Head of Marketing Syailendra Capital Anastasia Pritasari Ilham mengatakan RDPT yang diberi nama RDPT Syailendra Multi Strategy Fund I dan II itu tinggal menunggu proses teknis untuk penerbitannya.
"Tinggal sebentar lagi langsung kami terbitkan, baru saja mendapatkan pernyataan efektif," ujarnya.
Data KSEI akhir pekan lalu menunjukkan manajer investasi itu menggunakan jasa dari PT Bank Mega Tbk sebagai kustodian bagi kedua produk investasi yang mirip dengan private equity fund tersebut. RDPT juga biasa disebut sebagai reksa dana tujuan khusus.
Pritasari juga mengatakan perseroan berencana menerbitkan reksa dana pasar uang pada awal tahun depan untuk memperkaya jenis reksa dana terbuka perseroan. Reksa dana pasar uang adalan produk reksa dana jangka waktu pendek karena berinvestasi pada obligasi bertenor kurang dari setahun dan deposito.
Reksa dana terbuka adalah produk reksa dana yang unit penyertaannya dapat dibeli dan ditambah setiap waktu.
Per akhir bulan lalu, perseroan mengelola reksa dana sebesar Rp633,35 miliar yang sudah meningkat sebesar 240,63% dari Rp185,93 miliar per akhir tahun lalu.(htr)
BNP Paribas incar dana kelolaan Rp1 triliun
Oleh: Irvin Avriano A.
JAKARTA: PT BNP Paribas Investment Partners menargetkan dapat mengelola dana sebesar Rp1 triliun dari reksa dana pendapatan tetap BNP Paribas Prima Asia USD hingga akhir tahun ini.
Presiden Emeritus BNP Paribas Investment Eko Priyo Pratomo mengatakan perseroan optimistis kelolaan dana itu akan tercapai karena minat berinvestasi pada jenis reksa dana pendapatan tetap itu akan besar.
"Jika dibandingkan dengan deposito dolar AS, maka yang ditawarkan hanya sekitar 1%, dengan produk reksa dana ini yang pasti akan lebih besar dari nilai itu," ujarnya kepada Bisnis pekan ini.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) produk itu menggunakan jasa dari Citibank NA.
BNP Paribas Investment pada akhir Oktober sudah mengelola reksa dana senilai Rp19,28 triliun, yang meningkat 21,16% dari Rp15,91 triliun pada posisi akhir tahun lalu.
Secara terpisah, PT Syailendra Capital menargetkan penghimpunan dana investor institusi untuk dua produk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang baru saja mendapatkan pernyataan efektif untuk terbit sebesar Rp1 triliun.
Head of Marketing Syailendra Capital Anastasia Pritasari Ilham mengatakan RDPT yang diberi nama RDPT Syailendra Multi Strategy Fund I dan II itu tinggal menunggu proses teknis untuk penerbitannya.
"Tinggal sebentar lagi langsung kami terbitkan, baru saja mendapatkan pernyataan efektif," ujarnya.
Data KSEI akhir pekan lalu menunjukkan manajer investasi itu menggunakan jasa dari PT Bank Mega Tbk sebagai kustodian bagi kedua produk investasi yang mirip dengan private equity fund tersebut. RDPT juga biasa disebut sebagai reksa dana tujuan khusus.
Pritasari juga mengatakan perseroan berencana menerbitkan reksa dana pasar uang pada awal tahun depan untuk memperkaya jenis reksa dana terbuka perseroan. Reksa dana pasar uang adalan produk reksa dana jangka waktu pendek karena berinvestasi pada obligasi bertenor kurang dari setahun dan deposito.
Reksa dana terbuka adalah produk reksa dana yang unit penyertaannya dapat dibeli dan ditambah setiap waktu.
Per akhir bulan lalu, perseroan mengelola reksa dana sebesar Rp633,35 miliar yang sudah meningkat sebesar 240,63% dari Rp185,93 miliar per akhir tahun lalu.(htr)
Selasa, 09 November 2010
NAB RD bukan MISTERI oKTOBER ... 091110
Oktober, NAB Reksa Dana Naik Rp2,381 T
Headline
IST
Oleh: Agustina Melani
Ekonomi - Selasa, 9 November 2010 | 14:51 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana naik Rp2,381 triliun per Oktober 2010 dari Rp 131,20 triliun per September 2010 menjadi Rp133,58 triliun per Oktober 2010.
Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari pusat informasi reksa dana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Selasa (9/11). Jumlah unit reksa dana pun meningkat menjadi 78,204,445,766.80 unit per oktober 2010.
Ada pun komposisi NAB Reksa Dana antara lain reksa dana saham sebesar Rp41 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp 7,54 triliun, reksa dana campuran sebesar Rp17,03 triliun, reksa dana indeks sebesar Rp247,33 mliar, reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp23,87 triliun. Sedangkan reksa dana ETF Saham sebesar Rp40,52 miliar dan reksa dana ETF Fixed Income sebesar Rp462,51 miliar.
Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap syariah sebesar Rp469,43 mliar, reksa dana campuran syariah sebesar Rp906,98 miliar, reksa dana saham syariah sebesar Rp1,53 triliun, dan reksa dana syariah terproteksi sebesar Rp661,52 miliar.
Untuk komposisi efek reksa dana antara lain saham sebesar 38,78%, obligasi korporasi sebesar 11,49%, obligasi pemerintah sebesar 34,7%, waran sebesar 0,01%, medium term notes (MTN) sebesa 2,66%, deposito sebesar 8,78%, promisory notes sebesar 0,02%, SBI sebesar 0,02%, derivatif sebesar 0,06%, SBSN sebesar 2,63%, SPN sebesar 0,15%, Sukuk sebesar 0,38%, dan dana tunai sebesar 0,33%. [hid]
Headline
IST
Oleh: Agustina Melani
Ekonomi - Selasa, 9 November 2010 | 14:51 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana naik Rp2,381 triliun per Oktober 2010 dari Rp 131,20 triliun per September 2010 menjadi Rp133,58 triliun per Oktober 2010.
Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari pusat informasi reksa dana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Selasa (9/11). Jumlah unit reksa dana pun meningkat menjadi 78,204,445,766.80 unit per oktober 2010.
Ada pun komposisi NAB Reksa Dana antara lain reksa dana saham sebesar Rp41 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp 7,54 triliun, reksa dana campuran sebesar Rp17,03 triliun, reksa dana indeks sebesar Rp247,33 mliar, reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp23,87 triliun. Sedangkan reksa dana ETF Saham sebesar Rp40,52 miliar dan reksa dana ETF Fixed Income sebesar Rp462,51 miliar.
Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap syariah sebesar Rp469,43 mliar, reksa dana campuran syariah sebesar Rp906,98 miliar, reksa dana saham syariah sebesar Rp1,53 triliun, dan reksa dana syariah terproteksi sebesar Rp661,52 miliar.
Untuk komposisi efek reksa dana antara lain saham sebesar 38,78%, obligasi korporasi sebesar 11,49%, obligasi pemerintah sebesar 34,7%, waran sebesar 0,01%, medium term notes (MTN) sebesa 2,66%, deposito sebesar 8,78%, promisory notes sebesar 0,02%, SBI sebesar 0,02%, derivatif sebesar 0,06%, SBSN sebesar 2,63%, SPN sebesar 0,15%, Sukuk sebesar 0,38%, dan dana tunai sebesar 0,33%. [hid]
Senin, 08 November 2010
bereksadana, bertanggungjawab 081110
Kini reksa dana bukan lagi menjadi produk investasi yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan terbatas saja. Minimum investasi yang semakin rendah membuka akses kepada investor dari segala kalangan untuk bisa ikut berinvestasi pada seluruh produk ini. Sampai-sampai ada masukan, bahkan tukang becakpun bisa berinvestasi asalkan mau menyisihkan uang rokoknya dalam 1 bulan. Meski demikian, sebelum berinvestasi seharusnya investor melakukan self assessment, apakah dia sudah siap untuk berinvestasi pada reksa dana?
Kesiapan untuk berinvestasi pada reksa dana tidak ditentukan oleh berapa besar uang yang dimiliki saat ini. Oleh karena itu, memiliki jumlah uang kas di atas saldo minimum investasi tidak menjadi suatu kepastian seseorang pasti siap menjadi investor reksa dana. Untuk menjadi investor reksa dana, seseorang harus “Sehat secara Keuangan”.
Definisi sehat secara keuangan tidak ditentukan dari seberapa banyak jumlah uang dimiliki seseorang. Tapi juga darimana asalnya, apakah dari hutang, pinjaman lain atau memang hasil tabungan? Gaji boleh besar, apakah pengeluaran juga besar pula? Untuk mengetahui apakah seseorang sehat secara finansial dapat dilakukan dengan melakukan Financial Check up.
Financial Check Up berbeda dengan profil risiko ataupun data kondisi keuangan yang anda isi pada saat formulir pembukaan rekening reksa dana. Profil risiko bertujuan untuk menunjukkan jenis reksa dana seperti apa yang cocok untuk anda, sementara data yang terdapat pada formulir pembukaan rekening hanya bersifat informasional saja.
Financial check up dilakukan dengan cara mengukur rasio-rasio keuangan seseorang, kemudian membandingkan rasio-rasio tersebut dengan suatu rasio standar. Apabila rasio keuangan pribadi orang tersebut sudah sama atau lebih baik dibandingkan dengan rasio standar, maka seseorang dikatakan “Sehat Secara Keuangan” dan siap untuk menjadi investor. Ada 4 rasio yang dipergunakan dalam financial check up antara lain :
1. Rasio Hutang Konsumtif
Diperoleh dari Total Hutang Konsumtif / Total Pendapatan Bulanan
Yang termasuk dalam hutang konsumtif antara lain Hutang / Kredit Tanpa Agunan dan Hutang Kartu Kredit. Standar untuk rasio ini adalah 0%. Rasio ini menjadi rasio yang utama dalam menentukan seseorang sehat atau tidak. Jika seseorang sampai memiliki hutang konsumtif untuk alasan apapun, maka orang tersebut tidak sehat secara keuangan dan tidak layak untuk menjadi investor.
2. Rasio Cicilan
Diperoleh dari Total Cicilan Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan
Yang termasuk total cicilan bulanan antara lain Cicilan KPR, Cicilan Motor, Cicilan Apartemen dan Cicilan lainnya. Total Pendapatan Tetap Bulanan adalah komponen pendapatan bulanan yang sifatnya tetap. Jika penghasilan seseorang terdiri dari Gaji yang Tetap dan Komisi yang variabel, maka hanya Gaji tetap yang dipergunakan. Standar untuk rasio ini adalah < 30%.
Poin dari rasio ini adalah bahwa orang yang memiliki hutang (yang bukan konsumtif) sebetulnya juga boleh menjadi investor investasi dan bisa dikatakan sehat secara keuangan. Batas rasio untuk bisa dikatakan sehat adalah di bawah 30%.
3. Rasio Dana Darurat
Diperoleh dari Total Aset Likuid / Total Biaya Tetap Bulanan
Yang termasuk total aset likuid antara lain dana kas, tabungan, deposito, giro, dan reksa dana pasar uang. Total biaya tetap bulanan terdiri dari seluruh pengeluaran yang sifatnya tetap setiap bulan seperti biaya sewa, iuran air listrik, cicilan-cicilan, biaya makan dan minum, uang sekolah anak dan biaya tetap lainnya yang tidak dapat dihemat lagi. Standar untuk rasio ini adalah 6 kali untuk lajang dan 12 kali untuk pasangan yang telah berkeluarga.
Situasi darurat tidak dapat diprediksi oleh setiap orang. Bayangkan, tiba-tiba anda membutuhkan dana besar karena ada kerabat yang mengalami musibah, pada saat yang sama seluruh uang anda ditempatkan di reksa dana saham. Dan kebetulan bursa saham sedang dalam periode rendah-rendahnya di tahun 2008. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, investor akan terbebas dalam situasi dia harus mencairkan dananya pada saat situasi investasi sedang kurang baik.
4. Rasio Biaya Terhadap Pendapatan
Diperoleh dari Total Biaya Tetap Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan
Standar untuk rasio ini adalah < 1. Rasio menyikapi gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang sehat adalah gaya hidup dimana seluruh pengeluaran yang sifatnya tetap dapat dicover dari pendapatan yang sifatnya tetap pula. Apabila memiliki rasio lebih dari 1, berarti gaya hidup anda terlalu “tinggi” dan perlu dilakukan penyesuaian. Caranya bisa dengan mengubah pendapatan variabel menjadi pendapatan tetap, seperti meminta kenaikan gaji. Atau berusaha berhemat dengan menurunkan pengeluaran yang sifatnya tetap.
Rasio Kesehatan Keuangan Untuk Financial Check Up
Keterangan :
Hutang Konsumtif = Hutang KTA dan Hutang Kartu Kredit
Cicilan Bulanan = Cicilan Kartu Kredit, Kredit Rumah, Kredit Kendaraan
Aset Likuid = Tabungan, Giro, Deposito, Reksa Dana Pasar Uang
Investasi reksa dana bukan merupakan investasi yang memberikan jaminan kepastian hasil. Ada risiko naik turunnya harga yang harus dipahami dan akan dihadapi oleh investor. Pada saat menghadapi ketidakpastian harga, penting sekali bagi investor untuk mengambil keputusan dengan tenang. Jika investor berada dalam kondisi kesehatan keuangan yang tidak baik, maka terdapat kemungkinan investor mengambil keputusan yang salah. Sebagai ilustrasi, misalnya investor dihadapkan pada kondisi harga saham yang sedang turun, pada saat yang sama, dia terpaksa menjual reksa dana tersebut karena kekurangan dana untuk membayar total cicilan kartu kreditnya yang sudah jatuh tempo.
Financial check up perlu dilakukan secara periodik paling tidak 6 bulan sekali. Selain itu, pada saat investor akan mengambil keputusan keuangan yang sifatnya penting seperti mengambil KPR, KTA, pengeluaran dalam jumlah yang besar Liburan jauh, pernikahan, biaya rumah sakit. Financial check up sebaiknya dilakukan sebelum keputusan keuangan tersebut diambil. Jika kebutuhan bersifat urgent sehingga tidak ada pilihan lain, review dilakukan setelah keputusan tersebut di ambil sambil mencari cara untuk memperbaiki kondisi keuangan agar sehat kembali.
Kesiapan investasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh investor sebelum berinvestasi. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, jangan pula terbuai untuk berinvestasi hanya karena iming-iming reksa dana tersebut memberikan return yang tinggi di masa lalu. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang ingin menjadi calon investor reksa dana..
Meminjam pepatah
Berakit-rakit Ke Hulu, Berenang-renang Ke Tepian
Bikin Sehat Keuangan Dulu, Investasi Reksa Dana Kemudian
Kesiapan untuk berinvestasi pada reksa dana tidak ditentukan oleh berapa besar uang yang dimiliki saat ini. Oleh karena itu, memiliki jumlah uang kas di atas saldo minimum investasi tidak menjadi suatu kepastian seseorang pasti siap menjadi investor reksa dana. Untuk menjadi investor reksa dana, seseorang harus “Sehat secara Keuangan”.
Definisi sehat secara keuangan tidak ditentukan dari seberapa banyak jumlah uang dimiliki seseorang. Tapi juga darimana asalnya, apakah dari hutang, pinjaman lain atau memang hasil tabungan? Gaji boleh besar, apakah pengeluaran juga besar pula? Untuk mengetahui apakah seseorang sehat secara finansial dapat dilakukan dengan melakukan Financial Check up.
Financial Check Up berbeda dengan profil risiko ataupun data kondisi keuangan yang anda isi pada saat formulir pembukaan rekening reksa dana. Profil risiko bertujuan untuk menunjukkan jenis reksa dana seperti apa yang cocok untuk anda, sementara data yang terdapat pada formulir pembukaan rekening hanya bersifat informasional saja.
Financial check up dilakukan dengan cara mengukur rasio-rasio keuangan seseorang, kemudian membandingkan rasio-rasio tersebut dengan suatu rasio standar. Apabila rasio keuangan pribadi orang tersebut sudah sama atau lebih baik dibandingkan dengan rasio standar, maka seseorang dikatakan “Sehat Secara Keuangan” dan siap untuk menjadi investor. Ada 4 rasio yang dipergunakan dalam financial check up antara lain :
1. Rasio Hutang Konsumtif
Diperoleh dari Total Hutang Konsumtif / Total Pendapatan Bulanan
Yang termasuk dalam hutang konsumtif antara lain Hutang / Kredit Tanpa Agunan dan Hutang Kartu Kredit. Standar untuk rasio ini adalah 0%. Rasio ini menjadi rasio yang utama dalam menentukan seseorang sehat atau tidak. Jika seseorang sampai memiliki hutang konsumtif untuk alasan apapun, maka orang tersebut tidak sehat secara keuangan dan tidak layak untuk menjadi investor.
2. Rasio Cicilan
Diperoleh dari Total Cicilan Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan
Yang termasuk total cicilan bulanan antara lain Cicilan KPR, Cicilan Motor, Cicilan Apartemen dan Cicilan lainnya. Total Pendapatan Tetap Bulanan adalah komponen pendapatan bulanan yang sifatnya tetap. Jika penghasilan seseorang terdiri dari Gaji yang Tetap dan Komisi yang variabel, maka hanya Gaji tetap yang dipergunakan. Standar untuk rasio ini adalah < 30%.
Poin dari rasio ini adalah bahwa orang yang memiliki hutang (yang bukan konsumtif) sebetulnya juga boleh menjadi investor investasi dan bisa dikatakan sehat secara keuangan. Batas rasio untuk bisa dikatakan sehat adalah di bawah 30%.
3. Rasio Dana Darurat
Diperoleh dari Total Aset Likuid / Total Biaya Tetap Bulanan
Yang termasuk total aset likuid antara lain dana kas, tabungan, deposito, giro, dan reksa dana pasar uang. Total biaya tetap bulanan terdiri dari seluruh pengeluaran yang sifatnya tetap setiap bulan seperti biaya sewa, iuran air listrik, cicilan-cicilan, biaya makan dan minum, uang sekolah anak dan biaya tetap lainnya yang tidak dapat dihemat lagi. Standar untuk rasio ini adalah 6 kali untuk lajang dan 12 kali untuk pasangan yang telah berkeluarga.
Situasi darurat tidak dapat diprediksi oleh setiap orang. Bayangkan, tiba-tiba anda membutuhkan dana besar karena ada kerabat yang mengalami musibah, pada saat yang sama seluruh uang anda ditempatkan di reksa dana saham. Dan kebetulan bursa saham sedang dalam periode rendah-rendahnya di tahun 2008. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, investor akan terbebas dalam situasi dia harus mencairkan dananya pada saat situasi investasi sedang kurang baik.
4. Rasio Biaya Terhadap Pendapatan
Diperoleh dari Total Biaya Tetap Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan
Standar untuk rasio ini adalah < 1. Rasio menyikapi gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang sehat adalah gaya hidup dimana seluruh pengeluaran yang sifatnya tetap dapat dicover dari pendapatan yang sifatnya tetap pula. Apabila memiliki rasio lebih dari 1, berarti gaya hidup anda terlalu “tinggi” dan perlu dilakukan penyesuaian. Caranya bisa dengan mengubah pendapatan variabel menjadi pendapatan tetap, seperti meminta kenaikan gaji. Atau berusaha berhemat dengan menurunkan pengeluaran yang sifatnya tetap.
Rasio Kesehatan Keuangan Untuk Financial Check Up
Keterangan :
Hutang Konsumtif = Hutang KTA dan Hutang Kartu Kredit
Cicilan Bulanan = Cicilan Kartu Kredit, Kredit Rumah, Kredit Kendaraan
Aset Likuid = Tabungan, Giro, Deposito, Reksa Dana Pasar Uang
Investasi reksa dana bukan merupakan investasi yang memberikan jaminan kepastian hasil. Ada risiko naik turunnya harga yang harus dipahami dan akan dihadapi oleh investor. Pada saat menghadapi ketidakpastian harga, penting sekali bagi investor untuk mengambil keputusan dengan tenang. Jika investor berada dalam kondisi kesehatan keuangan yang tidak baik, maka terdapat kemungkinan investor mengambil keputusan yang salah. Sebagai ilustrasi, misalnya investor dihadapkan pada kondisi harga saham yang sedang turun, pada saat yang sama, dia terpaksa menjual reksa dana tersebut karena kekurangan dana untuk membayar total cicilan kartu kreditnya yang sudah jatuh tempo.
Financial check up perlu dilakukan secara periodik paling tidak 6 bulan sekali. Selain itu, pada saat investor akan mengambil keputusan keuangan yang sifatnya penting seperti mengambil KPR, KTA, pengeluaran dalam jumlah yang besar Liburan jauh, pernikahan, biaya rumah sakit. Financial check up sebaiknya dilakukan sebelum keputusan keuangan tersebut diambil. Jika kebutuhan bersifat urgent sehingga tidak ada pilihan lain, review dilakukan setelah keputusan tersebut di ambil sambil mencari cara untuk memperbaiki kondisi keuangan agar sehat kembali.
Kesiapan investasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh investor sebelum berinvestasi. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, jangan pula terbuai untuk berinvestasi hanya karena iming-iming reksa dana tersebut memberikan return yang tinggi di masa lalu. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang ingin menjadi calon investor reksa dana..
Meminjam pepatah
Berakit-rakit Ke Hulu, Berenang-renang Ke Tepian
Bikin Sehat Keuangan Dulu, Investasi Reksa Dana Kemudian
Langganan:
Postingan (Atom)